"Om, untuk kedepannya jangan beliin aku baju lagi deh. Baju yang Om beli kemarena aja ada yang gak kepake. Om, tiga puluh juta itu mahal lho Om, banyak tahu. Pokoknya aku gak mau lagi dibeliin baju sama Om "Marvel menoleh ke arah Grace yang telah berhenti mengoceh di sampingnya. Kini Grace melipat kedua tangannya di dada, wajahnya yang cemberut, pipinya yabg menggembung dan bibirnya ia maju 1 senti itu. Marvel menepikan mobilnya di jembatan, lalu ia mematikan mesin mobilnya itu dan kembali menoleh ke arah Grace yang masih dengan mode kesalnya.Marvel melepaskan sealtbeat yang mengikat tubuhnya di kursi kemudi itu lalu Grace menoleh ke arahnya. Dengan gerakan cepat, Marvel mengangkat gadis itu ke pangkuannya sehingga Grace memekik kaget dan menegang di atas pangkuan Marvel. Pria itu bisa merasakan gadisnya menegang, terlihat dari raut wajahnya yang datar, matanya yang membola dan kedua kakinya yang ia tekukkan ke bawah secara otomatis."Alasan saya membelikan kamu baju-baju itu, karen
Hingga pada akhirnya, Marvel memuntahkan semuanya. Grace terkejut merasakan hal itu. Ia langsung melepaskan tangannya dari sana lalu melihat tangannya yang basah oleh Marvel. Grace melihat hal itu merasa jijik. Untuk pertama kalinya ia melihat langsung dan juga menyentuh secara langsung.Marvel mengembuskan napasnya dengan lega. Malam ini ia merasa lega, kepalanya tak terasa pusing lagi dan hasratnya juga tersalurkan meski dibantu oleh tangan Grace. Marvel mengangkat kepalanya menatap Grace yang memalingkan wajahnya saat pandangan mereka bertubrukan."Makasih sayang," ucap Marvel sambil mengecup lama kening gadis itu.Marvel lalu menaikkan tubuhnya mengambil tissue di meja rias. Tanpa malu Marvel berjalan dengan santainya tanpa busana. Grace yang melihat hal itu menutup wajahnya agar ia tak melihat aset dan bagian belakang milik Marvel. Sebenarnya Grace sudah melihat, hanya 1 detik dan itu membuatnya ketakutan melihat ukuran Marvel yang bukan main.Marvel lalu kembali menghampiri Grac
Bi Tuti hanya masak 2 atau 1 menu sarapan saja karena Marvel yang memerintahkan pada wanita paruh baya itu. Terkadang juga Marvel tak sarapan karena terlambat bangun pagi."Silahkan di makan, Tuan, Non," sapa Bi Tuti saat mereka berdua duduk di kursi.Grace sangat terpanah dengan masakan Bi Tuti yang selezat ini. Grace membasuh tangannya di mangkuk cuci tangan lalu ia mengambil menu yang diinginkan, Grace mengambil sepotong ayam goreng bagian paha dan cah kangkung dua sendok di atas piringnya yang telah berisi nasi yan masih hangat itu.Sementara Marvel menggunakan sendoknya dan mengambil menu sesuai dengan Grace. Mereka sarapan bersama, hening karena Grace juga sarapan sambil membaca materi di bukunya. Sementara Marvel hanya memfokuskan dirinya pada makanannya sesekali ia juga menatap Grace yang berada di depannya itu.10 menit kemudian, mereka telah selesai sarapan. Grace berpamitan pada Bi Tuti sambil mengucapkan terima kasih karena telah membuatkan menu sarapan yang sangat nikmat
Pada jam 9.55 WIB mereka kembali masuk untuk mengikuti pelajaran selanjutnya hingga pukul 14.00 WIB.***Sementara Marvel di kantornya itu tengah berleha-leha setelah ia menandatangani beberapa kontrak karyawan barunya dan juga kerja sama dengan kantornya pada perusahaan lain. Pria itu kini tengah menutup matanya di kursi kebesarannya itu. Matanya terasa pegal menatap layar monitor terlalu lama, tapi dia juga bahagia karena nanti Marvel akan menjemput Grace ke sekolah untuk pulang bersama.Marvel tadi juga memesan tempat untuk makan siangnya dengan Grace di kursi exlusive luxury di sebuah restoran berbintang. Ah, pria itu sekarang sangat memanjakan gadisnya dan juga itu tak mengeluarkan uang yang tak sedikit."Pagi, Pak."Marvel membuka matanya saat mendengar suara seorang pria. Ternyata itu adalah Gerland, manager di kantornya. Marvel mengusap wajahnya dengan kasar saat Gerland tersenyum padanya."Tumben Bos, tidur pagi ini," kata Gerland basa-basi sambil meletakkan 4 berkas di atas
Seluruh kancing kemeja putih seragam milik Grace telah terlepas oleh Marvel. Pria itu mendongak ke atas menatap wajah Grace yang berada lebih tinggi darinya karena posisi mereka yang Grace berada di pangkuan pria itu. Marvel mengulurkan tangannya untuk menyentuh dagu mungil Grace hingga gadis itu menoleh ke arahnya. Grace menatap Marvel yang sangat tampan itu di depan matanya. Marvel tersenyum manis agar suasana mereka sedikit lebih menghangat, hanya saja dipikiran gadis itu telah bercabang-cabang sehingga senyuman itu tak terpancar di wajahnya.Perlahan tangan Marvel yang berada di dagunya itu terlepas, Marvel menggantungkan tangannya di bahu Grace seraya mengusap kecil bahu mungilnya itu. Lalu perlahan-lahan Marvel mulai menyikap seragam Grace yang di dalamnya terdapat balutan tanktop berwarna purple senada dengan tali bra gadis itu. Dengan Marvel yang terus menatap mata gadis itu, seolah-olah ia mengatakan 'ini akan baik-baik saja, percayalah padaku.'Setelah kemeja putih itu terle
Marvel kembali meletakkan ponselnya di nakas lalu ia menekan tombol di dekat ranjang untuk memanggil karyawannya dengan mode cepat. 2 menit kemudian terdengarlah suara ketukan pintu. Marvel berjalan mendekati pintu lalu membuka pintu kamarnya dan terlihat pria berpakaian hitam kuning itu di depan pintunya."Ada apa Pak Marvel?" tanyanya sopan."Bawakan saya menu makanan lezat di kamar," kata Marvel dingin."Baik, Pak. Akan saya bawakan. Ada lagi Pak?""Minumannya juga. Untuk dua orang, ya."Pria itu menganggukkan kepalanya patuh. Setelah Marvel menutup pintu kamarnya, pria itu bernapas dengan lega. Ia segera berjalan cepat menuju lift untuk ke lantai satu dan menuju tempan makanan. Di apartement ini sudah tersedia tempat restoran dan tempat berolahraga. Semuanya lengkap dengan 1 gedung tinggi nan mewah itu."Chef," panggil pria berseragam itu pada pria bertubuh gempal berpakaian serba putih tak lupa dengan topi yang dikenakan di atas kepalanya.Chef Praja.Pria itu menoleh."Pak Marve
Merapikan kembali rambut Grace yang terlihat acak-acakan itu dan memperbaiki selimut berbulu yang membungkus dirinyavitu agar gadis itu tak kedinginan. Marvel lalu memeluk Grace dari belakang, sebenarnya ia juga kedinginan malam ini, tetapi karena ada Grace di dekatnya tubuh itu menghangat dan juga hatinya menjadi senang dan bahagia.Hingga malam jam delapan tiba, Marvel dan Grace turun di bawah untuk dinner di dalam hotel mewah itu. Karyawannya telah menyiapkan ruangan VVIP untuk mereka berdua dan beberapa chef handal di hotel tersebut langsung turun tangan menuju meja Marvel dan Grace."Good evening, Mr. Marvel. Tonight we serve AB Steak specially for you two. This steak is made from meat that has gone through a dry-aging process. AB Steak presents 5 types of salt and sauce. For salt, there are Pink Himalayan, Garlic, Truffle, Yuzu, and Kimchi. As for the sauce, there is wasabi soy sauce to bulgogi." Chef Praja memperkenalkan meu andalannya yang bernama AB Steak itu pada mereka berd
"Hai Sayang," sapa Lin saat ia sudah berdiri di depan Marvel.Pria itu mengkerutkan keningnya, ia menaikkan sebelah alis menatap ke arah Lin dengan mengejek. Kenapa wanita itu malah manis padaku? Apakah dia sakit? Atau dia sedang mabuk? Pikir Marvel. Pria itu menatap layar monitor komputer di depannya seraya memperbaiki kacamata yang sedikit miring itu. Lin berjalan beberapa langkah untuk melihat apa yang ada di komputer pria itu hingga dia mengabaikan dirinya.Sebuah surat menyurat di sana, Lin melirik ke arah Marvel yang masih fokus pada ketikannya. Hingga dia benar-benar melupakan Lin yang tengah berada bersama dirinya itu. Wanita itu mengembuskan napas dengan kasar, memijat pelipisnya lalu melipat kedua tangannya di depan dada."Apa komputer itu membuat kau mengabaikanku?" tanya Lin dengan amarahnya yang masih tertahan.Marvel menghentikan ketikan jarinya di atas keyboard itu lalu memutar kursi kebesarannya hingga wanita itu memundurkan langkahnya agar kaki jenjangnya itu tak meng