Home / Romansa / Oh, My Prince / Putra Mahkota Baru

Share

Putra Mahkota Baru

Author: Miss M
last update Last Updated: 2021-05-04 20:18:00

"Benar, Pangeran!" Jawab Shaunia singkat sambil menunduk untuk memberi hormat walaupun sesungguhnya ia enggan.

Alex menatap Shaunia, seakan Shaunia adalah makhluk asing yang baru pertama kali dilihatnya. Ia terhenyak menyadari kenyataan bahwa Shaunia sudah berubah.

'Bagaimana mungkin Shaunia yang dulu bisa berubah menjadi secantik ini?' Pikir Alex masih dengan mulut ternganga.

"Cukup bicara mengenai pelayan!" Raja Roland mengambil alih keadaan.

"Ada hal yang jauh lebih penting yang harus kubicarakan kepadamu, Alex!" Ujar Raja Roland.

"Mengenai mengapa aku menyuruhmu untuk pulang."

"Alexander Phillip Roland III, mulai saat ini kau adalah putra mahkota  baru, menggantikan Kiehl, kakakmu!" Raja Roland mengeluarkan titah baru yang mengejutkan.

Alex terhenyak syok mendengar pengumuman itu. Ia sama sekali tak mengira bahwa dirinya dipanggil pulang untuk menggantikan posisi kakaknya.

Gelar 'calon raja' sudah melekat dengan Kiehl semenjak ia lahir. Dan tentunya kepada anak-anaknya kelak.

Sementara gelar pewaris tahta kedua hanya merupakan gelar pajangan saja. Alex yakin bahwa ia tidak akan pernah menjadi seorang calon raja. Lalu mngapa sekarang tiba-tiba ayahnya memindahkan gelar itu kepada dirinya?

"Permainan baru apalagi yang sedang kalian mainkan ini?" Tanya Alex dengan tidak suka.

Ia tidak sudi dipanggil pulang hanya untuk dipermainkan dan dipermalukan.

"Kiehl adalah putra mahkota dan calon raja yang resmi," Jawab Raja Roland.

"Namun sangat disayangkan bahwa oleh tim dokter istana, kesehatan Kiehl beberapa tahun ini semakin menurun."

"Kiehl mungkin tidak akan kuat untuk menjalani tugas kenegaraan yang berat!"

"Apa maksudnya dengan kesehatan Kiehl semakin menurun?" Alex masih belum paham. Saat ini yang dilihatnya Kiehl tampak baik-baik saja.

"Oleh tim dokter, Kiehl di pastikan memiliki penyakit autoimun, Alex" jawab Ratu Sophia dengan sedih.

"Keadaan ini membuatnya tak bisa menjalankan tugas kenegaraan yang berat."

"Penyakitnya akan langsung kambuh," jelas Ratu Sophia dengan nada sedih.

Ia sama sekali tak ingin anak yang dibanggakan olehnya itu menderita seperti ini. Terlebih semenjak kecil Kiehl memang sudah dipersiapkan menjadi pengganti Raja Roland.

"Kiehl apa?" Ulang Alex tak percaya dengan pendengarannya.

"Kau dengar kata Ayah, Alex," Kiehl menyela tiba-tiba.

"Tiga tahun belakangan ini aku di diagnosa terkena autoimun oleh tim dokter istana."

"Aku juga merasakan bahwa kondisiku tidak baik begitu aku kelelahan."

"Lantas apa? Kalian tiba-tiba mengharapkan bantuan aku untuk menjadi calon raja dadakan?" Tanya Alex dengan nada murka.

"Setelah kalian membuang dan mengasingkan diriku ke Inggris?"

"Perlu kau pahami Alex, kami tidak pernah mengasingkan dirimu. Kami mengirim dirimu ke luar negeri untuk menyuruhmu belajar."

"Dan aku tidak pernah mengharapkan bantuan darimu, Alex!" Potong Raja Roland.

"Kau adalah pewaris tahta kedua. Sudah menjadi tugas dan kewajibanmu untuk menggantikan pewaris tahta pertama jika memang diharuskan."

"Kau sudah tahu akan hal itu sejak kecil."

"Dan sebagai pewaris tahta kedua, maka kau harus mematuhi peraturan!" 

"Bagaimana jika aku menolaknya?" Tantang Alex.

"Maka sepupu kalian Edward atau Jeromias lah yang akan naik tahta selanjutnya," jawab Raja Roland.

"Tapi aku akan memastikan bahwa hal itu tidak akan terjadi!"

"Selama aku masih hidup, maka aku akan berjuang dan memastikan bahwa keturunanku lah yang akan menjadi penggantiku."

"Bukan yang lain!"

"Jadi Alexander, suka atau tidak, kau harus menerima tanggung jawab dan menjalani takdirmu!"

"Alex, Ibu tahu kau tidak paham mengenai segala urusan negara," kata ratu Sophia.

"Tapi jangan khawatir. Kiehl akan tetap bertanggung jawab menjalankan pemerintahan."

"Kau hanya perlu tampil di muka umum ...."

"Dengan kata lain aku hanyalah seorang putra mahkota boneka bukan?" Potong Alex.

"Aku hanya dapat bergerak sesuai dengan perintah Kiehl!" Sahut Alex dengan pahit.

"Alex!" seru Ratu Sophia terkejut akan pemikiran Alex.

"Kiehl hanya akan menggerakkan pemerintahan sampai kau siap nanti," kata Ratu Sophia berusaha mengoreksi jalan pikiran Alex.

"Lagipula, kepemimpinan negara masih sepenuhnya dipegang olehku," Raja Roland ikut menambahkan.

"Kiehl baru hanya mengemban sebagian tugas kenegaraan saja."

"Sementara ini kau akan belajar pelan-pelan dan dalam diam," kata Ratu Sophia.

"Ayahmu tak ingin menimbulkan kekhawatiran di kalangan rakyat Androva."

"Dan terutama tidak ingin agar Paman kalian tahu bahwa Alex pulang untuk menggantikan Kiehl."

"Kalau begitu ini adalah paksaan dari kalian semua dan aku tidak diperkenankan untuk menyatakan keberatanku?" Alex berkata dengan sinis.

Tak ada yang menanggapi pertanyaan Alex. Mereka semua diam membisu.

"Kalau begitu aku akan menganggap bahwa asumsiku adalah benar," kata Alex lagi.

"Cukup Alex!" Tegur Kiehl.

"Jangan merasa bahwa dirimu sendiri hanyalah korban yang terluka."

"Kita semua tidak menginginkan hal ini terjadi. Tapi ini adalah kenyataan," Kiehl mengucapkan pandangannya.

"Dan kita harus menerima serta menjalaninya."

Alex terdiam setelah mendengarkan perkataan Kiehl.

"Lalu apa yang harus kulakukan sekarang?" Tanya Alex kemudian setelah ia terdiam cukup lama.

"Tidak banyak," sahut Raja Roland merasa lega karena Alex sepertinya mulai dapat menerima keputusan ini.

"Sementara ini kami mengumumkan bahwa kepulanganmu adalah karena kau sudah menyelesaikan studi S2 mu di Inggris," kata Raja Roland.

"Yang harus kau lakukan adalah mempelajari segalanya dari Kiehl."

"Kita tidak akan mengumumkan pergantian putra mahkota sampai kau sudah kuanggap mampu dan kompeten untuk menggantikan Kiehl."

Sampai tahap ini Alex mendengarkan sambil tersenyum sinis kembali.

"Tak ada seorangpun termasuk para pelayan, staff kenegaraan dan para pejabat yang boleh mengetahui akan hal ini," lanjut raja Roland.

"Sebab aku khawatir mereka akan mencoba untuk mengambil alih kekuasaan, jika mereka tahu."

"Seperti yang Kiehl dan aku curigai selama ini," kata Raja Roland.

"Paman Otiz kalian sepertinya masih tidak puas ketika dirinya dipaksa turun tahta dan digantikan olehku."

Alex teringat akan cerita skandal memalukan yang melegenda mengenai pamannya yang entah bagaimana malah mabuk di sebuah acara kenegaraan penting dan malah mengumbar permasalahan yang terjadi di dalam istana. 

Kehebohan itu konon kabarnya sampai disiarkan diberbagai stasiun televisi bahkan sampai ke luar negeri. Meski demikian Kiehl dan Alex belum lahir pada waktu kejadian itu berlangsung.

"Entah Paman kalian dijebak atau ia memang sebegitu cerobohnya, yang pasti aku tidak ingin hal itu terjadi pada keluarga kita," tegas Raja Roland.

"Maka dari itu, kutegaskan sekali lagi!"

"Jangan sampai ada orang lain yang tahu selain keluarga kita!"

"Bagaimana dengan dia? Dia hanya seorang pelayan, bukan keluarga," Alex tiba-tiba menunjuk Shaunia.

"Mengapa ia bisa berada di sini dan ikut mendengarkan semua pembicaraan ini?" Tanya Alex dengan tatapan curiga ke arah Shaunia.

"Shaunia adalah asisten pendampingku," jawab Kiehl dengan segera membela Shaunia.

"Apa yang kuketahui, juga pasti sudah diketahui olehnya," lanjut Kiehl.

"Kau mempercayainya?" Tanya Alex sambil menatap Kiehl.

"Ya, aku mempercayainya," jawab Kiehl dengan yakin.

"Shaunia sudah tinggal di istana ini semenjak ia dilahirkan."

"Dan akupun sudah sangat mengenal sifat-sifat Shaunia."

Alex tak menyukai nada bicara Kiehl ketika kakaknya membicarakan tentang Shaunia. Rasanya terlalu penuh dengan pujaan.

'Apakah Kiehl jatuh cinta pada Shaunia?' Pikir Alex.

"Baiklah! Kupikir kita semua sudah saling mengerti dan sudah saling sepakat ya," kata Raja Roland.

"Alexander! Kalau begitu kuucapkan selamat datang kembali ke istana Androva," sambut Raja Roland sedikit terlambat.

"Belajarlah dengan baik dari Kiehl! Ia akan membimbingmu dengan baik," kata Raja Roland bersiap-siap mengakhiri pertemuan itu.

Namun Alex tampaknya belum puas. Ia kembali mengutarakan keinginannya.

"Kalau begitu, aku juga butuh seorang asisten pribadi!" Seru Alex dengan lantang dan tidak sopan.

Hal ini membuat Raja Roland yang sudah hendak bangkit dari singgasananya kembali duduk dan menatap Alex lurus-lurus.

"Baiklah. Aku akan menugaskan salah seorang staff istana untuk menjadi asistenmu kalau begitu," kata Raja Roland akhirnya.

"Tapi aku mau dia yang menjadi asisten pribadiku!" Alex tiba-tiba menunjuk Shaunia yang sejak tadi diam dan berusaha kembali bersembunyi di balik punggung bidang Kiehl.

To be continue ....

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Oh, My Prince   22. Jodoh Untuk Alex

    Maaf, Yang Mulia … maksud Anda …." Shaunia membiarkan kalimatnya menggantung sambil menatap ke arah Alex dengan bingung."Aku baru tahu bahwa Kiehl ditunangkan secara paksa dengan Chelsea oleh ayah dan ibu," Alex menatap Shaunia lurus-lurus."Apakah kau tahu akan hal tersebut?" Tanya Alex dengan pandangan menuduh.Bukannya tahu lagi, Shaunia malah sangat tahu penyebab Kiehl ditunangkan secara paksa dengan Chelsea. Ayah Kiehl ingin menghentikan hubungan asmara Shaunia dengan Kiehl, namun Alex yang selama ini berada di Inggris sama sekali tidak mengetahuinya."Ya, Yang Mulia saya tahu," jawab Shaunia memutuskan untuk mengaku dengan jujur hanya sebatas pertanyaan Alex."Bukankah mereka saling mencintai?" Tanya Alex lagi seperti berusaha ingin tahu. Ia benar-benar tidak habis pikir. Bukankah dulu Kiehl begitu tergila-gila dengan Chelsea dan begitu pula sebaliknya?Semua orang selalu menggaungkan keserasian pasan

  • Oh, My Prince   21. Keputusan

    Oh, My PrinceBy : Miss MShaunia merasakan bahwa mulutnya ternganga membuka ketika mendengar pernyataan Alex yang sangat tidak disangka olehnya tersebut.Bagian manakah yang Alex katakan bahwa ia tidak menyesali perbuatannya kemarin? Apakah bagian ketika ia menyakiti Kiehl? Ataukah bagian ketika ia mencium bibir Shaunia?Akhirnya dengan terpaksa, Shaunia berlari kecil untuk menyusul Alex yang sudah berada jauh di depannya.Setelah berada dalam jarak yang cukup dekat barulah Shaunia bisa sedikit bernafas lebih teratur. Ia berjalan dibelakang Alex sesuai dengan peraturan negara bahwa seorang pelayan ataupun asisten pribadi tidak diperkenankan untuk berjalan beriringan atau berdampingan dengan anggota keluarga kerajaan yang lain.Ternyata Alex berjalan kembali menuju ke ruang tempat Kiehl. Beberapa orang pekerja terlihat masih berusaha merapihkan

  • Oh, My Prince   20. Aku Tak Menyesal

    Karena kelelahan, akhirnya Shaunia pun akhirnya terkulai dan ikut tertidur dalam posisi duduk di sofa empuk tersebut.Keesokan pagi harinya, Shaunia terbangun dengan terkejut. Ia sudah berada di sofa dalam posisi berbaring. Kepalanya bersandar pada sebuah bantal sofa kecil. Tubuhnya pun telah terbungkus dengan selimut hangat berwarna biru.Shaunia segera mengubah posisinya dari tidur menjadi duduk.Ia menolehkan kepalanya kesana kemari untuk mencari Kiehl. Dan pada akhirnya ia menemukan pria tersebut sedang membawa sebuah cangkir berisi teh apel, yang merupakan minuman khas negara Androva. Wangi segar khas apel hijau yang bercampur dengan teh tercium sangat menggoda dan harum."Kau sudah bangun?" T

  • Oh, My Prince   Hati Yang Luka

    "Ayah! Ibu! Aku mengerti jika kalian lebih menyayangi Kiehl daripada diriku," Alex berkata dengan nada pahit. "Aku sadar kalian memanggilku pulang hanya karena terpaksa menjadikanku sebagai pengganti Kiehl." "Tapi aku ingatkan pada kalian semua. Aku bukan Kiehl!" "Aku tak akan mengikuti keinginan kalian semua begitu saja dan menjadi boneka kalian." "Jika kalian ingin aku menggantikan Kiehl, maka aku akan melakukannya dengan caraku sendiri!" Kata Alex dengan tegas. Kemudian ia berbalik dan meninggalkan ruangan itu tanpa memperdulikan teriakan Raja Roland yang menyuruhnya untuk berhenti.

  • Oh, My Prince   Raja Roland Murka

    "Ada apa?" Tanya salah seorang penjaga yang berpakaian seragam berwarna biru tua. "Saya harus menghadap Yang Mulia Raja Roland dan Ratu Sophia!" Jawab Shaunia dengan tergesa. "Kode biru!" Jawab Shaunia untuk menandakan bahwa ia sedang akan melaporkan suatu hal yang penting dan rahasia. Penjaga itu mengerti dan memberikan ijin masuk bagi Shaunia. Shaunia langsung masuk ke dalam sebuah ruangan bernuansa mewah berbentuk oval yang didominasi dengan warna biru dan silver. Shaunia kemudian berjalan menuju ke ruangan istirahat raja dan ratu, kemudian ia mengetuk pintu yang terbuat dari ukiran kayu yang sama mewahnya dengan interior ruangan itu.

  • Oh, My Prince   Kembali Bertengkar

    Alex mencium Shaunia dengan dalam dan penuh gairah. Ia tadinya hanya ingin mengejek sang kakak sekaligus mengusili Shaunia.Tapi nyatanya ia tidak dapat berhenti ketika sudah merasakan manisnya bibirnya Shaunia yang lembut dan hangat bagaikan minuman Baileys.Akal sehatnya tergerus tergantikan oleh naluri alam bawah sadarnya sebagai laki-laki yang berhasrat ingin menikmati wanita yang sedang berada dalam pelukannya ini. Alex teringat ketika ia menangkupkan tangannya dibalik pakaian Shaunia ketika gadis itu tertidur.Sebaliknya, Shaunia merasakan bibir Alex memagut bibirnya sendiri dengan panas. Ia begitu syok tak menyangka bahwa Alex akan mela

  • Oh, My Prince   Apakah Kau Sudah Pernah ...???

    "Alex! Apa yang kau lakukan pada Shaunia?" Kiehl bangkit berdiri dan langsung menghampiri Alex."O ... Oo ... Ada apa ini?" Tanya Alex masih dengan tampang mengejek."Aku baru mengatakan Shaunia sakit saja kau sudah sampai sepanik itu?" Tanya Alex."Diam! Aku kakakmu, Lex!" Seru Kiehl sambil merenggut kerah kemeja putih Alex."Jika kau melakukan sesuatu yang kejam pada Shaunia ataupun kepada staff lain, maka aku tidak akan memaafkanmu!" Ancam Kiehl."Yang Mulia! Saya sungguh hanya pusing saja!" Seru Shaunia dari arah tempat tidur."Pangeran Alex tidak melakukan apapun terhadap saya," aku Shaunia te

  • Oh, My Prince   Tidur Bersama Alex

    Alex mengatur posisi Shaunia sedemikian rupa sehingga ia bisa membopong Shaunia. Ia tidak membawa Shaunia kembali ke kamarnya. Melainkan membawanya ke atas tempat tidurnya.Di Inggris, tanpa adanya penjagaan yang ketat, Alex bebas membawa para wanita ke atas tempat tidurnya untuk dinikmati hampir setiap malam.Boleh dibilang jika jam terbang Alex sudah tinggi untuk urusan di atas tempat tidur. Bagi para wanita ia termasuk seorang pria brengsek yang hanya menyukai hubungan satu malam tanpa ikatan.Semenjak ia kembali ke istana, ia belum berkesempatan untuk bercinta dengan para wanita lagi. Sekarang dihadapannya, berbaring Shaunia yang cantik seperti seorang putri tidur.Alex memperhatikan wajah Shaunia yang mulus. Pandangan Alex turun ke dada Shaunia yang bergerak naik turun dengan teratur. Menandakan bahwa gadis itu sudah terlelap. Pakaian tidurnya sedikit tersingkap, memperlihatkan kaki Shaunia yang mulus.Alex meneguk air liurnya melihat posisi t

  • Oh, My Prince   Keterpaksaan

    Kiehl memandang Shaunia dengan sorot mata kepedihan. Ia menarik nafas dalam sebelum berbicara."Chelsea tadi datang kemari!" Kiehl memulai, nada suaranya sudah nyaris kembali seperti semula, namun sarat akan kepedihan."Ayah dan ibuku menyambutnya dengan gembira.""Mereka telah memutuskan tanggal pernikahannya!" Kiehl tertunduk dengan sedih."Enam bulan dari sekarang!"Baginya, ia hanyalah selayaknya sebuah boneka. Yang harus mengikuti keinginan pemiliknya.Shaunia bersedakap tak tahu harus berkata bagaimana. Dihadapannya, pria yang dicintainya ini sedang menghadapi kemelut.Tanggal pernikahan sudah ditentukan. Pantas saja Kiehl menjadi begitu gusar tadi dan bertindak diluar kebiasaannya.Kiehl pastilah merasa dirinya sangat sedih dan tak berguna sama sekali karena tak bisa melawan keinginan kedua orang tuanya. Ia terikat pada aturan negara.Shaunia sendiri juga merasa terguncang perasaannya. Bagaimana tidak? Pria

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status