Share

Bab 50 Sayang

Ya ampun, ish … kenapa juga sampai seperti ini aku menanggapinya. Wajahku terasa panas bukan lagi hangat. Entahlah, kenapa bisa seperti ini, aku menutup mulut dengan tangan dan melempar pandangan keluar jendela.

"Mas, serius. Dah dapet banget feelnya tadi." Mas Bima masih terus menggodaku.

"Apaan," balasku tanpa melihatnya, aku gigit bibir bawahku. Menahan rasa malu atas sikapku yang berlebihan barusan. Mas Bima masih saja terus tertawa.

"Bund … dah keluar tuh anaknya." Aku menoleh ke arah Mas Bima, dia menunjuk ke arah gerbang dengan dagunya. Aku masih terdiam tak membalas apapun.

"Bunda aja yang nyusul, takut digodain akunya … ntar ada yang ngambek lagi." Mataku membulat, Mas Bima tak henti-hentinya menggodaku.

Aku segera turun, membiarkan pria itu dengan sisa tawanya. Tapi, kenapa lebay banget responku. Semakin senang dia, punya bahan sekarang. Entahlah semua keluar begitu saja.

"Bunda …." Dari dalam gerbang El sudah memanggilku. Aku berjalan cepat menuju gerbang sekolah.

"Saya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status