Kejora seketika berdiri mematung saat netra coklatnya menatap sosok Mike yang berdiri di lobby dengan tangan tersarrung di saku celananya. Matanya memandang datar Kejora dan Andromeda yang baru saja pulang.
Kejora menahan napasnya dan menghembuskannya tanpa suara sama sekali. Berharap Mike tak mendengarnya dan juga keterkejutannya mampu membuat otot-ototnya melemas sampai tulang rangkanya tak tersangga sama sekali.
“Siapa dia?” tanya Andromeda yang memandang dingin Mike, pria yang dia ingat pernah menjemput Kejora di perusahaannya.
Ada rasa tak suka dan tak mau kalau Kejora harus bersanding dengan Mike.
“Dia ... temanku,” jawab Kejora lirih.
“Kenapa tak kau perkenalkan?” tanya Andromeda kembali.
Dia menyeringai mantap saat mendapatkan jawaban yang dijamin bukan keinginan Mike disebut teman oleh Kejora.
Mike menekan rahangnya sampai giginya saling beradu dan garis rahan
halooo, jangan lupa tambahkan ke rak buku kalian dan komen-komen yaaa ... dijamin novel ini akan mengaduk-aduk perasaan kalian, see youuu othor akan up bab Obsesi Terlarang everyday loh ...
Cklek! Kania memasuki kamar hotel dia dan Kejora saat subuh. Dia menyelinap masuk dan mengendap-endap serta berusaha untuk memelankan langkah kakinya saat ini. Jelas saja dia sampai begitu, karena memang dia habis menginap di kamar Adim, pacarnya. “Semalam berapa ronde?” Deg! Suara dingin Kejora terdengar di telinganya saat ini. “Ya Tuhan, Kejora!” pekiknya merasa terkejut. Dilihatnya Kejora tengah duduk di pojok ruangan dengan lampur tidur yang menyala. Kania mengusap-usap pelan dadanya, meredakan rasa kagetnya saat ini. “Kamu ngapain sih kayak kuntilanak begitu?! Dipojokan, sarungan pakai bedcover putih pula, kamu niat jadi hantu hah?!” sembur Kania yang mencoba menutupi rasa gugupnya. Dia tidak mengira kalau Kejora sudah bangun, eh tapi .... Kania menyipit, menatap intens wajah Kejora yang kusam dengan mata pandanya. “Kamu nggak tidur?” tanyanya.
Kata maaf adalah kata yang tak semua orang bisa mengucapkannya dengan tulus atau bahkan arogansi manusia bisa membuatnya tak mau meminta maaf meskipun perbuatannya salah. Tidak ada yang bisa memastikan seberapa tulusnya perkataan dan perbuatan manusia itu. Sama seperti Kejora yang memandang ragu ke depan. Dia menatap lamat-lamat wajah pria yang ikut serius menatapnya, di netra amber miliknya terdapat riak sesal mendalam. “Lalu apa alasanmu melakukan itu Mike?” tanyanya ingin tahu. Pasca kejadian ciuman paksa yang dilakukan oleh Mike membuat Kejora mau tak mau memilih diam dan menghindar. Satu dari sekian banyak hal yang membuatnya bersikap canggung dan menjaga jarak setelahnya. Mike masih sunyi. Dia kesulitan memilih kata agar tak terdengar kurang ajar nantinya. “Ya, euhm ... sejujurnya aku spontan melakukan hal itu, aku ... cemburu?” Mike kini meragu. Mata Kejora membulat. Tak dapat dipredi
Mike dan Adam sama-sama tak habis pikir dengan kedua wanita itu. “Ada apa dengan otak mereka sih?!” sungut Mike sebal. Adam mengangguk setuju. Mereka kembali menunggu Kejora dan Kania yang berganti baju secara mendadak dan penuh paksaan. Sebelumnya Kejora dan Mike malah berdebat panjang. *** Mata Mike membelalak penuh terkejut begitu sosok Kejora berjalan menghampiri mereka. Sangat lucu saat dia menertawakan Kania dan Adam, sekarang karma terbalas sempurna kepadanya. Adam bersiul panjang sambil menampilkan senyuman konyolnya. “Kejora, kembali ke kamarmu dan ganti pakaianmu sekarang!” perintah Mike sambil menahan sesuatu yang tak bisa dia jabarkan. “Apa? Tidak, tidak, aku sudah bersusah payah berdandan dan kau tiba-tiba memerintahku untuk berganti baju?!” sembur Kejora menolak. Mike mengusap wajahnya kasar. Matanya sangat ingat saat Kejora keluar dengan pakaian yang ... sangat seksi!
Andromeda masih merenung usai mengantar kepergian Kejora. Lebih tepatnya melepaskan saat ada pria yang menunggu wanita itu. Pikirannya melayang, bertanya-tanya tentang siapa pria itu? apa hubungannya dengan Kejora? Meskipun Kejora berkata pria itu hanyalah teman saja, dia tak mempercayai kalau Mike tak memiliki perasaan untuk gadis itu. Tetap saja, semua itu membuat seorang Andromeda menahan bara api kekesalan di dadanya sampai saat dia sudah sampai di kamar hotel sekali pun. Andromeda masih berdiri di balkon kamar hotelnya. Pria itu sudah mengenakan jubah mandinya dan selesai mengambil sesi mandi sebelumnya. Andromeda memegangi kaki gelas yang berisi red wine saat ini. Sampai ada tangan ramping berjari lentik menyusup dan melingkar di perutnya saat ini. “Kau sedang memikirkan apa Sayang?” tanya wanita yang tengah memeluknya itu sambil mengeluarkan suara desahannya. “Hanya memikirkan sesuatu
Andromeda menjadi semakin penasaran dengan Kejora. Seolah-olah ada ikatan batin yang menguasainya sampai dia sendiri tak bisa berpikir logis sama sekali. Seharusnya dia tak sampai bersusah payah begini jika menginginkan mereka. Bagaimanapun juga dia dengan mudah membuat wanita merangkak kepadanya. Tapi, tapi kenapa seorang Kejora mampu membuatnya berdiri dan berjalan membuntuti wanita itu? Semua yang dia lalui dalam sehari saja dengan Kejora, oh bahkan kurang dari sehari dia bersama Kejora. Namun, sosok imajinasi gadis itu berkeliaran semalam saat dia melakukan seks dengan wanita lainnya. Kejora, sosok yang dengan lancangnya berada di dalam otaknya, terabadikan dalam memorinya saat ini. Entah setan jenis apa yang membuatnya harus terus memikirkan seorang Kejora. Namun, semua itu kini menariknya untuk memperhatikan Kejora yang berada di dekatnya. “Sial! Aku tak bisa!” desisnya. Andromeda berharap wanita yang diajaknya berbincang singkat
“Jadi, bisa kamu ceritakan padaku? Usai kamu menerima ciuman dari Mike sekarang kamu malah memikirkan Andromeda? Pria lain?” Kania masih menginterogasi Kejora. “Oh God ... aku pun bingun, Kania. Perasaanku kacau karena Andromeda. Aku tak mau memikirkan pria yang suka bermain wanita seperti itu, dia sok ngartis, sok berpengalaman dan tebar pesona. Jika aku bisa, aku lebih baik memilih Mike dan berpacaran dengannya saja,” tutur Kejora berapi-api. “Aku setuju, lupakan saja Andromeda. Aku tak mau kau disakiti oeh pria buaya itu!” Kania ikut mengompori Kejora. Kejora mengangguk setuju. Dia lebih baik mencari pria lainnya saja daripada harus bersama dengan Andromeda, meskipun hatinya tengah mendukung perasaannya untuk tercipta pada Andromeda. *** “Kau serius mau mengajaknya berpacaran?” tanya Adam pada Mike. Mike sendiri yang tengah duduk menonton tayangan televise mengangguk saja. “Ya, aku tak mau dia diambil pria lai
Mike sudah bersiap, kakinya saling terhentak-hentak kecil karena rasa gugup melandanya saat ini. jantungnya meletup-letup seiring dengan pikirannya yang sudah berhalusinasi tentang bagaimana dia akan menyatakan perasaannya sendiri. Menunggu Kejora dalam waktu satu jam bukanlah waktu yang lama. Pikirannya yang mulai bekerja ekstra sampai tak menyadari bahwa 60 menit sudah berlalu. Matanya semakin menatap detik jam yang terus berputar tanpa henti itu dengan harapan cemas. Bahkan, teman kamarnya, Adam pun mengawasinya. Pria itu ingin tahu sekali bagaimana hasilnya, dan dia menjadi satu orang yang menjadi sasaran bagi Adam. Matanya menatap 180 derajat arah depannya. Tepat menarik garis lurus pandangannya, Kejora datang sambil berlari kecil menyongsongnya. Senyumannya terkembang sempurna dengan dress yang dipakainya bergoyang-goyang indah. Melihat senyum yang terbentuk di sudut bibir gadis itu, Mi
Kaki gadis itu semakin tertekan menapak di atas reumputan, seiring dengan matanya yang menatap ke depan dan tangannya memaku, terdiam di gandengan hangat telapak tangan milik Mike. Matanya berkedip-kedip sempurna. Mulutnya masih menganga, terbuka dengan napas yang ikut tertahan. Manik coklatnya memandangi dengan serius pemandangan di depannya. “I—ini?” Kejora tergagap. Di depannya sudah ada tenda transparan berbentuk bubble dengan tirai kain putih yang menutupi setengah dari tingginya. Ditambah jalur yang terpasang candle light jar, menampilka suasana intim yang eksotis. “Do you like it?” tanya Mike yang ikut memandang ke depan juga. “This is so beautiful!” pekik Kejora yang sudah kegirangan, tubuhnya dibawa berputar-putar, melihat sekelilingnya. “Bukan, bukan itu yang mau aku tunjukkan. Tapi ... lihat ke sana,” pinta Miek sambil mendekap bahu kecil milik Kejora. Kejora mengikuti arah tatapan Mike