Emily dan Cleo hanya diam saja, apa lagi gadis itu terlihat sangat syok melihat foto-foto dirinya di kamar hotel bahkan sedang berciuman panas dengan Nick. Tidak bisa mengelak dengan godaan serta ajakan Nick untuk bercinta pagi itu, dan benar-benar dia tidak tahu kalau semuanya di selidiki oleh Shopia.Cleo menyimpan foto-foto itu, rasanya malu sekali jika itu terus di lihat. Bahkan di lihat oleh Emliy, pasti gadis itu berpikir dia masih melayani Nick yang hanya memikirkan dirinya sendiri saja. Emily menarik napas panjang, dia tahu Cleo sangat malu dan menyesal."Kenapa nona masih bertemu dengan tuan Nick lagi? Bahkan di kamar hotel? Apa nona sangat mencintai tuan Nick?" tanya Emily."Kupikir pagi tadi adalah yang terakhir, Emily. Dia memaksaku dan aku tidak bisa menolaknya. Aku, memang benar sangat mencintainya. Tapi aku sadar tidak akan bisa memilikinya, Emily. Maka dari itu, pagi tadi dengannya adalah yang terakhir kali. Aku akan mengundurkan diri dari perusahaan itu dan aku akan c
Esok harinya, Cleo datang ke kantor perusahaan Nick. Dia sudah menyiapkan surat pengunduran diri dari perusahaan besar tersebut. Dia sudah bertekad akan menghadapi semuanya jika memang Shopia kembali mengancamnya. Rasa cinta pada Nick dia kesampingkan dan singkirkan dari hatinya, mencoba untuk mengabaikan apa pun yang akan di minta Nick jika menemuinya.Cleo sudah masuk ke dalam lift, hatinya gelisah dan cemas. Apakah di kantornya nanti banyak yang mencibir atas foto-fotonya yang di pampang di mading pengunguman. Sampai detik ini, belum ada yang menatapnya aneh atau sinis. Apakah memang mereka tahu semuanya atau hanya sebagian di bagian kantornya saja?"Sepertinya tidak mengetahui tentang foto-foto itu." gumam Cleo.Pintu lift terbuka, dia melangkah keluar dengan perlahan. Memegangi tas selempangnya, melangkah dengan menunduk karena takut ada yang menyapanya dengan sinis.Saat sedang berjalan sambil menunduk, Cleo tidak tahu jika tepat di depannya berdiri perempuan dengan tatapan tida
Cleo merasa lega setelah dia sudah menyerahkan surat pengunduran diri dari perusahaan Nick, dia tidak peduli lagi jika Nick masih saja mengejarnya. Dia akan menolaknya, tidak mau lagi berurusan dengan Shopia. Biar saja dia akan menatap lagi hidupnya setelah lepas dari Nick."Terkadang untuk melepaskan orang yang di sayang sangat sulit, apa lagi dia terus saja memaksa agar bisa selalu menerimanya. Dia sangat egois, sedangkan diriku harus tersiksa karena di teror kekasihnya." gumam Cleo.Cleo langsung keluar dari gedung kantor perusahaan Nick. Dia menyetop taksi yang kebetulan lewat di depan kantor, mengatakan dengan tujuan ke kota Queens. Cleo memejamkan matanya ketika mobil sudah melaju cepat menembus jalanan kota New York. Beberapa menit, mobil taksi yang di tumpangi Cleo tiba-tiba seperti ada yang menabraknya dari belakang. Baik Cleo atau sang supir kaget dengan tabrakan cukup keras dari belakang.Cleo menoleh ke belakang, ada mobil sedan hitam tepat di belakang mobil taksi yang di
Perempuan berambut pirang sebahu itu tersenyum penuh misterius, dia berbalik dan keluar dari dalam kamar inap Emily. Cleo hanya terpaku memandangi amplop di genggaman tangannya, tiba-tiba tangannya lemas. Hingga amplop di tangannya pun terjatuh, dia menarik napas panjang kemudian berjongkok mengambil amplop di lantai.Dokter yang menangani Cleo pun selesai, dia mendekat pada Cleo."Lukanya tidak berat, hanya ada sobekan di siku lengannya saja. Dia syok jadi pingsan, nona bisa menemaninya dan kalau sudah lebih baik boleh pulang." kata dokter."Iya dokter." ucap Cleo.Dokter hanya tersenyum saja, dia melangkah pergi keluar dari kamar inap Emily. Cleo pun mendekat pada Emily yang berbaring masih memejamkan mata. Dia duduk di sisi bangsal, menatap wajah Emily yang pucat."Kenapa jadi begini, dia mengincar Emily juga? Apa dia seorang psikopat?" gumam Cleo masih menatap Emily.Mata Emily bergerak-gerak, perlahan membuka matanya. Menatap sekeliling, semuanya terlihat putih. Dia pun menoleh k
Sore hari, Emily di perbolehkan pulang dari rumah sakit. Dia dan Cleo pulang naik taksi, kepala Cleo rasanya pusing dan perutnya sedikit mual. Mulutnya dia bungkam dengan tangannya, membuat Emily heran dengan sikapnya itu."Nona kenapa?" tanya Emily."Aku tidak tahu, Emily. Perutku mual dan kepala pusing, tadi aku pingsan karena pusing kepala dan lemas tubuhku." kata Cleo menyenderkan kepalanya di jok mobil.Emily memegangi kening Cleo, tidak panas."Apa nona sudah makan?" tanya Emily."Iya, sejak pagi aku belum sempat sarapan. Di kantor juga aku belum sempat sarapan dan langsung pulang, tapi di kejar juga sama orang suruhan Shopia." kata Cleo."Apa kita mampir saja ke restoran? Anda harus makan, nona." kata Emily."Nanti saja di apartemen, Emily." kata Cleo.Emily diam, dia masih menatap Cleo yang terlihat lemah. Sesekali mualnya datang dan tangannya membungkam mulutnya, Emily mengelus punggung Cleo agar bisa tenang dan rasa mual hilang. Entah itu benar atau tidak, tapi Cleo merasa l
Cleo dan Emily sedang berada di ruangan praktek dokter. Sore hari, Cleo di antar Emily untuk periksa ke dokter dengan keluhan sakit yang di rasakan Cleo. Perempuan itu tidak mengatakan dirinya hamil pada Emily, seperti dugaan Nancu. Dan setelah pemeriksaan selesai, Cleo dan Emily duduk di balik meja dokter.Laki-laki berwajah blesteran India dan Amerika dengan jenggot di dagunya itu duduk dan menuliskan resep. Belum ada kalimat mengatakan apa yang di alami Cleo dengan gejala yang di sebutkan tadi."Bagaimana keadaan adik saya dokter? Apa sakitnya?" tanya Emily tidak sabar ingin mendengarkan penjelasan dokter."Sebenarnya saudara anda baik-baik saja, hanya saja dia harus banyak istirahat untuk beberapa minggu agar kandungannya terjaga. Makan makanan bernutrisi dan juga jangan lupa susu hamilnya di minun ya." jawab dokter.Tentu saja itu membuat Emily syok, mulutnya sedikit menganga mendengar ucapan dokter. Kepalanya menoleh ke arah Cleo yang menunduk diam. Kembali menatap dokter muda i
Cleo dan Shopia menoleh ke arah sumber suara, Emily masuk dengan cepat dan segera menolong Cleo yang masih di tarik rambutnya oleh Shopia."Apa yang nona lakukan pada nona Cleo? Lepaskan tangan nona Shopia!" ucap Emily lebih keras."Heh! Jadi ini pelayan rendahmu yang selalu membantumu? Benar- benar kalian kelas rendahan, kalian memang cocok harus di usir dari kota ini!" ucap Shopia dengan sinis, tangannya sudah terlepas dari rambut Cleo.Cleo memegangi kepalanya yang terasa sakit akibat rambutnya di tarik kencang oleh Shopia. Dia sangat kesal sekali, perlakuan Shopia kali ini benar-benar di luar dugaannya. Ternyata Shopia selalu mengikuti kemana Nick pergi."Sebaiknya nona Shopia keluar dari apartemen ini. Saya akan panggilkan keamanan karena nona mengganggu kenyamanan penghuni apartemen ini. Saya juga bisa melaporkan nona pada polisi." kata Emily mengancam Shopia."Apa? Kamu mengancamku? Hahah! Lucu sekali." kata Shopia tertawa mengejek."Apa perlu saya telepon keamanan? Dia bisa la
Cleo masih diam saja ketika bel berbunyi beberapa kali. Emily mendekat, dia menatap Cleo dan ikut diam di tempatnya."Siapa itu Emily?" tanya Cleo sedikit takut dengan suara ketukan pintu beberapa kali."Nona diam saja di situ, biar aku yang membukanya." kata Emily.Dia mendekat ke pintu, pintunya tidak ada fitur untuk mengintai siapa yang datang ke apartemennya. Dia menarik napas panjang, memegang handle pintu lalu menariknya, membuka sedikit dan mengintai siapa yang bertamu."Selamat siang." sapa seorang perempuan dengan wajah ramah berdiri di depan pintu apartemen Cleo."Siang, cari siapa?" tanya Emily masih memegangi gagang pintu dan hanya sedikit saja membukanya, untuk berjaga-jaga."Cleo, apa dia ada? Oh, apa benar ini apartemennya?" tanya perempuan cantik itu."Anda siapa nona?" tanya Emily."Saya Nancy, teman kantor Cleo dulu. Apa dia ada?" tanya Nancy."Oh, nona Nancy. Maafkan saya." kata Emily.Dia membuka lebar pintunya, tersenyum manis pada Nancy. Dia menyuruh Nancy masuk,