Andri pergi dari lokasi syuting. Andri langsung bergegas ke kantor dia. Sutradara datang dan memanggil Aluna.
"Aluna!" teriak Sutradara.
"Ada apa?" tanya Aluna.
"Saya ingin perkenalkan aktris baru sehingga saya menunggu kamu sejak lama." Kata sutradara.
"Begitu." Kata Aluna.
Aluna berkenalan dengan aktris baru.
"Aluna, saya harap kita bisa menjadi teman baik. Nama saya Sisil." Kata Sisil.
"Sisil, nama saya Aluna. Senang juga bisa mengenal kamu." Kata Aluna.
"Apa benar kamu sedang ada hubungan dengan CEO bernama Andri?" tanya Sisil.
Aluna langsung merasa tidak nyaman. Aluna merasa bahwa Sisil terlalu tidak sopan menanyakan sesuatu yang sangat pribadi. Padahal mereka memang belum mengenal dengan dalam. Mereka baru saja saling mengetahui nama saja. Tapi Sisil suka berani menanyakan seseorang yang sedang dekat dengan Aluna.
"Maaf tapi itu bukan urusan kamu. Jadi sa
"Mereka berdua itu benar, Mia. Kamu tidak salah. Kita tidak bisa menolak takdir. Belajar kuat dan memaafkan diri sendiri. Kamu itu dokter dan tugas seorang dokter bukan hanya mengobati pasien saja. Tapi juga harus bisa kuat untuk menenangkan keluarga pasien. Itu harus dilakukan supaya kamu bisa menjadi dokter yang baik." Kata mama Laras."Terima kasih, kalian sudah menghibur aku. Aku merasa sangat senang mengenal kalian semua." Kataku.Aku tidak menyangka keluarga Arya akan datang disaat aku sedang merasa sedih. Mereka semua menghibur aku. Bahkan saat penting seperti ini. Arya dan keluarganya memang selalu tepat waktu saat datang ke hidup aku. Mereka membuat kau merasa tidak sendiri slama menjalani hidup. Sayang sekali, hubungan aku dan Arya hanya kebohongan. Jika ini kenyataan aku akan sangat beruntung sebab aku akan memiliki keluarga yang sangat baik."Kenapa kamu diam saja, Mia?" tanya mama Laras."Tidak, aku hanya merasa sangat senan
Saat pulang, Arya sudah berada di depan rumah sakit. Dia akan mengantar aku pulang."Apa kamu sudah selesai?" tanya Arya."Sudah, aku selesai bekerja." Jawabku."Ayo kita pulang!" Kata Arya.Dokter Dirga melihat kami dari jauh. Dia langsung menyapa aku tapi tidak Arya."Dokter Mia!" Kata dokter Dirga."Dokter Dirga!" Kataku."Apa kamu akan pulang sekarang?" tanya dokter Dirga."Benar, kami pergi." Jawabku.Saat masuk ke dalam mobil, Arya langsung mengatakan sesuatu tentang dokter Dirga."Dia itu kenapa? Aku berada di ekstrak aku tapi dia hanya menyapa kamu saja. Menyebalkan sekali itu orang." kata Arya sambil marah."Sudah biarkan saja, dia memang seperti itu. Suster Wulan juga merasa kesal terhadap dia." Kataku."Benarkah? Orang itu memang seperti itu. Aku pikir karena dia cemburu terhadap aku. Aku ini kekasih dokter Mia yang cantik. Dia pasti me
"Saya baru menyadari ini, saya memang ceroboh. Maafkan saya sudah bertindak tanpa berpikir panjang." Kata Andri."Tentu saja, ini akan menjadi berita besar. Aluna ini buka artis yang sembarangan. Dai itu sangat terkenal, bagaimana jika jika orang yang tidak menyukai dia membuat ini menjadi kesempatan untuk menghancurkan karier Aluna. Aluna sudah merintis semu ini dari awal. Dia bahkan memuliakan ini sejak sangat lama. Saya tidak ingin mimpi dan kerja keras dia hancur begitu saja." Kata papa."Saya mengerti itu, maafkan saya." Kata Andri."Sudah kalian makan saja, sebelum tengah malam." Kata mama."Baik mama, terima kasih." Kata Andri."Terima kasih." kata Arya.Aku dan Aluna tidak mengatakan apa pun sebab papa terus berbicara kepada Andri. Aku dan yang lainnya hanya bisa makan saja."Bagaimana? Enak, bukan?" tanya mama."Enak sekali." jawab Andri dan Arya dengan kompak.
Ternyata dokter Dirga tidak mengatakan apa pun terhadap aku. Aku merasa tidak enak terhadap Arya. Pasti dia merasa kesal saat aku pergi dengan dokter Dirga. Aku harus berbicara dengan dia nanti. Aku harap dia akan datang ke rumah sakit nanti siang. Sehingga kami bisa bertemu dan makan siang di kantin. Aku langsung pergi menangani pasien sekarang juga.Aluna pergi ke lokasi syuting bersama Andri. Saat berada di mobil, Aluna meminta Andri untuk menjelaskan semuanya tentang Sisil kepada dia. Andri tidak ingin menjelaskan semuanya sekarang."Maafkan aku, aku belum siap untuk menjelaskan semuanya. Nanti saja aku cerita kepada kamu." Kata Andri."Kenapa? Apa kamu masih merasa terluka oleh dia?" tanya Aluna."Dia itu hanya mantan dan kamu masa depan. Aku tidak ingin membahas dia lagi. Bagi aku, aku sudah bersama kamu itu artinya aku akan menikah dengan kamu. Kamu jangan merasa cemburu dan juga kecewa sebab aku tidak memiliki perasaan apa
"Bagaimana keadaan ayah saya?" tanya anak pasien."Ayah anda telah selesai dioperasi. Dan kita tidak menunggu perkembangan keadaan dia saja. Supaya kita bisa melakukan tindakan lainnya." Jawabku."Baik, dokter. Terima kasih sudah melakukan yang terbaik untuk ayah saya." Kata anak pasien."Tidak, itu sudah tugas saya. Kamu telah mendoakan yang terbaik untuk ayah kamu." Kataku."Benar." Kata anak pasien."Jika ada sesuatu yang terjadi, silahkan memanggil saya saja." Kataku."Baik, dokter." Kata anak pasien."Permisi." Kataku.Aku pergi ke ruang kerja aku dan langsung menghubungi Aluna. Tapi kau mendadak mendapat informasi mengenai pasien yang lain. Aku harus menemui pasien itu."Di mana?" tanyaku."Ruangan nomor 012." Jawab suster Wulan."Ayo kita ke sana!" Kataku.Arya sampai di kantor media. Dan langsung menemui orang yang bertanggung
"Benarkah?" tanya Robi."Tentu saja, aku juga baru belajar tentang cinta." Jawabku."Apa aku juga harus bertanya kepada suster Wulan?" tanya Robi."Apa kamu tidak berlebihan?" tanyaku."Berlebihan apa?" tanya Robi."Kamu ingin belajar cinta disaat SMA." Jawabku."Ini bukan berlebihan tapi ini adalah awal aku mengetahui dan mengenal cinta. Aku harus mengetahui itu supaya wanita yang aku suka juga bisa mengerti perasaan aku." Kata Robi."Tapi Dika baik baik saja, bulan?" tanyaku."Kenapa mengkhawatirkan Dika? Aku yang terluka tapi dia yang ditanya." kata Robi."Buka begitu tapi aku harus mengetahui keadaan Dika juga. Dia itu selalu cepat marah, aku takut dia juga berbuat masalah seperti kamu." Kataku."Aku tidak berbuat masalah tapi mereka yang dan mengganggu aku. Aku tidak memulai masalah. Aku ini anak baik sehingga aku tidak pengen mencari masalah. Justru merek
Saat jam pulang, aku pikir Arya tidak akan menjemput aku sebagai dia masih marah. Ternyata dia sudah berada di depan rumah sakit dan menunggu aku. Arya tersenyum kepada aku sambil berteriak."Sayang, kemari! Aku sudah lama menunggu kamu." teriak Arya sambil tersenyum."Arya!" Kataku.Dokter Dirga juga berada di depan ruang sakit dan melihat kami berdua. Aku merasa tidak enak tapi juga senang sebab dia tidak marah lagi. Semua orang melihat kami berdua dan tersenyum. Pasti mereka ingin menertawakan kami."Lucu sekali kalian ini seperti remaja saja." Kata suster Wulan."Kami ini memang pasangan yang sangat cocok." kata Arya sambil merangkul pundak aku.Dokter Dirga hanya melihat kami dari jauh. Dia terlihat sangat berbeda seperti tidak menyukai kami berdua."Arya memang seperti ini, dia itu mengatakan itu terus. Padahal aku sudah mengatakan untuk jangan berkata seperti itu di depan umum." Kataku.
Aku merasa Arya itu orang yang sangat baik meski kamu baru saja mengenal dan belum terlalu dekat tapi dia banyak membantu aku. Padahal kami hanya bertemu disaat dia ingin mengantar atau menjemput aku saja. Kita belum saling mengetahui informasi diri kita atau bagaimana dan apa saja yang kita lakukan. Tapi dia selalu ada untuk membantu aku.Saat aku ingin tidur, aku terus memikirkan Arya. Aku takut ini sungguh terjadi. Dia terlalu baik sampai membuat aku jatuh hati. Aku yakin ini adalah cinta sepihak.Rasanya tidak nyaman sekali. Aku terlalu berharap banyak kepada Arya. Aluna mengetuk pintu dan masuk ke kamar tidur aku. Dia pasti akan bercerita tentang Arya dan juga Andri."Mia, apa kamu sudah tidur?" tanya Aluna."Belum, ada apa kakak?" tanyaku"Aku merasa bersyukur sebab Arya suka melakukan semua ini. Dia itu melakukan ini hanya untuk kamu. Dia memang pria yang baik hati. Aku setuju kamu dengan dia." Jawab Aluna.Aku