Home / Romansa / One Night Stand With A Billionaire / Bab 2. Menghilang Dalam Satu Malam 

Share

Bab 2. Menghilang Dalam Satu Malam 

last update Last Updated: 2025-02-10 13:24:13

Terbangun oleh kilau keemasan matahari California yang menelusup melalui jendela kaca kamar hotel, pria tampan Julian mengerjap sejenak. Ada tumpukan rasa sesal karena dia ikut tertidur semalam, dan baru bangun pagi ini. Padahal ada tubuh menggiurkan di sampingnya yang menanti untuk ditunggangi.

Tunggu! Ke mana perginya wanita itu?

Julian terkejut ketika meraba ke samping dan tidak menemukan siapa pun. Matanya langsung terbeliak, mencari keberadaan wanita yang tadi malam dia pesan.  “Ke mana perginya wanita itu?” 

Masih dengan tubuhnya telanjang, Julian menelusuri kamar presiden suit yang disewanya. Memeriksa kembali setiap sudut dengan seksama, termasuk kamar mandi, balkon, dan lemari. Julian mencari petunjuk apa pun yang mungkin ditinggalkan wanita itu—seperti catatan, jejak kaki, atau tanda lain. Namun, yang Julian dapat hanya gaun robek yang tergeletak di lantai, dan seuntai kalung batu ruby yang cantik.

Julian memijat pangkal alisnya untuk meredakan pening yang tiba-tiba menyerang. Dia merasa harus segera berpakaian, dan ketika akan memunguti pakaiannya, dia sadar ada yang hilang. Kemeja dan celananya tak ada. 

Jika diingat-ingat, wanita itu hanya memakai gaun, jelas saja ketika gaunya robek, tak bisa dipakai, dia harus memungut sesuatu untuk dikenakan. Julian kesal, dia meninju ranjang dan menghempaskan selimut ke lantai. Namun, seketika rahangnya hampir jatuh ke bumi ketika mendapati noda darah di area tempat dia menggagahi wanita yang dia bayar semalam. 

“Da-darah? Tidak mungkin, tidak mungkin dia masih perawan,” ucap Julian dengan raut wajah yang menunjukkan keterkejutannya.  

Dalam keadaan wajah yang terkejut, Julian mencari ponselnya, dia ingin menghubungi Megan untuk meminta penjelasan. Namun, belum sempat niat itu terlaksana, dia melihat ada satu pesan dari Megan muncul di layarnya.

Megan Brown: Tuan Kingston, mohon maaf, Kattie tidak bisa kukirim ke sana malam ini. Dia minta izin menemani kakaknya yang sedang melahirkan tanpa suami. Atas dasar kemanusiaan, aku tidak bisa mendesaknya untuk tetap bekerja. Uangmu telah aku kembalikan beserta kompensasi dari kami karena membatalkan pesanan secara tiba-tiba. Semoga hubungan baik kita tetap terjaga.

Julian terkejut, dia terduduk lemas di ranjang. “Jadi … siapa wanita itu?” 

Dalam keheningan membentang, perasaan dan pikiran Julian campur aduk. Pria tampan itu tidak menyangka telah meniduri wanita asing—yang tak dikenalnya sama sekali. Padahal tujuannya tadi malam adalah memesan wanita bayaran untuk menemani malamnya, tetapi semua keinginannya tak sesuai rencana.  

Di sisi lain, Amber dengan mengenakan kemeja dan celana kedodoran milik pria asing yang tak sama sekali dia kenali. Dia sekarang sedang menangis sambil menatap cermin di hadapannya. Tadi pagi, setelah mendapatkan kesadarannya—Amber baru ingat dia salah masuk kamar hotel semalam. 

Amber mencoba mencari kartu pass kamar hotelnya sendiri, yang ternyata terjatuh di sekitar pintu kamar pria asing. Dia memutuskan segera pergi dari sana, dan bersembunyi di kamar hotelnya yang berjarak dua kamar saja dari kamar pria asing itu. 

Tubuh Amber terasa sakit semua, tapi hatinya lebih remuk lagi. Dia menyesali kebodohannya yang memilih menghilangkan stress dengan cara minum minuman keras. Andai saja dia tidak mabuk, dia tidak akan kehilangan keperawananya dengan secara mengenaskan. Dia bahkan tidak bisa menuntut pria yang semalam membuka paksa kedua kakinya, karena bagaimana pun, semua ini salahnya.

Masih jelas diingatan Amber, kemarin siang langit California begitu cerah di musim semi yang seakan tak sejalan dengan duka yang menyelimuti pemakaman elit mendiang ayahnya. Di bawah naungan pepohonan palem yang menjulang tinggi, kerabat dan kolega Adam Hayes berkumpul untuk memberikan penghormatan terakhir. 

Amber merasa bahwa semua ini adalah mimpinya. Dia menyesel kerp menentang sang ayah. Dalam sekejap takdir seakan mengajaknya bercanda. Ayahnya pergi meninggalkannya untuk selamanya. Hidup Amber seakan benar-benar telah lenyap bagaikan diterpa ombak. 

Satu tahun yang lalu, Amber menentang pernikahan Adam dengan Anette Celeste, ibu tirinya yang ambisius. Wanita cantik itu memilih meninggalkan rumah dan hidup sendiri di asrama kampus. Keputusannya itu memicu pertengkaran besar dengan Adam, dan mereka tak pernah berbicara lagi sejak saat itu.

Penyesalan mencengkeram hati Amber. Wanita cantik itu membayangkan bagaimana jika dia tetap di sisi ayahnya, mungkin dia bisa menemani sang ayah di saat-saat terakhirnya. Pikiran itu bagaikan pisau yang menusuk hatinya, membuatnya sesak napas dan sulit untuk berdiri tegak. 

Ayah Amber telah tiada, tapi duka Amber masih membara. Dia harus belajar untuk hidup dengan penyesalannya dan berusaha untuk memaafkan dirinya sendiri. Namun ternyata pukulan lain datang. Kematian sang ayah membuat seluruh kreditur menjadi agresif menagih utang ibu tirinya. Semua harta ayahnya disita dan sebagian dibekukan, sampai persidangan ibu tirinya membuktikan bahwa ayahnya tak ada sangkut paut dengan kasus penggelapan dana yang dilakukan ibu tirinya itu.  

Dunia cerah Amber seketika gelap, dia kehilangan tumpuan dan tunjangan finansial. Dia bingung harus seperti apa dan Harus ke mana. Kemarin, yang dia pikirkan hanyalah tinggal di hotel selama di California, sebelum kembali ke New York. Namun, dalam semalam takdir lagi-lagi mengirimkan pemainan mencengangkan pada Amber.

“Aku harus bagaimana sekarang? Apa yang harus aku lakukan?” isak Amber tak berdaya. 

Usai berjam-jam menangis, meratapi kehidupannya yang runtuh seketika saat sang ayah, satu-satunya pilar dalam hidupnya, meninggal dunia. Di tengah rasa duka yang mendalam, dia harus bangkit dan menata ulang hidupnya yang hancur. Dengan tekad yang kuat, dia memutuskan untuk kembali ke New York untuk melanjutkan kuliahnya.

Di kota yang penuh dengan hiruk pikuk dan peluang, Amber memulai babak baru dalam hidupnya. Dia harus beradaptasi dengan lingkungan yang baru dan keras, serta menyeimbangkan antara pendidikan dan mencari pekerjaan paruh waktu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Perjalanan Amber tidak mudah. Dia sering dihadapkan dengan berbagai rintangan dan cobaan. Namun, dia tidak pernah menyerah. Dia selalu ingat pesan ayahnya untuk selalu tegar dan pantang menyerah. Baginya, apa yang terjadi dalam hidupnya merupakan perjalanan yang memang telah diatur oleh semesta. Tidak mudah, tapi dia akan tetap berjuang. 

Tiga minggu berlalu, Amber perlahan-lahan mulai bangkit dari keterpurukannya. Dia berhasil mendapatkan pekerjaan paruh waktu yang sesuai dengan minatnya. Belajar dan bekerja di New York membuka mata Amber tentang banyak hal. Dia belajar tentang arti kemandirian, kerja keras, dan arti uang bagi kehidupan. 

Namun beberapa hari terakhir ini Amber merasa kurang enak badan. Dia mengalami pusing dan mual parah setiap pagi. Awalnya wanita cantik itu pikir dirinya mengalami asam lambung, tapi ketika sadar tamu bulanannya telat datang—dia mulai menjadi sangat panik.  

Benak Amber teringat akan kejadian bodoh yang telah dia lakukan. Salah masuk kamar, yang berdampak sangat besar di hidupnya. Dia tak berani untuk memeriksa ke dokter. Tindakan yang dia lakukan adalah melakukan test kehamilan menggunakan test pack. 

Detik demi detik berlalu, tangan Amber mulai gemetar melihat dua garis merah muncul di test pack yang ada di tangannya. Debar jantung wanita cantik itu berpacu dengan keras—dan ketakutan merayapi dirinya. 

“A-aku, hamil?”

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
gecoteh480
aku pernah baca novel yang isinya mirip bgt sama ini. apa ya tapi aku lupa.
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • One Night Stand With A Billionaire   Bab 85. Ending Scene (TAMAT)

    Tiga Tahun Kemudian … “Ah, Sayang. Kau tidak mau pelan.” Amber mendesah di kala Julian menghunjamnya denga tempo yang cukup liar. Lenguhan panjang membuat Julian semakin liar. Meski nyaris setiap hari berhubungan seks, tetapi tetap tak membuat mereka bosan.“Kau terlalu nikmat, Sayang. Aku susah mengendalikan diriku.” Alih-alih menurunkan tempo, malah Julian semakin menghunjam dengan semakin liar dan panas. Ya, pria tampan itu kesulitan mengendalikan diri setiap kali melakukan pergulatan panas dengan sang istri.Amber hanya bisa pasrah di kala Julian bermain semakin liar. Meski sakit, tetapi tak menampik bahwa rasanya selalu nikmat. Bahkan dia tak pernah bisa menolak setiap kali sang suami tercinta menyentuh dirinya. Dia seakan telah kecanduan dengan sentuhan sang suami yang sangat dahsyat.Hubungan suami istri kerap mempererat hubungan. Terbukti bertahun-tahun Amber menikah dengan Julian, fantasi liar di ranjang selalu ada. Mereka seakan selalu menjadi pengantin baru yang haus akan

  • One Night Stand With A Billionaire   Bab 84. Perfect Ending

    Los Angeles, California. Satu minggu keliling Tokyo adalah hal yang sangat menyenangkan. Amber bahagia karena bulan madunya dengan Julian ditemani dengan kembar. Ini bukan seperti bulan madu, melainkan seperti jalan-jalan keluarga, dan itu sangat menyenanangkan.Amber kini bersama Julian dan kembar telah kembali ke Los Angeles. Wanita cantik itu menatap perkotaan indah di Los Angeles. Banyak orang-orang sibuk, tetapi banyak juga pasangan muda-mudi yang menunjukkan keromantisannya.Amber terdiam sejenak, pikirannya membayangkan sesuatu. Ya, dia tak pernah menyangka waktu berjalan secepat ini. Dia masih ingat datang lagi ke Los Angeles untuk bekerja di perusahaan Clara, tetapi ternyata takdir berkata lain. Dia kembali lagi ke Los Angeles untuk kembali bertemu dengan pria yang merupakan cinta sejatinya.Sejak di mana Amber memutuskan mempertahankan kandungannya, dia berpikir akan selamanya hidup bersama dengan anak-anaknya. Dia tak memikirkan cinta, karena memang dia merasa bahwa cinta

  • One Night Stand With A Billionaire   Bab 83. Bukan Hanya Sekadar Bulan Madu

    Tokyo, Japan. Musim semi di Tokyo adalah sebuah simfoni warna dan kehidupan yang mekar, berlangsung dari bulan Maret hingga Mei. Saat salju dingin musim dingin mulai mencair, alam Jepang bangkit dalam balutan kelembutan bunga sakura yang merekah, menyelimuti taman dan jalanan ibu kota dengan nuansa merah muda dan putih. Suhu yang mulai hangat mengundang setiap jiwa untuk kembali menikmati udara segar dan panorama alam yang menakjubkan.Julian dan Amber, pasangan yang sedang berbulan madu, memulai perjalanan mereka di tengah keindahan tak tertandingi ini. Taman Ueno yang luas, mereka berpegangan tangan di bawah ribuan pohon sakura, kuncup bunga yang perlahan membuka kelopaknya seakan menari dalam angin sepoi-sepoi. Suasana hangat dan penuh romantika ini menjadi saksi bisu kisah cinta mereka yang baru saja bersemi.Taman Ueno, salah satu taman paling terkenal di Tokyo, adalah tempat yang memikat hati setiap pengunjung, terutama saat musim semi tiba. Saat Julian dan Amber melangkah masu

  • One Night Stand With A Billionaire   Bab 82. Resmi Menjadi Suami Istri 

    Alunan musik mengiringi pengantin wanita yang memasuki ballroom hotel mewah yang ada di New York. Amber didampingi James—ayah kandung Julian—memasuki sebuah ballroom hotel. Tampak para tamu undangan tak lepas menatap penampilan Amber yang begitu cantik dan sempurna. Amber seharusnya ditemani oleh ayahnya. Namun, takdir memiliki rencana yang berbeda. Hari yang indah itu, Amber ditemani oleh calon ayah mertuanya, karena ayah kandungnya telah berada di surga. Meski ada rasa sedih, tetapi hatinya tetap bersyukur. Kilat kamera wartawan terus terarah pada Amber yang baru saja memasuki ballroom hotel. Seluruh keluarga tersenyum haru bahagia melihat Amber yang hari itu terlihat seperti seorang putri raja yang sangat cantik dan menawan. Hanya satu kata yang menggambarkan Amber hari itu yaitu sempurna. Ya, pernikahan Amber dan Julian diadakan secara mewah. Ribuan tamu yang datang dari berbagai kalangan. Mulai dari artis ternama, model ternama, hingga pengusaha-pengusaha ternama yang hadir

  • One Night Stand With A Billionaire   Bab 81. Cincin Peninggalkan Keluarga Kingston

    Langit megah seakan mendukung hari itu adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh Amber dan Julian. Dua insan yang saling mencintai itu sebentar lagi akan mengikat hubungan mereka lebih sakral—di mana tidak akan ada yang bisa memisahkan mereka kecuali maut. Upacara pernikahan akan segera diadakan. Amber sudah tampil cantik, dan membuat sang make up artis terkagum. Bukan hanya sang make artis yang kagum, tetapi Jessie yang ada di sana sangat kagun akan penampilan Amber. Tubuh indah Amber terbalut oleh gaun pengantin yang sangat indah. Tiara berlian yang ada di kepala Amber, membuat semua kaum hawa pasti akan menjerit iri. Ya, Amber layaknya seorang putri raja yang akan segera menikah dengan seorang pangeran tampan. Persiapan pernikahan Amber dan Julian benar-benar singkat, tetapi dari segi kesiapan semuanya berjalan seakan telah tertata dengan sempurna. Bisa dilihat dari penampilan Amber yang memukau dan hotel berbintang lima yang dipilih sebagai resepsi, begitu menunjukkan kemewahan.

  • One Night Stand With A Billionaire   Bab 80. Mengunjungi Makam Kedua Orang Tua Amber

    Amber menyambut kedatangan Julian. Wanita cantik itu memberikan kecupan dan pelukan di tubuh pria yang sangat dia cintai itu. Waktu menunjukkan pukul lima sore, dan Julian baru saja kembali ke kantor. Sementara kembar sudah pulang dijemput oleh sopir.“Kembar di mana?” tanya Julian seraya mengurai pelukan Amber, tapi memberikan kecupan di kening wanita itu.“Kembar sedang di ruang belajar. Mereka sedang menyelesaikan tugas-tugas mereka,” jawab Amber sambil membantu meletakan jas Julian ke tempat pakaian kotor. “Julian, bagaimana harimu di kantor? Semua baik-baik saja, kan?” tanyanya hangat. Julian melepaskan arlojinya, meletakan ke tempat penyimpanan arloji. “Ya, pekerjaanku semua baik. Tadi, ayahku mengubungiku, memintaku untuk tidak terlalu banyak memikirkan pekerjaan. Ayahku memintaku fokus pada rencana pernikahan kita. Tapi, aku sudah menjelaskan padanya, rencana pernikahan kita semua sudah diurus dengan baik. Mark banyak membantuku.”Amber mendekat, memeluk Julian dari belakang.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status