Share

02. Di Ambang Kebangkrutan

Selesai menghubungi kepala bagian keuangan, Cleo langsung ke kantor bagian keuangan, dia bergegas agar bisa menanyakan kenapa ada laporan dari pihak bank yang menyatakan bahwa perusahaannya tidak membayarkan cicilan hutang sebanyak lima kali.

    Sampainya di ruang kantor bagian keuangan, Cleopatra mencari kepala bagian. Dia melihat Kevin sedang mengeprint berkas, Cleo masuk ke dalam. Berdiri di depan laki-laki berambut pirang itu.

    "Bagaimana, kamu sedang mengeprint apa?" tanya Cleo.

    "Ini laporan bulan lalu, Nona. Laporan pengeluaran perusahaan." jawab Kevin.

    "Apakah di sana ada semuanya? Laporan pembayaran pada pihak bank?" tanya Cleo.

    "Ada Nona, semuanya ada." kata Kevin.

    Cleo menunggu berkas di print selesai, dan kini berkas itu sudah selesan. Dia mengambil dan memeriksa semuanya, dari bulan lalu memang di sana tertera ada pengeluaran yang di transfer pada pihak bank. Tapi kenapa pihak bank sangat ngotot sekali kalau sudah lima kali tidak ada yang masuk sampai lima kali cicilan.

    "Ini kamu dapatkan dari mana?" tanya Cleo.

    "Semuanya terkumpul di sini Nona, saya menerima laporan dari bawahan saya." kata Kevin.

    Cleo membaca setiap berkas, dia tidak menemukan kejanggalan di sana. Tapi kenapa di berkas yang di berikan oleh Roger itu semuanya berbeda dengan laporan bagian keuangan itu.

    "Yang mana yang asli ini? Apa ada yang melakukan kecurangan?" tanya Cleo.

    "Tidak ada nona, kenapa anda tanya demikian?" tanya Kevin.

    "Soalnya tadi ada pihak bank, katanya sudah lima kali tidak membayar cicilan hutang perusahaan. Di sini bahkan ada laporannya bayar ke bank, ini mana yang benar?" tanya Cleo.

    "Itu sudah pasti laporan saya yang benar, Nona." kata Kevin.

    Cleo menatap penuh selidik pada wajah Kevin, dia seperti mencurigai laki-laki berambut pirang tersebut. Kevin yang di tatap seperti itu oleh Cleo jadi salah tingkah dan gugup. Dia kembali menatap layar komputernya lagi, mengotak atik berkas di layar.

    "Baiklah, ini saya akan bawa untuk di periksa lagi. Dan mencocokkannya dengan milik bank ini." kata Cleo.

Dia mengambik berkas itu lalu pergi begitu saja dari hadapan Kevin. Laki-laki itu gelisah, dia bingung dengan berkas yang di bawa oleh Cleopatra.

Tangannya menyodorkan ke gagang telepon dan menghubungi seseorang.

"Halo?"

_

Cleo membuka secara bersama berkas dari bagian keuangan dan juga dari pihak bank, dia mencocokkan semuanya. Tapi dia semakin pusing karena keduanya tidak ada yang cocok.

Dia semakin pusing ketika laporan dari bagian keuangan tidak ada yang sama mengenai pengeluaran terutama transfer ke bank itu. Sedangkan di laporan bank sangat jelas ada tertera yang biasa pertanggal pembayaran, kini kosong. Apa jangan-jangan dari bagian keuangan itu yang bohong?

Mereka melakukan kecurangan dan mungkin ada dalangnya?

"Kevin sepertinya berbohong. Apa dia bersekongkol dengan seseorang?" ucap Cleo.

Tangannya menopang kepalanya, matanya masih fokus pada berkas dari bagian keuangan perusahaan. Semakin pusing lagi, telepon berdering dari pihak pemegang saham meminta beramai-ramai ingin menarik sahamnya.

"Iya pak, nanti saya usahakan lebih dulu keuangan di perusahaan. Bisa tidak anda bersabar sebentar? Saya sedang menyelidiki siapa yang melakukan kecurangan." kata Cleo di telepon menanggapi pemegang saham itu.

"Saya akan ke kantor, ingin tahu bagaimana kinerja anda Nona Cleo. Saya tidak mau rugi ya, dan secepatnya saya ingin menarik saham-saham saya dan menjualnya pada orang lain." kata pemegang saham tersebut.

Cleo memejamkan matanya, dia tutup sambungan teleponnya. Tidak peduli para pemegang saham itu marah padanya karena menutup telepon secara sepihak. Sejak tadi dia di teror dan di tanyakan dengan para pemegang saham itu.

"Bagaimana ini, kenapa semuanya tiba-tiba ingin menarik saham-sahamnya? Baru kemarin pihak bank datang, tapi kenapa mereka semua ingin menarik semua sahamnya?" ucap Cleo bingung.

Dalam kebingungan itu, papanya masuk ke dalam ruang kantornya. Dengan langkah tidak semangat, laki-laki itu melangkah menuju meja kerja anaknya. Cleo menatap papanya yang sepertinya sudah tidak bersemangat.

"Sebaiknya lelang saja perusahaannya, Cleo." ucap Tuan simpson.

"Pa, aku harus menyelidiki siapa ini yang telah melakukan kecurangan. Kenapa papa jadi pasrah begitu?" tanya Cleo.

"Tapi mereka semua menelepon papa dan menerornya, sayang. Papa tidak mau kamu jadi pusing memikirkan perusahaan ini." kata Tuan Simpson.

"Makanya aku akan menyelidikinya pa, siapa yang curang. Aku yakin di bagian keuangan ada yang curang dan melakukan kerja sama menjatuhkan perusahaan kita pa." kata Cleo.

"Tidak nak, papa sudah pikirkan. Lebih baik di lelang saja perusahaan ini. Akan semakin kacau nantinya, karena pasti karyawan tahu semuanya dan mereka akan menuntut gajinya segera." kata Tuan Simpson.

"Tapi pa?"

"Tidak, papa akan serahkan pada pihak bank berapa hasil dari lelang itu. Apakah bisa menutupi semua hutang di bank dan juga mengembalikan saham-saham mereka. Jika masih kurang juga, papa ada tabungan untuk menutupi para gaji karyawan." kata Tuan Simpson lagi.

"Pa, ini masih ada lima hari ke depan untuk menyelidikinya. Pasti aku menemukan siapa yang curang di sini." kata Cleo bersikeras akan menyelidiki dan mencari tahu siapa dalangnya.

"Papa yang salah, papa yang waktu itu dengan gegabah menggunakan uang perusahaan." kata Tuan Simpson.

Cleopatra kaget, kenapa papanya jadi pesimis dan putus asa. Dia beralih duduk di dekat papanya, memegang tangannya dan menatap wajah laki-laki tua itu.

"Pa, aku bisa mengatasinya. Papa harus percaya sama aku." kata Cleo.

"Tidak Cleo, papa tidak bisa berharap banyak. Kamu bisa bayangkan, apa yang akan terjadi nanti. Hari ini saja sudah ada beberapa pemegang saham meminta di tarik sahamnya, besok-besok bisa jadi para karyawan meminta gajinya di majukan. Dan mungkin juga akan ada demo oleh para pekerja." kata Tuan Simpson.

Cleo diam, memang gejolak di perusahaan akan begitu cepat sekali pergerakannya. Dia bingung jika harus menghadapi mereka sendirian, seakan kini dia dan papanya saja yang berdiri. Semua manager, kepala bagian keuangan, dan semuanya sekarang tidak ada yang bisa di ajak kerja sama.

Kemarin Cleo meminta berkas di bagian keuangan laporannya memang bagus, tapi ada yang janggal menurutnya. Dan data dari pihak bank sepertinya valid, Cleo jadi bingung bagaimana mencocokannya. Melihat papanya juga putus asa, apa yang sebenarnya terjadi?

Apa papanya itu benar-benar memiliki hutang yang banyak? Atau memang dia telah melakukan kesalahan?

"Pa, apa papa melakukan kesalahan dalam kontrak kerja dengan pihak lain?" tanya Cleo.

"Ya, ini mungkin awalnya dari pihak luar. Dan mereka sepertinya mengetahui kesalahan papa, akhirnya akan seperti ini." kata Tuan Simpson.

Cleo diam, dia masih bingung. Apakah jabatan selama ini akan dia tanggalkan, kekayaan, kemewahan dan juga jabatannya akan lenyap begitu saja. Apakah dia rela semuanya hilang?

Oh, tidak. Cleo belum bisa menerima kenyataan itu cepat datang.

Tiba-tiba, dia berdiri. Berjalan mondar mandir dengan kebingungan sendiri. Tuan Simpson tahu anaknya itu cemas dengan semuanya.

"Apa tidak ada yang bisa di pertahankan pa?" tanya Cleo.

"Tidak. Semuanya memang harus hancur, Cleo." kata Tuan Simpson.

"Pa?"

"Sudahlah, tunggu saja pihak bank datang dan melelang semua apa yang ada di perusahaan. Bersiaplah kamu menjadi perempuan miskin, Cleo."

"Pa! Aku tidak mau."

"Terserah kamu, papa pulang dulu."

Tuan Simpson beranjak bangun, dia melangkah keluar dari ruangan Cleopatra. Perempuan itu diam tak bergeming, hanya melihat kepergian papanya. Dia belum mengerti kenapa semuanya begitu mendadak dan akan hilang begitu saja?

"Tidak! Aku tidak mau!"

_

_

*******

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status