Share

Bab 92. Kenapa Dia Di Sini?

Penulis: Nychinta
last update Terakhir Diperbarui: 2025-11-18 19:08:49

Dari raut kekhawatiran ketiga wanita itu, hanya Leo yang memasang wajah datarnya.

“Leo, apa kau tidak takut? Bisa saja nanti dia akan mengadu.” Arni berkata dengan nada sedikit gelisah.

“Kalau dia mengadu lantas mau apa? Kenapa harus takut dengan anak baru? Kalau pun dia mau dengar, dia mau melakukan apa? Berani dia dengan kita?!” Setelah mengatakan hal itu, Leo berlalu dengan santai melewati ketiganya.

Sementara itu, Vanya kembali ke mejanya, ucapan mereka memang sedikit mengejutkan sekaligus benar-benar menyadarkannya.

***

Seperti yang telah direncanakan, acara makan malam berlangsung di restoran Lumière House, sebuah tempat makan bergengsi di pusat kawasan hiburan Cavendra. Leo, Arni, dan Vanya duduk di meja terpisah dalam ruang private itu, mengawasi bos mereka masing-masing kalau-kalau dipanggil sewaktu-waktu.

Namun berbeda dari kedua rekannya, Vanya justru menyimak percakapan para atasan dengan seksama. Dari sini, sedikit banyak ia mulai memahami alur riset hingga proses produk
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Nona, Tuan Hanya Ingin Menikah Denganmu!   Bab 160. Yang Barusan Kau Menyukainya?

    Suasana di dalam mobil sempat terasa dingin. Kevin menatap lurus ke depan, lalu salah satu sudut bibirnya terangkat samar.“Baiklah,” ucapnya singkat, dengan nada yang terdengar puas.Ia langsung menghubungi Nico.Sementara itu, pikiran Vanya berputar tanpa henti. Ia masih sulit mencerna kenyataan bahwa Hani bisa sejauh itu. Ada dendam apa sebenarnya sampai wanita itu tega mencampur makanannya dengan obat pencahar. Laporan yang Kevin perlihatkan tadi tertulis rapi, lengkap dengan bukti, bahkan membuat pihak maskapai mengambil tindakan cepat tanpa ragu.Awalnya, Vanya tidak terlalu memikirkan kejadian itu. Namun sekarang, rasa tidak nyaman itu berubah menjadi kekhawatiran. Jika hari ini hanya obat pencahar, siapa yang bisa menjamin besok bukan sesuatu yang lebih berbahaya. Misalnya saja dia bisa mencampurnya dengan racun, kan?Tidak ingin berpikir jauh lagi, Vanya kembali menoleh ke arah Kevin yang sedang dalam panggilan teleponnya.“Urus semuanya dengan baik,” ucap Kevin, setelah itu i

  • Nona, Tuan Hanya Ingin Menikah Denganmu!   Bab 159. Buatlah Dia Paham

    Vanya benar-benar kehilangan kata-kata.Nama Wellington itu bergema di kepalanya, membawa serta beban yang tidak ringan. Ia mengenal keluarga itu, bahkan terlalu baik. Salah satu keluarga besar di Cavendra. Terlebih lagi, putra tertua keluarga itu adalah tunangan Vira, kakak tiri Vanya.“Pria yang bersama Hani itu .…” suara Vanya terdengar pelan, hampir seperti bergumam. “Dia dari Keluarga Wellington?”Kevin mengangguk.“Lebih tepatnya,” lanjut Kevin tenang, “dia putra bungsu keluarga Wellington. Dia putra yang manja dan selalu mencari perlindungan dari tetua keluarga itu.”Vanya menelan ludah. “Kau tahu tentang hal ini?”“Aku pernah melihatnya sekali,” jawab Kevin. “Di acara amal keluarga itu dua bulan lalu. Tapi aku ragu dia akan mengenaliku.”“Kau melihatnya sekali, tapi langsung bisa menilainya?” Vanya mengernyitkan keningnya.“Tentu saja, karena saat itu ada kejadian yang terlihat jelas di depan mataku.” Kevin menjawab santai.Vanya mengangguk kecil, dia paham Kevin tidak asal la

  • Nona, Tuan Hanya Ingin Menikah Denganmu!   Bab 158. Pelajaran Berat Lebih Seru

    Vanya tidak langsung menjawab.Ia berdiri di tempatnya, menatap Hani beberapa detik lebih lama dari yang diperlukan. Tatapan itu bukan tatapan marah, bukan pula tatapan tersinggung. Justru sebaliknya, tenang, datar, dan entah kenapa membuat udara di sekitar mereka terasa lebih berat.Lalu Vanya tersenyum.Senyum kecil, rapi, tanpa emosi berlebihan.“Tidak apa-apa,” ucapnya pelan. “Setiap orang punya caranya sendiri untuk merasa bahagia.”Ia melirik taman bunga di balik pagar itu sebentar, seolah hanya memastikan sesuatu, lalu kembali menatap Hani. “Dan aku tidak merasa perlu membandingkan.”Kalimat itu meluncur ringan, namun justru karena itulah, kata-kata itu terasa lebih menusuk. Tidak ada pembelaan, tidak ada penyangkalan, tidak ada usaha menjelaskan apa pun.Hani terdiam sejenak. Ekspresi puas di wajahnya barusan meredup sedikit, digantikan kerutan tipis di antara alisnya. Ia jelas mengharapkan reaksi lain, entah itu wajah terluka, suara bergetar, atau setidaknya bantahan yang me

  • Nona, Tuan Hanya Ingin Menikah Denganmu!   Bab 157. Suamimu Tidak Mampu, Ya?

    Tentu saja ucapan Kevin membuat Vanya terkejut.Ia tidak pernah membayangkan Kevin akan bereaksi sejauh itu hanya karena satu tempat wisata. Tatapan Vanya refleks beralih ke wajah Kevin, mencari tanda bahwa pria itu sedang bercanda. Namun sorot mata Kevin tetap tenang, terlalu serius untuk dianggap main-main.Bukan hanya Vanya yang terkejut.Petugas di pintu masuk taman bunga itu tampak terpaku, alisnya terangkat tinggi, sementara Risa bahkan sampai menahan napas. Jelas tidak ada satu pun dari mereka yang mengira Kevin akan langsung mengucapkan kalimat seperti itu tanpa ragu.“Aku akan membayar tiga kali lipat dari biaya penyewaan hari ini,” ulang Kevin dengan nada datar, seolah sedang menawar kopi, bukan satu taman bunga yang sudah dipesan seharian penuh.“Kevin,” Vanya menahan lengannya pelan, suaranya diturunkan. “Kau jangan berlebihan.”Ia tidak ingin Kevin menghamburkan uang hanya demi menuruti kekecewaannya. Baginya, ini memang mengecewakan, tapi bukan sesuatu yang tidak bisa dit

  • Nona, Tuan Hanya Ingin Menikah Denganmu!   Bab 156. Aku Bayar Tiga Kali Lipat

    Saat Vanya keluar dari kamar mandi, langkahnya terhenti begitu saja.Pintu balkon kamar terbuka lebar, tirai tipis melambai pelan diterpa angin laut. Udara asin dari laut bercampur dengan aroma sabun yang masih melekat di tubuh Vanya.Di sana, Kevin duduk santai di kursi dekat balkon. Kemeja putihnya hanya dikancingkan separuh, lengan digulung sampai siku dan rambutnya sedikit berantakan karena ditiup angin. Tatapan Kevin tertuju ke luar, terlihat cukup tenang.Entah kenapa, pemandangan itu membuat dada Vanya terasa aneh.Matanya mengamati garis rahang Kevin yang tegas, sorot matanya yang tenang, juga cara pria itu terlihat begitu menyatu dengan cahaya siang. Vanya bahkan tidak sadar kalau bibirnya melengkung kecil, senyum yang muncul tanpa ia perintahkan.Suaminya terlihat sangat tampan.Kevin akhirnya menoleh. Tatapan mereka bertemu tepat ketika Vanya masih terlalu sibuk menikmati pemandangan itu.“Selesai mandi?” tanya Kevin santai, lalu alisnya terangkat sedikit. “Atau … sudah pua

  • Nona, Tuan Hanya Ingin Menikah Denganmu!   Bab 155. Pewaris Itu Adalah ....

    Di tempat lain.Siang ini, langkah Hani terasa jauh lebih ringan, dia masih duduk santai di dalam kamarnya, mencoba menikmati alam Solmora yang cukup indah jika dipandang dari tempat ini.Sejak awal penerbangan hingga pesawat mendarat di Solmora, suasana hatinya sangat kusut ditambah lagi permasalahan dengan Vanya saat tiba di bandara, tetapi semuanya berubah membaik saat dia sudah memastikan satu hal penting kemarin.Bayangannya kembali ke hari di mana dia mengetahui hal yang membuatnya sangat bahagia.“Jadi … katakan padaku, siapa yang pewaris The K yang kalian bilang itu?” tanya Hani dengan sangat penasaran.Bukan tanpa alasan dia menjadi sangat penasaran, tetapi ciri-ciri yang mereka bicarakan itu, entah kenapa mirip dengan pasangan Vanya.Awalnya juniornya ini tidak mau bicara, tapi … karena tatapan Hani sangat menekan membuatnya berbicara. “Dia adalah … Tuan Kendrick yang duduk di bangku tengah.”Mendengar hal itu tentu saja Hani sedikit lega. Setidaknya bukan pria yang duduk di

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status