Masuk"Semua itu memang benar, Papa akan menghadapi Samuel, kalaupun Papa marah besar padanya, Samuel tidak akan mampu membalas dengan kemarahan yang sama, tapi sekarang, Papa membutuhkan kamu untuk pulang, Papa khawatir pada Samuel karena dia terlibat perkelahian dengan orang-orang yang Papa bayar untuk menghancurkan masa depan Alesha," ujar Len Artama.
Anastasya, yang mendengar itu, langsung bergerak. Meski hatinya masih sakit atas perlakuan Samuel terhadapnya, kekhawatiran pada keadaan suaminya tak bisa ia abaikan."An, kamu mau ke mana?" tanya Len Artama, melihat Anastasya melangkah tanpa pamit.Anastasya menoleh dengan senyum tipis, "Pulang," jawabnya singkat.Len Artama merasa lega melihat menantunya bertekad kembali. Kehadirannya membawa harapan baru bagi impian Len Artama untuk menyatukan Anastasya dan Samuel, agar mereka bisa hidup bahagia bersama.Di dalam mobilnya, Len Artama menyetir dengan pelan. Dia tak ingin menantunya merasa tidLen dan Elisa akhirnya berpamitan setelah Anastasya mengungkapkan bahwa dirinya sudah merasa baik dan siap menghadapi semua yang terjadi. Mereka pulang dengan tenang untuk melanjutkan kegiatan sehari-hari mereka.Sementara itu, Anastasya merasa tenang di dalam kamarnya, di mana ia dapat berbaring dan menjadi dirinya sendiri.Tiba-tiba, ada yang masuk ke dalam kamarnya, "Anastasya," ia memanggil.Anastasya terkejut melihat suaminya masuk, "Ya, Samuel, ada yang ingin kamu sampaikan? Atau butuh sesuatu?"Anastasya merasa senang suaminya masih mengingatnya, tetapi di belakang Samuel ada Alesha, "An, aku ingin kamu pindah kamar, sekarang kamar ini akan kembali menjadi milik Alesha dan aku," ujar Samuel tanpa merasa bersalah pada Anastasya.Anastasya menahan emosi, air matanya sudah hampir keluar, namun ia bertekad untuk tidak menunjukkan kelemahan di depan Alesha."Oh, tidak masalah, aku bisa pindah ke kamar lain, lagipula Alesha juga
"Papa, Anastasya ingin ke rumah Papa, bolehkah?" tanyanya dengan penuh harapan, setidaknya itu bisa sedikit mengurangi pikirannya tentang Samuel untuk sejenak."Boleh," kata Len Artama sambil mengizinkan, karena Len tahu istrinya senang bertemu dengan Anastasya. Akhirnya, Anastasya sementara waktu kembali ke tempat Len Artama. Terlihat jelas bahwa Len sangat membuka rumahnya untuk Anastasya, sama seperti Elisa yang juga begitu menerima Anastasya, seolah dia memiliki seorang putri.Di rumah Len Artama, Anastasya hampir melupakan semua masalah dalam rumah tangganya. Hampir empat hari setelah merasakan sakit hati yang dalam karena Samuel, Len Artama mulai mengajak menantunya bicara, "An, Papa ingin kamu pulang sekarang, kami berharap kamu bisa berbicara dengan Samuel, Papa dan Mama Elisa akan mengantarmu," katanya.Anastasya menarik napas dalam-dalam. Ternyata, dia masih merasa berat untuk kembali ke rumah, "Jika itu kemauan Papa sama Mama, An akan
Hans yang sudah tidak bisa menahan kemarahannya terhadap Gea menjadi sangat marah. Di sisi lain, Christina berusaha menghentikannya agar tidak terjadi sesuatu yang lebih buruk."Hans, sudah cukup, lepaskan Gea, dia bisa mati, kamu harus bisa mengontrol dirimu," ucap Christina.Namun, Hans semakin kuat mencekik Gea, dan tangannya terus membuat Gea tidak lagi menyentuh lantai.Mata Gea terbuka lebar karena rasa sakit yang sangat, dia mencoba melepaskan diri dari genggaman Hans tapi tidak berhasil. Christina segera menghubungi Anastasya karena emosinya Hans sudah tidak bisa ditahan.Anastasya menerima panggilan dari Christina dan langsung menuju ke perusahaan Hans.Christina terus mencoba menahan Hans, tetapi hasilnya tetap sama, "Hans, Anastasya dan aku masih membutuhkanmu, apa yang akan terjadi jika kamu membunuh seseorang?" tanya Christina kepada Hans yang masih marah.Hans melepaskan Gea karena Len Artama tiba setelah dihubungi
Satu minggu setelah insiden itu, Alesha akhirnya diizinkan pulang dan berhasil selamat dari racun yang mengancam nyawanya. Samuel dan Anastasya menyambutnya di rumah, di mana Anastasya meminta agar Samuel mempersiapkan kamar untuk Alesha, sebagai bentuk penghormatan kepada Alesha yang baru pulang dari rumah sakit."Alesha, apakah kamu ingin makan?" tanya Anastasya yang berada dekat Samuel.Alesha menatap Anastasya dengan tajam, "Makan, katamu? Jangan berpura-pura peduli! Kamu senang melihatku seperti ini, kan?" tanya Alesha dengan nada menyalahkan.Samuel tidak tinggal diam dan berkata, "Alesha! Jangan bersikap kasar pada Anastasya! Dia telah menyambut mu dengan hangat dan mempersiapkan kamar ini, mengapa sikapmu begitu buruk padanya? Aku sangat kecewa padamu! Seharusnya kamu bersyukur!""Bersyukur pada perempuan yang menikahi suami orang? Aku tidak mau! Jangan harap aku mau melakukan itu!" Alesha menjawab dengan tegas.Anastasya mulai me
Samuel pulang ke rumah tanpa memikirkan Alesha yang telah ia bawa ke rumah sakit."An, di mana kamu? Apakah kamu ada di dalam?" tanya Samuel saat ia tidak menemukan istrinya di rumah.Anastasya yang sedang di kamar mandi menyadari itu adalah suara Samuel dan segera menemuinya, melihat wajah Samuel yang penuh kecemasan."Samuel, aku di sini, ada apa? Bagaimana keadaan Alesha?"Anastasya segera bertanya tentang Alesha agar Samuel tidak berpikir bahwa ia membenci saudarinya."Aku belum tahu bagaimana kondisi Alesha, tapi biarkan dia merasakan akibat dari apa yang dia perbuat terhadapmu, aku merasa Alesha hampir meracuni kamu dan bayi kita, tetapi sekarang dia yang merasakannya," kata Samuel yang mulai curiga terhadap Alesha."Ya, sudah lah, jangan terlalu memikirkan Alesha seperti itu, mungkin dia merasa cemburu padaku karena aku sedang hamil, tapi ngomong-ngomong soal anak, kenapa kamu dan Alesha belum punya anak? Kalian sudah meni
Alesha merasa terkejut saat melihat suaminya, tetapi tidak demikian dengan Anastasya, yang semakin berusaha membuat Samuel membela dirinya."Samuel, tolong bantu aku, Alesha sangat jahat padaku. Sebenarnya aku hanya ingin membangunkannya, aku merawatnya karena dia tampak demam, tapi dia menamparku dan menyebut bahwa anak ini adalah anak haram yang tidak jelas ayahnya," ungkap Anastasya sambil berusaha menambah masalah antara Samuel dan Alesha.Alesha segera menggelengkan kepalanya, "Bohong! Jangan percaya pada wanita gila ini! Aku yakin dia pasti berbuat jahat padaku, tadi aku merasakan bahwa diriku sudah ...." suaranya langsung terhenti saat teringat pelecehan yang dialaminya, karena itu akan membuatnya dianggap mengkhianati Samuel dalam pernikahan mereka."Di, apa, Alesha?"Alesha terdiam dan tidak melanjutkan kata-katanya, dia khawatir Samuel akan mengusirnya jika dia mengungkapkan yang sebenarnya, terutama karena dia tidak memiliki bukti tenta







