Inicio / Romansa / OBSESI TUAN STERLING / Bab 22: Ancaman Boneka Beruang

Compartir

Bab 22: Ancaman Boneka Beruang

Autor: Sena
last update Última actualización: 2025-12-10 19:58:10

Vera terbangun perlahan, merasakan berat tubuh Kaelan yang menindihnya dengan nyaman. Pagi itu tenang, hanya ada suara ombak yang sayup-sayup terdengar dari luar Manor. Kaelan memeluknya erat, kepalanya bersandar di bahu Vera, dan kakinya mengait posesif.

Vera mencoba bergerak, tetapi Kaelan memperketat pelukannya.

Vera tersenyum. "Kaelan, sudah pagi. Kau harus bekerja. Dan aku... aku harus bernapas."

Kaelan, suaranya serak dan manja, mencium bahu Vera. "Tidak mau. Aku butuh kamu. Dan jatahku belum lunas. Kemarin kau bilang kau kasih jatah. Tapi kau mengabaikan permintaanku 10 jam. Itu penipuan."

"Astaga. Kau ini Raja Mafia atau rentenir, sih? Sudah kubilang, aku tidak mau modar (mati kelelahan) di ranjang! Itu sudah lunas, Tuan Sterling. Aku butuh sarapan sekarang. Minggir!"

Vera memutar tubuhnya menghadap Kaelan. Dia menyentuh wajahnya, tatapannya tegas.

"Negosiasi dihentikan. Kontrak sudah berakhir. Sekarang aku yang memberi perintah. Bangun. Kita harus sarapan dan mengejar keterti
Continúa leyendo este libro gratis
Escanea el código para descargar la App
Capítulo bloqueado

Último capítulo

  • OBSESI TUAN STERLING   Bab 33 : Pil Pengikat Takdir

    Malam telah larut di Manor Sterling. Di atas ranjang besar, Vera tertidur lelap, wajahnya tampak damai meskipun tubuhnya masih menyisakan rona merah akibat pergulatan panas di bawah shower tadi sore. Ia meringkuk di bawah selimut sutra, tidak menyadari bahwa di sudut kamar yang gelap, sepasang mata sedang mengawasinya tanpa henti.Kaelan duduk di sofa velvet hitam tepat di hadapan tempat tidur. Kamar itu hanya diterangi oleh cahaya remang-remang dari lampu tidur yang redup. Kaelan menyilangkan kakinya yang panjang, memegang sebatang rokok di antara jemarinya. Asap abu-abu melayang ke udara, menari-nari sebelum menghilang di kegelapan, persis seperti rahasia yang sedang ia susun.Tatapannya dingin, tajam, dan penuh perhitungan. Ia menatap Vera bukan dengan kehangatan seorang suami, melainkan dengan kepuasan seorang pemilik yang baru saja memastikan hartanya tidak akan pernah bisa lari.Kaelan menarik laci meja rias di samping sofa dengan gerakan yang sangat pelan, hampir tak terdengar.

  • OBSESI TUAN STERLING   Bab 32: Kecemburuan Kaelan

    Esok siangnya, sebuah limusin perak berhenti di depan Manor. Vera terkejut saat pelayan mengumumkan bahwa Madam Elena datang berkunjung. Wanita itu masuk dengan langkah anggun, membawa sebuah kotak beludru kecil."Madam Elena, sebuah kehormatan bisa menyambut Anda di sini," sapa Vera dengan senyum tulus."Aku hanya ingin mengembalikan kain indahmu, Vera. Tentu saja sudah dibersihkan dengan standar terbaik," Elena menyerahkan kotak itu, lalu duduk dengan tenang. "Dan sejujurnya, aku merasa sangat nyaman berbicara denganmu semalam. Jarang sekali aku menemukan wanita muda yang tidak hanya cantik, tapi juga cerdas dan memiliki intuisi setajam dirimu."Vera merespons dengan rendah hati, mengimbangi pembicaraan Elena tentang tren kecantikan dan gaya hidup dengan sangat baik. Namun, seiring berjalannya waktu, Vera yang jeli mulai menyadari sesuatu. Setiap kali Elena berbicara tentang bisnis atau rencana pembangunan baru, arah pembicaraannya selalu kembali pada satu titik: Kaelan."Ngomong-ng

  • OBSESI TUAN STERLING   Bab 31: Kemenangan dalam Senyap

    Lampu kristal di ballroom hotel bintang lima itu memantulkan kemewahan yang menyilaukan. Saat pintu besar terbuka, perhatian seluruh ruangan tersedot pada satu titik: Kaelan dan Vera Sterling. Mereka terlihat seperti definisi kesempurnaan. Kaelan dengan aura gelap dan dominasinya yang tak tergoyahkan, serta Vera yang terlihat seperti malaikat anggun dalam balutan gaun hijau zamrudnya.Vera melingkarkan lengannya di lengan kokoh Kaelan, kepalanya sedikit bersandar dengan cara yang sangat manis, memberikan kesan istri yang patuh. Namun, di balik tatapan lembut yang ia berikan pada setiap tamu yang menyapa, matanya bergerak tajam, merekam setiap wajah, setiap lencana nama, dan setiap gerak-gerik para penguasa modal di sana.Vera tahu posisinya saat ini sangat rentan. Di mata dunia, dia adalah Nyonya Sterling—wanita paling beruntung. Namun, di dalam hatinya, dia tahu Kaelan adalah badai yang bisa berubah kapan saja. Ia tidak boleh hanya menjadi pajangan. Ia harus memiliki pondasinya sendi

  • OBSESI TUAN STERLING   Bab 30 : Takluknya si Kaku

    Uap air masih memenuhi kamar mandi saat Vera menelan pil kecil itu dengan cepat, memastikan tidak ada sisa air yang tumpah di wastafel. Ia menatap pantulan dirinya di cermin yang berembun, lalu jemarinya bergerak turun, mengelus perutnya yang rata dengan gerakan perlahan dan penuh kerinduan yang tertahan. “Maaf,” bisiknya dalam hati. Ada rasa perih yang nyata saat ia menyadari bahwa ambisinya telah memaksanya menunda kehadiran nyawa baru di sana. Ia menginginkan keturunan, ia menginginkan bagian dari Kaelan yang tumbuh di dalam dirinya, tapi dunia luar masih terlalu kejam, dan kedudukannya di Sterling belum benar-benar aman. Vera menarik napas dalam, menghapus jejak kesedihan di matanya, dan menggantinya dengan senyum manis yang sering ia gunakan untuk menaklukkan dunia—dan suaminya. Saat ia melangkah keluar, aroma parfum maskulin Kaelan menyambutnya. Kaelan sedang berdiri di depan cermin besar, mengenakan kemeja putih yang belum dikancingkan sepenuhnya, memperlihatkan otot dadan

  • OBSESI TUAN STERLING   Bab 29: Utang terbesar

    Pagi itu, Kaelan dan Vera sudah berpakaian rapi, siap mengantar Naomi ke vila barunya. Namun, suasana di kamar tidur utama terasa tegang, bukan karena jadwal, melainkan karena transaksi keuangan yang baru saja diselesaikan Kaelan. Di atas meja rias, tergeletak dokumen transfer bank dan sertifikat hak milik atas sebuah vila mewah di kawasan elit. Jumlah di dokumen transfer bank membuat Vera pucat: delapan puluh miliar. Vera, suaranya tajam dan tidak percaya, berujar, "Kaelan! Apa yang kau lakukan? Delapan puluh miliar? Kau memberikan kompensasi itu hanya karena Mama memintanya? Itu bukan kewajibanmu!" Kaelan mendekati Vera, tangannya dimasukkan ke saku celana suit mahalnya. Wajahnya datar, tetapi matanya memancarkan rasa superioritas yang dingin. "Itu kewajibanku," jawab Kaelan. "Kewajibanku adalah menjaga kedamaianmu, Vera. Dan selama Mamamu masih bisa mengganggumu, kedamaian itu tidak ada. Uang itu hanyalah biaya administrasi untuk menjamin fokusmu sepenuhnya padaku dan Sterling.

  • OBSESI TUAN STERLING   Bab 28 : Kebohongan Kontrasepsi

    Keheningan dini hari menyelimuti kamar tidur utama Manor, hanya dipecah oleh desis pendingin ruangan dan napas mereka yang terengah. Kaelan mendorong Vera kembali ke ranjang, matanya yang gelap memancarkan kemenangan yang jauh lebih besar dan pribadi daripada kehancuran Thomas.“Kau melihatnya, Ratuku,” bisik Kaelan, suaranya tebal dan bergetar karena emosi yang tertahan. “Kau menghancurkan mereka dengan kepalamu, bukan dengan pedang. Kau pantas mendapatkan pemujaan ini, Vera.”Sentuhan Kaelan terasa seperti sebuah klaim, bukan hanya gairah. Dia mencium Vera dengan kehausan yang membakar, setiap gerakan tubuhnya adalah penegasan bahwa Vera adalah miliknya—harta karun yang baru saja ia bebaskan dan sekarang ia kunci untuk dirinya sendiri.Kaelan mengangkat pinggul Vera, memaksanya menerima setiap sentuhan, setiap tekanan. Erangan Vera tercekat di tenggorokan saat Kaelan mulai menjelajahi setiap lekuk tubuhnya dengan tangan dan bibirnya, seolah sedang melakukan ritual penghabisan."Kau

Más capítulos
Explora y lee buenas novelas gratis
Acceso gratuito a una gran cantidad de buenas novelas en la app GoodNovel. Descarga los libros que te gusten y léelos donde y cuando quieras.
Lee libros gratis en la app
ESCANEA EL CÓDIGO PARA LEER EN LA APP
DMCA.com Protection Status