Share

Menguji Cintamu

Author: Risca Amelia
last update Last Updated: 2025-01-19 12:18:58

Suri masih berbaring di atas ranjang, tubuhnya terasa lemah. Pusing yang sebelumnya mengganggu mulai mereda. Namun, kini kepalanya justru terasa seringan kapas.

Hati Suri masih diiliputi kecemasan, menunggu kabar dari Raysa dan Kenzo tentang Romeo. Tangannya pun terulur meraih ponsel yang tergeletak di meja samping tempat tidur.

Suri membuka layarnya, tetapi segera sadar bahwa Raysa dan Kenzo baru saja pergi. Mereka pasti belum sampai di bandara. Menelpon mereka saat ini hanya akan sia-sia.

Dengan helaan napas panjang, Suri meletakkan kembali ponselnya tanpa beranjak dari tempat tidur. Tubuhnya masih terlalu lemah untuk bergerak. Terpaksa, Suri memejamkan mata lagi, berharap waktu bisa berlalu lebih cepat.

Tanpa disadari, kelelahan fisik dan jiwa yang begitu dalam menyeret Suri ke dalam tidur. Awalnya, ia bergerak gelisah, tetapi lambat laun ia menjadi lebih tenang.

Di ambang batas antara mimpi dan kenyataan, ia merasakan pelukan hangat seseorang. Pelukan itu begitu lembut, penuh ke
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Savana Kriya
harusnya dijelaskan dl alasan romeo mendiamkan n nganggurin suri bertahun2 sjk menikah...rasanya gk mgkn deh alasanya cm gk ngerti cara mencintai.trus ucuk2 giliran ditinggal rasanya langsung full kek pro dlm cinta.hrsnya ada alasan yg lbh real...
goodnovel comment avatar
Dwi Aprilinda Pratiwi
Romeooo cocwitt lanjut trs thor
goodnovel comment avatar
Ninuk Handayani
aaahhh next adegan cap cip cup yaaa syukaaaaa
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Maukah Kau Menjadi Milikku?

    Wajah Suri merona merah ketika mendengar ucapan Romeo yang menggoda. Dengan perlahan, ia melepaskan tangan Romeo yang memeluknya erat. "Aku... aku mau mandi dulu. Badanku lengket," ucapnya, suaranya nyaris berbisik.Romeo tersenyum lembut, matanya penuh perhatian. "Tentu, Sayang. Mandi saja, tapi di kamar utama kita di atas. Baju-bajumu ada di sana.”Suri mengangguk pelan, setuju dengan saran dari sang suami. Ketika ia mencoba bangkit dari tempat tidur, Romeo tiba-tiba mengulurkan tangannya. "Mau kugendong saja ke atas? Kalau kamu masih lemas, aku tidak keberatan."Suri menggeleng cepat, matanya melebar karena terkejut. “Tidak usah. Aku masih bisa jalan sendiri. Lagi pula, tidak enak kalau nanti dilihat Pak Gading dan Bu Murni.”Romeo mengangguk, senyum di bibirnya tak kunjung surut. “Kalau begitu, aku akan menemanimu.”Tanpa menunggu lebih lama, Romeo melingkarkan tangannya ke pinggang sang istri dengan lembut. Bersama-sama mereka keluar dari kamar dan berjalan menuju tangga. Saat

    Last Updated : 2025-01-19
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Malam Pengantin - Hanya Kau dan Aku

    Suri menatap Romeo dengan bulir bening yang masih membasahi pipinya. Ia tidak pernah merasa begitu dicintai seperti saat ini. Tanpa ragu, Suri mengangguk, matanya berkilauan dengan kebahagiaan yang sulit ia sembunyikan.“Iya,” jawabnya penuh keyakinan. “Aku adalah milikmu, selamanya.”Romeo tersenyum lega, senyum yang membuat hati Suri semakin jatuh cinta. Cincin di jari manisnya terasa hangat, seolah menjadi pengingat bahwa cinta mereka telah menemukan jalan untuk kembali.“Terima kasih, Sayang. Anggap saja hari ini adalah malam pengantin kita,” bisiknya di telinga Suri. “Kita nikmati malam ini, Suri. Hanya kamu dan aku. Tidak ada yang lain.”Keduanya saling beradu pandang dalam keheningan. Semakin lama, tatapan mereka semakin dalam, mengunci pergerakan satu sama lain. Suri bisa merasakan sinar mata Romeo yang penuh hasrat, seolah ingin memujanya tiada henti. Detik selanjutnya, hati Suri berde

    Last Updated : 2025-01-20
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Kemesraan Suami Istri

    Dalam keheningan malam, tubuh Suri dan Romeo masih saling melekat di bawah selimut. Nafas mereka perlahan stabil setelah badai asmara yang mereka lewati bersama. Romeo membelai rambut Suri dengan lembut, bibirnya mengecup puncak kepala istrinya. "Kalau kamu mengantuk, tidurlah," bisiknya dengan suara rendah dan hangat.Suri menggeleng pelan, menyandarkan wajahnya di dada bidang Romeo yang naik-turun dalam ritme menenangkan. "Aku belum mengantuk," jawabnya tersenyum kecil. Matanya memancarkan kehangatan yang hanya bisa ia tunjukkan pada Romeo.Romeo mengangguk, lalu mengusapkan ibu jarinya ke pipi Suri. "Kalau begitu, kita lakukan pillow talk. Mulai sekarang, setiap malam sebelum tidur, kita harus bicara dari hati ke hati. Tidak boleh ada yang dirahasiakan. Setuju?"Suri mengangguk pelan, lalu menaruh kepalanya lagi di dada Romeo. “Aku setuju," balas Suri. Dengan gerakan penuh kasih, Romeo lantas mengelus punggung Suri."Setelah ini, aku akan mengajakmu ke beberapa dokter terbaik di

    Last Updated : 2025-01-20
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Masih ada Cara Merebut Romeo

    Dengan wajah yang masih cemberut, Raysa akhirnya menyerah pada rasa lapar yang mulai menguasainya. Wanita itu menyesap jus strawberry yang dipesan Kenzo sebelum mengambil sepotong kepiting. Namun, saat dia mencoba membuka cangkangnya, perjuangannya dimulai.Cangkang kepiting itu keras, dan meskipun Raysa sudah mencoba berbagai cara, mulai dari menggunting hingga mengetuk-ngetuknya dengan alat pemecah, hasilnya tetap nihil. Raysa mendengus kesal. Cangkang itu seolah mengejeknya dengan tetap kokoh.Kenzo, yang sejak tadi menikmati makanannya dengan santai, memperhatikan usaha Raysa dengan senyum tipis di bibirnya. Ketika Raysa hampir menyerah, Kenzo tiba-tiba berdiri dari kursi.“Mau apa?” tanya Raysa curiga.Kenzo tidak menjawab. Detik berikutnya, Raysa terkejut karena Kenzo tiba-tiba memeluknya dari belakang. Kehangatan tubuh pria itu membuat Raysa terpaku, dan ia bahkan lupa bernapas sejenak.Kenzo menggerakkan tangannya dengan cekatan, mengambil kepiting yang tadi menjadi musuh bebu

    Last Updated : 2025-01-21
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Suka Menggoda

    Pagi di vila terasa begitu tenang, hingga suara ketukan di pintu memecah keheningan. Romeo dan Suri masih terlelap, saling berpelukan di balik selimut tebal. Mereka tidur sangat nyenyak usai terlarut dalam kehangatan cinta semalam. "Tuan Muda, Nyonya, sarapannya sudah siap," panggil Bu Murni sambil mengetuk pintu. Mendengar suara dari balik pintu, Suri menggeliat pelan dan membuka matanya lebih dulu. Dengan suara serak khas bangun tidur, ia menjawab, "Iya, Bu Murni." Matanya melirik jam di dinding. Pukul delapan lewat lima belas menit. Suri terkejut, menyadari mereka sudah tidur terlalu lama. Ia mengguncang pelan lengan Romeo untuk membangunkannya. "Romeo, bangunlah," ucapnya sedikit panik. Romeo hanya mengerjap malas, matanya separuh terbuka. "Kenapa? Ada apa?" tanyanya dengan suara serak dan berat, tanda ia masih setengah sadar. "Ini sudah siang, Sayang. Bu Murni dari tadi membangunkan kita," Suri menjelaskan. Alih-alih bangun, Romeo malah bergeser lalu menarik Suri kemb

    Last Updated : 2025-01-21
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Kamu, Cinta Pertamaku

    Romeo menggenggam tangan Suri erat ketika mereka melangkah keluar dari kamar. Wajah keduanya memancarkan kebahagiaan yang hangat, seolah dunia hanya milik mereka berdua. Suri, yang mengenakan gaun berbahan sifon, terlihat begitu anggun meski tanpa riasan.Mereka menuruni tangga kayu yang menghubungkan kamar mereka ke ruang makan di lantai bawah. Udara pagi terasa segar, menguar dari jendela besar yang menghadap langsung ke pegunungan. Di meja makan, hidangan telah tertata rapi—nasi goreng, roti lapis, buah segar, dan teh hangat. “Selamat pagi, Tuan dan Nyonya Muda,” sapa Pak Gading. “Silakan duduk. Sarapannya sudah siap.” Suri mengangguk sambil tersenyum. “Terima kasih. Semuanya terlihat lezat.” Romeo menarikkan kursi untuk Suri, membuat Suri menunduk malu sebelum duduk. Ia lalu duduk di kursinya sendiri, berhadapan langsung dengan jendela besar yang memperlihatkan panorama alam pegunungan. Kabut tipis masih menyelimuti puncak-puncak gunung, menciptakan pemandangan yang hampir s

    Last Updated : 2025-01-22
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Suami yang Nakal

    Suri memekik kecil saat merasakan bibir suaminya menelusuri kulit punggungnya yang terbuka. Sementara jemari Romeo bergerak dengan terampil, membuka kaitan terakhir yang masih melekat. Setelah tak ada yang tersisa, ia pun membelai setiap lekuk tubuh Suri dengan gerakan menggoda.Suara lenguhan nan indah lolos dari bibir Suri, membuat semangat Romeo kian membara. Tanpa banyak kata, lelaki itu berpindah ke depan. Ia memandang kagum keindahan yang kini terpampang di hadapannya, sebelum membaringkan Suri ke atas karpet bulu yang terhampar di tengah ruangan.Ditatap seperti itu oleh Romeo, membuat Suri merona dan berusaha menutupi tubuhnya dengan kedua tangan.“Aku ingin melihatnya, Sayang. Jangan ditutup,” protes Romeo menyingkirkan tangan sang istri.Suri langsung menunduk dengan wajah memerah. “A-aku malu.”“Kenapa mesti malu? Kamu sudah menjadi milikku seutuhnya,” balas Romeo, kabut gairah tersirat jelas dari sorot matanya. Detik berikutnya, Suri dibuat tak berdaya ketika Romeo mengec

    Last Updated : 2025-01-22
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Skenario Diva

    Matahari mulai condong ke barat, menebarkan sinar keemasan yang menembus sela-sela pepohonan di sekitar vila. Romeo menggandeng tangan Suri, menyusuri jalan setapak yang membentang di antara hamparan hijau perbukitan. Mereka membiarkan angin gunung yang segar menyapu wajah dan rambut mereka.“Lihat ke arah sana, Sayang,” Romeo menunjuk ke arah pegunungan yang berdiri megah di kejauhan. Puncaknya yang tertutup kabut tampak seperti mahkota raksasa.Suri mengangguk, matanya berbinar menatap panorama alam yang membentang di hadapannya. “Indah sekali, Romeo.”“Tempat ini memang indah. Tapi, rasanya jauh lebih indah saat ada kamu di sini,” ucap Romeo.Suri tersenyum, pipinya bersemu merah. “Mungkin karena tempat ini memang membutuhkan seseorang untuk berbagi keindahannya.” Melihat Romeo memandangnya penuh kehangatan, Suri sedikit salah tingkah. Di dekat mereka, terdapat sebuah danau kecil yang tenang. Airnya memantulkan bayangan pepohonan pinus di sekelilingnya, dengan riak-riak kecil ya

    Last Updated : 2025-01-23

Latest chapter

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Kemesraan yang Tak Terduga

    Wangi dari uap teh yang baru diseduh memenuhi dapur apartemen, menyatu dengan harumnya mentega yang mulai meleleh di atas wajan panas. Serin, yang sudah terbangun sejak pukul enam pagi, sedang berdiri di dapur bersama Bi Janti.Meski sudah berulang kali dilarang untuk membantu, gadis itu tetap bersikeras ingin membuat roti panggang. Berdalih agar Bi Janti bisa lebih cepat menyiapkan keperluan Tristan, sebelum berangkat ke sekolah.“Kalau hanya begini, saya masih sanggup, Bi… daripada saya diam saja,” ujar Serin pelan, sambil mengoleskan selai hazelnut ke selembar roti. Gerakannya begitu teratur dan cekatan, menunjukkan bahwa ia sudah terbiasa melakukan pekerjaan dapur. Bi Janti menghela napas, mengalah, walau pandangannya masih khawatir menatap Serin. Perempuan paruh baya itu lantas menuju ke kamar tamu untuk memandikan Tristan.Di tengah kesibukannya, Serin mendengar langkah kaki berat yang mendekat dari arah koridor. Detik berikutnya, sosok Jevandro muncul, masih dalam balutan kaus

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Rasa yang Tumbuh

    Tepat pukul dua belas siang, Jeandra berjalan keluar dari ruang rapat dengan langkah tegap. Ia lebih dulu melangkah menuju lift, tak ingin menoleh ke belakang meski ia tahu dua pria itu—Kenan dan Gavin—masih tertinggal.Jeandra berdiri di dalam lift, merapikan setelan kerja yang tadi sempat kusut karena duduk terlalu lama. Namun, ketika pintu mulai menutup, Kenan dan Gavin masuk menyusul.Jantung Jeandra berdetak lebih kencang ketika Kenan memilih berdiri di sisinya, begitu dekat hingga ia bisa mencium parfum mahal yang biasa digunakan pria itu. Diam-diam, ia menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan hatinya yang mulai resah.Setiba di lantai kantor eksekutif, Jeandra buru-buru menuju meja kerjanya. Tangannya bergerak membuka wadah makan siangnya, yang sudah disiapkan oleh pelayan mansion sejak pagi. Namun, ia sengaja belum menyentuhnya, menunggu kemungkinan Kenan dan Gavin keluar lagi untuk makan bersama. Tak disangka, hanya Gavin yang keluar—dengan senyum simpul dan ekspresi

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Diam-diam Jatuh Hati

    Sinar matahari yang mulai condong ke barat, mengiringi langkah Serin keluar dari rumah sakit. Gadis itu memakai pakaian sederhana dan scarf tipis yang menutupi lehernya. Tubuhnya masih sedikit lemah, tetapi rona pucat di pipinya mulai tergantikan dengan semburat lembut kehidupan. Di sisinya, berdiri Jevandro—dengan tatapan penuh kewaspadaan. Gerakan tangan lelaki itu sigap dan kokoh, memberikan semacam ketenangan yang sulit dijelaskan.Jevandro sempat melirik ke arah jalanan, memastikan bahwa mobil yang dikemudikan sopir pribadinya sudah terparkir tepat di depan lobi. Ia menggamit lembut tangan Serin, membimbingnya menuju mobil hitam berkelas yang pintunya telah dibukakan sopir.Sesaat setelah keduanya duduk di dalam mobil, Jevandro memerintahkan sopir untuk menjalankan kendaraan. Namun, baru beberapa blok meninggalkan rumah sakit, pria itu tiba-tiba mengangkat tangan, memberi isyarat kepada sopirnya.“Berhenti di toko buah di depan,” titahnya tegas.Serin menoleh ke arah Jevandro de

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Jatuh pada Pesonanya

    Hampir satu jam setelah kejadian memalukan tadi pagi, Jeandra duduk dengan tenang di balik meja kerjanya. Ia berusaha menenggelamkan diri dalam laporan-laporan dan data pendukung untuk meeting.Ia merasa sedikit lega—paling tidak Kenan belum juga memanggilnya. Tidak ada perintah, tidak ada ketukan pintu, dan tidak ada suara panggilan lewat interkom. Kedamaian itu memberi ruang bagi Jeandra untuk menata kembali hati dan pikiran. Namun, ketika jarum jam menunjukkan pukul sepuluh lewat lima menit, Jeandra mendengar derap langkah kaki yang mendekat, membuatnya mengangkat wajah.Pintu ruang CEO terbuka lebar, dan keluarlah Kenan dengan penampilan rapi dan ekspersi tenang, diikuti Gavin yang berjalan setengah langkah di belakangnya. Tanpa menoleh, Kenan langsung memberi perintah, nadanya pendek tetapi tegas.“Jeandra, ikut saya ke ruang meeting.”Jeandra pun segera berdiri, mengangguk sopan. “Baik, Pak.”Dengan cekatan, ia mengambil iPad-nya, dua berkas presentasi, pena digital, dan buku a

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Pembuktian yang Dinanti

    Tubuh Jeandra tersentak saat menyadari posisinya—ia masih duduk di pangkuan Kenan. Dalam satu gerakan panik, Jeandra segera beranjak dari pangkuan pria itu, berdiri tegak dengan kedua tangan merapikan blazernya.Lekas saja Jeandra menundukkan kepala, enggan bertemu dengan tatapan Gavin yang masih terpaku di ambang pintu. Alhasil, pandangan Gavin beralih pada Kenan, berharap ada penjelasan yang masuk akal dari atasan sekaligus sahabatnya itu. Kenan, dengan sedikit canggung, berdehem pelan sambil pura-pura membetulkan letak dasi yang dipasangkan oleh Jeandra. Ia menggeser kursinya, lalu menatap Gavin dengan wajah datar. “Jangan berpikiran macam-macam,” sangkalnya. “Aku hanya meminta bantuan Jeandra untuk memasangkan dasi. Dia terjatuh karena mendengar kau membuka pintu tiba-tiba.”Nada suaranya seolah ingin mengakhiri spekulasi yang mungkin terlanjur muncul di kepala Gavin.Jeandra mengangguk cepat, membenarkan ucapan Kenan. Kemudian, ia mencari kesempatan untuk bisa pergi dari ruanga

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Jatuh di Pangkuannya

    Di mansion keluarga Albantara, langkah Jeandra terdengar tergesa menuruni tangga. Gaun formal berlapis blazer merah yang ia kenakan, berayun ringan mengikuti gerakan tubuhnya. Wajah cantiknya masih segar, siap untuk kembali menjalani harinya sebagai sekretaris Kenan—dengan identitas palsu yang harus terus dijaga.Begitu tiba di ruang makan, Jeandra melihat kedua orang tuanya sudah duduk di meja panjang, ditemani Rakyan yang tengah sibuk menyendokkan sereal ke dalam mangkuk. Aroma roti panggang memenuhi udara, menambah kehangatan pagi itu.Jeandra segera duduk di kursi, mengambil segelas jus jeruk. Namun, belum sempat ia menyeruputnya, suara Suri menggema di ruangan itu."Serin masuk rumah sakit semalam, Jeandra."Gelas di tangan Jeandra nyaris terjatuh. Ia mendongak dengan sorot mata terkejut. "Apa?" tanyanya buru-buru, menatap sang ibu. "Serin sakit apa, Ma?"Suri menatap putrinya, sambil menyodorkan sepotong sandwich dan semangkuk salad segar.“Jevan bilang mata Serin nyeri dan kep

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Tidak Boleh Hamil

    Pukul tujuh tepat, Serin terbangun dari tidurnya. Kelopak matanya yang berat bergetar, sebelum akhirnya terbuka perlahan.Sekilas, Serin melihat bias matahari pagi yang menerobos lewat sela-sela tirai. Di tengah kesadarannya yang masih kabur, ia mendengar suara berat yang familiar—suara Jevandro—tengah berbicara melalui telepon di sudut ruangan.Suaranya terdengar tenang, tetapi dari kata-kata yang meluncur, Serin bisa menebak bahwa pria itu sedang berbicara dengan orangtuanya. Pastilah mereka sedang bertanya mengenai kondisinya di rumah sakit.Serin terdiam sesaat, sengaja tidak bergerak hingga Jevandro selesai berbicara. Namun, pintu kamar rawat itu mendadak terbuka, memperlihatkan seorang petugas rumah sakit yang datang dengan senyum ramah. Ia mendorong troli kecil berisi sarapan pagi. Aroma nasi goreng hangat, serta setangkup roti panggang dengan selai stroberi menyeruak memenuhi udara. Membuat perut Serin yang kosong langsung mengerut lapar.Jevandro segera mengakhiri teleponnya

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Hanya Kita Berdua

    Dalam keheningan kamar VIP, perlahan-lahan kelopak mata Serin mulai bergetar, seakan berusaha menembus kabut kesadaran yang berat. Dengan napas yang masih lemah, ia membuka mata, beradu dengan cahaya menyilaukan yang menyambutnya.Dunia yang awalnya samar-samar menjadi kian jelas di hadapannya. Aroma antiseptik serta rasa berat pada tangan kirinya, segera memberi petunjuk pada Serin bahwa ia tidak lagi berada di kamar apartemen.Kesadarannya yang telah pulih, membawa Serin pada sebuah pemandangan yang membuat jantungnya berdegup kencang. Bagaimana tidak.Di sampingnya, dalam pelukan yang masih erat, seorang pria terlelap dengan napas teratur.Jevandro Albantara.Pria itu tampak berbeda dari sosok CEO dingin dan dominan yang biasa ia kenal di kantor. Kini wajahnya terlihat damai, tenang, bahkan hampir mengundang rasa kasihan, dengan jejak kelelahan yang membayang di garis rahangnya yang kokoh.Serin membeku beberapa detik, tubuhnya kaku antara rasa malu dan terkejut.Dengan gerakan seh

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Peluk Aku

    Di kamarnya yang sunyi, Jevandro masih menempelkan ponsel di telinga, memanggil-manggil nama Serin dengan suara cemas. Namun dari seberang, hanya hening yang ia dapatkan. Tak ada jawaban, tak ada suara, hanya desis samar napas yang akhirnya menghilang. Merasakan firasat buruk yang mencengkeram hatinya, Jevandro segera mengakhiri panggilan. Ia melirik sekilas ke jam di layar ponsel—pukul setengah sebelas malam. Tak ingin menunda sedetik pun, Jevandro menyambar jaket yang tergantung di sandaran kursi, lalu meraih kunci mobil. Dengan langkah lebar penuh kegelisahan, ia meninggalkan kamar.Suasana mansion telah sunyi, hanya sesekali terdengar derit angin malam menerpa pepohonan di taman. Semua penghuni telah terlelap dalam damai, kecuali Jevandro yang kini bergegas menuruni tangga. Ia membuka pintu depan, mengabaikan dinginnya udara yang menerpa kulit. Tanpa ragu, Jevandro menyalakan mesin mobil, suara raungannya memenuhi halaman mansion. Dalam sekejap, mobil itu melesat membelah malam

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status