Share

Santet Asmara

Tubuh Amor tergolek lesuh di kasur, matanya terlihat sayu, mata yang biasanya bercahaya nampak redup seperti hilang cahaya hidup.

Sementara orang-orang yang mengangkat tubuhnya tadi satu persatu pergi, sekarang hanya tinggal satu laki-laki di sana.

Alena yang melihat pria itu segera tahu kalau orang yang tersisa ini merupakan pacar dari Amor yang kemarin dia lihat di dalam pikiran wanita itu.

"Kamu pasti Riki pacarnya Amor," Sapa Alena kepada pria itu.

"Iya," Jawab Riki yang bingung melihat Alena sebab dia belum pernah melihat wanita ini.

"Aku saudara Amor yang baru datang," Jawab Alena yang melihat kebingungan di wajah pria itu.

"Oooo," Hanya itu kata-kata yang keluar dari mulut Riki.

"Apa yang terjadi dengan Amor, apakah sudah di bawak ke dokter?" Tanya Alena kepada Riki.

"Itulah yang membuatku bingung, kami sudah membawanya ke dokter namun kata dokter Amor tidak mengalami sakit apapun, seluruh organ tubuhnya normal," Jawab Riki yang nampak kebingungan.

Alena yang mendengar jawaban dari Riki menganggukkan kepalanya, kemudian dia menoleh ke arah Bik Suti yang baru keluar dari kamar Amor.

"Bik, bisa minta tolong bawakan air mineral ke kamar Amor," Alena berkata kepada Bik Suti.

"Baik non," Jawab Bik Suti tanpa bertanya segera menuju ke dapur.

Alena berjalan memasuki kamar Amor di ikuti oleh Riki yang menguntit di belakangnya.

Alena berdiri di tepi kasur tempat Amor terbaring, mata bidadarinya meradar seluruh tubuh Amor yang terbaring  tanpa daya.

Cukup lama Alena menatap tubuh lemah Amor sebelum kemudian kepalanya mengangguk.

"Apa yang terjadi dengan Amor, kenapa dia menjadi seperti ini?" Tanya Riki yang kebingungan melihat tubuh orang yang dia cintai itu.

"Aku tahu kamu percaya dengan hal gaib karena kamu merupakan penulis cerita gaib," Alena berkata sambil menatap Riki.

"Darimana kamu tahu aku penulis cerita gaib?" Tanya Riki kepada Alena.

"Amor banyak cerita tentang kamu," Jawab Alena berbohong.

"Benar aku penulis cerita gaib namun sampai sekarang aku belum pernah bersentuhan langsung dengan hal gaib, cerita yang aku tulis berdasarkan kisah dari kawan-kawanku," Jawab Riki jujur di hadapan bidadari yang sedang menjalani hukuman itu.

"Sekarang saatnya kamu bersentuhan dengan hal gaib," Alena berkata kepada Riki.

"Maksudnya?" Tanya Riki masih bingung.

"Kamu lihat tubuh Amor, sekarang jasadnya memang di sini bersama rohnya jadi dia masih bisa dibantu, namun terlambat sedikit saja maka rohnya akan pergi menuju ke tempat orang yang melakukan hal ini padanya, dia terkena Santet Asmara," Jawab bidadari itu dengan yakin.

"Bagaimana kamu tahu?" Tanya Riki bingung.

"Bukan saatnya menjelaskan, aku akan mengunci roh Amor supaya tidak bisa di tarik dari jauh," Jawab Alena.

Dengan cepat Alena memegang ubun-ubun Amor dan segera menyalurkan kekuatan gaib bidadarinya yabg berupa sinar warna merah.

Sinar itu menyelubungi tubuh Amor cukup lama sebelum kemudian meresap masuk ke dalam tubuh Amor.

Riki yang melihat apa yang dilakukan oleh Alena nampak terkesiap, mulutnya menganga tak percaya melihat apa yang dilakukan oleh wanita di depannya.

Ketika Alena mengangkat tangannya dari ubun-ubun Amor terdengar rintihan halus dari mulut Amor.

"Alena... Bantu aku...." Suara lemah keluar dari mulut Amor.

"Tenang saja aku akan membantu kamu, kamu istirahat sekarang sebab tidak akan ada yang bisa menarik roh kamu keluar," Jawab Alena yang di sambut anggukan lemah dari Amor.

Alena segera memutari tubuh Amor tiga kali untuk memagari tubuh itu dengan kekuatan gaib.

Ketika Alena selesai memutar tubuh Amor tiga kali dari arah pintu kamar masuk Bik Suti.

"Ini airnya non," Bik Suti berkata sambil menyodorkan airnya.

"Bik, apakah bisa di bawakan lima botol lagi air mineral seperti ini?" Tanya Alena kepada Bik Suti.

"Bisa non," Jawab Bik Suti cepat.

"Kalau begitu tolong ya bik, bawain sekarang," Kawab Alena.

Mendengar apa yang di minta Alena Bik Suti kembali dengan cepat menghilang ke balik pintu.

Alena tanpa menunggu lagi segera menyalurkan kembali kekuatan berwarna merah kedalam air mineral yang ada di dalam botol itu.

Sejenak air berubah menjadi merah semua sebelum kemudian perlahan-lahan berubah menjadi putih susu.

Alena langsung meminumkan air itu kepada Amor, walaupun lesuh Amor nampak meminum berapa teguk air yang di sodorkan oleh Alena.

"Sekarang kamu istirahat, biar aku yang menangani masalah ini," Alena berkata kepada Amor yang walaupun lesuh namun cahaya matanya sudah kembali.

"Bik tolong usapkan air ini ke seluruh tubuh Amor," Alena menyodorkan air di dalam botol kepada Bik Suti.

Kemudian tangannya mengambil lima botol air yang ada di tangan Bik Suti, walaupun tak mengerti maksudnya namun Bik Suti menurut saja apa yang di katakan oleh Alena.

Air yang baru dia ambil segera di salurkan kekuatan gaib melalui tangannya, namun kali ini air tersebut berbeda dengan yang pertama tadi.

Air di dalam botol bukan berubah menjadi putih susu melainkan berubah menjadi hitam pekat.

Setelah menyalurkan kekuatan pada air yang ada di dalam botol yang dia pegang, Alena segera menatap Riki yang masih memandangnya dengan takjub.

"Sekarang bukan waktunya bengong, kamu harus membantuku," Alena berkata yang membuat Riki menjadi tergagap.

"Iya, aku harus melakukan apa?" Tanya Riki yang bingung harus berbuat apa.

"Jam berapa sekarang?" Tanya Alena kepada Riki.

"Jam setengah enam sore," Jawab Riki cepat.

"Bagus masih ada waktu, pertarungan gaib sebenarnya baru akan terjadi setelah matahari terbenam, jadi kita harus bersiap, kalau tidak di tuntaskan selamanya Amor akan terancam," Alena menjelaskan lagi kepada Riki.

"Siapa yang melakukan ini pada Amor?" Tanya Riki penasaran.

"Bukan saatnya bertanya, setelah kejadian malam ini aku akan menjelaskan semuanya," Jawab Alena lagi kepada Riki.

"Kalau begitu apa yang bisa aku lakukan untuk membantu?" Tanya Riki yang menjadi bersemangat.

"Kamu letakkan air ini pada empat sudut bagian dalam rumah ini, sementara yang ini letakkan tepat di tengah-tengah rumah," Jelas Alena kepada Riki.

Tanpa banyak tanya Riki segera melakukan apa yang dijelaskan oleh Alena.

"Sekarang apapun yang terjadi jangan ada yang berlari keluar rumah ini," Jelas Alena kepada Riki dan Bik Suti.

"Apa yang kita hadapi?" Tanya Riki penasaran.

"Makhluk yang berasal dari golongan jin, yang diperintahkan oleh seorang dukun atas permintaan seseorang," Jawab Bidadari terbuang itu dengan mantap.

Setelah itu dia berkeliling di dalam rumah itu sebanyak tiga keliling baru kemudian dia tegak tak jauh dari botol air yang ada di tengah ruangan.

Semua orang nampak tegang kecuali Alena yang masih duduk santai di sebuah kursi yang ada di dalam ruangan itu.

Tepat jam enam sore angin kencang berhembus di dalam rumah tempat mereka berada.

Mulut Alena menyunggingkan senyuman penuh misteri, namun di mata Riki senyum itu nampak menyeramkan.

"Akhirnya datang juga tamunya," Desis Alena.

Belum hilang desisan Alena di atas atap terdengar benturan keras yang membuat kaget semua orang kecuali Alena.

Brakkk!


######

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status