BAB 12 - FINE
Apartemen Grand City
Gabby Zellean Owen, wanita berusia sekitar 29 tahun itu terlihat lebih segar dan sehat setelah keluar dari kamar mandi dengan handuk yang masih bertengger di kepalanya. Ia berjalan ke arah sofa dekat tempat tidurnya dan mengambil benda pipih dengan harga yang tidak murah itu, ia melihat beberapa panggilan tidak terjawab pada daftar panggilan. Zelle mengernyitkan dahinya dengan masih menggenggam ponselnya dan membuka panggilan tidak terjawab itu, “Tidak biasanya Clarissa menghubungi ku hingga sepuluh kali. Ada apa dengannya?” gumamnya.
Zelle memutuskan untuk meletakkan ponselnya kembali setelah mengirim pesan pada Rissa untuk menunggunya sebentar karena ia akan menghubunginya kembali setelah menyelesaikan pekerjaannya. Ia bangkit dari duduknya dan berjalan ke meja rias dan mengeringkan rambutnya, ia berpikir sejenak dan menerka – nerka mengapa wanita si kulkas beton itu menghubunginya di jam
BAB 13 – ONE MORE TIMEKeenan sudah siap dengan pakaian casualnya dan tampak lebih gagah dan lebih tampan. Saat akan bergegas keluar dari resort, langkahnya terhenti karena ulah si pria sengklek datar di depannya.“Wahh, harum sekali pria perjaka satu ini. Mau kemana dengan aroma tubuh yang wangi dan segar ini?? Apa kau sedang berusaha menggoda iman betina di luaran sana???” sinis Jad dengan mencebikkan bibirnya.“Cihh, dasar pria gila. IRI?? BILANG BOS?!!”“Kau kan tahu, aku sedang ada janji dengan Claire dan juga ingin bertemu Alex membahas kerja sama kita,” lanjut Ken santai.“Alaahhh, bilang saja kau mau main api dengan wanita gila itu. Kau hanya mencari alasan bertemu Alex padahal semua itu hanya buat kedok untuk bertemu masa lalumu yang gilanya sama denganmu itu. Cihhh, dasar pria laknat. Sudah diberi ganti yang lebih baik dan layak, malah main – main dengan yang usang dan
BAB 14 – NOWSemua karyawan CJ-L hadir di aula gedung CJ-L yang dikhususkan untuk tempat acara – acara penting milik perusahaan seperti : rapat besar, briefing anggota per divisi, dll. Aula itu mampu menampung kurang lebih 500 orang. Lumayan besar bukan untuk ukuran perusahaan yang belum besar seperti milik Arn company, Diego company bahkan Salvino grup.Jarvis dan Citra selaku pemilik juga pimpinan CJ-L juga turut hadir di aula itu dengan menggendong seorang bayi mungil perempuan yang cantik dan gembul.“Selamat pagi untuk semua karyawan CJ-L yang bisa hadir di aula pada hari ini. Saya dan istri selaku pimpinan perusahaan CJ-L, ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan – rekan sekalian atas dedikasi yang telah diberikan kepada perusahaan. Tanpa adanya peran serta dari rekan – rekan sekalian, mustahil perusahaan kita masih berdiri dan bisa berkembang sejauh ini melihat banyaknya perusahaan &ndas
BAB 15 – IT’S TIME Zelle yang baru saja menerima panggilan dari sang bos itu pun menghela nafasnya panjang dan bersungut – sungut karena Ken telah membuang waktunya yang berharga itu. “Bukankah kadar itu yang bilang, kalau jangan menyia – nyiakan waktu barang sedetik saja untuk hal yang tidak penting. Cih.. pria itu selalu melanggar peraturan yang dibuat sendiri.” Ia pun kembali menyelesaikan pekerjaannya, di sela – sela pekerjaannya ponselnya mengeluarkan suara notifikasi pesan yang masuk. Diliriknya benda pipih yang tergeletak itu dengan malas, melihat nomor yang tak dikenal tertera pada layar ia pun dengan acuh membiarkannya. Namun, tidak sampai lima menit benda pipih itu meraung – raung untuk minta disentuh sang pemilik karena bukan pesan lagi melainkan sebuah panggilan. “Halo?” sapanya pada penelepon. Hening dan hanya ada suara angin yang terdengar, Zelle mengerutkan dahinya dan sekali lagi menyapa penelepon itu namun tetap saja
BAB 1 - SUNDAY MORNING CLARISSA - KEENAN “That may be all I need, In darkness she is all I see, Come and rest your bones with me, Driving slow on Sunday morning,Well I never want to leave..”sepenggal bait lagu Sunday morning milik Maroon 5 terdengar dari bibir mungil milik Rissa. Ia tengah bersenandung dan bersiap dengan atribut juga perlengkapan untuk bersepeda. Sudah menjadi kebiasaan Rissa di hari minggu untuk melakukan aktivitas pagi di luar rumah kecuali sedang sakit. Ia biasa dengan bersepeda dan jogging dengan kedua sahabat kesayangannya, siapa lagi jika bukan Nara dan Azri. Begitupun hari minggu kali ini, ketiga sahabat itu berencana untuk bersepeda dan berjanji untuk bertemu di taman perumahan dekat rumah Nara pukul 6. Setelah dirasa siap, Rissa melangkahkan kaki jenjangnya keluar kamar dan menghampiri sang Mama yang tengah berkutat dengan alat tempur memasaknya. "Morning mam, Rissa pergi dulu sama duo rusuh ya biasa mau gowes
BAB 2 - INTENTIONS Di Taman Belakang kediaman Keenan, Mom Nia yang tengah bersantai dengan sang suami seusai sarapan dikejutkan dengan dering ponselnya yang ia letakkan di meja tidak jauh dengan tempat ia duduk. Terlihat nama “My Son” memanggil, mom Nia lekas mengangkat panggilan sang putra dengan me-loudspeaker agar dad Adam bisa mendengarnya juga. “Halo son, ada apa kau menghubungi mommy ?” tanya mom Nia dengan meletakkan ponselnya kembali di meja. “Tante Nad meminta mommy dan daddy untuk kerumahnya sekarang. Ada hal penting yang ingin om Ardian dan tante Nad bahas dengan mommy dan daddy sekarang. Ken sudah hampir sampai, jadi tidak bisa menjemput kalian,” jawab sang putra di seberang telepon. Mendengar ucapan sang putra, keduanya saling pandang dengan seulas senyuman. “Baiklah son, tunggu daddy dan mommy beberapa menit lagi. Sampaikan pada om Ardian kami sedang dalam perjalanan,” kali ini terdengar sang daddy yang men
BAB 3 - WITH YOU Setelah berpamitan kepada kedua pasang paruh baya yang masih terlihat akan meneruskan obrolannya, sepasang kekasih itu pun segera pamit untuk jalan – jalan. Setelah kepergian keduanya, mereka berempat memutuskan untuk melanjutkan obrolan – obrolan dan nostalgia mereka di taman belakang rumah Ardian. Tampak mobil sport warna frozen grey dengan desain eksterior futuristik yang tidak pernah lekang oleh waktu terparkir rapi di halaman rumah milik Ardian, siapapun yang memandangnya tidak akan bosan dengan desain mobil sport tersebut yang tak lain merupakan supercar keluaran mobil merk BMW i8 milik kekasih Rissa, Keenan Noe Salvino. Mereka berdua masuk kedalam mobil tanpa sepatah kata dan masih tampak saling mendiamkan diri satu sama lain hingga keheningan melingkupi suasana di dalam mobil mewah Ken. “Dasar kulkas, tidak ada romantis – romantisnya. Diam terus seperti patung angsa ditaman mommy. Huh..” batin Riss
BAB 4 - WORKING Di sebuah danau pinggir kota.. Terik matahari yang seakan membakar kulit dan menyilaukan mata jika memandangnya dengan mata telanjang itu telah berpamitan kepada dua sejoli yang tengah melakukan acara kencan ala – ala pasangan yang sedang dimabuk asmara namun terkesan aneh bagi beberapa manusia – manusia lain yang melihatnya. Bagaimana tidak aneh, seorang pria yang notabenenya adalah seorang CEO di sebuah grup perusahaan terbesar di Asia mengajak seorang wanita yang tidak lain dan tidak bukan ialah kekasih yang ia kencani setahun terakhir ini dengan mengajaknya kencan menonton beberapa film – film lawas pada layar LCD di dalam supercar yang ia pasang tempo lalu dengan bantuan si jangkung alias Azri sahabat rusuh dari Rissa si cerewet sang pujaan hati. Namun bukannya protes atau kesal, gadis bersuara cempreng dan cerewet itu sangat menikmati momen berduanya bersama pria kulkas beton yang duduk disampingnya dengan menikmat
BAB 5 - NICE TO MEET YOU Perusahaan Citra – Jarvis Lakashya Group (C-JL Group), Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 45 menit antara jarak dari rumah Rissa ke perusahaan tempatnya bekerja, mobil Ken tampak berhenti di depan gerbang perusahaan bidang layanan public relations (hubungan masyarakat) dan advertising C-JL Group. Rissa melepas seatbelt dan hendak beranjak keluar, namun tangan Ken memegangnya dan membuat Rissa menoleh padanya. “Sa, jam berapa kau pulang kantor nanti ?” tanya Keenan seraya menatap mata Rissa dengan teduh. Rissa yang ditatap seperti itu mengerutkan dahinya dan membatin, “Tumben si kulkas hangat??” “Emm,, mungkin aku baru bisa keluar kantor jam 5 an Ken. Ada apa, tumben kau bertanya??” tanya Rissa pada Ken yang masih menatapnya. “ Aku ingin mengajak kau makan diluar setelah pulang kerja nanti, sekalian menghabiskan waktu karena kemungkinan besok siang aku dan Jad akan berangkat ke Singapura,” ucapnya