Sebenarnya Erina juga masih begitu penasaran siapa gadis itu yang beraninya mencium Arthur di depan matanya. Uhh… kalau mengingat waktu itu rasanya ia ingin sekali menjambak gadis itu. Hahh…
''Hahhh … '' Arthur menghela nafasnya pelan, pandangannya beralih menatap pantai di depannya. Dengan nada lembut dan tenang, Arthur mulai menceritakan kisahnya.
Erina, gadis ini masih setia mendengarkan semuanya dan masih setia memandangi wajah tampan Pria di sampingnya ini tanpa berkedip sama sekali.
Melihat side profile Arthur yang terpahat sempurna.
Daebak!!!
''Ia ternyata sangat tampan sekali, siluet side profilenya benar-benar sempurna. Akhh, Aku kemana saja selama ini? Baka!'' Erina menggigit bibirnya saat ia memandangi Pria di sampingnya ini. Begitu mengagumi pahatan sempurna makhluk ciptaanNya. Tanpa sadar ia pun tersenyum malu.
# Wester Ross, Pukul 11 siang (UTC) Mereka berdua berkemas dan bersiap untuk check out. Arthur selalu memperhatikan gadisnya. Ia seakan tidak pernah bisa melepaskan tatapannya pada gadis manis di hadapannya ini. Ia selalu merasa terhipnotis dengan semua yang ada pada diri gadis ini. Entah apa yang terjadi, yang jelas ia selalu mencintai gadisnya ini. Apapun yang akan terjadi. ''Arthur-na? Kajja,'' Ajak Erina pada Arthur, namun Arthur malah terdiam saja. Arthur heran karena Erina tidak memanggilnya dengan embel-embel ''Oppa'' lagi. Hemm, anehh. ''Ah, kajja. Sudah semuakah? Tidak ada yang ketinggalan?'' Tanya Arthur sambil memperhatikan tas ransel yang sudah ditenteng oleh Erina. ''Tidak. Sudah semua, kajja!'' Ajak Erina bersemangat dan berlalu begitu saja.
# Sekitar 51 menit berlalu, sampailah mereka di tempat tujuan menakjubkan lainnya, Achmelvich Bay, Lairg, Britania Raya ke Inverness, Britania Raya ''Okeh, akhirnya sampai juga. Woahh lihatlah pemandangan di depan kita. Daebak!!! Seperti di Pulau Jeju bukan, Erina?'' Arthur menatap kagum pemandangan di depannya. Ia terkesima dengan putihnya pasir pantai ini. '' … '' Erina hanya bisa terdiam tidak sanggup berkata-kata lagi. Ia benar-benar tidak menyangka bahwa ia akan berada di tempat ini bersama Pria ini. Sesuatu yang tidak pernah Erina impikan dan tidak pernah berani ia wujudkan. Tapi nyatanya Pria tampan inilah yang mewujudkannya. Dan ia hanya bisa terdiam. Namun saat ia masih bergelut dengan fikirannya sendiri, ia dikejutkan oleh sentuhan ringan seseorang di pundaknya. ''Hahh, Oppa! Ngagetin saja! He… he … waeyo?'' Erina masih dengan ekspresi terkejutnya plus muka polosnya yang semakin membuat Arthur gemas.
Mereka berlarian bersama untuk mencapai bibir pantai duluan. ''Stoopp! Kau curang, Oppa! Huuuu … hahhh, nafaskuu … hahhh … '' Erina memprotes apa yang telah dilakukan oleh Arthur. Arthur benar-benar jahil sekali terhadap Erina. Arthur juga heran sendiri kenapa bisa ia jahil terhadap seseorang terlebih seorang gadis. Hal yang sangat mustahil ia lakukan sampai ia dewasa seperti ini. Cinta telah membuka segalanya! ''Wkahkahka … kenapa, Erina? Capek? Masa begitu saja capek, payah … ayok … '' Arthur lagi-lagi mengolok-olok Erina dengan bangganya dan ia tidak memperhatikan perubahan ekspresi jahil Erina yang sudah berdiri di belakangnya. Erina tersenyum jahil. ''Oppa, lihat sini!'' Ucap Erina tenang sambil menahan tawanya. ''Ada apa, sih, Erina? Ayok, kita ke sana saj … yakhh …'' Arthur terkejut bukan main saat di hadapannya terdapat hewan berbulu cantik. Entah karena syok atau apa, tiba-tiba keseimbangannya goyah, da
Hal itu pun disadari oleh Pemilik kedai dan mendekat ke arah Arthur serta mengatakan sesuatu yang membuat Arthur gugup. ''Anak muda, buatlah istrimu ini selalu bahagia kapanpun dimanapun, meski Kau harus tertatih sendiri, buatlah dia selalu tersenyum untukmu setiap waktu. Jangan sampai Kau membuat senyumnya hilang, Kau pasti akan gila saat senyum yang menjadi sumber semangatmu hilang! Aku sarankan kalian lebih seringlah menghabiskan waktu berdua! Di sini banyak sekali tempat yang keren. Kalian darimana, Nak?'' Ucap Paman pemilik kedai panjang lebar memberi petuah kepada Arthur. ''Ah, terima kasih banyak, Paman. Akan Saya lakukan semuanya. Memang dialah kunci hidupku saat ini dan seterusnya. Aku benar-benar sangat mencintai dan mengasihinya lebih dari apapun. Nama Saya Arthur Eryk Shaquile, Saya datang dari Seoul, Korea Selatan,'' Terang Arthur pada pemilik kedai itu. ''Wahh, Korea Selatan? Itu di Benua Asia, ya? Wahh, pantas air muka kalian seperti agak berbe
Dan itu cukup membuat Paman Bowie terkesima dan mengerti kenapa Pria tampan di sampingnya selalu memperhatikan wanita sempurna di hadapannya ini.''Akh, baik, Paman Bowie. Saya Erina Eshal Mislav, panggil Erina saja. Terima kasih banyak, sepertinya enak ini masakan semuanya,'' Erina menunduk hormat pada Paman itu dan tersenyum hangat.''Baiklah, silakan dinikmati, ya! Permisi,'' Paman Bowie berlalu meninggalkan mereka berdua.''Baik. Terima kasih, Paman Bowie!'' Ucap mereka berdua kompak.Sepeninggal Paman Bowie, mereka berdua melanjutkan kegiatan mereka. Menikmati hidangan lezat dengan pemandangan menakjubkan di hadapan mereka.Air laut yang berwarna biru aqua dan turquoise yang semakin menambah pesona cantik pemandangan ini.Mereka berdua bercerita di bawah Payung besar yang menaungi mereka berdua dari panasnya terik matahari di siang hari.
Erina, gadis manis itu hanya menatapi Arthur dengan seksama dan khawatir. Ia mengkhawatirkan kalau Pria ini marah. Ia masih setia memandangi wajah sempurna Pria di sampingnya ini. Side profilenya benar-benar menawan. Ia merasa sangat bersyukur bisa dicintai dan dikasihi oleh Pria sempurna seperti Arthur. Erina tiba-tiba tersenyum sendiri bahkan saking asyiknya ia tersenyum tidak memperhatikan bahwa saat ini objek di depannya sedang memperhatikannya dengan seksama. Arthur, objek dari Erina menjulurkan tangan kekarnya pada wajah Erina dan secepat itu pula ia mencium Erina dengan lembut. ''Akh, Opp … '' Erina terkejut karena Arthur tiba-tiba menciumnya. Ia tidak siap jika nantinya Arthur melakukan hal lebih di sini. GILA! ''Kau melamun ternyata, hm!'' Ucap Arthur di sela-sela ciumannya. ''Ahh, tidak Opp … '' Belum selesai Erina mengucapkan kata-katanya, bibirnya lebih dulu dikunci kembali oleh bibir sexy Arthur.
# At Mobil, Pukul 15.00 (UTC) Jarak dari Achmelvich, Lairg, Britania Raya ke Inverness, Britania Raya 95,9 mil ( 2 jam 13 menit) Terlihat dua sejoli sedang sibuk dengan aktivitasnya masing-masing di dalam mobil. Sang gadis masih sibuk dengan handphonenya sedangkan sang Pria masih sibuk menyetir. Mereka berdua tidak mengatakan apapun dari saat mereka memasuki mobil sampai setengah perjalanan. Hingga sampai suara berat Pria memecah keheningan. ''Erina, Kau sudah siap?'' Pertanyaan yang sungguh berhasil membuat Erina tertegun hingga ia mengalihkan pandangan dari handphonenya ke Pria tampan di samping kanannya. ''Ehmm … maksud Oppa bagaimana, Ya?'' Ulang Erina tidak yakin dengan pertanyaan itu dan hanya membuat Arthur melirik tajam gadisnya. ''Ya, Kamu setelah ini bagaimana menyikapi semuanya, Erina? Setelah sampai di Hotel nantinya, Kau akan bersikap bagaimana terhadap mereka, terutama pada Zhafar dan mantanmu itu??'' Tany
Arthur yang mendengar para wanita itu sedang membicarakannya hanya menatapi mereka semua dengan tatapan tajamnya. Arthur bergeming sama sekali. Ia hanya sesekali menolehkan kepalanya ke belakang, memandang Erina dengan diamnya. Ia lalu membuang begitu saja rokok yang masih tersisa seperempat di aspal dan menginjaknya. Saat Pria itu menginjak rokoknya, Erina melihat bahwa Pria itu melirik dirinya dengan pandangan yang sulit diartikan. DEG!!! ''Hahh! Astaga! Dia kenapa? Ya Tuhan, tatapannya benar-benar menakutkan! Tatapan mata itu baru kali ini Aku melihatnya. Aku takut,'' Erina tertegun saat pandangan matanya beradu dengan lirikan tajam Arthur. Erina memberanikan diri untuk mendekati Arthur. Ia keluar dari mobil dan duduk bersandar di samping Arthur namun Arthur tetap bergeming, tidak melirik sama sekali. Hal ini menandakan bahwa Arthur benar-benar di level depresi dan emosi. Arthu