Share

Part 9. Virginity

Martin's Family Mansion.

Kyle pulang kerumah dini hari dengan wajah kusut, ia berkali-kali ditelpon Ayahnya menanyakan kabar Katya, sedangkan Katya sendiri tidak mengangkat telponnya sama sekali.

Dengan berjalan tergesa-gesa kedalam rumah, Kyle menanyakan kepada pembantunya yang saat itu sudah bangun karena ini baru jam lima pagi.

"Katya mana bik?" Tanya Kyle.

"Katya dikamar den, tapi..." pembantunya terlihat bingung.

"Saya lihat mobil temannya masih disini, apa dia menginap disini?"

"Itu masalahnya den, teman non Katya masih di dalam kamarnya non Katya dan belum keluar dari semalam. Bibi tidak berani masuk ke dalam, karena pintunya di tutup." gumam pembantunya.

Wajah Kyle langsung pias, tanpa menunggu ia berlari menaiki tangga menuju lantai dua rumahnya, seluruh badan Kyle bergetar karena perasaannya tidak enak.

Tanpa mengetuk Kyle membanting pintu kamar Katya dengan suara keras dan berjalan ke dalam.

Sesak!

Kecewa!

Marah!

Kyle melihat Katya dan Aeron dalam satu ranjang, ia mengendarkan pendangannya melihat baju keduanya berserakan di lantai  membuat Kyle tambah berang.

Nafas Kyle memburu cepat, dengan mata berkilat marah ia berjalan mendekati Aeron yang tertidur lelap di salah satu sisi ranjang dan menariknya kasar.

"Sialan kau Danadyaksa!! Kamu apakan adikku!!" Amuk Kyle dengan suara kencang.

Aeron yang terlelap sontak kaget dan seketika itu pula kesadarannya kembali seratus persen karena ditarik oleh Kyle,  iapun tersungkur di lantai kamar dengan jantung berdebar kencang.

Aeron mengaduh pelan, sadar dirinya telanjang dengan gerakan cepat mencari celana dan bajunya yang berserakan dilantai lalu memakainya terburu-buru.

Saat itu Kyle mendekati Katya, dan membangunkannya pelan.

"Katya! Bangun!" Panggil Kyle pelan  sambil mengusap rambut adiknya itu. Katya sedikit mengerang belum membuka matanya.

Kyle kembali melihat Aeron, "Apa yang kau lakukan pada adikku?!" Teriak Kyle sambil berjalan mendekati Aeron dan melayangkan pukulan tepat diwajahnya.

Buuggg!! Sekali

Buuggg!! Dua kali

Buuggg!! Buuggg!! berkali kali kyle memukul Aeron diwajahnya sampai mengeluarkan darah dari bibirnya. Tidak itu saja, ia mulai memukul perut Aeron dan menendangnya. sampai tangan Kyle merah.

Aeron pasrah ia tidak membalas dan menerima semua pukulan dan tendangan Kyle yang membabi buta

"Kaakakkk!!" Suara teriakan terdengar di telinganya.

Kyle berhenti memukul, kemudian menoleh pada Katya yang terduduk di sudut ranjang sambil mengapit selimut di kedua ketiak menutupi tubuh telanjangnya

"Kaakakkkk!!" Katya mulai histeris dan menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan.

Kyle berlari mendekati adiknya yang mulai menangis dan berteriak-teriak.

"Katya tenang!" Kyle meraih tubuh Katya dan memeluknya erat.

"Kakak, kenapa aku bisa telanjang?!" Katya mulai berteriak kencang dengan kedua tangan  memegang erat tubuh Kyle kemudian ia mengedarkan pandangannya.

Terlihat disudut kamarnya, Aeron tersungkur di lantai dengan muka babak belur.

"Katakan  padaku ini tidak seperti yang aku pikirkan kak?!" Teriak Katya.

Katya tidak bisa mengingat jelas kejadian semalam, Tapi samar samar ia ingat bahwa seseorang menciumnya, menyentuh tubuhnya kemudian tubuhnya merasakan sakit di bagian inti. Ia berfikir itu hanya mimpi. tapi setelah melihat Aeron dikamarnya, ia berharap itu benar benar hanya mimpi.

Saat membuka matanya Katya merasakan badannya sakit, selangkangannya sakit, daerah intinya perih dan linu saat bergerak. Kemudian ia telanjang dengan kakaknya memukul Aeron dikamarnya. Ia tidak ingin mempercayainya tapi hanya ada satu kesimpulan.

Aeron telah mengambil kesuciannya.

"arghhhh!!" Katya berteriak.

"Tenang sayang." Kyle menenangkan Katya walaupun hatinya juga sakit melihat adik kesayangannya menderita seperti ini.

"Aku akan bertanggung jawab..." suara itu terdengar dari sudut kamar. Aeron berusaha berdiri walaupun dengan tubuh penuh luka.

"Diam kau Danadyaksa!" Kyle menyentak keras.

Aeron tidak gentar, ia berjalan tertatih dengan tangan mengusap rahangnya yang sakit karean pukulan Kyle.

"Aku akan bertanggung jawab Katya." Ulangnya sekali.

Katya menggeleng, memalingkan wajahnya karena tidak ingin melihat Aeron dan mengeratkan pegangannya pada Kyle karena takut.

Kyle mengerti Katya sangat terpukul.

Aeron berjalan pelan mendekat tapi, "Berhenti disitu Danadyaksa! Jangan mendekat!" Sentak Kyle.

"Akku ingin melihat keadaan Katya," Aeron kembali berjalan dan berhenti di sisi ranjang Katya, "maafkan aku." gumam Aeron pelan.

Katya masih sesenggukan di pelukan Kyle, dan Kyle terpaksa melepas pegangan Adiknya dan berdiri di depan Aeron dengan tatapan murka.

"Cukup Danadyaksa! Kau telah menghancurkan masa depan adikku! Aku tidak akan memaafkanmu sampai kapanpun!" Kyle mengambil ponselnya akan menelpon.

"Aku akan menelpon polisi sekarang dan kau akan mendekam dipenjara seumur hidupmu!" Ancam Kyle sambil mendekatkan ponselnya ke telinga.

"Kakak jangan! Aku mohon." Katya menengadah dan menarik ujung baju Kyle. Kyke berbalik melihat pada Katya.

"Aku tidak ingin ayah tahu." Ujar Katya penuh pertimbangan.

"Tapi anak ini harus diberi hukuman yang berat karena sudah merusakmu Katya!" tuntu Kyle tajam.

"Aku tahu, tapi aku... memikirkan ayah kak." Isaknya lagi. Kyle kembali memeluk Katya dan menenangkannya. Katya anak baik yang selalu memikirkan keluarganya, tapi adiknya sudah dilecehkan dan Kyle tidak bisa membiarkannya begitu saja.

Apapun keputusan yang diambilnya akan berdampak pada nama baik keluarga Martin.

"Danadyaksa cepat kau pergi dari rumah ku, tapi jangan harap bisa lepas dariku. Kalau sampai kabur aku akan mencarimu sampai ke ujung dunia sekali pun!" Ancam Kyle.

Aeron menggeleng, "Aku ingin berbicara dengan Katya." pinta Aeron.

"Situasimu sekarang tidak bisa tawar menawar dengan kami Danadyaksa! Cepat pergi dari sini!"

Aeron menggeleng.

"Katya, aku benar-benar minta maaf. Aku berjanji akan bertanggung jawab dab tidak akan meninggalkanmu." ujar Aeron.

Katya tidak ingin mendengar ataupun melihat Aeron lagi, ia sama sekali tidak melihat kearah Aerondan  hanya bersembunyi di balik tubuh kakaknya.

"Aku akan pergi, dan akan kembali secepatnya." Aeron melangkahkan kakinya keluar dari kamar dengan tertatih.

Setelah kepergian Aeron, Katya meminta Kyle keluar dari kamarnya karena dia ingin mandi. Kyle tentu saja menolak, ia tidak ingin  meninggalkan Adiknya dalam kondisi sekarang. Tapi Katya meyakinkan Kyle dia tidak akan apa-apa.

Kyle menuruti dengan syarat, Katya harus mau ditemani bik asih di luar kamar mandi dan ia menyetujuinya

Katya berjalan masuk ke dalam kamar mandi dengan meringis, intinya perih dan itu membuatnya kembali meneteskan air mata. Katya menyalakan pancuran shower dan seketika itu juga membasahi seluruh tubuhnya ,mengambil sabun dan menggosokannya ke seluruh badan.

Lama ia menggosok badannya dengan tangan, sampai kulitnya berubah kemerahan. Ia ingin menghilangkan bercak merah di sekitar leher dan dadanya. Tanda dari Aeron. Ia jijik dengan tanda itu, ia jijik dengan tubuhnya yang sudah Aeron jamah, bahkan ia tidak berani menyentuh intinya yang sakit.

 Ia bahkan kesal pada diri sendiri karena kebodohannya yang tidak bisa menjaga hal paling berharganya. Iapun  kembali terisak, menangis dibawah pancuran air, dan terduduk dengan memeluk kakinya.

Bik asih yang menunggu dilura kamar mandi terlihat khawatir, karena terdengar suara teriakan dan tangisan dari dalam kamar mandi. Setelah beberapa kali di ketuk tidak ada balasan dari dalam.

Bik Asih memanggil Kyle dikamarnya dan bergegas kembali ke kamar Katya dan memanggilnya walaupun tetap balasan.

Akhirnya Kyle mendobrak paksa pintu kamar mandi Katya dengan susah payah.

Braaakkk...

Tidak lama pintu pun terbuka dengan engsel yang rusak.

Kyle masuk  dan mendapati Katya masih dibawah pancuran air dan tergeletak dilantai tidak sadarkan diri dengan wajah yang pucat serta tubuhnya yang dingin sedingin es. Katya pingsan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status