แชร์

BAB. 21 Hari Pertama Ke Kantor

ผู้เขียน: Zemira Fortunatus
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-03-14 16:25:30

Mentari pagi baru saja muncul di ufuk timur, menandakan pagi telah tiba. Zuri, seorang wanita muda penuh semangat, terlihat mulai bersiap-siap. Dia akan berangkat kerja di perusahaan EK Corp, sebuah perusahaan besar yang dimiliki oleh Edward Kenneth.

Zuri adalah karyawan baru di sana. Dia akan berdedikasi, dan selalu berusaha memberikan yang terbaik dalam pekerjaannya.

Di ruang makan, Zuri sedang menikmati sarapan paginya. Sementara itu, matanya tidak lepas dari beberapa dokumen yang tergeletak di depannya. Dokumen-dokumen itu berasal dari Opa Bram, seorang pria tua yang telah memberikan misi penting kepada Zuri. Misi khusus untuk menjerat sang CEO masuk ke dalam perangkap cintanya.

Di ruang makan tersebut, tidak hanya ada Zuri. Di sana juga ada Mirah, sahabatnya. Mereka berdua telah bersahabat sejak kecil dan sekarang bekerja di perusahaan yang sama. Keduanya selalu mendukung satu sama lain dalam segala hal, termasuk dalam pekerjaan.

"Zuri, Asisten Geri mengatakan mulai hari ini kit
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก

บทที่เกี่ยวข้อง

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 22 Lingkungan Kerja Baru

    Setelah tiba di gedung perkantoran EK Corp, Mirah dan Zuri langsung menuju ke divisi umum, bagian mereka ditempatkan. Keduanya berjalan dengan langkah mantap, siap untuk memulai hari kerja mereka."Sepertinya hari ini akan menjadi hari yang produktif bagi kita," ucap Mirah sambil tersenyum.Zuri mengangguk setuju, "Iya, Mir. Aku juga bersemangat untuk memulai tugas baru di divisi umum."Mereka masuk ke ruangan divisi umum yang sibuk. Ada banyak meja kerja dengan orang-orang yang sibuk bekerja. Mirah membawa Zuri ke meja kerjanya yang baru."Nah … inilah meja kerjamu, Zuri," ucap Mirah sambil menunjuk ke meja yang kosong. "Semoga kamu merasa betah dan nyaman di sini,” tutur Mirah.Zuri melihat sekeliling, mengamati lingkungan kerjanya yang baru. Dia merasa antusias dan siap untuk memulai tugasnya."Terima kasih, Mirah. Aku akan berusaha yang terbaik di divisi ini," ucap Zuri dengan semangat.Mirah tersenyum, "Aku yakin kamu akan melakukannya dengan baik. Jika kamu perlu bantuan, jan

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-14
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 23 Siap Untuk Bekerja

    Pagi yang indah matahari baru saja menunjukkan sinarnya, memancarkan cahaya emas yang lembut melalui jendela mobil mewah milik Edward. Pria itu baru saja sampai di depan gedung EK Corp. Aksa, sang asisten segera berkata kepada atasannya,“Bos, kita sudah sampai,” serunya lalu menoleh ke arah sang atasan yang sedang memejamkan matanya layaknya orang yang sedang tidur.Edward memilih diam dan tidak menjawab perkataan asistennya. Sang pria sangat malas berkantor hari ini. Namun tanggung jawab besar mengenai pekerjaannya yang mendesak mau tidak mau harus dilakukan olehnya. Menyadari Edward yang tidak menjawab perkataannya membuat Aksa kembali bersuara,“Bos! Tuan Bram akan berkunjung ke perusahaan!” cecar Aksa sekenanya.Edward yang masih berada di dalam mobilnya, sangat kaget dengan perkataan Aksa. Pikirannya mulai dipenuhi dengan kekesalan. Karena informasi dari sang asisten yang mengatakan jika Opa Bram akan datang ke EK Corp, hari ini. Berita ini seharusnya membuatnya senang, akan

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-14
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 24 Mengelak Dari Jemy

    Edward pun mulai melangkah masuk ke dalam lobi kantor besar itu. Namun sang tuan muda seketika kaget melihat wanita muda yang baik hati kepada pengemis tadi, ikut masuk ke dalam gedung EK Corp.Akan tetapi disaat Edward ingin lebih jelas melihat wajahnya, sang gadis tiba-tiba menghilang di antara keramaian karyawan-karyawan lainnya. Apalagi para bawahan Edward, mulai sibuk menyapa dirinya dengan ramah. Karena pagi ini, adalah pertama kalinya CEO EK Corp muncul. Setelah sekian lama menghilang dari peredaran.Asisten Aksa yang sedang berada di samping Edward menjadi bertanya-tanya dengan tingkah atasannya yang seperti sedang mencari sesuatu. Karena penasaran dia pun bertanya.“Tuan Muda, are you okay?” “Maksudnya?” tanya Edward ketus.“Ya … soalnya dari tadi saya perhatikan Anda tidak fokus,” ucap Aksa yang jadi ikut bingung.Namun Edward yang tidak mengerti dengan situasi hatinya saat ini, kenapa sampai terpaku kepada wanita misterius itu, segera menjawab.“I' am okay. Aku hanya ingi

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-14
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 25 Tidak Mau Dilerai

    Situasi yang terjadi di kantor Edward saat ini, menjadi semakin tegang ketika Bunda Ayu dan kedua sepupunya, Ronand dan Bobby, datang secara tiba-tiba. Kemunculan mereka membuat suasana di ruangan tersebut menjadi hening, seolah-olah waktu berhenti sejenak.Edward dan Jemy, kedua sepupu yang masih terbalut emosi, terlihat sangat tegang dan siap untuk saling menyerang. Keduanya saling menatap dengan pandangan yang penuh kebencian, seolah-olah ada api yang menyala di balik mata mereka. Namun, sebelum semua semakin memanas, Ronand dan Bobby dengan sigap berdiri di antara keduanya, mencoba melerai pertengkaran yang hampir meletus itu.“Jemy! Edward! Apa yang sedang kalian lakukan?” seru Ronand tajam kepada keduanya.Ronand, sepupu Edward yang berpostur tinggi dan berwajah tegas, berusaha menenangkan Edward dengan suara yang tenang namun berani.“Hei … kita ini sepupuan! Kalian kenapa malah ingin baku hantam?” ujar Bobby sinis, kepada keduanya. Bobby, sepupu Edward yang lebih pendiam n

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-17
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 26 Keinginan Bunda Ayu

    Masih berada di ruangan kantor Edward yang megah dihiasi dengan rona kemewahan dan kehangatan. Bunda Ayu duduk di sofa empuk di hadapan putranya. Sementara Edward duduk di seberangnya, ekspresi wajahnya bercampur antara rasa penasaran dan khawatir tentang kalimat apa yang hendak sang ibu akan katakan kepadanya.Bunda Ayu dengan suara lembut berkata, “Edward, ada satu hal yang ingin Bunda bicarakan denganmu dan ini adalah sesuatu yang sangat penting,” ulang sang ibu.Edward mengangkat alis, semakin penasaran.“Apa itu, Bunda? Memangnya Bunda mau mengatakan apa?” sergah Edward bingung.Bunda Ayu lalu mengambil napas dalam-dalam, sembari berkata,“Aku ingin membicarakan tentang pernikahan kepadamu.”Edward sangat terkejut mendengar ucapan sang ibu,“Apa? Pernikahan? Bunda jangan ngaco, dong!” ucap Edward tak suka mendengar perkataan ibunya barusan.“Edward, Bunda sedang tidak bercanda. Bunda ingin kamu segera menikah! Titik!” tegas Nyonya Rahayu kepada putranya.Edward memandang ibunya

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-17
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 27 Edward Dipaksa Menikah

    Nyonya Rahayu masih berada di ruang kebesaran sang putra, Edward, masih dengan wajah serius. "Edward, Bunda hanya menginginkan satu hal kepadamu saat ini.”Edward mengangkat kepalanya yang dari tadi menunduk. "Iya, Bunda. Katakan saja, apa yang Bunda inginkan dariku?” tuturnya dengan wajah lesu. Sepertinya Edward telah mengetahui arah pembicaraan sang ibu.Nyonya Rahayu mengambil napas dalam-dalam sebelum melanjutkan. "Edward, seperti yang Bunda katakan tadi. Bunda hanya ingin kamu menikah. Bunda merasa sudah waktunya kamu pantas untuk memiliki keluarga sebuah sendiri," ujarnya dengan tegas.Edward nampak terkejut mendengar permintaan tersebut. "Tapi Bunda, aku belum siap untuk menikah. Aku masih ingin fokus pada karirku dan mengejar impian-impianku," ucap Edward dengan lembut.Pria itu mencoba untuk meluluhkan hati ibunya yang menginginkannya untuk segera menikah.Nyonya Rahayu menggelengkan kepala dengan tegas. "Edward, kamu harus mengerti bahwa menikah adalah bagian dari kehi

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-17
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 28 Tak Sengaja Bertemu

    Bobby, Ronand, dan Jemy terbangun dengan kaget saat merasakan tubuhnya diguncang-guncang oleh Edward yang ingin membangunkan mereka. Ketiga pria tampan itu merasa terganggu tidurnya dan sedikit kesal dengan perlakuan tersebut."Bangun kalian, pemalas!" seru Edward dengan nada tinggi, mencoba membangunkan sepupu-sepupunya yang masih sangat mengantuk.“Hari masih terang begini. Lo bertiga mana pada asyik ngorok! Mana jiwa kepemimpinan kalian selama ini?” Edward terus saja mengoceh di hadapan para sepupunya.Bobby menggosok-gosok matanya dan memandang Edward dengan pandangan kesal. "Edward! ngapain Lo mengganggu tidur kami seperti ini? Kami butuh istirahat setelah mencari keberadaanmu seharian kemarin!" protes Bobby dengan suara lantang.Ronand mengangguk setuju, "Ya, Edward! Kami capek mencari keberadaanmu kemarin. Kami sangat khawatir denganmu dan tidak tahu apa yang terjadi. Tidak adil jika Lo membangunkan kami dengan cara seperti ini.” Ronand ikut-ikutan menjadi sangat kesal.Jemy,

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-20
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 29 Misi Membujuk Edward Menerima Perjodohan

    Siang itu suasana di dalam kantor Edward terasa tenang. Di luar, matahari bersinar cerah, menembus kaca jendela besar dan menerangi ruangan yang penuh dengan furnitur mewah dan modern. Edward duduk di sofa bersama ketiga sepupunya, Ronand, Bobby, dan Jemy. Menunggu kedatangan Asisten Aksa untuk memesan makan siang untuk mereka."Ed, kapan terakhir kali kita makan siang bareng?" tanya Ronand sambil melemparkan senyum lebar. “Gue lupa, Bro!” sahut Edward singkat."Waduh, parah! Masa Lo lupa? Ya sudah kalau begitu. Siang ini Lo harus mentraktir kita!" tutur Ronand.Bobby dan Jemy mengangguk setuju, wajah mereka penuh harap. Edward pun berkata,"Baiklah, baiklah. Kalian ini selalu saja membuat keributan," ucap Edward. Bersamaan dengan itu, Aksa masuk ke dalam ruangannya. Edward pun segera memerintahkan sang asisten."Aksa, bisakah kamu pesan makan siang untuk kita di kafetaria? Pastikan makanannya yang enak, ya."Aksa, sang asisten yang setia, segera mengangguk dan mengeluarkan ponselny

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-20

บทล่าสุด

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 100 Akhir Bahagia Bersama Keluarga

    Di suatu pagi,Suasana di rumah Edward dan Zuri dipenuhi kegembiraan. Liburan anak-anak telah tiba, dan janji Edward untuk membawa mereka keliling Kota London semakin mendekati kenyataan. Zuri tampak sibuk di kamar, mengemas barang-barang untuk perjalanan panjang mereka."Nasya, Sayang, jangan lari-lari! Kita akan berangkat sebentar lagi," ujar Zuri sambil tersenyum melihat putri bungsunya yang berlari-lari kecil di sekitar tempat tidur.Nasya, yang baru berusia tiga tahun dan duduk di playgroup, menghentikan langkahnya dan menatap Zuri dengan senyum lebar. "Mommy, Nasya boleh bawa boneka nggak?" tanyanya dengan mata berbinar-binar."Boleh, Sayang. Tapi cuma satu, ya? Jangan kebanyakan barang," sahut sang ibu.Sementara itu, di ruang tamu, Edward sedang membantu kedua anak laki-lakinya, Edzhar yang berusia tujuh tahun dan Ben yang berusia enam tahun, mengemasi mainan yang akan mereka bawa."Daddy, nanti di London kita naik bus tingkat, ya?" Edzhar bertanya sambil memasukkan mobil mai

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 99 Kelahiran Baby Nasya

    Sore yang mendebarkan,Saat sore menjelang, langit Jakarta memancarkan semburat jingga yang indah, namun hati Edward, sang CEO EK Corp terasa tak tenang. Baru saja dia selesai menandatangani berkas terakhir di kantornya ketika ponselnya berdering. Dengan cepat pria sibuk itu menjawab panggilan tersebut.Edward :”Hallo, Maid. Ada apa?”Maid :"Tuan, Nonya Zuri sudah dibawa ke rumah sakit. Sepertinya sudah waktunya melahirkan!" suara maid-nya terdengar di ujung telepon.Edward langsung berdiri, rasa panik mulai menyeruak di dadanya. “Baik, saya segera ke sana,” jawabnya sebelum memutus panggilan dari sang asisten rumah tangga. Pria itu lalu meraih jasnya dengan cepat, berlari menuju lift, dan segera melangkah ke mobilnya yang ada di parkiran.Perjalanan dari kantor Edward di kawasan pusat Jakarta menuju rumah sakit keluarga langganan keluarganya, biasanya memakan waktu lama karena kemacetan yang tak terelakkan. Namun, sore itu, keajaiban seolah berpihak kepadanya. Jalanan tampak lebi

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 98 Kabar Baik Untuk Semua

    Di suatu pagi,Suasana di rumah Edward dan Zuri sangat tenang dan damai. Sinar matahari di hari Sabtu pagi menyelinap di antara dedaunan pohon yang rimbun, menerangi halaman rumah yang luas, termasuk kolam renang pribadi mereka. Di sana, Edward tampak sedang berenang dengan putra-putranya, Edzhar dan Jacob Benedict yang biasa dipanggil Ben yang juga telah dikaruniai oleh Tuhan kepada mereka dan ikut meramaikan keluarga kecil Edward dan Zuri.Edward dengan sabar mengajarkan kedua putranya cara berenang gaya bebas saat ini.“Lihat, Daddy! Aku bisa melakukannya!” teriak Edzhar, anak sulung mereka yang baru berusia lima tahun, sambil mencoba menggerakkan tangannya dengan gaya bebas.“Bagus, Nak! Teruskan! Ben, kamu juga harus mencoba, ya,” seru Edward sambil mengawasi kedua putranya dengan penuh perhatian.Ben yang masih berusia empat tahun mencoba mengikuti, namun gerakannya masih kaku. “Daddy, aku agak susah berenang, airnya malah masuk ke dalam hidungku,” rengek Ben sambil mengusap wa

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 97 Kejutan Dari Edward

    Beberapa bulan kemudian,Hari ini adalah hari istimewa bagi Zuri dan Edward. Tepat tujuh bulan sudah usia kandungan Zuri, dan mereka baru saja pulang dari rumah sakit setelah pemeriksaan USG yang menunjukkan bahwa mereka akan dikaruniai seorang anak laki-laki. Hasil pemeriksaan itu membuat mereka semakin antusias untuk menyambut kehadiran sang buah hati. Edward, yang selalu memperhatikan setiap detailnya, sudah lama merencanakan acara tujuh bulanan untuk merayakan momen istimewa ini. Acara tersebut digelar di ballroom hotel Fairmont, Jakarta, dengan dekorasi elegan dan suasana yang penuh kehangatan.Ballroom yang luas itu dihiasi dengan bunga-bunga berwarna putih dan biru pastel, mencerminkan tema kebahagiaan menyambut putra mereka. Di tengah ballroom, tampak panggung kecil dengan meja panjang yang dihiasi kue tujuh bulanan dan berbagai hadiah untuk Zuri. Para tamu mulai berdatangan, dan suasana semakin meriah dengan kehadiran keluarga dan teman-teman dekat pasangan ini.Zuri mengena

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 96 Penyesalan Edward

    Zuri terbaring lemah di tempat tidur rumah sakit, wajahnya terlihat pucat akan tetapi tampak lebih tenang setelah beberapa jam dirawat di UGD. Setelah dipastikan kondisinya stabil, tim dokter memutuskan untuk memindahkannya ke ruang perawatan yang berada di lantai atas. Keadaannya mungkin sudah lebih baik, namun kekhawatiran masih menggelayuti wajah setiap orang yang menunggunya di luar.Bunda Ayu, Opa Bram, Jemy, Mirah, dan Bobby sudah menanti dengan penuh harap di depan pintu ruang perawatan. Ketika perawat memberitahu bahwa mereka diperbolehkan masuk, Bunda Ayu segera melangkah masuk, diikuti oleh yang lainnya. Dengan langkah tergesa, Bunda Ayu menghampiri menantu kesayangannya yang masih terbaring di ranjang, sambil menggenggam erat tangan Zuri."Zuri, syukurlah kamu baik-baik saja, Nak," ucap Bunda Ayu dengan suara penuh kelegaan. “Bunda sangat khawatir tadi.”Zuri tersenyum lemah, akan tetapi senyum itu cukup untuk menenangkan hati Bunda Ayu. "Terima kasih, Bunda. Saya juga ber

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 95 Zuri Dilarikan Ke Rumah Sakit

    Jemy melangkah cepat di tepian Pantai Ancol, langkah-langkahnya teratur namun tegang. Dia memeluk tubuh Zuri yang pingsan dengan erat, tubuh perempuan itu terasa ringan di pelukannya, akan tetapi beban yang dirasakan Jemy di hatinya jauh lebih berat. Pikirannya masih dipenuhi kekhawatiran. Untungnya Tadi, sebelum dia menggendong Zuri, dia sempat menelepon Bobby, yang juga merupakan sepupu Edward, yang baru saja selesai mengikuti rapat penting di gedung yang sama yang ada di area Pantai Ancol."Bobby, aku sudah menemukan keberadaan Zuri. Tapi dia sedang pingsan! Sekarang aku sedang menggendongnya, cepat siapkan mobil di parkiran. Kita harus segera ke rumah sakit!" Suara Jemy terdengar panik di telepon.Tanpa banyak bicara, Bobby langsung bergegas menuju parkiran dan menyiapkan mobilnya.Sesampai di parkiran, Bobby melihat Jemy datang dengan langkah cepat, Zuri berada dalam gendongannya. Bobby segera membuka pintu penumpang yang ada di belakang, memberikan ruang bagi Jemy untuk memasuk

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 94 Untung Ada Jemy

    Beberapa saat yang lalu,Angin pantai Ancol berhembus lembut, membawa aroma asin laut yang memenuhi area itu. Zuri berjalan dengan langkah pelan, menyusuri garis pantai. Hatinya terasa berat, penuh dengan kekesalan yang belum juga hilang setelah pertengkarannya dengan Edward, suaminya. Kata-kata tajam dari Edward tadi, masih terngiang-ngiang di telinganya, membuatnya sulit untuk menenangkan diri.Dia berhenti sejenak, menatap riak kecil yang menggulung di permukaan air. Pasir halus di bawah kakinya terasa dingin dan menenangkan, namun rasa sakit di hatinya tetap tidak berkurang. Edward jarang sekali marah, tapi kali ini, pertengkaran mereka begitu hebat hingga Zuri memutuskan untuk menjauh sementara waktu.Dia tak ingin kembali ke apartemen yang terasa begitu sempit dengan ketegangan.Perempuan cantik itu semakin kesal kepada Edward karena sang suami tidak mau mendengarkan penjelasannya sedikitpun.Bahkan Edward malah pergi meninggalkannya di apartemen sendiri. Hal itu semakin membuat

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 93 Situasi Semakin Buruk

    Di sebuah apartemen,Sore yang cerah perlahan berubah menjadi kelabu di langit Jakarta ketika Ranti, seorang wanita karier yang sukses, baru saja tiba di apartemennya. Setelah melalui hari yang panjang dan melelahkan di kantor, Ranti berharap bisa menemukan ketenangan di rumahnya. Namun, langkah cepatnya begitu memasuki apartemen seolah menggambarkan keresahan yang sejak tadi melanda pikirannya. Ada hal lain yang jauh lebih penting mengisi benaknya saat ini yaitu tentang sepupunya, Tari.Tari sejak beberapa bulan yang lalu tinggal bersamanya di apartemen ini. Setelah sebelumnya sang sepupu dirawat di sebuah rumah sakit jiwa di salah satu sudut Kota Jakarta.Tari mengalami gangguan jiwa saat Edward, mantan kekasih dari sang sepupu memutuskan hubungan dengannya. Hal tersebutlah yang membuat Ranti ingin membalaskan dendam Tari terhadap Edward, yang juga merupakan mantan kekasih pengusaha sukses itu.Namun sayangnya, Ranti yang awalnya hanya ingin memainkan perasaan Edward. Malah benar-b

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 92 Bunda Ayu Menjelaskan Semuanya

    Kedatangan Bunda Ayu,Nyonya Rahayu Kenneth, dengan gaun hijau lumutnya yang menambah wibawanya, turun dari mobil mewahnya di depan kediaman megah Opa Bram. Tangannya menggenggam tas kulit elegan, sementara langkahnya mantap memasuki halaman yang asri, dipenuhi oleh pepohonan tua dan bunga-bunga yang tertata rapi. Sejak suaminya meninggal, Opa Bram, ayah mertuanya, menjadi salah satu tumpuan hidupnya dalam menghadapi berbagai situasi. Dia merasa perlu bertemu dengannya hari ini.Begitu pintu besar kayu jati terbuka lebar, Asisten Geri, pria berwajah dingin yang selalu setia melayani Opa Bram, menyambutnya dengan senyum hangat.“Selamat pagi, Nyonya Rahayu,” sapa Asisten Geri dengan sopan, membungkukkan badannya sedikit. “Opa Bram sudah menunggu Anda di ruang kerjanya, Nyonya.”“Terima kasih, Asisten Geri,” jawab Nyonya Rahayu. Namun, sebelum sempat melangkah lebih jauh, telinganya menangkap suara keras yang berasal dari lantai dua.Suara itu sangat dikenalnya, suara putranya, Edward

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status