MasukLetta selalu penuh dengan tanda tanya setiap kali bersama Nathan. Ada banyak pertanyaan yang lewat dalam pikirannya setiap kali dia sempat melamun. Seperti ada yang mengarahkannya untuk mempertanyakan kepada Nathan, sebelum semua berjalan lebih jauh.“Aku selalu penasaran, meski kamu sudah pernah menjawab pertanyaan ini,” celetuk Letta, yang masih tertelungkup di atas ranjang dengan badannya yang tertutup selimut.Nathan yang baru saja selesai mandi melihat ke arah Letta dengan senyumannya yang dermawan. Letta bahkan selalu luluh setiap kali melihat bagaimana Nathan menatapnya.“Kenapa, Darling? Kamu masih ragu denganku?” tanya Nathan, tanpa nada menghakimi.“Tidak, Love. Aku selalu bertanya, bagaimana kamu yang luar biasa, menyukai aku yang wanita biasa? Terlebih, kasus orang tuaku dan adikku sudah menjadi buah bibir publik tiada habisnya. Bukankah seharusnya kamu merasa malu, karena akhirnya bersamaku?” Letta bertanya.Nathan yang sudah melilitkan handuk terlebih dahulu di tubuhnya,
Dengan mata kepalanya sendiri, Letta melihat Jenna tengah ditiduri oleh 5 pria yang badannya cukup besar, membuat Jenna bisa tertutup di bawah mereka.Pemandangan itu membuat Letta langsung memegang erat lengan Nathan. Itu terasa mengerikan bagi Letta. Bagaimana mungkin seorang wanita melayani lebih dari satu pria? Apalagi, Jenna terlihat berusaha melawan mereka yang memeganginya.Tak ada yang menyadari kedatangan mereka di sana. Yang ada, Letta hanya bisa memandangi bagaimana Jenna dipaksa oleh mereka berlima untuk menuruti apa permintaannya.“Arghhhh!” rintih Jenna, saat dua dari mereka berusaha masuk ke dalam inti tubuh Jenna.Semakin merinding Letta melihatnya. Terlihat bahwa lubang belakang Jenna juga sudah dimasuki, itu terlihat jelas karena Jenna duduk di atas seorang pria yang tengah tiduran, sementara Jenna dipegang kuat oleh pria itu.Mulut Jenna disumpal dengan benda itu lagi dari milik pria lainnya. Dari sudut pandang Letta, Jenna tengah menangis menahan sakit. Pemandangan
“Jajan?! Kita ini jajanan kalau kamu lupa!” teriak Andy menunjuk kasar ke arah Rosie yang berseberangan dengannya.“Diam, Sialan! Aku tak sepertimu!” balas Rosie, tak terima.Mereka berdua berdebar tanpa menyadari ada Nathan dan Letta yang tengah menonton mereka yang tengah beradu argumen tanpa henti.“Harusnya dari awal aku tak perlu mengajakmu! Benalu! Sok mau hidup mewah dengan gaya yang besar! Padahal buat hidup saja kamu kesusahan!” pekik Andy, menyesalkan pilihannya.Rosie yang mendengarnya sama terkejut dengan apa yang sudah dikatakan oleh Andy. Ia sempat ternganga sebentar, sebelum akhirnya membalas kembali ucapan Andy yang terbilang cukup kasar.“Kamu yang memaksaku! Dengan mengancam mau menyebarkan videoku, kamu memaksaku bekerja seperti ini!” tuduh Rosie kepada Andy.Letta yang mendengarkan obrolan mereka hanya bisa sedikit bergidik. Mereka berdua sama saja. hanya, mereka tak menyadari bahwa mereka telah merugikan satu sama lain secara berlebihan.Nathan memegang tangan Let
Nathan mulai memompa dengan perlahan. Hanya dengan sedikit gesekan saja, sudah berhasil membuat Letta bisa gila. Ia tidak tahu kalau sensasi ini bisa membuatnya seperti terbang entah ke mana.Perasaannya yang tadi baru saja akan mendapatkan puncaknya, berubah dan harus dimulai dari awal lagi. Letta merasa sedikit kecewa mulanya. Namun, ia merasa bisa mengerti.“Ahhh. Ahhhhhh!!” Letta merasa kenikmatan dengan permainan Nathan yang temponya pelan itu.Kedua tangan Nathan ada di dadanya. Ia meremas sambil merasakan miilknya diremas dengan begitu kuat oleh milik Letta. Ia suka saat miliknya dijepit begini.“Aku suka ini, Darling!” Seru Nathan yang semakin menggila.Setelah merasa tidak puas dengan temponya sendiri, Nathan mulai mempercepat gerakannya. Melihat Letta yang sudah menggila dan bahkan mendesah dengan hebat, membuat Nathan semakin tak bisa menahan diri.Kini, Nathan berhenti sejenak. Mengubah posisi, dengan membuat Letta berada di atasnya. Ia pandangi sang istri yang sudah terse
Letta merasa sangat tersentuh. Tak pernah sebelumnya dalam hidupnya bahwa dia benar-benar mendapatkan seseorang yang menjadikan dirinya sebagai seseorang berharga yang setiap detiknya selalu diutamakan.Para warga lokal yang melihat mereka berdua mengambil gambar sambil sesekali mengucapkan selamat dalam bahasa mereka. Bahkan tepuk tangan riuh membuat Letta merasa malu.‘Ini kah yang dinamakan dianggap?’Letta menerima bunga itu, Nathan memberikan kecupan manis, menatap Letta dengan sepenuh hati. Lagu dari para penyanyi jalanan juga berubah, menjadi lagu romantis yang membuat Letta semakin tersipu.“Love….” Letta merengek, malu sekaligus merasa senang.“Yeah, Darling?” Senyum Nathan dengan penuh rasa sayang.Ia tidak menjawab, namun hanya membalas senyuman Nathan, dan mengecup pipinya dengan lembut. Malam yang dingin membuat suasana ini menjadi semakin nikmat untuk bersama.Di jalanan, dengan Letta yang memegangi bunga, ia memeluk lengan Nathan dan terus memandangi bunga yang dia bawa
Letta yang mendengarnya sangat kaget. Ia bahkan memandangi wajah Nathan, berusaha memastikan bahwa barusan suaminya tengah bercanda. Namun, dari sorot matanya, Nathan tampak bersungguh-sungguh dengan ajakannya. "Eiii, tapi, kurasa tak perlu. Bagaimana kalau ada orang lain yang mengenali kita? Bisa-bisa, apa yang selama ini kita sembunyikan, terbongkar, dan malah memberikan efek buruk pada perusahaanmu," Letta menolak, memikirkan apa yang menjadi reputasi Nathan. "Darling...., bisa kita tak pikirkan tentang orang lain dulu sekarang? Sekarang, hanya ada kamu dan aku. Kita sudah menikah, kan? Apa salahnya?" Nathan masih santai menanggapi. "Tapi... tetap saja, Love. Berita perceraianmu itu besar. Kalau mereka tahu kamu sudah menikah, pasti hujatan akan kembali padaku," Letta menjelaskan.“Sudahlah. Jangan dipikirkan, oke? Mereka ya mereka, kita ya kita. Omongan mereka takkan memberi kita makan. Kita honeymoon dengan uang kita, sudah?” Nathan mencoba mengingatkan Letta.Namun, bagi







