Home / Rumah Tangga / Obat Herbal Dari Suamiku / Bab 2. ketahuan selingkuh

Share

Bab 2. ketahuan selingkuh

Author: Teteh ley
last update Last Updated: 2025-04-20 21:14:36

Setelah Mas Andre keluar dari kamar, aku langsung bangun dan duduk. Bersandar dengan hati yang tak karuan. Mencerna ucapan yang barusan Mas Andre utarakan. Apa sih yang membuat Mas Andre berucap demikian?

Apakah Mas Andre sedang merencanakan sesuatu?

Adakah kemungkinan jika Mas Andre selingkuh dibelakang ku? Tapi kalau Mas Andre selingkuh, lalu siapa wanitanya?

Selama ini Mas Andre tidak pernah menunjukkan gelagat aneh di depanku. Ia bahkan terkesan sangat romantis dan tidak ada cela sedikitpun.

'Ah iya, kenapa aku malah bengong?'

Turun dari ranjang. Menyambar jaket dan tas selempang yang aku simpan di atas meja. Jaga-jaga kalau Mas Andre mau pergi, ya aku tinggal ikuti.

Dengan langkah pelan, aku keluar dari kamar, celingukan mencari keberadaan Mas Andre.

Kebetulan juga lampu ruangan ini sudah di matikan sama bibi. Jadi aku tidak bisa leluasa melihat di mana Mas Andre berada.

Sayangnya, aku tidak menemukan sosok Mas Andre di lantai bawah maupun di luar rumah.

Karena Mas Andre tidak ada, akhirnya aku memutuskan untuk mencarinya ke lantai atas.

"Hahaha."

Samar-samar aku mendengar suara tawanya Mas Andre di salah satu kamar tidur.

Karena penasaran, akhirnya aku memutuskan untuk mencari tahu. Dengan langkah pelan, aku mulai mendekat ke arah pintu.

"Hihihi."

Degh.

Baru juga menempelkan telinga ke daun pintu, aku dikejutkan dengan suara tawa seorang perempuan di susul dengan tawa renyah dari Mas Andre.

"Iya dong sayang, apa sih yang nggak buat kamu."

Sayang?

Siapa yang dipanggil sayang sama Mas Andre?

"Bagaimana kalau Rania bangun?" tanya si perempuan.

Deg.

Kok suaranya mirip sama Tante Elsa? Tapi kenapa Mas Andre manggil sayang?

Apa mungkin?

Karena penasaran akhirnya aku memutuskan untuk mengintip lewat celah pintu.

Astaghfirullah.

Ternyata benar dugaan ku kalau suara tersebut milik Tante Elsa. Nampak jelas, jika Tante Elsa tengah duduk sambil bersandar di dada bidangnya Mas Andre.

Tes.

Tanpa bisa dicegah, airmata ini lolos begitu saja tanpa permisi.

Tega Kamu, Mas!

"Bagaimana kalau Rania tahu jika diantara kita mempunyai hubungan khusus? Terlebih jika Rania tahu kalau kita akan menikah." Tante Elsa terlihat mendongakan wajahnya. Sedangkan Mas Andre, ia terlihat sibuk membelai rambutnya.

Sakit banget ya Allah.

Serasa ada ribuan jarum suntik yang menancap pada ulu hati dan jantungku. Sakit banget!

"Kamu tenang sayang, aku sudah mengamankan semuanya. Dosis obat herbal yang aku kasih sama Rania itu sudah diatas rata-rata." Mas Andre terdengar berceloteh.

"Dan, bego-nya lagi, Rania nurut banget sama kamu." Gelak tawa Tante Elsa terdengar renyah. Ada sentuhan kecil yang dilakukan Tante Elsa di wajah Mas Andre.

"Oh iya sayang, bagaimana kalau Rania tahu hubungan kita?" Kali ini Tante Elsa mengubah posisi duduknya. Berhadapan sama Mas Andre.

Mas Andre terlihat mencium wajah Tante Elsa sekilas. Hal yang membuat hati ini serasa terbakar dengan api amarah.

"Kalau pun dia tahu hubungan kita, dia mau balik ke mana? Rania sudah tidak punya siapa-siapa lagi selain kita. Ya kalau pun dia memaksa, paling jadi gembel di jalanan." Mas Andre kembali berujar.

"Sebenarnya aku sudah capek pura-pura baik sama dia, sayang." Tante Elsa terdengar mengeluh. "Apalagi saat jadi Tante bohongannya kamu."

Air mataku kembali menetes. Aku menangis dalam diam. Aku menangisi kebodohan ku selama ini. Kenapa baru sekarang aku tahu kalau mereka berdua itu bukan Tante dan ponakan, melainkan pasangan kekasih yang sebentar lagi akan menjadi suami istri.

Astaghfirullah.

Apa yang harus aku lakukan?

"Kamu yang sabar ya sayang, setelah semua rencana kita berhasil, aku akan langsung menceraikan Rania dan kita bisa bersama tanpa harus ngumpet dan diam-diam seperti ini."

Rencana? Apa yang Mas Andre dan Tante Elsa rencanakan? Membuat aku mati secara pelan-pelan atau ada hal yang lainnya?

"Tapi sayang."

"Sudahlah gak usah dibahas lagi. Gak tahu apa kalau aku sudah kangen sama kamu." Mas Andre menyudahi obrolannya. Melingkarkan tangan di pinggang Tante Elsa.

Melihat pemandangan tersebut, aku memutuskan untuk menyudahi acara mengintip lewat celah pintu. Jijik rasanya harus menonton adegan seperti itu.

Tak lama kemudian terdengar suara menjijikan yang membuat aku mual dan ingin muntah.

Tega kamu Mas, ternyata dibalik sikap kamu selama ini, hanyalah sebuah topeng untuk menutupi kebusukan kamu.

Pokoknya aku harus bisa membuat mereka berdua menyesali perbuatannya. Kalian berdua sudah berkhianat, maka kalian akan mendapatkan ganjarannya.

Sekarang mari kita berperang dengan kepintaran kita masing-masing. Siapa di antara kita yang akan menang lebih dulu.

Aku atau kamu, Mas!

Prang.

Ketika aku handak berjalan, secara tidak disengaja aku menyenggol pas bunga yang terdapat di meja dekat pintu.

Hening

Dengan pecahnya Pas bunga tersebut, suara yang sejak tadi terdengar menjijikan tersebut langsung hening seketika.

Tap tap tap

Terdengar suara langkah kaki menuju diun pintu. Entah itu Mas Andre atau mungkin Tante Elsa.

Mendengar langkah kaki semakin mendekat, aku celingukan mencari tempat persembunyian. Bukan takut ataupun apalah itu, tapi aku tidak ingin Mas Andre mengetahuinya sekarang.

Aku harus bisa bermain lebih cantik daripada mereka berdua. Kamu selingkuh dibelakang aku, Mas, maka kamu harus merasakan akibat dari perbuatan kalian berdua.

Trek.

Terdengar suara anakan kunci dibuka dari dalam.

Mendengar suara pintu dibuka, langkah seribu langsung aku ambil. Menyelinap ngumpet dibalik sofa yang tak jauh dari pintu kamar.

Dari sini aku bisa melihat Mas Andre keluar dari kamar dengan telanjang dada. Bohong, jika hatiku tidak sakit. Apalagi saat melihat keringat di tubuh Mas Andre yang mengkilat ketika terpapar sinar lampu ruangan.

"Siapa sayang?" Tante Elsa berdiri di samping Mas Andre yang tengah celingukan.

Tak ubahnya seperti Mas Andre, rambut Tante Elsa juga terlihat acak-acakan dengan baju kurang bahan yang masih menempel di tubuhnya.

"Nggak tahu sayang," jawab Mas Andre. Melangkahkan kakinya menuju sofa dimana aku ngumpet di belakangnya. "Aku yakin ada seseorang yang sudah mengetahui hubungan kita." Mas Andre kembali berujar.

"Mungkin ada kucing, sayang. Bukankah semua pekerja di rumah ini lagi pada pulang?" tanya Tante Elsa, ia memastikan jika bi Darsih dan anak laki-lakinya pulang ke rumahnya.

Keduanya hanya bekerja di siang hari saja. Ya, terkecuali ada yang harus dilakukan di malam hari.

"Atau jangan-jangan si Rania, Dre!" Tante Elsa berasumsi kalau aku dalang dari pecahnya pas bunga.

"Nggak mungkin sayang, dia 'kan habis minum obat yang aku kasih. Obat tersebut akan membuat ia tertidur semalaman bahkan sampai esok hari."

"Terus kalau bukan Rania, siapa lagi? Kucing?" Tante Elsa terlihat celingukan. Mungkin masih penasaran siapa yang sudah membuat pas bunga pecah.

"Nggak mungkin juga. Aku tidak pernah suka dengan yang namanya kucing. Jadi mana mungkin akan ada kucing di sini." Kisah Mas Andre.

"Ya udah, kalau gitu, ayo kita cek Rania di kamarnya." Tante Elsa menarik tangan Mas Andre.

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Obat Herbal Dari Suamiku    Bab 21. Hati saya , mbak

    "A-aku," "Jangan dijawab sekarang Mbak, berpikir dulu, nanti mbak nyesel menerima cinta saya." Arsya menukas ucapan ku. Ia bangkit dari tempat duduknya, mengajakku untuk pulang ke rumah. Aku hanya mengangguk, ikut bangkit dari tempat duduk lalu berjalan beriringan menuju motor Arsya yang terparkir tak jauh dari tempat yang kami duduki. . "Mau langsung pulang atau mau jalan-jalan dulu?" tanya Arysa saat kami tengah berada didalam perjalanan menuju rumah. "Pulang aja, Sya." Aku langsung menjawab pertanyaannya. "Oke Mbak, tapi gak papa kan kalau saya ke Mall sebentar?" Ia menatapku lewat kaca spion motornya. "Gak papa." Aku langsung mengangguk mengiyakan pertanyaannya, "tapi ngomong-ngomong, mau beli apa?" "Rahasia dong." Ia terkekeh. Namun, hanya sebentar, selanjutnya ia mengaduh saat tangan ini reflek memukul punggung tubuhnya. Reflek ya bukan disengaja. "Gak sakit juga." Aku mencebik. Lagian mana mungkin sakit, wong pukulanku bera

  • Obat Herbal Dari Suamiku    Bab 20. ungkapan cinta

    "Ada apa bi?" Rupanya Arysa pun tidak menyadari jika bi Darsih memanggil namanya dengan sebutan Aden. Begitu juga dengan dirinya yang memanggil bi Darsih dengan sebutan bibi. Fix, jika mereka berdua bukan ibu dan anak. Aku yakin ada sesuatu yang mereka sembunyikan dariku. Hmmm... Akan aku ikuti permainan kalian berdua. Sejauh mana kalian tidak menyadari bahwa aku ini sudah tahu kalau kalian berdua itu bukan ibu dan anak. Melainkan seorang majikan dan art. "Itu, di rumah ada tamu," papar bi Darsih. Jari telunjuknya mengarah ke arah teras rumah. "Siapa?" Alis Arysa nampak bertaut. "Mmmmh, anu itu!" Bi Darsih terlihat bingung. "Pokoknya temui saja, biar non Rania sama saya." "Baiklah." Arsya bangkit dari tempat duduknya, "mbak saya temui dulu tamunya, biar mbak di temani sama ibu saya." "Iya," jawabku singkat. Setelah berucap demikian, Arsya berlalu pergi meninggalkan kami berdua. "Memangnya ada siapa, bi?" tanyaku pura-pura penasar

  • Obat Herbal Dari Suamiku    Bab 19. Sikap Arsya

    Wow! Kejutan yang membuat aku geleng-geleng kepala. Jadi selama Tante Elsa tidak hanya berhubungan sama Mas Andre, ia juga selingkuh sama laki-laki lain selain Mas Andre. Gila tuh wanita. Bisa-bisanya memacari beberapa laki-laki di saat bersamaan. "Mau mbak labrak?" Tanpa menoleh ke arahku. "Udahlah Sya, bukan urusan kita. Lebih baik aku fokus pada pekerjaan, masa depan ku lebih baik daripada memikirkan masa lalu." "Aku setuju Mbak. Ini nih yang aku mau, mbak semangat! Ya siapa tahu mbak dapat jodoh yang lebih tampan dari Pak Andre," ujarnya sambil terkekeh. "Contohnya?" Aku kembali naik ke atas motornya. "Contohnya seperti saya." Arsya Kembali terbahak. Candaan-nya terdengar garing. "Bercanda." Aku menepuk pundaknya. "Iya Mbak, saya bercanda kok, lagian saya juga paham siapa saya, siapa mbak. Mana mungkin mbak mau sama laki-laki model saya," ujarnya terdengar aneh. Masa iya punya pikiran seperti itu, yang ada aku sendiri yang harus

  • Obat Herbal Dari Suamiku    bab 18. Aneh 'kan

    "Waw, ternyata kamu sudah punya calon istri juga ternyata. Saya kira kamu masih betah menjomblo," ujar laki-laki bernama Bara ketika mendengar penuturan Pak Bram. Ada tawa kecil saat laki-laki tersebut berucap demikian. Sepertinya kaget dengan pengakuan dari Pak Bram barusan. Yang jadi pertanyaan aku adalah, bukannya Pak Bram itu mau menikah sama pacarnya, tapi kok malah aku yang dibilang calon istrinya? Aneh. "Doakan saja, semoga semuanya berjalan dengan lancar. Tidak ada kendala apapun," balas Pak Bram yang langsung mendapat anggukan kepala dari sahabatnya. Obrolan kami berlanjut hingga akhirnya kami berdua memutuskan untuk pulang karena waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. . "Pak Bram, kenapa Anda bilang jika saya ini pacar Bapak?" tanyaku ketika kami tengah berada didalam perjalanan pulang. "Bukannya bapak sudah punya calon istri?" Mendengar pertanyaanku, Pak Bram hanya diam tanpa ekspresi. Ia terlihat fokus pada kemudi mobilnya.

  • Obat Herbal Dari Suamiku    Bab 17. Calon istri?

    Tin.... Sekitar jam tujuh malam, aku mendengar suara mobil masuk ke halaman rumah kontrakan yang aku tempati sejak sore tadi. Aku sih yakin jika mobil tersebut milik Pak Bram. Sesuai kesepakatan kalau Pak Bram mau menjemput aku ke rumahnya. Setelah menjemput neneknya, kami bertiga langsung kembali masuk kedalam mobil, berangkat menuju sebuah restoran yang sudah di sewa untuk pertemuan neneknya Pak Bram dengan para koleganya. Tiba di sebuah restoran mewah, kami bertiga langsung turun dari mobil dan langsung masuk kedalam restoran, lalu memilih duduk di salah satu meja makan yang ada di sana. "Halo Jeng Maya," sapa seorang wanita paruh baya dengan dandanan yang terlihat cetar membahana. Ia terlihat datang menghampiri kami diikuti oleh dua orang laki-laki bertubuh tinggi tegap. Aku sih yakin jika dua orang tersebut bodyguardnya si wanita. Kalau dilihat dari penampilannya, aku berasumsi bahwa wanita tersebut bukan wanita biasa, melainkan orang sibuk dan or

  • Obat Herbal Dari Suamiku    Bab 16. Talak tiga

    "Temani saya malam ini untuk menghadiri acara pertemuan dengan para kolega Nenek. Malam ini saya diundang untuk hadir ke acaranya." "Tapi Pak, saya ini kan," "Masih istri orang? Ralat, mantan istri orang. Kalian 'kan sudah cerai secara agama." "Maksud saya," "Saya minta ditemani sama kamu, bukan sebagai pacar ataupun calon istri saya. Kamu cukup bilang saja jika kamu ini asisten pribadinya saya. Dah gitu aja." Pak Bram memotong arah pembicaraan ku. "Cuma itu?" Aku mendongak menatapnya. "Iya. Nanti malam ada urusan bisnis juga yang harus saya kerjakan. Sebenarnya saya gak punya asisten pribadi, jadi saya harap kamu bisa di andalkan." Pak Bram kembali berujar. Dari ucapannya, aku bisa simpulkan jika laki-laki yang satu ini bukan orang biasa, melainkan orang sibuk dengan segudang aktivitasnya. "Bagaimana?" Ia kembali bertanya. "Mengeluarkan sebuah kunci kontrakan dari tas kecil yang ia bawa. "Baiklah. Jam berapa saya harus datang?" "Jam delapan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status