Share

Part 11. Schedule

Martin's Family Mansion

Robert Martin sudah diperbolehkan pulang ke rumah setelah keadaannya tubuhnya membaik. Dokter menyarankan dalam beberapa hari ke depan tidak diperbolehkan untuk bekerja terlalu berat.

Robert yang sedang terbaring di ranjangnya tersenyum saat Katya masuk untuk menemuinya.

"Bagaimana keadaan Ayah sekarang?" tanya anak perempuannya.

Robert menepuk sisi ranjangnya, memanggil Katya untuk duduk di sebelahnya.

"Ayah baik-baik saja, Kakakmu sepertinya terlalu berlebihan kali ini Katya masa Ayah tidak boleh ke kantor selama seminggu kedepan. Padahal ada rapat penting yang harus ayah hadiri." 

Katya tersenyum, " kakak benar, ayah harus banyak istirahat aku tidak ingin ayah sakit lagi." Katya mendekat dan memeluk Ayahnya.

"Sudah biarkan Ayah istirahat." Kyle masuk ke kamar Ayahnya dan melihat keduanya sedang berpelukan.

"kakak mau apa kesini dengan map ditangan itu, mau mengganggu ayah dengan pekerjaan?" Katya melepaskan pelukannya dan cemberut.

Kyle mengacak rambutnya dan menarik kursi dekat ranjang kemudian menyerahkan map berisi laporan yang harus ayahnya tandatangani.

"Aku cuma minta tandatangan ayah, setelah itu aku akan pergi." blas Kyle.

Robert membuka dan membaca laporan yang Kyle berikan sambil bersandar ke kepala ranjang.

"Ada yang ingin kubicarakan." ujar Kyle tiba-tiba.

Robert tidak bereaksi karenafokus membaca.

 " Ada apa?" Balasnya beberapa saat kemudian.

Kyle melirik Katya terlebih dulu, Karena yang ingin dibicarakan Kyle adalah tentang dirinya.

"Aku akan menyekolahkan Katya ke Perancis, mumpung ini masih tahun ajaran baru sekolah dan Katya belum lama masuk sekolah."

"Kenapa tiba-tiba?" Robert menaikan tatapannya pada Kyle.

"Aku ingin bersekolah disana, ayah tenang saja karena Aku sudah menelpon tante Reva di Paris. Mereka bilang tidak keberatan kalau aku tinggal bersama mereka tapi aku akan mencari kontrakan dekat sekolah baruku nanti."

"Kenapa dengan sekolahmu di Indonesia, disini juga banyak sekolah yang bagus bertaraf international. Kenapa kau tiba tiba ingin sekolah di Perancis?" selidik Robert menatap dalam pada manik mata Katya.

"Itu..." Katya bingung sambil melirik kearah Kyle meminta bantuan.

"Biarkan Katya mandiri dan bersekolah diluar negeri seperti keinginannya." Kyle bersender pada kursinya.

Katya mengangguk setuju.

Robert terdiam sambil berfikir. "Tidak perlu sekarang, Katya bisa tahun depan sekolah di sana." Robert tidak mengizinkan.

Katya mulai menggigit bibirnya karena  rasa takut mulai melandanya. Memikirkan bahwa dia harus bertemu dengan Aeron lagi di sekolah nanti.

"Aku sudah mengurus kepindahan Katya dengan bantuan tante Reva,  bulan depan Katya sudah bisa mulai bersekolah di Perancis."

"Secepat itu?"gumam Robert.

"Apa ayah lupa kami juga warga negara Perancis."

Robert mengerutkan keningnya pasrah sambil menatap Katya.

"Biarkan Katya bersekolah disana, disana ada tante Reva yang mengurusnya. Di sini aku ataupun Ayah sering tidak ada dirumah untuk mengawasinya. Kasian Katya kalau terus sendirian di rumah." lanjut Kyle membujuk ayahnya.

Katya sedikit menahan nafas menunggu jawaban ayahnya.

"Baiklah kalau itu maumu." Robert melihat Katya yang tersenyum kembali memeluknya.

"Terimakasih Ayah!"

Robert balik memeluk dan mencium kening anak perempuannya. "Sama-sama sayang, kau harus hati-hati disana."

***

International Senior HighSchool.

Katya terlihat meningkatkan kewaspadaannya karena ia terpaksa harus masuk sekolah untuk mengurus kepindahannya.

Tapi kecemasannya tidak terbukti karena dari pagi sampai siang hari ini Aeron tidak memperlihatkan batang hidungnya di hadapan Katya.

Ada perasaan lega karena mereka tidak bertemu karena Katya tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Tapi ada juga perasaan sakit, mengetahui kalau Aeron sama sekali tidak menghubunginya setelah hari itu. Setidaknya ia harus mencoba menghubungi Katya, tapi  sampai saat ini Aeron tidak ada kabar sama sekali. pikir Katya.

Bukannya Katya mengharapkan Aeron bertanggung jawab, tapi setidaknya Katya ingin laki laki itu merasa bersalah karena telah mengambil kesuciannya. Apa kata cinta yang selalu laki laki itu ucapkan padanya hanya sekedar omong kosong belaka?

Hana mendekati Katya yang melamun sambil menepuk punggungnya, "Katya, kau pacaran dengan kak Aeron?" 

Katya melupakan Hana karena terlalu larut dengan kesedihannya, setelah kejadian Aeron yang mengajaknya pulang di depan semua teman sekelasnya Katya belum memberitahu Hana lagi. Karena beberapa hari setelah kejadian itu Katya tidak masuk sekolah.

Katya menggelengkan kepala. "Tidak."

"Jelaskan padaku kenapa waktu itu kak Aeron mengajakmu pulang? Dia sedang pdkt padamu? Aku kira kak Aeron sedang dekat dengan senior perempuan kita." tanya Hana bertubi-tubi.

"Mungkin, aku tidak tahu." jawab Katya singkat

"Dia laki-laki tertampan dan salah satu anak orang kaya!! Kau mau mencari yang seperti apa lagi sih?" sungut Hana.

"Aku tidak menyukainya." ujar Katya acuh.

"Masa sih? tapi yang kulihat malah sebaliknya, kau malah menyukainya." Hana menyenggol Katya sambil tersenyum menggoda.

Tidak lama terdengar bel pulang sekolah berbunyi. Mereka semua membereskan barang-barang dan bersiap pulang.

"Katya, kak Aeron masuk ke kelas kita lagi." gumam Hana berbisik.

Bagaikan cerita horor Katya tidak berani melihat dan tubuhnya mulai bergetar.

"Sore kak, mau bicara dengan Katya yah?" Hana nyengir dengan polos tidak tahu apa yang sedang terjadi.

Aeron mengangguk dengan mata tajam melihat Katya.

"Bisa kita bicara sebentar Katya?" pinta Aeron dengan suara berat.

Katya belum mau melihat Aeron, wajahnya masih menunduk dan pura-pura membereskan barang-barangnya dengan gerakan pelan emncoba mengulur waktu.

"Ma..af kak, aku tidak bisa." Katya selesai membereskan barangnya dan langsung pamit pada Hana.

"Hana aku duluan." Tanpa menunggu jawaban Hana, Katya bergegas pergi dari tempatnya dengan cepat tanpa menghiraukan kehadiran Aeron.

Aeron mengikuti Katya dari belakang, saat melewati taman Aeron menarik tangan Katya ke tempat yang cukup sepi.

"Jangan sentuh aku!!" Katya menarik tangannya karena tidak ingin disentuh Aeron.

"Kita perlu bicara!"

"Tidak ada yang perlu kita bicarakan!"

"Ada! Jelas kita perlu membicarakan sesuatu." timpal Aeron sedikit menyentak.

"Aku minta maaf atas kejadian malam itu. Semua Salahku karena tidak bisa menahan diri." lanjut Aeron.

"Cukup aku tidak mau dengar lagi!" Teriak Katya sambil menutup telinganya. Dengan cepat Ia berbalik untuk pergi tapi Aeron menahannya.

"Aku mohon Katya, maafkan aku."

"Baik! Aku memaafkanmu, sekarang jangan ganggu aku lagi!" Katya melangkah pergi, tapi Aeron kembali menahannya.

"Jangan sentuh aku!!" Katya kembali berteriak.

"Biarkan aku bertanggung jawab Katya." pinta Aeron dengan wajah memelas. 

Sedangkan Katya sudah merah dan basah oleh air mata. 

Melihat Katya yang menangis Aeron coba mendekat tapi Katya menghindarinya, seakan Aeron adalah penyakit yang harus di hindari.

"Aku tidak perlu tanggung jawabmu, Lupakan kejadian itu dan aku pun akan melupakannya." desisnya pelan.

Aeron menggelengkan kepalanya.

"Segampang itu kau menyuruhku melupakanya?!"

Aeron tersenyum miring. 

"Itu pertama kalinya untukku, daan jelas pertama kalinya untukmu juga Katya. Aku sudah mengambil kehormatanmu! Seharusnya kau meminta pertanggung jawabanku bukannya menyuruhku melupakannya. Ada apa denganmu sebenarnya?!" Teriak Aeron emosi.

Katya mulai terisak karena teriakan Aeron.

Saat melihat Katya menangis membuat hatinya sakit, apalagi itu karena dirinya. Aeron perlahan mendekati Katya dan mencoba memeluknya.

"Maafkan aku, aku benar-benar minta maaf." bisik Aeron lembut

Tapi Katya mendorong dada Aeron dengan kasar.

"Aku akan memaafkanmu, bila kau menghilang dari hidupku!" pekik Katya penuh amarah.

"Tidak akan pernah, aku mencintaimu dan aku tidak akan pernah meninggalkanmu apalagi menghilang dari kehidupanmu Katya." Aeron kembali memegang bahu Katya dan mencengkramnya.

"Kalau kau tidak mau, biar aku  yang menghilang dari kehidupanmu Aeron Danadyaksa." Katya melepaskan tangan Aeron dari bahunya dan berjalan menjauh.

"Apa yang kau bicarakan Katya?" Tanya Aeron sambil menyusul langkah Katya.

Katya kembali tidak menghiraukan Aeron sampai beberapa penjaga yang di siapkan Kyle menghalau langkah Aeron.

"Katya!" panggil Aeron.

Tapi Katya sudah tidak perduli dan langsung masuk ke dalam mobilnya kemudian pergi dari sana.

Hari itu adalah hari terakhir Aeron melihat Katya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status