Marvel menelisik dari ujung rambut Grace yang basah, sepertinya gadis itu tengah keramas dan ada beberapa tetes air yang turun dari sana. Marvel menarik Grace menuju meja riasnya lalu mendudukkan gadis itu di sana. Ia mengambil hair dryer di laci meja rias, mencolokkan di stop kontak lalu mulai mengeringkan rambut Grace yang basah."Kalau kamu belum tahu cara gunain alat, kamu bisa minta tolong sama saya. Saya dengan senang hati akan menolong kamu jika kamu mau mengadu sama saya," ujar Marvel di sela-sela kegiatannya saat mengeringkan rambut Grace.Grace masih diam seribu bahasa, dia juga menikmati sentuhan Marvel yang mengeringkan rambutnya. Sesekali tangan Marvel juga memainkan rambutnya, merasakan lembutnya rambutnya itu dan juga sedikit memberi pijatan di kulit kepalanya."Nanti malam, kita makan di restoran. Kamu mau, gak?"Sepertinya Marvel sudah jengah melihat kelakuan Grace yang mendiaminya. Tapi, ia juga ada rasa sabar di lubuk hatinya. Mungkin saja Grace ingin membutuhkan wa
Marvel semakin memperdalam ciuman mereka. Bi Tuti yang tengah membersihkan peralatan dapur segera menyudahinya lalu ia pergi keluar melalui pintu belakang, takut nanti jika Marvel marah padanya.Ceklek!Terdengar suara pintu yang tertutup. Grace menoleh ke arah pintu belakang yang sudah tertutup rapat sehingga ciuman mereka terlepas. Marvel yang tadinya sudah terbawa perasaan itu terhenti oleh Grace yang kepalanya bergerak.Marvel membuka kedua matanya, melihat ke depan di mana wajah Grace tengah menoleh ke arah pintu lalu beralih ke arah Marvel. Grace melihat wajah Marvel yang memerah itu. Sepertinya dia marah padanya karena Grace bergerak sehingga pangutan mereka terlepas.Melihat hal itu, Grace menundukkan kepalanya. Ia takut mrlihat wajah Marvel yang datar menatapnya.Marvel membaringkan tubuh Grace di atas sofa lalu ia memeluk tubuh Grace dari atas. Terlihat seperti menindih Grace, tetapi kenyataannya memang seperti itu. Marvel meletakkan kepalanya di bahu Grace sebelah kanan den
Marvel berdehem seraya menggerakkan lehernya ke kanan dan ke kiri sehingga menghasilkan bunyi di sana. Grace menoleh ke arah Marvel saat pria itu menyugarkan rambutnya ke belakang. Sangat hot sekali. Lalu Grace kembali menatap ke arah samping jendela mobil."Kok malam diam kayak gini?" tanya Marvel saat mobil mereka berhenti tepat di depan lampu merah.Grace melirik sekilas lalu menggelengkan kepalanya. Ia sebenarnya juga malu, sama halnya dengan Marvel. Tetapi, Marvel sangat ahli dalam urusan ekspresi. Ia terlihat biasa-biasa saja di mata Grace. Sementara gadis itu sudah memerah wajahnya mengingat ucapan chef tadi."Mungkin aja chef tadi mengira kita sudah suami istri," timpal Marvel seraya melipat bibirnya lalu menoleh ke kaca spion mobil di samping kanannya itu."Mungkin juga itu kode dari Tuhan supaya saya cepat-cepat nikahin kamu."Grace menoleh menatap Marvel dengan matanya yang membola. Astaga, Marvel. Mulutnya sangat latah sekali. Marvel pun pula menoleh ke arah Grace sehingga
Tangan nakal Marvel mulai masuk ke dalam tubuh Grace dari balik bajunya. Merasakan kulit Grace yang halus dan lembut itu dan Marvel menutup matanya karena kantuk yang sudah di ujung tanduk. Sementara Grace, yang sudah merasakan tangan Marvel tak bergerak itu mulai bernapas lega. Marvel tertidur. Tapi, posisi dirinya sangat tidak mengenakan untuknya dengan kedua tangannya yang ditahan oleh Marvel, kakinya yang dihimpit oleh kaki besar dan berat Marvel. Huh, sangat menyulitkan gadis itu untuk bergerak apalagi beranjak dari sana.Grace lalu menutup matanya setelah ia bersusah payah melepaskan diri dari tindihan kaki Marvel dan juga tak bisa terlepas. Tenaganya terbuang sia-sia. Tubuh Marvel yang 3 kali lipat lebih besar dari tubuhnya dan beratnya yang mungkin 5 kali lipat lebih berat dari tubuhnya itu mana sanggup untuk dikalahkan.****Pagi hari, Marvel lebih dahulu terbangun. Ia mengucek matanya dan melepaskan tubuhnya dari dekapan Grace yang kini Grace lah memeluk dirinya. Di tengah m
"Kamu belajar kayak gini, kayak mau ngikutin UN, deh," tutur Marvel sambil mengunyah makanannya."Om, kalo gak dari sekarang dihafal. Besok ujian kenaikan kesal bakalan susah. Ngehafal dari bab awal itu 'kan gak lucu. Kalo dihafal mulai dari sekarang, kedepannya tinggal liat aja kalo lupa. Pasti dapat kok."Grace meminum minumannya saat makanan itu menyangkut di kerongkongannya. Sebelum Marvel kewalahan menghadapinya, ia menahan rasa ingin batuk dan denga cepat ia meneguk air itu.Uhuk ....Hanya suara kecil saja, Marvel menatap ke arah Grace yang menutu mulutnya itu lalu dengan cepat Grace kembali meneguk air itu. Marvel mengulurkan tangannya untuk menepuk pelan punggung kecil Grace agar makanan itu dengan cepat turun ke lambungnya.Marvel sangat mencintai Grace, terbukti dengan masalah kecil saja pria itu terlihat cemas sekali pada Grace. Uh, sangat romantis sekali bukan mereka?"Sudah?" tanya Marvel. Grace menganggukkan kepalanya, Marvel menghapus sisa minuman di atas bibirnya deng
"Om, untuk kedepannya jangan beliin aku baju lagi deh. Baju yang Om beli kemarena aja ada yang gak kepake. Om, tiga puluh juta itu mahal lho Om, banyak tahu. Pokoknya aku gak mau lagi dibeliin baju sama Om "Marvel menoleh ke arah Grace yang telah berhenti mengoceh di sampingnya. Kini Grace melipat kedua tangannya di dada, wajahnya yang cemberut, pipinya yabg menggembung dan bibirnya ia maju 1 senti itu. Marvel menepikan mobilnya di jembatan, lalu ia mematikan mesin mobilnya itu dan kembali menoleh ke arah Grace yang masih dengan mode kesalnya.Marvel melepaskan sealtbeat yang mengikat tubuhnya di kursi kemudi itu lalu Grace menoleh ke arahnya. Dengan gerakan cepat, Marvel mengangkat gadis itu ke pangkuannya sehingga Grace memekik kaget dan menegang di atas pangkuan Marvel. Pria itu bisa merasakan gadisnya menegang, terlihat dari raut wajahnya yang datar, matanya yang membola dan kedua kakinya yang ia tekukkan ke bawah secara otomatis."Alasan saya membelikan kamu baju-baju itu, karen
Hingga pada akhirnya, Marvel memuntahkan semuanya. Grace terkejut merasakan hal itu. Ia langsung melepaskan tangannya dari sana lalu melihat tangannya yang basah oleh Marvel. Grace melihat hal itu merasa jijik. Untuk pertama kalinya ia melihat langsung dan juga menyentuh secara langsung.Marvel mengembuskan napasnya dengan lega. Malam ini ia merasa lega, kepalanya tak terasa pusing lagi dan hasratnya juga tersalurkan meski dibantu oleh tangan Grace. Marvel mengangkat kepalanya menatap Grace yang memalingkan wajahnya saat pandangan mereka bertubrukan."Makasih sayang," ucap Marvel sambil mengecup lama kening gadis itu.Marvel lalu menaikkan tubuhnya mengambil tissue di meja rias. Tanpa malu Marvel berjalan dengan santainya tanpa busana. Grace yang melihat hal itu menutup wajahnya agar ia tak melihat aset dan bagian belakang milik Marvel. Sebenarnya Grace sudah melihat, hanya 1 detik dan itu membuatnya ketakutan melihat ukuran Marvel yang bukan main.Marvel lalu kembali menghampiri Grac
Bi Tuti hanya masak 2 atau 1 menu sarapan saja karena Marvel yang memerintahkan pada wanita paruh baya itu. Terkadang juga Marvel tak sarapan karena terlambat bangun pagi."Silahkan di makan, Tuan, Non," sapa Bi Tuti saat mereka berdua duduk di kursi.Grace sangat terpanah dengan masakan Bi Tuti yang selezat ini. Grace membasuh tangannya di mangkuk cuci tangan lalu ia mengambil menu yang diinginkan, Grace mengambil sepotong ayam goreng bagian paha dan cah kangkung dua sendok di atas piringnya yang telah berisi nasi yan masih hangat itu.Sementara Marvel menggunakan sendoknya dan mengambil menu sesuai dengan Grace. Mereka sarapan bersama, hening karena Grace juga sarapan sambil membaca materi di bukunya. Sementara Marvel hanya memfokuskan dirinya pada makanannya sesekali ia juga menatap Grace yang berada di depannya itu.10 menit kemudian, mereka telah selesai sarapan. Grace berpamitan pada Bi Tuti sambil mengucapkan terima kasih karena telah membuatkan menu sarapan yang sangat nikmat