Umi Anha bersedekap dada sembari menatap kesal putranya yang sedang asyik duduk di kursi yang berada di depannya. Bagaimana bisa Ais makan dengan begitu santainya padahal Sheril sudah sejak kemarin sore belum juga keluar dari kamar!
Umi saja yang statusnya sebagai mertua sampai khawatir sekali. Ini malah suaminya tidak peduli!Bagaimana jika Sheril kenapa-napa? Sheril sudah sejak kemarin sore tidak makan, apa dia tidak kelaparan?Sebenarnya kemarin malam Umi Anha sudah membawakan makanan untuk Sheril, namun Sheril tetap tidak mau membukakan pintu untuknya. Jalan terakhirnya Umi Anha menyuruh pembantu untuk meletakkan makanan tersebut di atas meja kecil di depan pintu kamar Sheril. Pikir Umi Anha siapa tahu saat ini Sheril sedang gengsi menerima makanan darinya dan nanti dia baru mengambilnya setelah Umi Anha pergi karena berdasarkan pengalaman Umi Anha, ketika putri bungsunya alias Kalila sedang merajuk, Kalila juga sering bersikap sepHai, karena di Goodnovel nggak bisa ngeubah tulisan jadi miring & tebel alias nggak bisa nge-bold, italic. Semoga kalian nggak bingung ya karena bab ini ada campuran flashbacknya T_T***Ais duduk di sebelah Sheril yang saat ini sedang termenung sambil menghadap ke depan, ia memeluk kedua lututnya dan menopangkan dagunya di atasnya.Kemarin malam Sheril sudah siuman. Semua orang merasa lega mendengar kabar baik tersebut. Dokter yang menangani Sheril mengatakan jika besok kondisi Sheril sudah pulih, maka dia diperbolehkan rawat jalan di rumah dengan catatan beberapa minggu sekali Sheril harus kembali ke rumah sakit untuk menjalani terapi pengobatan.Namun meskipun begitu sampai sekarang Sheril masih saja diam membisu. Dia tidak mau menjawab petanyaan Ais. Ais pikir, mungkin Sheril masih marah kepadanya.Ais agak kesusahan membuka kantung plastik berisi bubur yang telah dipesannya lewat goofood untuk dipindahkan ke wadah m
Karena kemarin sempat terjadi drama bubur tumpah, maka hari berikutnya Ais tidak membelikan Sheril bubur lagi karena dia pikir Sheril tidak menyukainya.Sekarang Sheril seolah terkena karmanya, dia duduk termenung sambil menatap masam nampan berisi makanan rumah sakit. Dia tidak mau memakan makanan itu! Selain rasanya yang hambar, makanan itu juga tidak enak!"Kok, cuma dilihatin, doang. Ayo, dong, dimakan biar kamu cepet sembuh," ucap Ais yang berada di sampingnya."Apa perlu aku suapin biar kamu mau makan?" tambah Ais lagi."Nggak mau! Aku nggak suka!" tolak Sheril sambil membuang wajah ke samping. Ais hanya mampu menghela napas, dia tidak tahu jika ternyata istrinya suka pilih-pilih makanan ketika sakit.Sedetik kemudian Sheril mengumpat karena perutnya berbunyi, menuntut untuk diisi makanan. Ugh kenapa harus terjadi hal memalukan seperti ini, sih. Mana di depan Mas Ais lagi.
'Kalian berdua harus melakukan hubungan suami istri minimal lima kali seminggu'Pipi Sheril memerah ketika membaca rentetan kata pada kertas print-printan tersebut. I-ini memalukan sekali!Sheril yang kesal dengan cepat Sheril pun membuang kertas itu ke lantai dan menginjak-injaknya. Papa Sean menggelengkan kepala melihat aksi putrinya barusan. Ternyata meskipun Sheril sedang sakit tapi dia aktif juga jika sedang marah. Hahaha sifatnya itu benar-benar mirip seperti mamanya!"Pokoknya aku nggak mau! Apaan orang sakit malah disuruh kayak gituan!" protes Sheril tidak terima.Napas Sheril terengah-engah setelah meluapkan kekesalannya. Ia pun duduk kembali di tempatnya semua.Papanya ini memang kelewatan kalau bercanda. Padahal untuk ke kamar mandi saja rasanya tubuh Sheril lemas, apalagi untuk melakukan pasal-pasal aneh seperti yang tertulis di kertas itu. Lima kali dalam seminggu pula! Arghh semakin mengingatnya semakin naik tekanan darah She
Ais membopong tubuh Sheril, memindahkannya dari kursi roda ke atas ranjang. Minggu lalu istrinya selesai menjalani terapi pertamanya. Sedangkan terapi yang kedua akan dilaksanakan beberapa minggu lagi. Waktu itu Ais juga menanyakan tentang rambut Sheril yang rontok parah. Kata dokter hal tersebut merupakan gejala yang lumrah bagi penderita penyakit auto imun, jadi Ais tidak perlu khawatir."Apa bakalan sampai menyebabkan kebotakan, Dok?" tanya Ais harap-harap cemas sambil menatap sedih ke arah Sheril yang berbaring lemah kala itu.Dokter bilang tidak sampai separah itu. Mungkin kerontokan tersebut hanya menyebabkan rambut Sheril semakin tipis.Mengingat kondisi Sheril yang belum stabil, Sheril terpaksa harus tinggal lebih lama di rumah sakit ini."Sheril, kalau kamu butuh sesuatu bilang ke Mama, ya, Sayang?" ucap Mama April dengan raut khawatir. Sheril mengangguk pelan. Baik keluarga Ais ataupun keluarga Sheril banyak yang be
"Mmmhh… mhh!" Sheril meronta. Namun yang keluar dari mulutnya hanyalah gumaman saja. Sekuat apa pun Sheril melawan orang yang saat ini tengah menyekapnya, tetap saja tenaga orang sakit tak sebanding dengan tenaga orang biasa.Saat ini yang Sheril lihat hanya kegelapan dan rasa sesak yang teramat sangat. Tangan Sheril hanya mampu menggapai-gapai orang tersebut.Sheril berkata dalam hati, 'Apakah ini akhir dari kisah hidupnya?'"Sheril!" teriak seseorang yang baru saja masuk ke ruangan ini dan menyaksikan itu semua.Si pelaku tersentak kaget lantaran aksinya ketahuan."Sialan apa yang kamu lakuin ke Sheril!" teriak Mahen langsung menghampiri orang tersebut dan mendorongnya sampai tersungkur ke lantai.Keberadaan Mahen di sini awalnya untuk melihat bagaimana kondisi Sheril. Karena ada dua orang yang menjaga Sheril di sini, maka dari itu Mama April rolling dengan Mahen.Padahal Mahen meninggalkan Sheril sebentar untuk membeli camilan dan kopi di kantin, tapi siapa sangka musibah seperti i
Sejak kejadian di mana Dara hendak mencelakai Sheril. Entah apa yang Papa Sean lakukan kepadanya, setelah itu tiba-tiba Dara hilang begitu saja bagai di telan bumi. Dia tidak pernah lagi muncul di kehidupan mereka.Terakhir kali kabar yang Ais tahu tentang Dara dari Aim adalah Dara sudah di-blacklist permanent dari perusahaan yang ada di bawah naungan Abati atau pun Papa Sean.Ais tidak ambil pusing akan hal itu. Sejak Ais tahu sifat asli Dara, entah mengapa Ais jadi hilang respect kepadanya.Kini Ais menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi kerja. Kalau diitung-itung lagi, Ini sudah memasuki dua setengah bulan sejak Sheril dinyatakan sakit oleh dokter, yang itu artinya berdasarkan diagnosa dokter berarti sisa hidup Sheril tinggal 15 hari lagi.Mata Ais menatap dan menerawang jauh ke arah depan, ia menatap kosong kaca jendela yang menampilkan birunya awan di luar sana.Ternyata memang benar kalau waktu mengajarkan kita mengenai banyak hal. Kini yang ada di benaknya hanyalah Sher
“Sheril, kamu kenapa Sheril!”Ais begitu panik, kenapa istrinya tiba-tiba seperti ini? Padahal tadi sore Sheril masih baik-baik saja.“Bibi!” teriak Ais dari dalam kamar memanggil pembantunya untuk meminta bantuan. Namun sayangnya sudah beberapa kali Ais mencoba memanggil mereka namun tidak ada satu orang pun yang datang kemari.Padahal dia mempunyai tiga pembantu, tetapi kenapa tidak ada satu orang pun yang bergegas datang kemari, sih?Akhirnya Ais hanya mampu berdecak kesal.“Sheril bangun Sheril. Aku mohon jangan buat aku khawatir kayak gini, “ ucap Ais sembari menepuk nepuk pipi istrinya berharap agar Sheril segera membuka matanya.“Sheril....” wajah Ais semakin pasi. Peluhnya menetes ke bawah. Bukannya ini belum genap tiga bulan? Kenapa kondisi Sheril sudah separah ini?“Mass.” Ada sedikit rasa lega ketika akhirnya Sheril membuka kelopak matanya.“Sayang, kamu nggak pa-pa, kan? Kenapa kamu bisa berdarah seperti ini?” tanya Ais saksama.Sorot mata Sheril terlihat semakin redup, t
“Mas Ais... please bukain pintunya,” pinta Sheril sambil menggedor-gedor pintu ruangan suaminya. Dia tidak menyangka kalau semuanya akan berakhir seperti ini.Sheril yakin pasti suaminya sangat kecewa terhadapnya. Mana ada orang yang tidak marah ketika ditipu selama berbulan-bulan? Namun sungguh bukan seperti itu maksud Sheril.Waktu itu–tepatnya ketika dulu Sheril kabur dari rumah dan menginap di hostel. Papa Sean yang merasa hubungan rumah tangga putrinya dengan Ais tidak ada perkembangan sama sekali merasa prihatin. Terlebih lagi Sheril terlihat begitu menyukai Ais dan enggan bercerai dengannya. Akhirnya Papa Sean dan Mahen terpikirkan suatu ide yakni bagaimana jika Sheril melakukan hal serupa seperti apa yang selama ini dilakukan oleh Dara? Yakni berpura-pura sakit keras.Mahen pernah menyelidiki tentang penyakit yang diderita Dara karena dia adalah adiknya. Di situlah Mahen mulai mengetahui kalau ternyata selama ini Dara hanya sakit anemia alias kekurangan darah yang meny