Home / Romansa / Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam / Bab 236. Marisa, Saatnya Kau Menangis Darah

Share

Bab 236. Marisa, Saatnya Kau Menangis Darah

Author: Te Anastasia
last update Last Updated: 2025-06-26 20:33:30

"A-apa maksudmu, Pa? Ka-kau tidak bermaksud menceraikan aku, kan, Pa?"

Dengan suara gemetar, Marisa mengangkat wajahnya dan menatap raut marah Charles di hadapannya.

Desir menakutkan membuat Marisa mengeraskan suara tangisannya saat Charles menatapnya benci.

"Kenapa? Kau takut?" Charles menipiskan bibirnya marah. "Berapa kali aku peringatkan padamu untuk belajar menerima Giselle! Anak kita, Gerald sangat mencintai Giselle dibandingkan segalanya, Marisa! Giselle adalah dunia untuk Gerald!"

"A-aku tahu, Pa. Aku tahu, tapi aku tidak rela kalau anakku berpasangan dengan wanita yang tidak setara! Papa lihat saudara-saudara Papa, pasangan mereka semua setara, Pa! Erika, Bella, mereka anak orang terpandang, sedangkan Giselle hanya anak orang melarat yang menyedihkan! Aku tidak akan pernah mau melihat anakku bersanding dengannya sekalipun Giselle harus mati—akhh!"

Plak!

Wanita itu tersungkur di sofa sambil memegangi pipinya. Kedua mata Charles berapi-api menatap istrinya yang kini menan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
nine_ft
Nah lhoo... rasain Marisa kembali jadi orang miskin setelah diceraikan wkwk
goodnovel comment avatar
Rani putri
blum puas thor kalu belum liat nenek lmpir bener2 di tendang jd gelandangan
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 237. Haruskah Percaya Lagi?

    Setelah hari menjelang malam, Gerald diizinkan masuk ke dalam kamar rawat inap Giselle oleh dokter karena Giselle baru saja bangun beberapa menit yang lalu sebelum kembali tidur. Gerald duduk di sampingnya, laki-laki itu menatap lengan putih Giselle yang memerah, bahkan pipi dan lehernya juga memerah karena efek alergi hingga membuat suhu tubuhnya naik."Sayang," lirih Gerald berucap pelan. Laki-laki itu mengusap kening Giselle dan mengecupnya. "Apa kau benar-benar tertidur, hm?" bisik Gerald lirih. Perlahan, kedua mata Giselle terbuka. Wanita itu mengerjap kedua matanya pelan dan mengernyit. "Ke-kepalaku sakit sekali, tubuhku panas sekali rasanya," lirihnya. "Iya. Alerginya belum sembuh betul, Sayang. Nanti kalau sudah sembuh tidak akan panas lagi," jawab Gerald menggenggam tangan Giselle. Melihat ekspresi Giselle yang lemah, Gerald merasa sangat takut. Ia merasa Dejavu saat dulu Giselle mengalami sakit yang sama, saat wanita ini masih menjadi kekasihnya. Giselle sampai berka

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 236. Marisa, Saatnya Kau Menangis Darah

    "A-apa maksudmu, Pa? Ka-kau tidak bermaksud menceraikan aku, kan, Pa?" Dengan suara gemetar, Marisa mengangkat wajahnya dan menatap raut marah Charles di hadapannya. Desir menakutkan membuat Marisa mengeraskan suara tangisannya saat Charles menatapnya benci. "Kenapa? Kau takut?" Charles menipiskan bibirnya marah. "Berapa kali aku peringatkan padamu untuk belajar menerima Giselle! Anak kita, Gerald sangat mencintai Giselle dibandingkan segalanya, Marisa! Giselle adalah dunia untuk Gerald!" "A-aku tahu, Pa. Aku tahu, tapi aku tidak rela kalau anakku berpasangan dengan wanita yang tidak setara! Papa lihat saudara-saudara Papa, pasangan mereka semua setara, Pa! Erika, Bella, mereka anak orang terpandang, sedangkan Giselle hanya anak orang melarat yang menyedihkan! Aku tidak akan pernah mau melihat anakku bersanding dengannya sekalipun Giselle harus mati—akhh!" Plak! Wanita itu tersungkur di sofa sambil memegangi pipinya. Kedua mata Charles berapi-api menatap istrinya yang kini menan

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 235. Hukuman Menantimu, Marisa

    Mobil hitam Gerald sampai di kediaman kedua orang tuanya. Di sana masih ada keluarga besar Papanya yang tampak terkejut saat melihat Gerald masuk ke dalam rumah dengan ekspresi yang begitu tegang. "Gerald, bagaimana dengan Giselle?" tanya Charles mendekati putranya. "Gerald..." Bibi Louis menatapnya cemas. Alih-alih menjawab, Gerald justru berjalan ke belakang di dapur. Ia ditatap oleh semua orang di sana. Semua pelayan juga tercengang saat Tuannya berada di dapur. "Minggir!" sentak Gerald pada salah satu pelayan. Gerald meraih mangkok besar berisi bola-bola daging yang masih tersisa. Gerald menatap Mamanya yang kini diam dengan jemari saling meremas. Rahang Gerald mengeras menatap Mamanya. Ia mendekati Marisa dengan tatapan yang mengerikan. "Jawab dengan jujur, makanan ini bukan seafood kan, Ma?" tanya Gerald menatap sang Mama. Semua orang menatap ke arah Marisa juga. "I-itu—""Coba, biar Bibi coba, Rald," ujar Bibi Mika.Wanita cantik berkulit putih itu mencobanya sedikit.

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 234. Gara-gara Makanan Pemberian Marisa

    Sepanjang perjalanan, Giselle terasa kesulitan bernapas, hal itu membuat Gerald panik dan kebingungan bukan main. Ia mendekap Giselle dan berulang kali berteriak pada Sergio untuk melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh. "Cepat, Sergio!" teriak Gerald melotot. "Di depan ada truk yang sedang belok, Tuan!" "Klakson! Cepat...!" Gerald menutup kedua telinga Giselle saat Sergio mengklakson mobil-mobil di depan. Gerald menatap wajah pucat istrinya. "Sayang, bersabarlah. Kita sebentar lagi akan sampai," ujarnya panik. "Tu-tubuhku sangat panas, Gerald. Da-dadaku..." "Ssttt ... jangan bicara lagi," bisik Gerald. Laki-laki itu menyembunyikan wajah Giselle dalam ceruk lehernya. Gerald menatap jemari tangan Giselle yang mencengkeram erat perutnya. "Akhh...." Giselle lagi-lagi mengerang sakit. Gerald menatap ke arah jalanan lagi. "Cepat, Sergio!" Mobil hitam itu berhasil melewati kerumunan. Lajunya pun meningkat hingga kecepatan penuh membelah jalanan ibu kota. Tak lama

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 233. Tidak Ada yang Menyukai Sikap Marisa

    Setelah acara makan siang, Gerald dan saudara-saudara Papanya juga sepupunya tetap berada di rumah kaca. Sedangkan Giselle menemani Mama mertuanya berjalan-jalan di sekitar taman rumah menuju kediaman utama. Giselle merasa tubuhnya tidak nyaman, selain perutnya yang terasa sakit, kulit tubuhnya juga sangat gatal dan rasanya ia ingin muntah. Wajahnya menjadi sedikit pucat. "Giselle, kau baik-baik saja?" tanya Bella mendekatinya. "O-oh iya, aku tidak apa-apa," jawab Giselle tersenyum. "Benarkah, Nak?" Bibi Mika mendekatinya. Marisa mendengus kesal. "Giselle memang seperti itu, Kak Mika. Jangan kaget dengannya, dia memang anak yang pendiam."Kedua wanita tua lainnya itu ikut tersenyum mendengar apa yang Marisa katakan. Mereka kini berada di taman, berdiri melihat bunga-bunga Hydrangea di taman rumah Marisa yang bermekaran. Warna ungu, merah muda, dan juga biru menghiasi luar taman rumah itu. "Saat Erika hamil si kembar waktu itu, aku sangat khawatir dengannya, Marisa. Aku selalu

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 232. Sikap Seorang Mertua pada Menantunya

    Hampir semua Keluarga Gilbert kini berkumpul di kediaman Charles pagi ini. Seperti biasa, setiap tahun mereka selalu mengadakan acara berkumpul bersama. Gerald dan Giselle pun turut dari di sana. Kedatangan mereka disambut dengan baik, termasuk oleh kedua Paman dan Bibinya, juga ada empat sepupu Gerald. Mereka melakukan makan siang bersama di dalam sebuah rumah kaca di taman samping kediaman Charles Gilbert, suasana menjadi sangat hangat dan menyenangkan saat Keluarga Gilbert yang jauh-jauh datang dari Berlington. "Ya ampun, jadi kalian rujuk kembali? Aku sangat ketinggalan kabar ini," ujar Rifan, dia adalah Paman Gerald—Kakak pertama Charles. Gerald mengangguk. "Itu sudah beberapa bulan yang lalu, Paman," jawab Gerald. "Kalau jodoh itu memang tidak akan ke mana," sahut Vincent—laki-laki berambut panjang pirang itu tersenyum, dia adalah Kakak kedua dari Charles. "Sejak dulu juga Gerald dan Giselle itu sangat serasi," imbuh Louis, wanita cantik bertubuh kecil dan tinggi itu adala

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status