Home / Pendekar / PEDANG NAGA LANGIT / Bab 173 – Lembah Para Jiwa Hilang

Share

Bab 173 – Lembah Para Jiwa Hilang

Author: Andi Iwa
last update Last Updated: 2025-05-19 08:30:49

Li Feng menatap ke dalam lembah yang diselimuti kabut kelabu. Udara di sekitarnya terasa berat, seolah dipenuhi oleh bisikan-bisikan yang tak kasat mata. Setiap langkah yang diambilnya menggema, menciptakan irama yang menyeramkan di antara keheningan.

"Hati-hati, Li Feng," bisik Mei Yue yang berjalan di sampingnya. "Tempat ini bukanlah dunia yang kita kenal."

Li Feng mengangguk, matanya tetap fokus menatap ke depan. Mereka telah melewati banyak rintangan untuk mencapai tempat ini, dan kini mereka berada di ambang kebenaran yang selama ini tersembunyi.

Kabut yang Menyesatkan

Kabut di lembah semakin tebal, menyelimuti segala sesuatu dalam bayangan abu-abu. Li Feng merasakan hawa dingin merayap di kulitnya, menusuk hingga ke tulang. Suara-suara aneh mulai terdengar, seperti bisikan yang memanggil-manggil namanya.

"Li Feng..."

Ia berhenti sejenak, mencoba mencari sumber suara terse
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • PEDANG NAGA LANGIT   Bab 174 – Api dan Salju

    Li Feng melangkah ke dalam arena yang dikenal sebagai "Api dan Salju", tempat ujian terakhir sebelum mencapai gerbang kultus Pedang Kegelapan. Di sekelilingnya, dinding-dinding es menjulang tinggi, memantulkan cahaya merah dari lava yang mengalir di bawah lantai kristal transparan. Setiap langkahnya terasa seperti menapaki batas antara kehidupan dan kematian. "Huh... tempat ini benar-benar menguji batas tubuh dan jiwa," gumam Li Feng sambil menahan rasa panas dan dingin yang menyerang bersamaan. Tiba-tiba, dari kejauhan, terdengar suara tawa yang familiar namun mengerikan. "Li Feng... akhirnya kau sampai juga," suara itu bergema, disertai kemunculan sosok Mei Yue dalam wujud iblis. Matanya menyala merah, dan aura kegelapan menyelimuti tubuhnya. "Mei Yue? Tidak... ini pasti ilusi!" teriak Li Feng, mencoba meyakinkan dirinya sendiri. Namun, sosok itu mendekat, mengulurkan tangan dengan lembut. "Datanglah padaku, Li F

  • PEDANG NAGA LANGIT   Bab 173 – Lembah Para Jiwa Hilang

    Li Feng menatap ke dalam lembah yang diselimuti kabut kelabu. Udara di sekitarnya terasa berat, seolah dipenuhi oleh bisikan-bisikan yang tak kasat mata. Setiap langkah yang diambilnya menggema, menciptakan irama yang menyeramkan di antara keheningan. "Hati-hati, Li Feng," bisik Mei Yue yang berjalan di sampingnya. "Tempat ini bukanlah dunia yang kita kenal." Li Feng mengangguk, matanya tetap fokus menatap ke depan. Mereka telah melewati banyak rintangan untuk mencapai tempat ini, dan kini mereka berada di ambang kebenaran yang selama ini tersembunyi. Kabut yang Menyesatkan Kabut di lembah semakin tebal, menyelimuti segala sesuatu dalam bayangan abu-abu. Li Feng merasakan hawa dingin merayap di kulitnya, menusuk hingga ke tulang. Suara-suara aneh mulai terdengar, seperti bisikan yang memanggil-manggil namanya. "Li Feng..." Ia berhenti sejenak, mencoba mencari sumber suara terse

  • PEDANG NAGA LANGIT   Bab 172 – Undangan Darah dari Utara

    Langit di atas Kota Perbatasan Luoying berwarna kelabu pekat, seperti pertanda duka yang belum usai. Angin utara membawa aroma besi dan darah, menggulung debu dan bisikan tak kasatmata. Li Feng berdiri di atas gerbang kayu kota, memandangi gulungan surat yang diikat dengan benang merah—warna darah. "Hah... ini bukan sekadar tantangan," gumamnya, suara serak seakan tertahan dalam kerongkongan. Di tangannya, cap hitam berbentuk naga berbalut duri menandai pengirimnya: Penerus Pedang Kegelapan. Mei Yue berdiri di sampingnya, gaun putihnya berkibar diterpa angin. “Kalau kau pergi... kau tahu konsekuensinya, kan?” bisiknya pelan. Li Feng tidak menjawab. Matanya memandangi jauh ke utara, ke arah Pegunungan Hitam yang diselimuti kabut keabadian. Di balik puncak-puncak beku itulah kultus baru Shen Lu bangkit. Dan dari sanalah undangan darah itu dikirim, bersamaan dengan ancaman yang membakar seluruh penjuru negeri. "Kita tak bisa m

  • PEDANG NAGA LANGIT   Bab 171 – Penerus Pedang Kegelapan

    Li Feng berdiri di atas reruntuhan sebuah kuil kuno yang hampir seluruhnya tertutup lumut, membiarkan angin dingin utara menyapu wajahnya. Pedang Naga Langit yang kini terasa berat di tangannya mengingatkan dia pada segala pengorbanan yang telah ia lakukan. Namun, di balik ketenangan di luar, ada kekhawatiran yang membakar dari dalam hatinya. Setiap langkah yang dia ambil semakin mendekatkan dirinya pada ancaman yang tak terelakkan. Musuh yang tak pernah ia bayangkan—anak dari Kaisar Shen Lu—kini telah tumbuh dan menyebut dirinya sebagai Penerus Pedang Kegelapan. "Sialan," Li Feng bergumam, menatap reruntuhan kuil yang menjadi saksi bisu dari kebangkitan musuh terbesarnya. Nama itu kembali berputar-putar dalam benaknya, tak bisa ia singkirkan: Penerus Pedang Kegelapan. Anak itu, yang dahulu disembunyikan dalam bayang-bayang perang, kini menguasai kekuatan yang jauh melampaui apa yang pernah dibayangkan. Pendidikan yang diterimanya di sekte sesat utara t

  • PEDANG NAGA LANGIT   Bab 170 – Musuh Terakhir yang Bangkit

    Li Feng berdiri tegak di depan istana Kekaisaran, angin dingin meniup wajahnya, namun hatinya terasa lebih dingin dari segala yang ada di dunia ini. Sesuatu yang buruk akan datang, dan ia bisa merasakannya dengan kuat, meski langit cerah tak ada tanda-tanda apapun. Tidak ada yang tahu, bahkan para jenderal di sekitarnya, bahwa bayangan yang jauh lebih gelap dari apa pun sedang merayap ke arah mereka. Shen Lu. Nama itu menggema dalam benak Li Feng seperti kenangan pahit yang tak akan pernah hilang. Pemimpin kultus yang telah lama jatuh, namun sisa-sisanya tetap ada. Bahkan sekarang, ia tahu bahwa sisa-sisa itu tumbuh menjadi ancaman yang jauh lebih besar daripada sebelumnya. Sekelompok pengikut yang setia—bayangan yang terus berkembang di tempat yang tak terjangkau oleh para penjaga Kekaisaran—telah membentuk sekte baru. Mereka menyembah seseorang yang konon adalah anak dari Kaisar lama, seorang bayi yang disembunyikan selama perang demi menjaga kelangsu

  • PEDANG NAGA LANGIT   Bab 169 – Damai yang Tak Sempurna

    Desa kecil di pegunungan itu mulai bangkit dari luka-luka lama yang ditinggalkan oleh perang dan penderitaan. Li Feng dan Mei Yue, dua sosok yang dulunya terjerat dalam badai peperangan, kini mencari kedamaian di sini. Rumah kayu sederhana yang mereka bangun bersama tampak berdiri kokoh di bawah langit biru yang luas, jauh dari hiruk-pikuk ibu kota yang penuh intrik dan darah. Namun, meski tubuh mereka mungkin telah selamat, hati mereka masih terluka. Setiap kali Li Feng melihat Mei Yue, ada kenangan yang mengalir di dalam dirinya, kenangan tentang pengorbanan, tentang kehilangan, dan tentang cinta yang telah dipertaruhkan. Tetapi, meskipun dia merasa dekat dengan wanita itu, ada sesuatu yang masih membelenggu dirinya—sesuatu yang menghalangi kedamaian yang ia cari. Di malam yang tenang itu, mereka duduk berdua di luar rumah, menatap bintang-bintang yang menghiasi langit malam. Li Feng menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan pikirannya. Mei Yue d

  • PEDANG NAGA LANGIT   Bab 168 – Kepergian Tanpa Kata

    Li Feng berdiri di depan altar, matanya kosong menatap sosok yang terbaring di sana. Tidak ada kata yang bisa keluar dari bibirnya, tidak ada air mata yang bisa menetes lagi. Hanya hampa, seperti ada sebuah ruang yang membeku di dalam dirinya, yang semakin lama semakin membesar. Putri Ling’er sudah menyerahkan dirinya, tanpa ragu. Tentu saja, pengorbanan itu bukan tanpa beban. Sebelum ritual dimulai, ia sempat menatap Li Feng, memberikan senyuman yang lembut namun penuh kesedihan. "Setidaknya salah satu dari kita hidup bahagia," kata-katanya begitu tulus, meskipun ia tahu, kehidupan ini tidak akan pernah lagi sama setelah ini. Mei Yue, wanita yang telah mendampinginya dalam setiap langkah, yang telah menyelamatkan hidupnya berkali-kali, kini terbaring dengan tenang di sisi altar. Racun yang meracuni tubuhnya telah berhasil dikeluarkan. Semua itu berkat pengorbanan Putri Ling’er. Namun, bukan itu yang membuat Li Feng merasa begitu hancur. Ada sesuatu yan

  • PEDANG NAGA LANGIT   Bab 167 - Rahasia Makam Kaisar Naga

    Desiran angin dari dalam lorong bawah tanah makin terasa dingin. Bukan sekadar dingin biasa, melainkan dingin yang menggigit tulang, seperti hembusan napas arwah yang tak pernah lelah menunggu. Li Feng memejamkan mata sejenak, meresapi bisikan yang bergaung dari dinding batu tua. “Apakah ini… tempat itu?” bisiknya. Putri Ling’er menggenggam erat lengan bajunya. “Li Feng… aku bisa merasakannya. Sesuatu yang kuno… sesuatu yang sangat tua… menunggu kita di sana.” Langkah kaki mereka menyusuri lorong sunyi yang diterangi cahaya lentera biru kehijauan dari jimat pengusir roh yang digantung di ujung tombak Li Feng. Bayangan mereka terpantul remang-remang di dinding batu yang lembap. Setiap langkah terasa berat, bukan karena beban tubuh, tapi beban sejarah. “Tempat ini dibangun bukan hanya untuk menyimpan jenazah,” ujar Li Feng lirih. “Ada sesuatu yang dijaga… sesuatu yang ingin dilupakan dunia.”

  • PEDANG NAGA LANGIT   Bab 166 – Dilema Pendekar Suci

    Angin malam menggigit tulang saat Li Feng berdiri mematung di hadapan dukun gila itu. Bau dupa aneh memenuhi udara, dan di dalam gubuk reyot yang hanya diterangi cahaya kuning dari lentera bambu, suara burung hantu bersahutan dengan lolongan serigala dari kejauhan. Tubuhnya tak bergerak, tapi hatinya berkecamuk. "Kau harus membunuh satu orang tak bersalah... demi menyelamatkan nyawanya," ulang sang dukun dengan suara serak, seperti suara daun kering yang digerus angin. "Tidak... tidak... itu bukan pilihan...!" Li Feng menggertakkan giginya. "Ada cara lain, pasti ada!" Dukun itu tertawa, getir dan panjang. "Pendekar suci, hah... Tapi bahkan dewa pun menuntut harga. Tak ada mukjizat tanpa tumbal." Li Feng mengepalkan tinjunya. Tangannya bergetar. Dadanya naik turun dengan napas tertahan. Wajah Mei Yue—pucat, lemah, tapi tetap tersenyum di balik rasa sakitnya—terbayang jelas dalam benaknya.

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status