Share

Terpaksa Melayani Alex

"Apa katamu?" Tanya Kiehl tak percaya dengan pendengarannya sendiri.

Sementara itu Shaunia terasa seperti menerima sambaran petir yang bertubi-tubi mendengar ucapan Alex.

'Mimpi apa aku semalam? Mengapa Alex tiba-tiba memintaku menjadi asisten pribadinya?' Shaunia bergelut dalam hati.

"Aku bilang jika kalian akan menjadikanku sebagai seorang calon raja, maka aku akan membutuhkan seorang asisten pribadi jugakan? Ulang Alex.

"Sama seperti dirimukan, Kiehl?" Tanya Alex.

Ia sengaja melakukannya untuk membuat Kiehl kesal. Dan ia juga masih tidak rela bahwa Shaunia kecil yang dulu selalu menjadi korban ejekannya kini menjadi asisten kepercayaan Kiehl.

"Aku tidak akan mengijinkannya!" Sahut Kiehl mantap.

"Kenapa? Bukankah aku akan menggantikanmu?" Tanya Alex sambil mengangkat rahangnya.

"Tentunya aku juga membutuhkan seorang yang dapat kupercayakan?" Tanya Alex.

"Jika kau dapat mempercayai dia, kupikir akan aman jika aku menjadikannya sebagai asistenku."

"Tidak!" Jawab Kiehl sambil mempertahankan Shaunia.

"Tidak?" Alex mengulangi jawaban Kiehl.

"Alex, Kiehl! Mengenai siapa yang akan menjadi asisten pribadi Alex,  akan aku pikirkan terlebih dahulu," sela Raja Ronald.

"Aku tidak ingin kalian berdua berdebat hanya karena masalah sepele ini," Raja Roland mengakhiri perseteruan yang hampir terjadi diantara kedua kakak beradik ini.

Raja Roland dan Ratu Sophia meninggalkan balairung.

"Jangan lupa, makan malam nanti pukul tujuh," Ratu Sophia mengingatkan, kemudian ia menyusul suaminya keluar.

Setelah ayah dan ibu mereka meninggalkan balairung, Kiehl juga langsung meninggalkan balairung tersebut.

"Ayo, Shaunia! Kita pergi!" Ajak Kiehl kemudian mereka berdua berjalan meninggalkan balairung dan Alex sendirian.

                                ****

"Yang Mulia ...." bisik Shaunia dengan suara hampir seperti berbisik.

Kiehl dan Shaunia sedang berada di ruang kerja milik Kiehl. Tidak ada orang lain di sana. Hanya mereka berdua.

"Jangan panggil aku dengan Yang Mulia!" Perintah Kiehl.

"Kau tahu dengan jelas bagaimana perasaanku padamu," kata Kiehl lagi sambil memegang kedua lengan Shaunia.

"Panggil aku dengan namaku tanpa embel-embel gelar."

"Aku ingin mendengar namaku diucapkan oleh bibir mungilmu.

"Kiehl ...." terucap juga nama itu dari bibir mungil Shaunia.

"Kiehl, aku takut!" kata Shaunia berterus terang. 

Ia hampir pasti yakin bahwa Alex menginginkan dirinya untuk kembali menjadi bulan-bulanannya seperti dulu ketika mereka masih kecil.

"Ssttt!!! Jangan takut!" Kiehl menenangkan Shaunia sambil memeluknya. 

"Aku tak akan membiarkan Alex menjadikanmu sasarannya lagi," lanjut Kiehl.

"Aku akan minta pada ayah dan ibuku agar tidak mengabulkan permintaan Alex," ujar Kiehl.

"Benarkah?" Tanya Shaunia.

"Tentu saja benar. Apakah aku pernah berbohong padamu?" Tanya Kiehl kini ia melepaskan pelukannya, kemudian menatap Shaunia dalam-dalam.

"Aku mencintaimu, Shaunia!" Bisik Kiehl dengan penuh kasih sayang.

"Yang Mulia Kiehl, tapi Anda sudah memiliki seorang tunangan," Shaunia tiba-tiba menjauhkan dirinya dari Kiehl dan kembali menjadi formal.

"Shaunia! Bukankah sudah kukatakan padamu berkali-kali bahwa di hatiku hanya ada kau?" Kiehl nyaris frustasi ketika kembali merasakan penolakan Shaunia.

"Aku tahu ayah dan ibuku menginginkan aku bertunangan dan menikahi Chelsea."

"Tapi, aku tak ingin wanita lain selain dirimu!" Kiehl telah menyatakannya berkali-kali.

Shaunia juga sebenarnya mencintai Kiehl. Tapi ia merasa terikat pada peraturan istana. Jika ia melanggarnya maka ia akan bisa diusir dari istana dan ia tak akan dapat bertemu dengan Kiehl lagi. Dan ia tidak menginginkan hal itu sama sekali.

"Sudahlah, jangan bahas mengenai hal ini lagi," kata Kiehl.

"Aku akan meminta ayah dan ibu untuk membatalkan pertunanganku dengan Chelsea."

"Kemudian aku akan menikahimu!"

"Toh Alex lah yang akan menjadi raja masa depan. Bukan diriku lagi," Kiehl berkata dengan nada getir.

"Aku akan menemui ayah dan ibu sekarang!" Kata Kiehl kemudian dengan mantap.

                              ****

"Kiehl! Kita sudah membahas mengenai hal ini berulang kali! Seru Ratu Sophia kepada putranya.

Kiehl benar-benar menemui ayah dan ibunya langsung setelah ia berbicara kepada Shaunia.

"Betul! Meskipun kami mengijinkan, tapi para petinggi lain akan menganggapnya sebagai pelanggaran," Raja Roland ikut berbicara.

"Kukira dengan menjadikan Chelsea sebagai tunanganmu akan dapat membuatmu melupakan Shaunia."

"Ia adalah gadis yang baik Kiehl," kata Ratu Sophia.

"Aku tahu Chelsea adalah gadis yang baik, tapi aku tidak mencintai Chelsea, Ayah!" Seru Kiehl.

"Kalau kau berkeras terus seperti itu, kurasa tak ada jalan lain lagi," kata Raja Roland mulai tak sabar akan sikap keras kepala anaknya.

"Aku akan terpaksa menjauhkan dirimu dari Shaunia!"

Kiehl Langsung merasakan darah seperti tersirap keluar dari tubuhnya. Wajahnya langsung pucat pasi.

"Aku akan memenuhi permintaan Alex," kata Raja Roland lagi.

"Mulai besok, Shaunia akan bertugas menjadi asisten pribadi Alex."

"Alex memang membutuhkan seseorang yang sudah mengerti tentang istana."

"Dan Shaunia memenuhi persyaratan itu," Ratu sophia ikut menambahkan.

"Ia paham akan segala urusan istana. Dan lagi ia dapat dipercaya sebagai orang dalam kita," kata Ratu Sophia lagi.

"Jangan lupakan bahwa Shaunia dan Alex tidak akrab sama sekali. Jadi kurasa Ayahmu benar."

"Akan lebih baik memindahkan tugas Shaunia untuk menjadi pendamping Alex," Ratu Sophia mendukung keputusan suaminya.

"Tidak! Ayah tidak dapat melakukan hal itu!" Seru Kiehl terkejut.

"Ayah dan Ibu tahu sendiri bagaimana Alex memperlakukan Shaunia!"

"Shaunia takut pada Alex."

"Aku sudah membuat keputusan Kiehl!" Raja Roland berkata dengan kemutlakan yang tak dapat di ganggu gugat lagi.

Maka Kiehl meninggalkan ruang kerja ayahnya dengan gusar dan menuju ke ruang makan.

Keluarga inti kerajaan itu makan malam bersama. Kemudian setelah itu mereka kembali berkumpul di ruang kerja sang ayah, termasuk Alex.

Kali ini Shaunia juga dipanggil untuk menghadap. Shaunia datang dengan perasaan tak karuan.

Keputusan apakah yang telah diambil oleh Raja dan Ratu Androva tersebut.

Begitu melihat wajah Kiehl yang tertekuk, Shaunia langsung tahu bahwa ada sesuatu yang salah. Kiehl telah kalah.

"Shaunia!" Panggil Raja Roland.

"Yang Mulia," Jawab Shaunia.

"Kami sudah membicarakan mengenai permintaan Alex untuk menjadikanmu sebagai asisten pribadinya," Raja Roland memulai.

"Dan aku sudah mengambil keputusan bahwa  mulai besok kau tidak lagi dibutuhkan untuk menjadi asisten pribadi Putra Mahkota, Kiehl."

"Sebaliknya tugas barumu mulai besok adalah menjadi asisten pribadi Pangeran Alexander."

"Apakah kau sudah jelas mengenai hal tersebut?" Tanya Raja Roland.

"Y ... ya ... Paduka Yang Mulia," jawab Shaunia terbata-bata. Tak terasa suaranya bergetar ketika menjawabnya.

Meski takut, ia tak kuasa untuk menolak perintah dari Raja Roland.

Sementara itu bibir Alex tersungging dengan sinis. 'Bagus!' Shaunia akan kembali menjadi bulan-bulanannya. 

Namun kali ini akan sulit sepertinya. Karena yang Alex hadapi saat ini bukan lagi gadis kecil montok dengan kacamata tebal dan behel. Melainkan seorang wanita cantik mempesona dengan tubuh yang sangat indah.

"Ayah ... Ibu ... tolong dipikirkan lagi," Kiehl masih berusaha.

"Sudahlah, Kak!" Celetuk Alex tiba-tiba.

"Hal ini sudah ditetapkan bukan?" Balas Alex dengan sinis.

"Mulai besok, staf asiten pribadimu akan diganti."

"Tidak bisa! Ayah, Ibu ... aku keberatan!" Kata Kiehl dengan emosi.

To be continue ...

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status