Dalam cerita asli, disebutkan jika terdapat sebuah pusat informasi yang tersembunyi di gudang anggur. Sebuah tempat yang bisa mencarikan segala macam informasi jika diberikan uang dengan nominal memuaskan. Tidak hanya menjual informasi pada kekaisaran, mereka juga menjual informasi mematikan milik kekaisaran pada negara lain.
Setelah perang berakhir, karena melakukan tindakan dua sisi seperti itu, seluruh anggota gilda disingkirkan oleh pembunuh gila yang mendapat perintah langsung dari Kaisar. Pembunuh gila yang dimaksud tentu saja sang Putra Mahkota, karakter utama di dalam cerita. Dia membunuh mereka semua dengan ringan seperti monster yang kelaparan.Namun, ada satu gilda yang masih disisakan, gilda yang memberikan informasi tentang pemberontakan kepada kekaisaran hingga Kaisar pun memberikan izin resmi kepada gilda itu untuk berdiri. Ya, itu adalah gilda yang tersembunyi di dalam gudang anggur, gilda informasi terbaik di benua, Gilda Four Night.'Karena sudah tahu isi ceritanya, aku jadi bisa menemukan tempat ini dengan mudah. Terima kasih banyak kepada ingatanku yang encer di masa lalu,' benak Canna yang masih terdiam di depan pintu gudang anggur.'Beruntung Putra Mahkota yang bodoh itu masih menyisakan satu gilda di dalam cerita. Aku bisa memanfaatkannya agar dicarikan pria yang cocok dengan kriteria idamanku. Hoho, pria tampan, i'm comming!' benaknya lagi yang tak lama dibuyarkan oleh Emma."... Lady, apakah Anda ingin mengoleksi anggur? Saya rasa gudang anggur milik kediaman Duke juga tidak kalah lengkap dengan milik mereka." Emma bertanya-tanya dengan wajah bingung. Sebenarnya, apa yang diinginkan oleh Tuan Putri-nya tersebut. Katanya ingin berburu pria tampan, tetapi mengapa justru berhenti di depan pintu gudang?"Sudahlah, ayo ikut saja." Buru-buru Canna menarik Emma yang hanya bisa pasrah mengikutinya.Benedict, penjaga berpakaian buttler berdiri di balik meja, "Ada yang bisa saya bantu, Nona? Apakah ada jenis anggur yang sedang Anda cari? Tersedia cukup banyak varian dari anggur tua berkualitas tinggi di sini. Saya akan memandu Anda ke etalase."Canna sedikit tersenyum. Bagi orang biasa yang tidak tahu jika ada gilda tersembunyi di sini, mereka memang menjalankan bisnis anggur."Aku datang bukan untuk membeli anggur," katanya dengan ekspresi dingin yang sudah dilatih."Lalu?" Benedict tersenyum dengan sopan, meskipun kerutan di dahinya terlihat samar."Aku datang untuk membuat kesepakatan dengan embrio dalam Telur Emas.""...."Terjadi keheningan untuk sesaat. Yang baru saja dikatakan Canna adalah kata kunci rahasia untuk memasuki gilda.Dengan wajah yang tetap terlihat sopan, Benedict setengah membungkuk seolah sedang mempersilakan, "Mari saya pandu Anda ke dalam."Hanya segelintir orang yang mengetahui markas tersembunyi gilda dan bisa menjadi klien Four Night. Sebagian besar dari mereka adalah para pria yang kebanyakan berprofesi sebagai pejabat penting negara dan bangsawan berpengaruh.Orang-orang berkuasa itu menginginkan informasi politik yang berbahaya dan mematikan. Sejauh ini, memang belum pernah ada klien wanita yang mengetahui keberadaan markas rahasia gilda tersebut. Terlebih, wanita dengan permintaan membagongkan yaitu ingin memiliki pria tampan.Mereka bertiga terus berjalan hingga melewati beberapa etalase yang menyajikan berbagai macam anggur. Ternyata ada pintu lagi di salah satu sisi ruangan yang lain, pintu rahasia yang digunakan untuk memasuki gilda.Benedict berbalik menghadap Emma, "Maaf, hanya ada satu orang yang diperbolehkan masuk.""Apa? Tidak bisa! Saya tidak akan meninggalkan Lady saya sendirian! Yang benar saja!" Emma tiba-tiba bersuara dengan lebih tinggi.Mendadak dia terlihat tegas. Sangat berbeda dengan ekspresi sebelumnya yang mana dia selalu menciut seperti kelinci yang imut. Dayang berhati lembut itu akan berubah menjadi ganas jika menyangkut keselamatan Canna."Anda bisa ikut dengan saya di ruang tunggu.""Tidak!""Kami menyediakan pelayanan ruang tunggu yang eksklusif demi kenyamanan pelanggan.""Tidak!""Kami juga menyediakan anggur koleksi pribadi yang berkualitas tinggi.""Tidak!" Suara Emma sedikit bergetar."Ada kue-kue manis dan lezat yang telah disiapkan oleh koki terkenal di ibu kota, Madam Bonita. Anda juga diperbolehkan membungkus untuk dibawa pulang.""Baiklah, antar saya ke ruang tunggu. Selamat tinggal, Lady. Jaga diri Anda baik-baik." Emma seketika berbalik dan mengikuti Benedict dengan wajah riang.Dia sama sekali tidak merasa bersalah. Ke mana perginya pelayan imut yang setia tadi? Ternyata kesetiaannya tidak sebesar biji ketumbar. Bisa-bisanya Canna dikalahkan oleh makanan lezat.Sebelum pergi, Benedict beralih menatap Canna, "Di dalam, sudah ada ketua gilda yang akan melayani Anda. Dia seseorang yang profesional dan ramah. Anda bisa mempercayakan semua padanya."Canna mengangguk dan menyunggingkan senyum elegan. Bergeming sejenak, dia memandangi punggung Benedict dan Emma yang semakin mengecil.Pada akhirnya, dia pun membuka pintu dan memberanikan diri untuk melangkah masuk. Saat membaca isi cerita, mungkin terasa biasa saja. Namun, saat mengalami secara langsung seperti ini membuatnya berdegup kencang.Setelah melewati pintu, suasana sunyi dan sedikit gelap seketika menyambut dan menemani langkahnya. Sumber penerangan hanya berasal dari cahaya lilin di wadah tembaga kuningan bercabang tiga.Canna memendarkan pandangan dan menangkap bayangan sosok pria berjubah hitam yang sedang duduk di meja kerja. Penutup kepala jubah yang dikenakan pria itu menyembunyikan sebagian wajahnya hingga tidak terlihat."Apa yang kamu inginkan?" Pria itu membuka suara. Meskipun suaranya dalam dan rendah, tetapi terkesan tidak acuh dan bermalas-malasan.Canna mengernyit.Inikah ketua gilda yang dimaksud? Di mana letak profesional dan ramah seperti yang disebutkan Benedict tadi? Berani-beraninya dia menyambut tamu dengan dingin padahal posisinya hanya ketua gilda saja. Rupanya dia tidak tahu jika sosok wanita di hadapannya adalah Putri Duke yang harus dihormati.Berkat itu, Canna membuka tudung jubahnya. Wajah cantiknya kini terekspos. Rambut pirang kemerahannya kini tergerai dengan indah. Semua itu seolah-olah mempesona siapa saja yang melihat.Canna kemudian mengangkat dagu penuh kuasa, "Aku datang tentu saja karena ingin bertransaksi denganmu."Ketua gilda sejenak menekuni wajah wanita di hadapannya. Rambut pirang kemerahan dan mata emerald yang lebih jernih dari permata mana pun. Mirip seperti ...."Putri Duke rupanya," ujarnya dengan suara yang tetap terdengar dingin dan tidak ada aura bermartabat.Bagi pusat informasi, tentu saja mudah mengenali putri tunggal Duke William Shancez yang mana merupakan Perdana Menteri kekaisaran.Terlebih, rumor buruk dari seorang Cannaria Swan sudah tersebar luas. Meskipun memiliki kecantikan yang tak terbantahkan, tetapi rumor tentang sifatnya yang angkuh dan kejam juga cukup terkenal.Canna kembali mengernyit, "Apa Gilda Four Night memang selalu menerima pelanggan dengan cara seperti ini?"Ketua gilda itu justru menarik sudut bibir, menyeringai, "Duduklah! Untuk transaksi pertama, pertanyaan yang gratis hanya tiga kali saja.""Aku tinggal membayarmu, 'kan?" Canna mengambil kantung di dalam saku gaunnya lalu meletakkannya di atas meja, "Isinya seribu keping koin emas."Dengan dagu sedikit terangkat, Canna menghempaskan bokong di kursi yang ada di depan meja. Beruntung dia tidak lupa membawa uang jajan yang diberikan Duke William kepadanya. Bagi keluarga bangsawan Duke sepertinya, seribu keping koin emas bukanlah apa-apa."Lalu apa yang kamu inginkan? Apa kamu menginginkan informasi politik untuk kepentingan Perdana Menteri? Keluarga bangsawan mana yang menjadi incarannya?" Ketua gilda memantik api di gulungan tembakau yang baru diletakkan di mulutnya.Canna tersenyum dengan cerah, secerah sinar matahari, "Tidak. Aku tidak menginginkan hal seperti itu. Aku hanya ingin ... pria tampan. Ah, maksudku bertunangan.""...."Gulungan tembakau yang baru saja menempel di mulut ketua gilda seketika terjun ke bawah.***Kegiatan yang paling dinantikan oleh para murid akhir-akhir ini adalah pesta kelulusan tahunan. Pesta ini bukan sekadar perayaan, tetapi juga kesempatan untuk memamerkan kemewahan dan prestise mereka. Para murid telah diberi cuti dan diperbolehkan kembali ke kediaman masing-masing untuk mempersiapkan diri menjelang pesta.Di kediaman mereka, semuanya sibuk menyiapkan diri dengan penuh antusias. Mereka memilih gaun dan setelan jas yang paling sesuai dengan selera masing-masing. Persiapan untuk pesta kelulusan menjadi sebuah ritual istimewa yang mereka lakukan untuk terlihat sempurna.Namun, di tengah keramaian ini, Canna justru sedang bersantai sambil menikmati segelas jus apel yang disiapkan oleh Emma. Beberapa hari terakhir, ia kembali ke kediaman Duke William, dan ternyata, ia merasa nyaman berada di rumah."Lady, ada yang mengirimkan ini untuk Anda," kata Emma sambil membawa sebuah surat dan sebuah kotak hadiah besar.Canna mengangkat alisnya ketika melihat Emma membawa barang-bara
Toko Roti Gustave adalah satu-satunya toko di Pusat Schwerin yang terkenal dengan kualitas adonan terbaik. Mereka sering memuji-muji roti serta kue keringnya yang lezat.Setiap hari, lusinan pelanggan yang mengantri menghiasi toko ini. Termasuk, Canna dan Felix yang sedang duduk di meja, menunggu hidangan yang baru saja mereka pesan di tengah kerumunan pengunjung setia.Gustave dengan gesit mengambil hidangan-hidangan yang baru saja matang dari panggangan, meletakkannya dengan cermat di atas nampan, dan kemudian berjalan dengan langkah pasti menuju meja yang ditempati oleh Canna dan Felix."Baklava, sebuah karya seni roti berlapis yang membawa cita rasa yang hangat telah siap," ucap Gustave sambil merasa puas dengan hasil kerjanya, "Tidak hanya itu, pancake lemon manis juga telah kusiapkan khusus untuk Lady yang manis ini." Dengan sentuhan penuh keanggunan, Gustave meletakkan hidangan-hidangan itu di depan Felix dan Canna.Namun, tak hanya itu yang membuat momen ini istimewa. Gustave
'Aku, merasa mengantuk,' pikir Canna dengan pandangan kosong.Seperti biasa, Canna berjalan di kampus akademi seperti itik yang kesepian, dikucilkan dari kelompok dan dunia sekitarnya.Saat melangkah, dia tidak bisa menguap karena menjaga citranya sebagai wanita antagonis yang elegan. Sebagai gantinya, dia menggigit bibir hingga air matanya keluar.Langkahnya menuju kelas terasa berat, matanya yang merah seperti kelilipan. Namun, dia tak bisa mengabaikan pemandangan yang terjadi di belakang gedung sihir. Di sana, suasana menjadi serius.Troy, didampingi oleh pengikut-pengikutnya, sedang bersenang-senang dengan menyiksa Dimitri. Bajingan gendut itu bahkan tidak menyadari kehadiran Canna di belakang mereka. Mereka sibuk mengejek Dimitri, sementara Canna menyaksikan semuanya dengan dingin."Hei, Tolol! Katakan berapa 12x7, huh?""...."Dimitri hanya menunduk, kacamata tebalnya nyaris terjatuh dari hidungnya."Bukankah selama ini kamu selalu mencari muka di hadapan para guru? Sekarang kat
🔞 Mature content. Bijaklah dalam membaca!__"Aku ingin sekali memasukkannya ke dalam mulutmu, tapi aku yakin itu akan merusak wajah cantik yang menggemaskan ini. Jadi, bagaimana jawabanmu?" Sambil melafalkan kata-kata vulgar itu, Axe meraih pergelangan Canna dan membiarkannya memegang kejantanannya. Terkejut dengan ketebalan yang tidak bisa dipegang dengan satu tangan, Canna mencoba menarik tangannya keluar dari dalam celananya, tetapi itu sia-sia. "Ke mana perginya keberanianmu tadi? Kamu yang melemparkan dirimu padaku, jika kamu lupa." Mata biru keabu-abuan Axe berkilat menggoda sambil menahan tubuh Canna untuk tidak bergerak. Mulanya, Canna memang hanya berniat menggodanya, tetapi kini dia justru terjebak dan tidak bisa lepas dari genggamannya. Dia sering mendengar dirinya disebut 'wanita gila', tetapi tampaknya Axe bukanlah tandingannya. Pria itu lebih gila daripada siapapun."Tapi, aku tidak tahu bagaimana cara melakukannya." Canna bergumam pelan dan berpura-pura bersikap te
Ellie membawa keranjang buah sambil berjalan menyusuri hutan. Pada sore hari seperti ini, Felix biasanya berlatih pedang di dekat danau, dan Ellie berniat menemuinya.Tepat seperti yang diduga, Felix terlihat begitu serius berlatih hingga keringatnya bercucuran. Gerakannya begitu lihai dalam mengayunkan pedang, disertai mana sihirnya yang kuat membuat aura-nya yang hangat seketika berubah menjadi seperti aura berbahaya.Ellie yang melihat itu semua di balik pohon, tiba-tiba pipinya bersemu merah karena menurutnya Felix terlihat begitu menarik.Felix yang menyadari keberadaan Ellie lantas menghentikan gerakannya dan meletakkan pedangnya, "Apa kamu akan terus bersembunyi di situ?"Ellie terkesiap dan merasa malu. Dengan langkah ragu, dia mendekati Felix dan berusaha mengurangi jarak di antara mereka. "Maaf, aku tahu aku mengganggumu saat latihan. Aku hanya ingin memberimu ini," ucapnya seraya menyodorkan keranjang berisi buah-buahan segar."Sudah kubilang aku tidak membutuhkan sesuatu s
Kelopak mata Canna terbuka hingga mengungkapkan bulu matanya yang lentik. Mengedarkan pandangan, dia mendapati dirinya berada di sebuah rumah klasik yang sederhana. Namun, ini bukanlah kamar asrama Hoover. Apakah dia berada di rumah salah satu penduduk Desa Kacang?"Kamu sudah bangun?" kata Felix sambil membawa makanan dan meletakkannya di atas nakas. "Jangan banyak bergerak, karena lukamu baru diobati.""Terima kasih sudah mengobatiku, Felix.""Bukan aku yang mengobatimu, tetapi Guru Axe. Seperti saat kejadian sebelumnya." Felix membicarakan tentang kejadian racun di Trapple Park dan saat itu Axe juga yang mengobati Canna. "Tapi mengapa kejadian buruk selalu menimpa kamu? Aku khawatir setiap kali," tambahnya sambil menghela nafas."Maaf, aku juga tidak menginginkannya," ujar Canna dengan lesu. "Tapi seseorang memukulku dari belakang. Meskipun tidak seberapa terlihat jelas, aku yakin dia adalah seorang gadis berambut pirang keemasan. Aku benar-benar tidak berbohong. Sungguh!" imbuhnya