Home / Fantasi / PARANORMAL CANTIK / Bidadari Terhukum

Share

Bidadari Terhukum

Author: Bima Kai
last update Last Updated: 2021-04-20 09:05:22

Amor segera memarkirkan mobilnya di garasi yang ada di samping rumahnya, sebelum membuka pintu mobil dia berkata kepada Alena.

"Untuk sementara kamu bisa menginap di sini, sampai kamu tahu kemana kamu akan pergi," Amor berkata pada Alena.

Alena segera mengikuti Amor turun dari mobilnya, dia memperhatikan seluruh bagian yang ada di rumah itu.

Pembantu Amor datang menghampiri untuk membantu Amor membawakan barang-barangnya.

"Bik Suti siapkan kamar tamu, dan tunjukkan Alena kamar itu, sementara dia akan menginap di sini," Amor berkata tegas.

"Baik non, mari non Alena bibik tunjukan kamarnya," Bik Suti berkata kepada Alena.

"Waduh cantik sekali, pasti sahabat non Amor di kantor ya?" Bik Suti berkata kepada Alena sewaktu mereka berjalan.

"Bukan bik, nemu di jalan," Jawab Alena sekenanya.

"Ahh non bisa saja, masak secantik ini nemu di jalan," Jawab Bik Suti Sambil cekikikan tak percaya.

Alena memasuki kamar yang di tunjuk Bik Suti kepadanya. Sebuah kamar yang cukup luas dengan ornamen di dalam yang keseluruhan berwarna putih.

Alena segera mandi, walaupun dia tidak mandi setahun juga tak jadi masalah sebab keringat yang keluar dari tubuhnya mengeluarkan aroma melati.

"Tok... Tok..."

Ketokan di pintu mengagetkan Alena yang duduk termenung di dekat jendela kamar sambil memandang langit di luar.

"Iya, tunggu!" Jawabnya dari dalam kamar.

"Ada apa bi?" Tanya Alena melihat Bik Suti di depan pintu kamarnya.

"Non Alena ditunggu non Amor di teras samping, buat ngopi," Jawab Bik Suti.

"Baik bik," Jawab Alena singkat sambil mengeringkan rambutnya yang basah.

Dia kembali melangkah kedalam kamar mematutkan dirinya di cermin. Dari pantulan terlihat jelas tubuh Alena yang seputih pualam, dengan mata kebiruan sementara rambutnya hitam lurus.

Keseluruhan penampilan Alena memperlihatkan keanggunan tubuh seorang bidadari yang berasal dari kayangan.

Yang mana cerita bidadari selama ini hanya ada di dalam dongeng dan legenda buat pengantar tidur anak-anak.

"Duduk!" Amor berkata sambil mempersilakan Alena duduk di sebuah kursi yang ada di depannya.

Pandangan mata Amor membentur seluruh tubuh Alena, secara tak langsung dia mengagumi kecantikan wanita yang ada di hadapannya ini.

"Terima kasih," Jawab Alena sambil menarik kursi yang ada di hadapan Amor.

Alena menatap Amor dengan tatapan matanya yang bening namun sangat tajam seperti tatapan mata elang kepada mangsanya.

Dia tahun wanita di depannya yang bertemu dengannya baru berapa jam dalam hitungan bumi. Sementara kalau perhitungan kayangan sangat sebentar, sebab satu jam di bumi hanya satu menit waktu kayangan.

Walaupun Alena melihat sebuah masalah menggelayuti benak Amor namun dia tidak mau dianggap sok tahu kecuali kalau itu menyangkut nyawa ataupun memang Amor sendiri yang bertanya.

"Apakah di kayangan ada kopi juga?" Tanya Amor sekedar berbasa-basi.

"Tidak ada, minuman paling enak di kayangan merupakan air kenikmatan, yang mana air itu serupa dengan minuman susu di dunia, namun kenikmatan minumannya hampir seribu kali lipat kenikmatan susu yang ada di dunia," Jelas Alena kepada Amor.

"Hampir seribu kali kenikmatan susu yang ada di dunia, kenapa kamu tak membawanya ke bumi?" Tanya Amor mencoba bercanda.

"Kalau perjalanan biasa mungkin perjalanan bisa di tempuh hanya dalam kejapan mata, namun ini perjalanan yang aku lakukan merupakan hukuman, jadi di tempuh dalam perjalanan sangat lama," Jawab Alena sambil tersenyum walaupun terlihat mendung dari matanya yang indah tak bisa di sembunyikan.

"Hukuman, jadi kamu di buang ke bumi karena hukuman, memangnya kamu melakukan kesalahan apa?" Tanya Amor dengab mata terbelalak menahan kaget.

"Iya, aku di buang ke bumi karena hukuman atas kesalahanku," Jawab Alena sambil menatap Amor yang menyimak di depannya.

"Memangnya berapa besar kesalahan yang kamu lakukan sampai kamu di buang?" Tanya Amor penasaran.

"Sangat besar, namun aku belum bisa menjelaskannya sekarang," Jawab Alena lagi menahan rasa sedihnya.

"Baiklah kamu bisa tinggal di sini untuk berapa lama sebelum kamu menemukan tempat tinggal yang baru," Jawab Amor kepada Alena.

"Terima kasih, aku merasa sekarang kalau kamu merupakan saudaraku, aku akan berusaha mencari pekerjaan mungkin aku bisa menjadi penerjemah di sini," Jawab Alena kepada Amor.

"Memangnya kamu bisa berapa bahasa yang ada di dunia ini?" Tanya Amor.

"Hampir semua bahasa," Jawab Alena ringan sembari menyeruput kopi yang ada di dalam gelasnya.

"Hampir semua bahasa?!" Tanya Amor kaget bukan kepalang.

"Iya hampir semua bahasa termasuk bahasa binatang, kenapa kaget wajar saja bukan sebab aku bidadari," Jawab Alena sembari tersenyum.

"Iya.. Iya," Jawab Amor sambil menganggukkan kepalanya berulang kali.

"Namun ada satu hal yang ingin aku katakan kepada kamu, kamu harus berhati-hati sebab aku melihat sebuah bahaya mengintai kamu," Alena berkata kepada Amor, sambil menatap tajam Amor.

"Masalah apa?, apakah masalah pekerjaan atau masalah apa?" Tanya Amor penasaran.

Walaupun Amor sebenarnya tak percaya mengenai cenayang, terawang dan hal-hal lain yang menurutnya kurang nalar, namun mengingat apa yang di katakan Alena tentang kecelakaan mau tak mau dia menjadi penasaran.

"Bukan masalah pekerjaan atau yang lainnya, melainkan masalah laki-laki," Jawab Alena begitu yakin.

"Masalah laki-laki?, apa maksud kamu?, aku belum mengerti?" Jawab Amor sambil menatap bingung ke arah Alena.

"Iya, sekarang kamu sedang dekat dengan seorang laki-laki, tapi ada satu orang lagi laki-laki yang mendekati kamu namun selama ini tidak pernah kamu gubriskan," Jelas Alena.

"Iya terima kasih, namun hari sudah malam sebaiknya kita istirahat sebab besok aku akan kerja!" Amor memutus acara minum kopi yang mereka lakukan.

Alena yang hampir seharian ada di kamar tidak kemana-mana dan tidak melakukan apapun.

Termasuk makan dia juga tidak, sebab sebagai seorang bidadari dia bisa mengendalikan keinginan untuk makan.

Namun entah kenapa pikirannya hampir seharian ini merasa gelisah, dia selalu teringat pada Amor.

"Apa yang harus aku lakukan, kenapa pikiranku selalu ingat pada Amor?" Suara batin Alena berkata.

Untuk membuang rasa sumpeknya dia dengan cepat keluar dari dalam kamar dan menuju ke dapur untuk membantu pekerjaan Bik Suti.

"Ada yang bisa aku bantu bi?" Tanya Alena kepada Bik Suti yang terlihat sibuk di dapur.

"Ohhh nggak usah non, biar bibik saja yang mengerjakannya, Non Alena sebaiknya istirahat saja," Jawab Bik Suti melihat Alena ingin membantunya.

"Bik, kalau kantor Amor di daerah mana bik?" Tanya Alena kepada Bik Suti.

"Bibik kurang tahu pasti non, namun kalau bibik tak salah ingat kantornya di daerah Jakabaring, setahu bibik sih begitu," Jawab Bik Suti.

"Daerah Jakabaring ya bik?" Alena menegaskan lagi.

"Setahu bibik sih seperti itu non, namun bibik kurang tahu pasti juga sih non, emang ada apa non?" Tanya Bik Suti penasaran.

"Tidak apa-apa bik, aku merasa ada bahaya yang mengintai Amor," Jawab Alena.

"Ahhh mungkin perasaan non Alena saja," Jawab Bik Suti.

"Tok... Tok... Tok..."

Pintu depan tiba-tiba ada suara ketokan dengan cepat Bik Suti bersama Alena berlari kedepan.

Begitu pintu terbuka di depan pintu terlihat banyak orang, di antara orang-orang itu mereka melihat Amor di bopong berapa orang.

######

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • PARANORMAL CANTIK   Perang Penghabisan

    Alena yang sudah bersiaga, dengan cepat membungkus dirinya dengan sinar berwarna merah terang.Ketiga lawan melihat tubuh Alena terbungkus sinar merah terang sejenak terkesiap namun tetap nekat meneruskan serangannya.Ketika tubuh ketiga orang itu menghantam cahaya terang yang membungkus tubuh Alena dalam sekejap ketiga tubuh itu terbanting kebelakang."Sudah aku bilang kalian tidak ada apa-apa sebab kalian tidak lebih dari kacung, namun kalian masih nekad menyerangku," ejek Alena melihat ketiga orang itu terbanting.Mendengar ejekan Alena dengan cepat ketiga penyerang tanpa memperdulikan rasa sakit dari hantaman Alena segera bangkit dan kembali menyerang Alena.Namun kali ini Alena memakai Cahaya merah yang berbentuk tali namun pada ujung cahaya itu berbentuk lancip.Lawan yang menyerang Alena begitu tali cahaya tersebut bergerak segera berhamburan untuk men

  • PARANORMAL CANTIK   Sebuah Kejutan

    "Mbak, gawat kenapa mbak?" tanya Alena di telpon."Warga mengamuk tanpa sebab, pasukan kewalahan menghadapinya kami sudah mendatangkan pasukan cadangan namun belum bisa menangani situasi," jelas Mbak Devi dengan napas yang memburu sama seperti Kapten Japar."Kalau begitu ada baiknya bawa mundur pasukan, dan adakan penjagaan di luar lokasi warga mengamuk, sambil selamatkan warga yang tidak mengamuk," jelas Alena lagi."Ini sedang kami upayakan, kamu di mana?" tanya Mbak Devi."Aku sedang menuju pusat kota, dimana lokasi warga mengamuk?" tanya Alena."Sekarang hampir di semua wilayah kota warga mengamuk, kita harus mencari solusinya," jawab Mbqk Devi."Baik mbak, aku menuju ke pusat kota membantu menangani wilayah itu," jawab Alena sambil mematikan hanphonenya.Dengan cepat Alena bersandar dikurdi penumpang mobil yang di kemudikan Bagus, se

  • PARANORMAL CANTIK   Pakau

    Suara ledakan keras yang di timbulkan benda itu memekakkan telinga Alena dan Bagus.Dengan cepat Alena meloncat untuk berlindung, air yang tadi ada di dalam baskom membasahi tempat itu.Benda yang ada di dalam air itu meledak tidak meninggalkan sisa sedikitpun, seperti menguap di udara benda itu menghilang begitu saja.Alena yang keluar dari balik kursi karena berlindung menggelengkan kepalanya menyaksikan benda di hadapan mereka itu meledak tanpa sebab.Begitu dia bangkit dia melihat di pintu seperti ada kelebat orang berlari meninggalkan runah kediamannya.Dengan cepat Alena berlari menuju pintu dan mengejar ke arah bayangan orang tersebut hilang.Cukup lama Alena mengejarnya namun sampai di ujung lorong yang tak jaih dari rumahnya dia tidak menemukan orang yang dia kejar.Merasa kesal karena orang yang dia kejar tidak dapat di temukan,

  • PARANORMAL CANTIK   Surat Tantangan

    Malam hari yang menyelimuti Kota Palembang membuat aktifitas siang hari yang semarak berganti dengan malam yang begitu berbeda.Alena yang sedang ada di kamar kaget mendengar teriakan Bagus dari luar, dengan cepat Alena buru-buru keluar kamar."Ada apa Bagus?" Tanya Alena dengan suara lembut."Ada orang yang datang non dia bilang utusan," Jawab Bagus.Alena melihat tangan kanan Bagus seperti mencengkram leher seseorang, orang itu terlihat sangat menderita karena leherbya tercekik tangan bagus."Lepaskan, orang itu bisa mati," Alena berkata kepada Bagus.Setelah tangan Bagus lepas dari lehernya terlihat pemuda itu dengan terburu-buru menarik napas untuk memenuhi paru-parunya dengan oksigen."Kawan sekarang kamu bisa mengatakan apa yang kamu bawa," Alena berkata lembut."Baaiik," Jawab Pemuda itu dengan tubuh gemetar.

  • PARANORMAL CANTIK   Kiriman Dewa Tertinggi

    Pagi-pagi sekali Bagus dan Alena sudah kelihatan duduk di teras depan, Alena sedang seksama mendengarkan penjelasan Bagus mengenai hasilnya dari hutan Purwosari.Ketika mereka sedang berbincang di teras rumah tiba-tiba dari arah gerbang terlihat satu sosok tubuh yang memencet bel berapa kali."Sepertinya ada tamu dari jauh, buka gerbang dan ajak tamu kita masuk," Alena berkata kepada Bagus.Mata Alena terbelalak melihat sosok setengah baya yang ada di belakang Bagus, di tangan sosok itu terlihat memegang sesuatu."Ada apa non?" tanya Bagus bingung melihat reaksi Alena ketika melihat tamu yang ada di belakangnya.Alena tak menghiraukan pertanyaan dari bagus, dia langsung berdiri dan membungkuk hormat terhadap tamu yang abru datang itu.Bagus yang bingung mengernyitkan keningnya melihat melihat reaksi yang di tunjukkan oleh Alena."Dewa Kur

  • PARANORMAL CANTIK   Wejangan Dewa Jagatnata

    Bersama dengan suara ledakan itu tersebut ikut juga meledak tubuh Bidadari Kuning yang membuat tubuh bidadari itu juga ikut lebur.Alena yang sudah menarik kekuatannya badannya langsung jatuh berlutut badannya bergetar menunjukkan dia menangis karena kematian sahabatnya itu.Bersamaan dengan itu juga samapi di tempat itu Bagus bersama dengan Adisaka."Dimana Bidadari Kuning?" tanya Adisaka."Dia sudah menebus semua kesalahannya," jawab Alena sambil menghapus air matanya."Itu bukan kesalahan kamu, Bidadari Kuning Sudah menerima akibat dari perbuatannya, lebih baik sekarang kamu tenangkan diri kamu dahulu sebab masalah ini belum akan selesai dengan matinya bidadari kuning," Adisaka mencoba menghibur Alena."Iya aku tahu, masih ada Raja Kegelapan yang harus di hancurkan," jawab Alena."Baiklah aku akan melaporkan ini pada paman, mungkin sek

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status