Grace bersembunyi di balik selimut tebal bermotif merpati putih di sana senada dengan alas kasur dan bantal. Marvel yang melihat ada yang menggembung di sana, sudah dia pastikan singa kecilnya itu bersembunyi. Marvel membuka pakaian atasnya lalu ia perlahan naik ke atas kasur dan terlihat pergerakan di bawah selimut, Marvel pun masuk ke dalam selimut lalu mengukung Grace di sana. Grace terkejut setengah mati saat Marvel berusaha untuk memperbaiki posisi tubuhnya yang menelungkup menjadi terlentang dan kedua sisi tangannya pun juga ditahan oleh Marvel."Ampun, Om. Besok aku sekolah. Tidur aja yuk.""Kamu udah ngegoda saya lho, tadi. Kita bersenang-senang dulu sayang."Setelah mengatakan hal itu, Marvel menyatukan bibir mereka. Mengecupnya beberapa kali sebelum melumatnya dan juga meraupnya sesuai dengan keinginan hati Marvel. Grace hanya bisa pasrah dikungkung dan diciumi pria tampan itu. Sejujurnya Grace juga kecanduan akan ciuman Marvel pada bibirnya itu. Dia juga tak bisa menolak. T
"Kamu kok sampe gak tahu sih, mobil saya udah di depan?" tanya Marvel saat mereka kini telah sampai di cafe."Gara-gara baca ini, hehehehe."Grace memperlihatkan buku itu di hadapan Marvel yang berjudul Ketos Tampan Pacarku itu. Marvel menggelekan kepalanya seraya mencubit pipi Grace dengan gemas sehingga gadis itu kesakitan dan memukul tangan Marvel yang menjahilinya."Tapi, kamu gak boleh lupa sama pelajaran di sekolah gara-gara baca novel begituan. Paham?""Paham, Pak.""Eh!""Apa?""Saya berasa tua tahu.""Om 'kan emang tua.""Sekarang ganti nama panggilan saya aja. Saya 'kan manggil kamu 'Sayang' juga. Masa kamu masih manggil saya dengan sebutan 'Om', sih?""Terus mau dipanggil apa?"Marvel pun memikirkan sejenak."Panggil Honey, Bunny, Baby, My Sun, Dear, Beb, Sayangku, Sweetie, Bee, Cutie, Oppa, Anae, Yeobo, Chagia, Darling, Love, Sweetheart, Beloved, Pumpkin, Lamb chop, Muffin, Precious, Baby doll, Snookums, Smootchie atau smootchie poo. Atau panggilan lucunya Sunshine, Boo bo
Waktu kini masih menunjukkan pukul 18.09 WIB. Marvel lalu memanggil satpam yang berjaga di depan rumahnya sebanyak 3 orang dan juga 5 orang satpam di belakang rumahnya."Pak, tolong usir Lin dari rumah ini. Dia ada di ruang televisi."Klik!Marvel langsung mematikan sambungan teleponnya secara sepihak. Tak beberapa lama kemudian, terdengar suara teriakan Lin meminta tolong pada Marvel agar ia dilepaskan dari satpam itu. Tak lupa Marvel pun menyuruh mereka untuk mengantar Lin ke rumahnya agar wanita itu tak bisa membuntutinya saat ia pergi ke rumah Grace nanti. Setelah dirasa aman, Marvel membuka pintu kamarnya dengan ia membawa tas ranselnya yang ukuran 35 senti itu di bahunya.Marvel pun meminta pada Bi Tuti selaku Asisten Rumah Tangganya untuk membersihkan sampah dan sisa makanan di ruang televisi dan juga menjaga rumahnya dengan sebaik mungkin. Setelah itu barulah Marvel menjalankan mobilnya. Sebelum ia ke rumah gadisnya itu, pria itu terlebih dahulu mampir ke swalayan untuk membel
"Gak apa-apa kali. Santai aja."Marvel pun kini merendamkan kedua tangannya di dalam ember kecil yang berisi daging ayam. Mereka mencuci daging itu berdua dan tiba-tiba tangan Marvel memegang jemari Grace sehingga pergerakan gadis itu terhenti dan menatap pria itu yang berada di depannya. Marvel tersenyum manis padanya lalu ia mencuri ciumannya di birai Grace yang menggoda di matanya itu."Cepat selesaikan, kita harus masak."Marvel pun menyuruh Grace agar membawa semangkuk daging ayam itu yang telah bersih dan dibuang air bekas cucian itu dan Marvel membersihkan udang yang diletakkan di dalam mangkuk yang sama tetapi berbeda warna. Setelahnya Marvel pun membawanya ke dalam rumah Grace. Pria itu pun mengambil kuali yang lainnya di atas gantungan paku lalu ia meletakkan di atas kompor dan mematik tombol kompor ke bawah sehingga api muncul di tungku.Setelah minyak itu panas, Marvel lalu memasukkan udang di dalamnya dan tak ada rasa takut sedikitpun di dalam pikirannya saat Rinrada yang
"Gak akan dengar kok, Sayang. Kita mainnya jangan brutal.""Aku lagi gak mau, Om. Capek," keluh Grace.Marvel tahu bagaimana kerasnya dia bekerja malam ini. Mencuci piring sendiri dan menimba air dari sumur menggunakam katrol manual sangatlah berat. Pria itu tersenyum smirk menatap gadisnya itu dengan tatapan tajam dan Marvel mendekatkan wajah Grace dengan mendorong tengkuk gadis itu mendekat ke arahnya dan Marvel mengecup pelan bibir Grace. Grace secara tidak sengaja meremas dada Marvel dengan sedikit kuat karena dia selalu saja terkejut dengan pergerakan bibir Marvel di atas bibirnya itu.Hal itu membuat Marvel sedikit terangsang dengan perbuatan Grace pada dirinya. Marvel malah semakin brutal, pria itu menyesap birai gadis itu dengan sedikit kuat dan menimbulkan suara decakan yang masih ringan di telinga Grace. Gadis itu menaikkan tangannya ke atas untuk memukul bahu pria itu, tetapi karena Marvel memeluknya dengan erat dan tubuh mereka juga sangat berdekatan membuat tangan mungil
Pagi hari, Grace lebih dahulu terbangun dari pada pria itu. Ia membuka matanya dan merasakan perutnya tertimpa sesuatu yang berat. Pandangannya di awal itu terasa kabur dan perlahan-lahan pun kembali jelas. Kepalanya bergerak dan dahinya sedikit terbentur oleh kening pria itu yang setengahnya tertutupi oleh poni miliknya. Grace tersenyum melihat wajah Marvel yang sangat lucu itu. Apalagi bibirnya yang sedikit maju itu sangat terlihat seperti bayi saja baginya.Grace menyentuh pipi mulus pria itu dengan telapak tangannya lalu kepalanya bergerak ke bawah untuk mencari sesuatu yang membuat perutnya keberatan. Ternyata itu adalah tangan Marvel. Grace melepaskan pelukan pria itu dengan hati-hati lalu ia perlahan bangun dari ranjangnya itu. Grace berhenti beringsut saat Marvel bergerak, gadis itu menoleh ke belakang ternyata pria itu hanya mrngganti posisi tidurnya saja alias menggeliat pelan dengan mata tertutup dan juga gumaman kecil di sana. Grace pun dengan hati-hati beranjak dari ranja
Marvel yang telah selesai mengantar gadisnya itu ke sekolah kini menuju ke rumah Claire yang ditunggu Gio. Sesampainya di sana, Marvel melihat Gio yang tengah memakan serealnya duduk di atas karpet berludru dengan bersila, sementara mangkuknya ia letakkan di atas meja tamu berlapis kaca bening itu sesekali pria bertubuh jangkung itu menatap layar televisi yang menyala."Hei!"Gio terkejut dengan suara teriakan laki-laki di belakangnya. Pria itu menoleh dan tersenyum saat melihat sang kakak telah berada di rumahnya. Marvel duduk di atas sofa dengan menegakkan satu kakinya di atas sofa itu lalu ia meminum seteguk dan meletakkan kembali gelas susu putih milik adiknya itu."Jadi gak?" tanya Marvel pada sang adik."Bentar lah, Bang. Gak liat gue lagi apa?""Seharusnya lo itu gak usah makan. Sebelum olahraga gak boleh makan. Kram lah nanti perut lo.""Gak ada tenaga dong.""Ada sereal lagi gak?"Gio menoleh ke belakang. Sang kakak meminta sereal? Padahal setelah pria itu selesai sarapan mer
"Setelah kita menikah nanti.""Hum, aku masih semester 1 lho Om.""Ya, saya gak lupa. Cuman ngingetin aja bahwa kamu milik saya dan kamu harus menjaga semuanya yang ada di dalam tubuh kamu dan juga hati kamu. Saya gak mau dengar kamu suka sama laki-laki lain lalu kalian berpacaran.""Ih, kok gitu sih? Hati orang itu juga berbalik kali Om. Kayak roda berputar.""Kamu jangan gerak kalo kayak gitu biar gak berputar."Grace kemudian diam, tak berguna juga jika dia berdebat dengan Marvel. Yang ada Marvel lah yang membuatnya bertambah sakit kepala memikirkan pertanyaan dan jawaban Marvel itu. Setelah mereka selesai makan siang, Marvel dan Grace kembali masuk ke dalam mobil untuk mengantar gadis itu pulang ke rumahnya.****"Hati-hati, ya."Grace melambaikan tangannya, Marvel pun membalas lambaian tangan gadisnya itu karena pria itu membuka kaca bagian penumpang dan ia menjalankan mobilnya seraya menutup kaca mobilnya itu.Ping!Ponselnya berbunyi. Pria itu mengambilnya di atas dashboard mob