Share

10. Belum Siap

Sean masih terjaga di atas ranjangnya, matanya menerawang kembali mengingat ajakan Jihan yang ditawarkan padanya tadi.

Pengecut? Iya, Sean memang pengecut. Ia belum berani datang ke makam Ara. Penolakan yang secara spontan Sean ucapkan, bukan tanpa alasan.

Hati Sean belum siap berhadapan dengan nisan bertuliskan nama Ara disana. Ia takut, takut tidak mampu berdiri lagi saat melihat itu.

Sean menghembuskan napasnya sesekali saat matanya mulai berkaca-kaca. Meraih ponselnya lalu melihat wallpaper yang tidak pernah ia ganti sejak bertemu dengan Ara, foto gadis itu dengan senyuman lebarnya.

Sesekali jemari Sean bergerak mengelus potret itu. Masih tidak percaya karena rasanya terlalu cepat.

Hidup hanya berputar pada dua hal.

Meninggalkan atau ditinggalkan.

Hidup yang dijalani Sean seolah terjun bebas kembali ke titik nol setelah Ara tidak ada. Semangat Sean ikut menghilang, separuh jiwanya ikut terkubur bersama jasad Ara.

Sean memejamkan matanya dengan ponsel yang diletakan diatas dadanya.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status