Share

Makanan Mahal

"Suasananya nyaman sekali," pujiku seraya melihat sekeliling restoran mewah dengan interior bergaya Eropa ini.

"Setahun mejelang Papa meninggal, hampir setiap Sabtu, Almarhum Papa mengajak Kami sekeluarga makan siang di sini," ucap Mas Gibran. Pandangannya menyusuri sudut-sudut restoran ini. Mungkin dia teringat beberapa momen bersama papanya di tempat ini.

"Audrey ... " lirih Mas Gibran.

"Hem ... "

"Terima kasih."

"For what?" tanyaku kebingungan.

"For coming into my life."

Uw ... manisnya Om Tampanku. Akupun membalas dengan senyum terbaikku seraya meremas lembut tangan Mas Gibran. Semoga gak hanya manis di awal ya, sampai nanti ngajak nikah, kawin, dan beranak-pinak tetap uwuuw ya Om Tampan, amin!

Tak lama, makanan kami datang. Dengan ramah dan cekatan pelayan restoran ini menyajikan pesanan kami. Lebih tepatnya pesanan Mas Gibran. Karena setibanya di restoran ini aku sampaikan dengan jujur pada Mas Gibran bahwa ini pertama kalinya aku ke restoran mewah semacam ini. Nama-nama makana
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status