Share

Back to reality

Penulis: QuinzeeQ
last update Terakhir Diperbarui: 2025-11-28 02:37:17

“Selamat tidur,” ucap Glen kemudian mengecup pucuk kepala Ashley sembari mengelusnya.

~~~

“Ayah, kami pamit dulu,” ucap Ashley pada Tuan Besar yang mengantar mereka hingga depan Mansion.

“Seringlah berkunjung kemari Nak,” ucap Tuan Besar.

“Tentu saja Ayah,” ucap Ashley.

Ashley dan Glen kemudian menaiki mobil mereka dan menuju cath company. Pagi itu, Ashley memaksa Glen dan meyakinkan suaminya untuk mengizinkan ia bekerja. Karena Glen tak sanggup menolak, ia akhirnya membiarkan istrinya itu bekerja dengan syarat, ia harus terap mengutamakan kesehatan dan bayinya.

“Hari ini aku ada meeting dengan Brave. Kabari aku jika terjadi sesuatu,” ucap Glen sembari mengecup pucuk kepala Ashley.

“Tentu saja Suamiku. Hati-hati dijalan,” ucap Ashley.

Ashley dan Alfredo kemudian turun dari mobil dan bergegas naik menuju ruanagan mereka. Para karyawan pun menyapa Ashley dengan penuh kehangatan.

“Apa ada proyek yang terhambat?” tanya Ashley pada Alfredo.

“Tidak, Nona. Semuanya berjalan lancar
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Nyonya Ketiga Keluarga Moonstone   Back to reality

    “Selamat tidur,” ucap Glen kemudian mengecup pucuk kepala Ashley sembari mengelusnya. ~~~ “Ayah, kami pamit dulu,” ucap Ashley pada Tuan Besar yang mengantar mereka hingga depan Mansion. “Seringlah berkunjung kemari Nak,” ucap Tuan Besar. “Tentu saja Ayah,” ucap Ashley. Ashley dan Glen kemudian menaiki mobil mereka dan menuju cath company. Pagi itu, Ashley memaksa Glen dan meyakinkan suaminya untuk mengizinkan ia bekerja. Karena Glen tak sanggup menolak, ia akhirnya membiarkan istrinya itu bekerja dengan syarat, ia harus terap mengutamakan kesehatan dan bayinya. “Hari ini aku ada meeting dengan Brave. Kabari aku jika terjadi sesuatu,” ucap Glen sembari mengecup pucuk kepala Ashley. “Tentu saja Suamiku. Hati-hati dijalan,” ucap Ashley. Ashley dan Alfredo kemudian turun dari mobil dan bergegas naik menuju ruanagan mereka. Para karyawan pun menyapa Ashley dengan penuh kehangatan. “Apa ada proyek yang terhambat?” tanya Ashley pada Alfredo. “Tidak, Nona. Semuanya berjalan lancar

  • Nyonya Ketiga Keluarga Moonstone   Konspirasi Keluarga Moonstone

    Pagi itu, ruang keluarga Moonstone dipenuhi aroma kopi hitam dan ketegangan yang lebih pekat dari asapnya. William duduk di ujung sofa, wajahnya kusut, rambut acak-acakan seolah ia tak tidur sepanjang malam. Di depannya, map hasil pemeriksaan kehamilan Rensca tergeletak, terbuka, namun belum tersentuh. Zico—kakak pertama keluarga Moonstone—masuk dengan langkah tenang. Kemeja hitamnya rapi tanpa cela, sikapnya seperti biasa: tak tersentuh, dingin, dan penuh perhitungan. “Ini tentang Rensca, bukan?” suara Zico terdengar tanpa emosi. William tidak langsung menjawab. Ia hanya menatap map itu, seolah jawaban—atau kutukan—ada di dalamnya. “Aku… tidak yakin anak itu anakku,” ucap William akhirnya, suara serak dan patah. “Rensca… dia sering pergi tanpa penjelasan, pulang larut… dan dia semakin menjauh dariku sejak beberapa bulan sebelum hamil.” Zico menaikkan alis sedikit. “Dan sekarang setelah skandalmu terbongkar, kau mulai menghitung semua kemungkinan itu?” “Aku bukan sedang me

  • Nyonya Ketiga Keluarga Moonstone   Kandungan Rensca

    “Jaga saja anak dalam kandunganmu ini. Jangan memikirkan hal lain,” ucap Glen kemudian mengecup pucuk kepala Sang Istri. “Baik, Tuan,” ucap Ashley dengan senyuman tipisnya. Ia kemudian mulai memejamkan matanya sembari mengelus perut ratanya yang sedari tadi terasa kram. Glen yang sadar hal itu juga ikut mengelus perut Ashley sembari menatap wajah Istrinya itu. Kediaman keluarga Moonstone malam itu dipenuhi suara gaduh. Para pelayan saling bertukar pandang cemas ketika Rensca—biasanya anggun, biasanya penuh gengsi—berjalan cepat dengan tumit bergetar, wajah pucatnya dipenuhi air mata dan amarah yang membara. Di layar ponselnya, foto-foto itu terus tampil seperti duri. William, suaminya, pria yang dinikahinya demi kehormatan keluarga, sedang menunduk mesra pada Xiyun, putri pemilik grup bisnis terbesar kedua di Tiongkok. Senyum mereka. Sentuhan tangan mereka. Kedekatan yang mustahil disangkal. Pengkhianatan yang telanjang. Rensca membanting pintu ruang kerja William hingga daun

  • Nyonya Ketiga Keluarga Moonstone   Tuduhan

    “ARGHHH!! AKU AKAN MEMBUNUH WILLIAM DAN WANITA ITU!” “Jaga bicaramu,” sahut suara yang terdengar familiar di telinga mereka. William. Pria itu berdiri dengan wajah suramnya. Ia menatap tajam kearah Sang Istri yang sedang dikuasai oleh emosi yang membara. Rensca pun mendekat kearah William. Dengan cepat, wanita itu menampar pipi William dengan keras hingga membuat semua orang disana terkejut. “Dimana Wanita itu? Dimana?!” “Jangan berani kau sentuh dia,” ucap William. “Kau bahkan membela dia daripada aku?” lirih Rensca. “Dimana hatimu William? Aku ini sedang megandung anakmu!” geram Rensca. “Anakku? Kau yakin itu anakku?” ujar William. “Jaga bicaramu!” bentak Rensca. “Kau yang harus menjaga bicaramu itu! Aku tahu itu bukan anakku!” balas William dengan nada tak kalah tinggi. Sementara itu, Glen menyunggingkan senyum kecilnya. “Mau kekamar saja?” bisik Glen pada Ashley saat melihat istrinya sedikit tidak nyaman dengan situasi saat itu. Ashley menggeleng. Ia tak tega jika mebi

  • Nyonya Ketiga Keluarga Moonstone   murka

    Setibanya mereka di kediaman Moonstone, Glen langsung memapah Ashley berjalan masuk kedalam. Mereka pun disambut oleh Tuan Besar yang tengah menonton televisi diruang keluarga. “Ayah,” sapa Ashley dengan senyuman manisnya. “Akhirnya kalian kemari. Ada apa ini? Apa terjadi sesuatu dengan kandunganmu?” tanya Tuan Besar. “Tidak Ayah. Perutku hanya sedikit kram,” ujar Ashley. “Itu salahku. Ayah harus memaklumi bahwa anakmu ini masih sangat bergairah,” canda Glen. Tuan Besar pun yang paham pun langsung menjitak pelan kepala Glen. “Kau kan tahu Istrimu sedang hamil muda. Kenapa masih melakukannya?” kesal Tuan Besar. Ashleyn dan Glen pun terkekeh. “Ayah anakmu ini aku atau Ashley?” kesal Glen. “Aku tidak peduli. Selama kau tidak menjaga cucuku dengan baik, akan kutindas kau,” kesal Tuan Besar. Mereka pun duduk di ruang keluarga sembari sesekali bersenda gurau. Tak lama kemudian, Rensca turun dengan wajahnya yang sudah dipenuhi dengan air mata. Dengan langkah gontainya, ia m

  • Nyonya Ketiga Keluarga Moonstone   Kontrol Kandungan

    “Benar juga kata Ashley. Aku bisa membuatnya keguguran dengan ini,” batin Glen. “Aku akan segera bersiap,” ucap Ashley. Glen mengangguk. Saat Ashley sedang mandi, Glen keluar dan mencari Henry. “Pagi Tuan,” sapa Henry begitu melihat Glen. “Henry, aku ada tugas untukmu,” ucap Glen. Glen pun membisikkan sesuatu. “Baik Tuan. Akan segera saya lakukan,” ucap Henry. “Hari ini, aku akan menemani Ashley memeriksa kandungan. Jadi, cepatlah kerjakan dan segera susul kami,” ucap Glen. “Baik Tuan,” ujar Henry. Sekitar pukul 9 pagi, setelah mereka selesai sarapan, mereka pun segera berangkat menuju rumah sakit untuk kontrol kandungan Ashley. Sementara itu, Henry sedang melakukan tugasnya untuk menyebar informasi terkait William dan Xiyun. “Pastikan kabar ini sampai pada Keluarga Moonstone,” ucap Henry. “Baik Tuan,” ucap seorang Pria yang sibuk megutak atik komputernya. Henry pun menepuk pundak Pria itu sebelum akhirnya pergi untuk menyusul Glen dan Ashley dirumah sakit.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status