"Kau mencintaiku kan?"Perkataan Javier terus terpikir di kepala Isabella. Kini ia sedang berada di balkon kamar tidur, menikmati sejuknya udara malam.Di belakang sana ada Javier yang sedang tidur pulas. Isabella terbangun tengah malam karena tidak bisa berhenti memikirkan perkataan Javier dan Lauren. Apakah ia mencintai Javiet?Tapi mengapa hanya ia yang ditanyakan? Isabella juga ingin tahu apakah pria itu juga mencintainya? Entalah setelah pertemuan kembali dengan Javier, jantung Isabella langsung berdetak cepat. Selalu nyaman jika berada di dekat pria itu.Isabella memang buruk dalam percintaan, bisa dibilang ia tidak mempunyai mantan satupun. Hidupnya sibuk belajar dan meraih cita-citanya sebagai dokter.Ngomong-ngomong mengenai dokter, Isabella jadi rindu pekerjaannya."Isa? Kenapa kau di luar? Astaga, kau akan kedinginan, sayang." Javier menghampiri Isabella dan menyelimuti tubuh wanita itu.Isabella mendongak menatap wajah Javier khas bangun tidur. "Kenapa kau bisa terbangun
Seolah mendapat pencerahan dari Xander, Isabella sudah memutuskan untuk menyetujui ajakan untuk menikah dengan Javier. Setelah mengetahui selama ini dia ternyata mencintai Javier, Isabella menjadi takut bertemu pria itu. Lebih tepatnya malu. Sebab ia sudah mengetahui perasaannya sekarang. Isabella memang bisa dikatakan bodoh dalam percintaan. Kini jam sudah menunjukan pukul 7 malam yang dimana 1 jam lagi Javier akan pulang dari kantornya. Pria itu memang akhir-akhir ini sibuk sekali dengan pekerjaan. Isabella jadi berfikir apakah Javier juga mencintainya? Namun perkataan Xander mengenai Javier sudah pasti mencintainya terngiang di kepalanya. Kalau dilihat-lihat, memang perilaku Javier semakin-kesini semakin berubah yang dalam artian semakin terbuka dengan Isabella. Bahkan pria itu tidak malunya menyuruh Isabella untuk mengambil celana dalamnya. "Sayang? Kau belum tidur?" Suara dari pintu masuk membuyarkan lamuan Isabella. Wanita itu tersenyum manis saat melihat Javier dengan set
“Aku tidak menyangka kakakku akhirnya menikah juga.” Xander memeluk Javier lalu Isabella. Tepat hari ini adalah acara pernikahaan Javier dan Isabella dilaksanakan. Javier memrintahkan agar acaranya dibuat megah dan mewah. Sedangkan Isabella menginginkan yang sederhana saja. Saran Isabella untuk mengunda tamu yang sedikit saja tidak Javier turuti. Pria itu mempunyai koneksi yang sangat luas hingga para tamu pun banyak dihadiri dari kalangan atas. “Tentu saja aku akan menikah. Kau juga cepatlah menyusul, berhenti bermain wanita yang tidak jelas di luar sana,” balas Javier. Xander berdecak. “Nanti saja. Aku masih muda, masih ingin berpetualang.” Pandangan Xander beralih ke Isabella. “Aku sangat cantik, Bella.” Xander menatap Isabella terpanah. “Hentikan tatapanmu itu, di istriku sekarang.” Tangan Javier memeluk pinggang Isabella posesif. “Sudah tua masih saja cemburuan.” Perkataan Xander mengundang tawa Isabella.Javier menatap Xander datar. “Terserah yang penting aku kaya.” Sete
Beberapa bulan sudah Javier dan Isabella lewati sebagai pasangan suami istri. Ditambah Isabella kini berstatus Nyonya Coullard, tidak sedikit yang membicarakan perihal statusnya kini. Banyak yang menduga Javier menikahinya karena adanya kedua anaknya atau Javier dijebak oleh Isabella untuk tidur bersama dan berakhir Javier mau tidak mau menikahnya karena Isabella hamil. Mulut ke mulut sampai rumor tersebut terdegar oleh Javier sendiri. Pria itu tentu murka dan langsung mengadakan pres conference secara terbuka. Dengan tegasnya Javier mengatakan. “Aku diam jika kalian menyebarkan rumor yang tidak benar tentang diriku. Tetapi jika istriku yang menjadi target kalian selanjutnya, aku tidak akan diam. Akanku seret ke jalur hukum, ingat itu.” Setelah mengatakan hal itu di depan banyaknya kamera, Javier bangkit dan menggandeng tangan Isabella. Wartawan pun sigap menghampiri keduanya. “Back off!” Para bodyguard Javier meminta para wartawan untuk mundur memberikan ruang jalan untuk Javie
Satu tahun sudah hubungan pernikahan Javier dan Isabella. Mereka menjalaninya dengan penuh kebahagiaan, apalagi Iriana yang sudah menerima Javier sebagai daddynya. Kedua anaknya pun sudah masuk sekolah tingkat anak-anak. Isabella merasa waktu begitu cepat, hingga ia masih tidak menyangka berakhir menjadi istri dari CEO Italia yang terkenal arogan. Isabella selalu takut jika pernikahannya gagal, sebab ia tidak percaya diri bisa mengelewati status sebagai istri Javier.Saat masyarakat tahu ia adalah istri Javier, banyak pro dan kontra bermunculan. Isabella menerima semua itu. Sebab hidup memanglah begitu. Tidak semua orang menyukainya. "Kenapa melamun, hm? Nanti tangamu keiris."Isabella terlonjak kaget saat merasakan sebuah tangan melingkari pinganggnya dan suara yang berbisik tepat di telinganya. "Astaga, Jav! Kau mengagetiku saja!"“Wangi vanila, kau ingin membuat kue?” Mata Javier melihat banyaknya tepung dan beberapa bahan untuk membuat kue lainnya. “Iya. Iriana mengatakan tem
Sudah beberapa hari Javier pergi ke Russia tetapi Isabella tetap gelisah. Pria itu selalu mengabarinya setiap saat dan mereka juga sering melakukan video call saat malam tiba. Namun, tetap saja perasaan Isabella selalu gelisah. Banyak pikiran negatif menghantuinya. Isabella akui sekertaris Javier yang bernama Victoria iyu sangat cantik dan sexy.Sebenarnya dirinya tidak pernah berlebihan seperti ini memikirkan hal buruk. Dulu juga pernah saat Javier pergi, tetapi itu saat bersama dengan Tayler jadi Isabella tidak terlalu gelisah seperti sekarang. Satu hal yang Isabella takuti, Javier selingkuh.Saat Isabella menunjukan foto Victoria pada Xander untuk memberinya pendapat respon pria itu menyuruhnya tenang dan tidak mungkin Javier seperti itu. “Sayang,” sapa Javier di seberang sana setelah Isabella mengangkat telponnya. “Kenapa mukamu cemberut begitu?” tanya Javier melihat wajah Isabella dibalik layarnya. Kini hari sudah malam, rutinitas mereka sebelum tidur memang selalu melakukan
“Mommy, kapan Daddy pulang?” tanya Jayden.Isabella mengelus rambut anaknya pelan. “Besok Daddy sudah pulang, memangnya kenapa?”“Aku ingin bermain tembak-tembakan bersama Daddy!”“Kalian sungguh menggunakan pistol sungguhan?” “Tentu saja.”Isabella langsung tekejut. “Tidak Mommy izinkan kau bermain hal berbahaya semacam itu. Kau tidak boleh bermain tembak-tembakan lagi.”Alis Jayden menekuk tidak suka. “Itu hanya permainan Mommy!”“Jay, itu berbahaya, sayang. Jika pelurunya mengenai badan, bisa terluka.”Jayden terkikik medengarnya. “Aku bermain tidak menggunakan peluru sungguhan, Mommy. Peluru yang aku gunakan sepeti sebuah karet bulat dan tidak sakit sama sekai jika mengenai badan.”“Tetapi pistolnya sungguhan bukan?”“Itu tidak masalah, Mommy, yang berbahaya adalah peluru aslinya. Jika aku menembak ke kepala Mommy akan berlubah seketika!” Jayden memperagakan seperti sedang menembak kepala Isabella.Isabella memandang Jayden takut. “Jangan berkata seperti itu. Mommy jadi takut tah
Javier mengacak rambutnya, menatap pintu kamar yang masih terkunci. Sudah menjelang pagi Isabella juga belum keluar kamar. Kemarin malam Javier mendengar Isabella menangis berjam-jam hingga suara wanita itu perlahan menghilang.Tentu saja Javier khawatir, ia takut Isabella pingsan karena kelelahan menangis. Kini dirinya terus mengetuk pintu kamar dari tadi sambil memanggil nama Isabella.“Isa, ini sudah pagi sayang. Ayo kita sarapan,” ucap Javier. “Isabella, jika kau masih marah padaku tidak apa. Tetapi kau harus sarapan, sayang. Kau semalam juga melewatkan makan malam, aku tidak mau kau sakit.” Javier terus mengetuk pintu kamarnya. Sedangkan di dalam Isabella sudah bangun sedari tadi. Sebenarnya ia tidak bisa tidur pulas, ia terus terbangun dan kemudian menangis kembali.“Isa, kumohon…”“Saya—“ Javier menghentika ucapannya setelah merasakan tepukan di bahunya. “Tuan, sarapan sudah saya sediakan,” ucap Victoria dengan sopan.Di dalam sana Isabella bisa mendengar suara Victoria den