Cuplikan: Tangan Angel gemetar, mencoba meraih meja, apa pun, untuk menahan tubuhnya. Namun matanya sudah buram. Pandangannya menggelap, dan cairan hangat tiba-tiba mengalir di sela pahanya.🥀🥀🥀Mata Angel membidik sebuah pigura besar. Berisi sebuah foto pernikahan Eryon dan Fiora yang kini terpampang nyata di ruang utama rumah itu. Ada sebuah kursi di depan pigura tersebut, seolah menggambarkan diri Eryon tengah duduk sambil memandangi foto besar pernikahannya. Hati Angel terenyak. Kejutan macam apa ini? Dan sejak kapan foto pernikahan mereka berukuran sebesar itu? Bahkan dipajang tepat di tengah-tengah ruangan yang langsung mengarah pada pintu.Mata Angel bergetar, kedua telapak tangannya mengepal. Sebisa mungkin ia berusaha untuk tidak terpengaruh. Namun, ... saat menoleh ke arah lain, Angel menemukan beberapa lukisan gambar diri. Entah siapa yang melukisnya, tapi gambar di dalam lukisan tersebut menunjukkan sepasang kekasih yang mirip sekali dengan Eryon dan Fiora. Mereka dig
"Akhirnya, wanita angkuh itu akan lenyap. Aku ... ah, aku harus segera menemui Tuan Eryon untuk merayakan kemenangan ini. Tapi, yah, aku harus bersandiwara sedih dulu, meski aku yakin Tuan Eryon akan merasa senang, karena dia sendiri pasti sudah muak dengan tingkah laku Fiora!" -Angel, si Gundik. 🥀🥀🥀PRANGGG!!!Vas bunga cantik di atas meja ruang tamu di rumah James, baru saja melayang, membentur lantai marmer hingga pecah berantakan. Emosi yang sudah sampai di ubun-ubun, telah menggerogoti sisa kesabaran Darwin Alvarez yang tak segan untuk melakukan tindakan kasar tersebut.Sementara James yang hari ini tidak ke kantor, lantaran cemas dengan segala tudingan para dewan direksi Bhaskara Corp, sampai terkejut dengan tindakan besan pertamanya tersebut. Pun dengan Ratna yang turut ada di sana, termasuk Angel yang mengintip dari ruangan dapur."Katakan di mana kau membawa putriku pergi, James!" Ucap Darwin sambil menatap tajam ke arah James.James tidak langsung menjawab. Otaknya sedan
"Silakan tampar saya, Tuan! Bahkan jika nyawa saya harus jadi tebusannya, saya rela. Saya gagal melindungi Nyonya Fiora. Ma-maafkan saya," ucap Dany sambil bersimpuh di hadapan Darwin, di dalam ruang utama rumah dari ayah kandung Fiora tersebut.Bohong jika Darwin mengatakan jika dirinya tidak marah. Emosinya malah sudah sampai di ubun-ubun, siap meledak, bahkan mengamuk. Namun melihat Dany yang tampak berantakan, dan bagaimana kusutnya ajudan dari putrinya itu, membuat Darwin perlahan menarik napas dalam-dalam.Melakukan tindakan kasar, tidak akan menjadi solusi sama sekali. Apalagi Dany sudah mencari ke sana-kemari selama semalam suntuk, sampai siang hari ini. Di sisi lain pun, Darwin tahu jika Fiora sendiri yang menjadikan dirinya sebagai umpan. Anak nakalnya itu benar-benar selalu di luar nalar! Lalu di salah satu sofa, tampak Sisca, ibunda Fiora yang berwajah datar. Namun caranya menggigit bibir, dan ketika tangannya terus mengusap jantungnya, siapa pun tahu jika dirinya sedang
Flora melirik ke arah kaca spion tengah yang tergantung di bagian depan mobilnya, kemudian ia bergerak untuk benar-benar menoleh. Memastikan sesuatu yang aneh. Firasatnya memang mengatakan ada sesuatu yang tidak beres. Ada orang yang berusaha menguntitnya sejak ia tiba di basemen beberapa saat yang lalu. Mata Fiora menyipit, memperhatikan sebuah mobil hitam di belakang mobil Dany yang sejak lima menit lalu tak juga mengubah arah. Kini kecemasan mulai melandanya, pun dengan jantungnya yang seketika berpacu keras. Napasnya ikut memburu karena ketegangan dirinya itu. Fiora kemudian menggertakkan giginya. Situasi ini benar-benar tak terduga. Ia lupa bahwa di belakang James, ada sosok yang jauh lebih hebat dan berpengaruh. Ia lupa bahwa lawannya bukan lagi ayah mertuanya maupun suaminya! "Mereka bergerak secepat ini. Mungkinkah ... kecelakaan Ernando tidak hanya untuk menenggelamkan fakta-fakta besar yang disimpan olehnya? Tapi juga untuk mempermainkanku dan Ayah, yang tak sengaja terli
Dalam keadaan tangan masih diborgol, dengan pakaian kemeja putih yang kini agak kusut, Ernando dibawa menuju sebuah mobil tahanan. Sebentar lagi, ia akan menjalani sidang peninjauan kembali—langkah awal untuk membersihkan nama baiknya. Dan tentu saja, untuk membantu tujuan Nyonya Fiora.Langit pagi ini menggantung kelabu, seperti menyimpan firasat buruk. Udara lembab menusuk kulit, membuat hati Ernando semakin tak tenang. Terlalu sunyi. Terlalu sepi untuk sebuah hari penting seperti ini. Ia menatap sekeliling, matanya menyipit curiga.Membuatnya sedikit bertanya-tanya. Apakah pihak James tak ingin menghentikan upayanya yang bisa membahayakan mantan atasan sekaligus pamannya itu sendiri? Atau adakah sebuah rencana besar, yang nantinya akan menyambut kehadiran Ernando di pengadilan? Mengingat kemungkinan itu, rahang Ernando mengeras. Ia memang seharusnya untuk berwaspada. Mobil tahanan itupun dikemudikan. Berjalan melintasi jalanan beraspal. Melaju dengan kecepatan lumayan, seiring de
Di taman dari rumah mewah milik Darwin. Pagi ini, pukul setengah tujuh pagi.Fiora harus rela menerima sajian gurat sendu di wajah Zeyan. Pria yang bahkan sudah berkunjung untuk ikut sarapan. Namun pada kenyataannya ia sedang ingin menemui Fiora, dan rumah Darwin satu-satunya tempat yang aman untuk pertemuan mereka. Sejak diberikan kabar mengenai kekacauan di Spanyol. Yang rupanya muncul gosip "Demi mengejar wanita Asia, Zeyan Lorenzo rela meninggalkan perusahaannya sendiri, bahkan diduga akan mengorbankan banyak bisnisnya demi wanita itu", membuat Zeyan harus lebih berhati-hati. Termasuk dalam hal menemui Fiora, terutama di hotel yang bisa saja diisi oleh sejumlah mata-mata dari pihak lawan. Sementara, dampak besar terjadi setelah gosip itu beredar. Meski tak sepenuhnya salah, tapi tentu tidak tepat. Pastinya banyak protes dari para petinggi Golden L.O Holdings di Spanyol sana, yang membuat Luis Carlos, paman Zeyan, seketika murka. Termasuk Daniel, sekretaris utama Zeyan, yang kala
"Siapkan mental Anda, dan jangan terpengaruh pada apa pun." Zeyan berucap sambil memandang terpidana penggelapan dana di hadapannya. Seorang pria berusia tiga puluh delapan tahun yang sudah menderita selama kurang lebih empat tahun di jeruji besi. Yakni Ernando Bastian. Namun yang membuat Zeyan cukup takjub adalah tubuh Ernando yang masih terjaga kebugarannya. Meski luka baret ada di sana sini, bahkan termasuk pipinya, pria itu tetap terlihat kokoh dan tangguh.Entah sekeras apa kehidupan yang Ernando jalani di dalam penjara, tapi setidaknya Ernando bukan sosok yang mudah dikalahkan. Sekalipun nanti mungkin akan ada bahaya yang datang. Ya, saat ini Zeyan dan Ernando duduk saling berhadapan, setelah Zeyan diperkenalkan sebagai "konsultan hukum" atau "penasihat independen" yang bekerja sama resmi dengan tim kuasa hukum Ernando.Ernando menghela napas. Ia masih memilih diam. Sibuk dengan pikirannya sendiri. Jika sebelumnya hanya para ajudan yang datang, kini Zeyan Lorenzo tidak ragu un
Cuplikan:"Darwin dan putrinya itu, kau tahu seberapa kompetennya mereka, 'kan? Jika bukan karena aku dan atas permintaanmu, di empat tahun yang lalu perusahaan Darwin tidak akan terguncang sampai kesulitan finansial, dan kau akan gagal menjadikan Fiora sebagai babumu untuk menggantikan Ernando!"***Usai Fiora keluar dari rumah itu, Eryon bergegas bangkit dari duduknya. Melalui kaca jendela, ia menatap punggung istri pertamanya. Punggung yang selalu tegak dan tampak proporsional. Punggung yang berulang kali ia usap, sekaligus ia maki secara diam-diam. Berikut seluruh raga Fiora yang seharusnya tidak boleh menjadi milik orang lain. "Fiora ...." Eryon bergumam lalu menggertakkan giginya. Tak lama setelah itu, ingatan Eryon berlari ke beberapa saat yang lalu. Tentang ayahnya yang tiba-tiba datang dengan amarah begitu besar. Namun hanya sekitar lima menit saja James datang, selanjutnya bergegas untuk pergi entah ke mana. Yang tanpa sepengetahuan Eryon, James mencoba mendatangi gedung
"Mohon maaf Tuan Besar, Tuan Darwin sedang rapat penting. Beliau sedang tidak bisa diganggu," ucap orang kepercayaan Darwin sembari berusaha menghalau seseorang. Yakni James yang berniat mendobrak pintu ruang rapat. Ia baru saja datang dengan letupan amarah besar. Di otaknya ada anggapan jika semua yang terjadi, berawal dari Darwin dan Fiora. Namun Fiora tidak akan sampai seberani mungkin. Mengungkit sebuah kasus besar yang tak Fiora ketahui sebelumnya. Jadi, siapa lagi jika bukan Darwin orangnya?"Lepaskan aku!" James berusaha melepaskan cengkeraman tangan dari sekretaris pribadi besannya itu. Hendrik namanya, tertera jelas di id-card yang dipakainya. "Hoe, Cecunguk gila! Keluarlah dan bicara padaku, atau akan kuobrak-abrik perusahaanmu!" lanjut James, geram. Segala sumpah serapah, hinaan, umpatan, dan ancaman terus ia loloskan dari mulutnya. Suasana gaduh. Kini Hendrik sampai memanggil para rekannya, alias mereka yang di bawah perintahnya. Namun James sendiri turut membawa sekret