Share

Part 10. Regrets

Penulis: essa_88
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-22 04:02:19

Danadyaksa's Family Mansion

Hampir satu jam Aeron termenung di dalam mobilnya yang terparkir di halaman rumah Danadyaksa. Dengan tatapan kosong Ia menyandarkan kepalanya pada setir mobil tanpa melakukan apa-apa.

Tok! Seseorang mengetuk pelan kaca mobil Aeron dari luar.

"Den tidak apa-apa?" Tanya satpam.

Aeron bangun kemudian menurunkan kaca mobil. "Tidak pak, saya keluar sebentar lagi." Jawabnya.

Setelah menaikan kaca mobilnya lagi, Aeron mematikan mesin dan keluar dari mobil. Dengan langkah berat berjalan ke rumah.

"Dari mana saja semalam sampai  tidak pulang Aeron?" Suara berat masuk ke indera pendengaran Aeron, langkah kakinya berhenti tepat di depan tangga.

Aeron tidak menjawab, ia mulai membalikkan tubuhnya melihat kearah Asher, Ayahnya.

"Kau tidak pulang karena berkelahi lagi?" Tanya Asher Danadyaksa sambil  tersenyum mencemooh karena melihat anaknya yang pulang pagi dengan babak belur.

Aeron menghembuskan nafas kasar.

"Kali ini berkelahi dengan siapa lagi? Apa ayah perlu ke kantor polisi atau kau perlu pengacara untuk menyelesaikan masalahmu?" Desis Asher.

Aeron menatap kosong wajah ayahnya dan menggeleng pelan.

"Tidak."

Asher tersenyum, "Bagus! kalau kau punya masalah selesaikan sendiri. Sesekali kekerasan memang perlu dilakukan dalam hidup karena tidak semua masalah bisa diselesaikan dengan uang ." Lanjut Asher sambil menepuk punggung anaknya.

"Pergilah ke kamar dan bersihkan dirimu." Lanjut Asher

Aeron hanya mengangguk dan kembali berjalan menuju kamarnya dilantai dua. didalam kamarnya ia kembali termenung coba memutar kembali kejadian semalam yang  membuatnya lupa diri dan malah merusak seorang perempuan. 

Aku telah merusak perempuan yang ku cintai! Batin Aeron marah.

Aeron mengacak rambutnya frustasi karena rasa bersalah mulai menghantuinya. 

Aku harus bertemu Katya secepatnya. Batin Aeron.

***

Martin's Family Mansion

Katya terbaring di ranjang dengan wajah pucat pasi, seorang dokter duduk di samping ranjang dan memeriksanya.

"Bagaimana keadaan adik ku din?" Kyle bertanya.

"Katya tidak apa-apa, dia hanya stress dan kelelahan." Jawab dokter wanita itu. "Kalau boleh tahu kenapa dia Kyle?" tanya dokter teman Kyle itu.

Kyle terdiam dan menatap Dini dengan wajah ragu.

"Aku ini seorang dokter tanpa kau jelaskan pun sebenarnya aku sudah tahu apa yang terjadi dengan Katya. Tapi bagaimana bisa, Katya kan anak yang baik." Ujarnya melihat sedih kearah ranjang.

Kyle menghembuskan nafas..

Iapun ikut  melihat kearah yang sama. "Aku juga tidak tahu apa yang terjadi." jawabnya sambil mengusap tengkuknya.

"Apa kau mengenal pria itu?" tanya Dini melirik pada Kyle.

"Ia teman sekolah Katya, dan sialnya lagi laki laki itu adalah laki laki yang tidak boleh Katya dekati sampai kapanpun." Kyle memijat pangkal hidungnya dan tersenyum miris. "Tapi ternyata takdir mempermainkan mereka berdua, mempermainkan keluarga Martin dan Danadyaksa sekali lagi." jelasnya dengan tercekat seakan Kyle menanggung beban berat saat mengucapkannya.

"Apa maksudmu?"

Kyle tidak menjawab ia bergegas mendekati ranjang karena melihat pergerakan Katya yang baru sadar.

"Katya kau tidak apa-apa?" Kyle bertanyadengan suara khawatir.

Katya menggeleng pelan kemudian menyentuh kepalanya yang sakit.

"Kau pingsan di kamar mandi." jawab Kyle singkat sambil melirik Dini dengan canggung.

"Sebaiknya kau istirahat Katya, aku sudah meresepkan obat untukmu. Semoga kau cepat sehat ya." potong Dini dengan senyum ramah.

"Terimakasih kak Dini." jawab Katya.

"kalau begitu kalian bisa keluar sebentar, aku ingin sendiri dulu." pinta Katya pelan.

Kyle menggeleng sebagai penolakan karena takut kejadian tadi terulang kembali, tapi Dini memberi isyarat pada Kyle, "Beri Katya waktu untuk sendiri." Timpal Dini memberi pengertian pada Kyle.

"Kyle bisa kita bicara sebentar." Tanya Dini melirik kearah pintu. Kyle akhirnya mengikuti perkataan Dini dan keluar kamar bersama.

"Apa ini pertama kalinya Katya... maaf.. kau tahu maksudku kan?" Dini berbicara sepelan mungkin tapi pertanyaannya masih bisa di dengar Kyle.

"Iyah, kau bisa lihat sendiri bagaimana terpukulnya Katya setelah kejadian yang menimpanya?!" Kyle mengeram marah.

"Maaf aku mencampuri urusan keluarga kalian tapi... apa mereka memakai pengaman, aku tahu ini pertanyaan bodoh" Dini menggantung ucapannya dengan senyum tipis, "sebaiknya kau bertanya pada laki-laki itu?" Lanjut Dini gagap.

"Untuk apa, aku tidak ingin bertemu laki laki itu hanya untuk menjawab rasa penasaranmu Dini."

 Dini mendesis dan mencoba kembali bicara, "aku ini seorang dokter jadi... ini sangat penting dan menyangkut Katya juga." Tanya Dini kikuk.

"Sebenarnya apa maksudmu?!" Sungut Kyle tidak mengerti.

Dini menghela nafas. "Aku melihat kalender di kamar Katya yang ia tandai sebagai tamu bulanannya. Beberapa hari ini dia baru selesai menstruasi." jelas Dini.

"ATidak usah bertele-tele, aku tidak mengerti urusan wanita ini." Tanya Kyle jengkel.

"Katya dalam masa subur!" pekik pelan Dini.

Kyle menaikan alisnya.

"Kemungkinan terjadi pembuahan sangat besar apabila Katya melakukan 'itu' pada masa subur." jelas Dini cepat.

"Maksudmu kemungkinan Katya hamil sangat besar?" Kyle balik bertanya dengan wajah kaget.

"Mudah-mudahan hal itu tidak terjadi pada Katya." ujar Dini menenangkan.

Kyle terdiam sambil mengeratkan tangannya menahan amarah yang kembali meluap, dia tidak boleh membiarkan itu terjadi pada adiknya atau keluarganya bisa hancur.

"Kau dokter beri Katya pil KB atau semacamnya, Dini." Kyle mencengkram tangan Dini.

Dini menggeleng, "percuma, pil KB akan bereaksi sebelum terjadi pembuahan, bukan setelah terjadi pembuahan." Jawabnya.

Dini melihat wajah Kyle yang terlihat kebingungan, "Sebaiknya tenangkan dirimu, belum tentu Katya hamil."

"Kalau begitu Aku kembali ke rumah sakit sekarang dan jaga adikmu Kyle." Dini berbalik dan pergi dari rumah keluarga Martin.

***

"Bagaimana keadaan Ayah, apa Ayah sudah bisa pulang?" Tanya Katya saat Kyle kembali ke kamar dengan sebuah nampan ditangannya.

"Ayah pulang besok, kau beristirahatlah dan cepat makan makananmu." Kyle menaruh nampan di atas nakas sebelah Katya.

"Jangan bilang apa-apa pada ayah, aku mohon kak." pinta Katya tanpa melihat pada Kyle, karena tatapannya tertuju pada kedua tangannya yang memilin kain selimut.

Kyle duduk disisi ranjang Katya dan mengusap kepala adiknya lembut.

"Sembunyikan ini dari Ayah, kak. Aku tidak ingin mengecewakannya." lanjut Katya.

Kyle tidak membalas, ia malah ingin menanyakan sesuatu pada Katya.

"Apa kau baik-baik saja? Apa kakak boleh bertanya padamu?" 

Katya mengangguk sambil menunduk.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" Kyle bertanya sepelan dan sehati-hati mungkin.

Katya membeku saat kakaknya bertanya.

"Kalau kau tidak siap bercerita tidak apa-apa..." timpal Kyle.

"Aku mabuk," katya menatap Kyle, matanya kembali berkaca-kaca." Kak Aeron menemui kakak waktu itu, dan aku minum di bar. Aku tidak ingat seberapa banyak aku minum karena bartender memberiku minuman dan aku mencobanya terus dan terus sampai aku tidak ingat apa-apa lagi." Aku Katya.

"Aku mabuk kak, itu kesalahanku. Tapi aku tidak menyangka kak Aeron akan memanfaatkan keadaanku yang tidak sadarkan diri. Aku tidak ingin mengingatnya lagi, kejadian itu benar-benar seperti mimpi buruk yang menghantuiku kak." Katya kembali terisak.

Kyle memeluk Katya. "Kak tolong aku, aku tidak ingin bertemu dengan kak Aeron lagi. Itu membuatku takut!" gumam katya bergetar dalam pelukan Kyle.

"Baiklah, kita akan memikirkannya setelah kau tenang, Sekarang beristirahatlah." Saran Kyle sambil mengusap punggung Katya.

Kyle keluar dengan rahang mengeras, ternyata Aeron memanfatkan keadaan katya yang mabuk. Kyle juga menyesal telah mempercayakan adiknya pada Aeron malam itu.

Kyle kemudian mengambil ponsel dan menelpon seseorang. Ia harus menyelesaikan ini secepatnya. Katya harus pergi dari sini dan mengobati traumanya agar tidak larut berkepanjangan serta menjauh dari Indonesia dan keluarga Danadyaksa. Sebelum keluarga itu menghancurkan keluarganya Lagi.

"Halo?"

"Kyle?"

"Bisa kau urus kepindahan seseorang?"

"Siapa yang akan pindah?"

"Aku akan menjelaskannya di tempatmu, tolong persiapankan semuanya paling lama sebulan, adikku harus pergi secepatnya dari Indonesia." imbuh Kyle.

"Ke mana adikmu akan pindah?"

"Ke Negara asal Ayahku, Perancis." jawab Kyle dengan penuh pertimbangan.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • One Night Stand (Indonesia)   Part 72. Beautiful Baby

    Dharmawangsa Ballroom Hotel. Katya yang hamil besar terpaksa ikut suaminya untuk menghadiri pesta tahunan kumpulan pengusaha se-Asia tenggara ini. Awalnya Katya menolak datang, karena tidak percaya diri dengan bentuk tubuhnya. tapi Aeron tidak ingin datang sendirian dan memutuskan tidak akan hadir apabila Katya tidak ikut hadir. Dan mau tidak mau Katya ikut karena ini acara tahunan yang sangat penting dikalangan pengusaha muda seperi Aeron. Dengan berbalut gaun putih yang cukup terbuka dibagian atas. Katya berjalan bergandengan dengan Aeron menuju tempat acara. Katya berjalan pelan karena perutnya yang cukup besar. "Siapa yang memilihkan baju ini?" Aeron melirik pada Katya yang menggandengnya. Aeron memegang Katya dengan erat seakan tidak mau terpisahkan. "Kak Dini, kenapa? Apa tidak bagus ya?" Katya melihat dirinya sendiri, pakaian yang dikenakannya cukup mewah dan elegan pikirnya. Kemudian ia melihat pada Aeron

  • One Night Stand (Indonesia)   Part 71. My First and Last Love

    International Hospital Katya sudah masuk kedalam ruang perawatan, Dan beberapa saat lalu Dokter Dini sudah memeriksa keadaan Katya. Yang membuat lega Aeron adalah hasil pemeriksaan Katya dan Kandungannya. ternyata Katya hanya demam biasa dan Ia dianjurkan bedrest total dan tidak boleh stress. Aeron yang setia menunggui Katya dirumah sakit membuat Katya semakin merasa bersalah. Ia sendiri yang pergi meninggalkan suami dan anaknya. Malah ia yang sakit karena tertekan dan jadi stress ditempat persembunyiannya. Dan lagi, Aeron dengan lapang dada selalu memaafkannya, ia tidak menyalahkan Katya karena pergi begitu saja meninggalkan dirinya dan juga Axel. Bahkan ia tidak menggungkit kejadian itu lagi didepannya. I

  • One Night Stand (Indonesia)   Part 70. Found You

    Aeron sedang dalam perjalanan menuju tempat Katya bersama Kyle dan mang Ujang, Sopir mereka. Axel sedari tadi menanyakan Aeron dan menanyakan apa sudah menemukan Mommynya juga. Keadaan Axel sangat memprihatinkan, setelah kepergian Katya yang mendadak sekarang Axel selalu menelponnya. Menjadi lebih cerewet menyuruhnya agar cepat pulang, menanyakan kabarnya dan lebih protektif. Menanyakan apakah ia akan pulang atau tidak setelah mencari ibunya. Mungkin didalam diri Axel sendiri ia tidak ingin ditinggal sendirian. Setelah Katya pergi, ia juga tidak mau ditinggal Aeron ayahnya. Ada rasa takut bahwa orang tuanya akan pergi meninggalkannya. Sudah satu jam mereka di perjalanan, akhirnya mereka sampai disebuah rumah besar minimalis. Kyle sedikit tertegun, dulu ia ingat sekali pernah tinggal dirumah ini. "Mang Ujang bukankah ini rumah kami yang dulu?" Tanya Kyle. "Ia den, ini rumah den Kyle dan non Katya yang dulu sebelum pindah kerumah yang sekarang."

  • One Night Stand (Indonesia)   Part 69. Looking For You

    Danadyaksa Family Mansion. Sudah seminggu Aeron mencari Katya kemana-kemana, bahkan ia sudah menelpon orang-orang yang mungkin berhubungan dengan Katya di masa lalu dan juga sekembalinya ia dari Perancis beberapa bulan ini. Ia sudah mencari ditempat-tempat yang mungkin didatangi Katya. Beberapa hotel dan apartment di Jakarta yang bisa ia jadikan tempat tinggal. Aeron juga menyisir perumahan Katya Perumahan Aeron bahkan sekitaran Apartment tempat tinggal mereka. Aeron sampai menanyai orang kantor Katya, kalau-kalau Katya datang atau menemui seseorang di kantornya baru baru ini dan hasilnya nihil. Aeron bahkan menelpon tante Katya, Tante Reva, di Perancis. "Tante

  • One Night Stand (Indonesia)   Part 68. Evidance

    Anandamaya Resident Apartment.Aeron pulang dengan cepat, setelah mendapat telpon dari Axel bahwa ibunya tidak ada di apartment."Axel.. Axel.."Aeron masuk kemudian memanggil Axel yang menghampirinya dengan cepat."Mommy tidak ada, Daddy.." ujar Axel Terlihat kecemasan di wajah anaknya.Aeron ikut cemas karena tidak biasanya Katya pergi tanpa memberitahunya. Setelah mengecek ponselnya tadi di dalam mobil yang ternyata Katya sempat menelponnya tapi Aeron menelpon balik sudah tidak aktif.Pelayan mendekat pelan pada Aeron. Dan ia langsung menatap tajam padanya."Bag

  • One Night Stand (Indonesia)   Part 67. Missing

    ¤ Kamu ada waktu? Saya perlu bicara denganmu tentang perusahaan.• Ada Apa?¤ Bukankah kau mengincar aset Hartono? aku akan menawarkan semuanya padamu.• Dimana kita akan bertemu?¤ Hotel Hyatt.•Kenapa harus di Hotel?¤ Perusahaan Hartono sedang mengadakan rapat disana.• Baiklah, tunggu 1 jam lagi, saya kesana.Aeron yang sedang melihat laporannya terhenti karena ada sms masuk dari Biyan Hartono."Ria, apa Sore ini saya ada waktu kosong?""Apa bapak akan pergi?""Saya akan menemui seseorang sore ini dan ingin pulang kerumah tepat waktu." Jawabnya sambil melihat jam di pergelangan tanganya.Ria yang berdiri di samping Aeron langsung melihat jadwal atasannya di Ipadnya."Hari ini jadwal anda kebetulan kosong pak dimulai dari jam 4 sore nanti.""Kalau begitu saya akan pergi jam 4, nanti tolong siapkan mobilnya.""Baik pak," kem

  • One Night Stand (Indonesia)   Part 66. Package

    Hartono Family Mansion.Sabina memegang beberapa majalah bisnis dengan sangat marah, bahkan ia telah lebih dulu melempar Ipadnya kelantai dan layar rusak seketika.Ayahnya Harry Hartono datang karena mendengar keributan diruang keluarga mereka."Ada apa ini?!" Teriaknya pada Sabina dan Biyan yang berada diruangan tersebut dengan wajah murung.Tidak lama Sabina melihat ayahnya dan meneteskan air mata."Kau kenapa sayang?" Harry mendekati Sabina dan mulai memeluk putrinya yang menangis.Sedangkan Biyan mengeluarkan ponsel dan membuka halaman berita disana.Tentang pernikahan Aeron Danadyaksa dan Katya Cessa Martin serta terlihat foto romantis mereka berciuaman saat acara ulang tahun perusahaan Diers Global."Semua berita hari ini tentang mereka berdua." Biyan mengeram kesal."Dan Sabina sakit hati melihat mereka di pesta malam itu berciuman dan terlihat mesra, padahal sebelumnya Sabinalah yang akan bertuna

  • One Night Stand (Indonesia)   Part 65. Threat

    Dharmawangsa Ballroom Hotel.Setelah acara utama akhirnya mereka bisa menikmati pesta dan makan makanan yang telah disediakan.Katya yang sedari tadi hanya duduk dan mendengarkan sekarang sudah mulai pegal dan mengelus perutnya dengan refleks. Aeron sedikit melirik dan mendekatkan wajahnya. "Kenapa? Apa ada yang sakit?" Tanya Aeron berbisik ditelinga Katya. Ia terlihat sedikit khawatirKatya menggeleng pelan. "Aku hanya ingin berjalan-jalan sebentar." Jawabnya kemudian berdiri."Mau kemana?""Aku ke Toilet.""Tunggu, aku temani!" Aeron sudah setengah berdiri tapi ditahan Katya, "tidak perlu, kau jaga saja Axel disini." Katyapun langsung pergi dari meja keluar ballroom.Katya berjalan melewati meja yang berisi orang orang dan melihatnya dengan tatapan kagum karena kecantikannya.Didalam toilet

  • One Night Stand (Indonesia)   Part 64. Party

    Dharmawangsa Ballroom Hotel Para tamu sudah mulai berdatangan ke sebuah Ballroom Hotel ternama di Jakarta. Mereka akan menghadiri Ulang tahun perusahaan Diers Global yang telah berdiri hampir 50 tahun lamanya semenjak kakek buyut Aeron Danadyaksa mendirikan Diers Global. Disalah satu meja bulat disana, sudah berkumpul para rekan bisnis dari Diers Global. Seperti perwakilan perusahaan ayah Katya yang diwakilkan oleh Kyle Martin dan Dokter Dini. Ada juga Nino Fernandez dari Harold Inc. Dan juga kakak beradik Hartono sebagai perwakilan perusahaan ayah mereka. Tepat di meja samping mereka, meja untuk para pemilik perusahaan Diers Global. Diatas meja sudah tertulis nama nama siapa saja yang akan menempati kursi tersebut. "Kakak, lihat nama diatas meja itu." Sabina menunjukan sesuatu pada Biyan dengan dagunya. Otoma

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status