Home / Rumah Tangga / PELAKOR BERKEDOK SYAR'I / MERASA TERSISIHKAN....

Share

MERASA TERSISIHKAN....

last update Huling Na-update: 2024-12-31 18:30:58

Clara semakin tersudut mendengar apa yang diucapkan oleh sang ibu mertua. Jemari tangannya sampai bertaut tiada henti, gelisah menyelimuti hatinya.

Andai yang bicara bukan ibu mertuanya, tentu saja Clara membalas ucapan sinis itu dengan perkataan yang sinis pula. Namun, karena yang bicara adalah ibunya Bagas, Clara tidak bisa melakukan hal itu seenaknya.

Meskipun tidak se-religus Anisa, Clara masih paham sikap sebagai istri dan menantu yang baik, yang berbeda antara ia dan Anisa hanya satu, penampilannya saja yang belum bisa syar'i seperti Anisa.

"Biasanya, kalau aku pulang, aku menyetrika baju Bagas yang akan dipake besok untuk kerja, dan-"

"Apa tugas seorang istri itu hanya menyeterika pakaian? Bagaimana dengan yang lainnya? Bagas kelelahan pulang kerja, kamu pijitin tidak?"

"Aku-"

"Clara, Mama itu sudah bersabar lama melihat situasi pernikahan kalian yang seperti ini, harus ada perubahan, sudah penampilan kamu tidak tertutup, masih juga kamu lalai dengan tugas kamu sebagai istri, pernikahan seperti apa yang kalian lakukan sekarang?"

Clara yang tadinya ingin mengakhiri perdebatan jadi mengurungkan niatnya ketika sang ibu mertua justru semakin memojokkan dirinya, hingga....

"Ma, aku sudah bilang, situasi seperti ini juga bukan kemauan aku, Mama tahu sendiri perusahaan Bagas sedang perlu dana yang banyak untuk bisa stabil, aku cuma mau bantu, jadi aku minta maaf jika aku mengecewakan Mama untuk sekarang. Aku juga sudah bilang sama Nina, asistenku untuk tidak menerima tawaran yang aneh-aneh, jadi tolong Mama sabar dulu."

"Selalu kalimat itu yang kamu pakai untuk membenarkan tindakan kamu, bosan mendengarnya, mau sampai kapan aku melihat anakku punya istri seperti kamu?"

Setelah bicara seperti itu pada Clara, Berlina, ibu mertua Clara berlalu dari hadapan Clara meninggalkan Clara yang hanya bisa menatapnya dengan perasaan sesak.

***

Clara pulang cepat hari ini. Sebenarnya, bukan karena ia pulang lebih awal, tapi karena ia berusaha untuk pulang lebih cepat agar Bagas dan ibu mertuanya tidak lagi mempermasalahkan dirinya yang tidak mengurus suami seperti yang sudah-sudah.

Wanita berambut panjang tersebut membayangkan raut gembira akan diberikan oleh suami dan mertuanya jika ia mengusahakan untuk pulang cepat.

Namun, saat turun dari taksi, dan masuk ke dalam rumah, Clara dibuat terkejut karena ia melihat ada Anisa di ruang tamu sedang bercanda dengan ibu mertuanya dan juga Bagas.

Jemari tangan Clara mencengkram erat ujung pakaiannya menahan perasaan sesak yang tiba-tiba datang karena pemandangan seperti itu justru tidak pernah ia alami selama ia menikah dengan Bagas.

"Eh, Clara. Tumben kamu pulang sore? Mama pikir kamu pulang tengah malam lagi, jadi Mama minta bantuan Anisa untuk menemani Mama masak untuk Bagas."

Ibu mertua Clara yang pertama kali menyapa Clara. Hingga Clara berusaha untuk menahan perasaan sesaknya karena biar bagaimanapun, Anisa adalah tamu.

Anisa bangkit dan melangkah mendekati Clara lalu mengulurkan tangannya ke arah Clara.

Dengan ragu, Clara menyambut uluran tangan Anisa dan membiarkan Anisa mencium pipi kiri dan kanannya.

"Apa kabar, Ara. Tambah cantik saja kamu, masya Allah, baru pulang kerja?"

Anisa memuji Clara, tapi entah kenapa, Clara tidak merasa senang mendengar pujian tersebut karena kesannya terlalu dipaksakan.

"Aku baik."

Clara menyahut singkat sambil memberikan senyuman tipis pada Anisa. Anisa kembali duduk, dan Clara merasa canggung untuk bersikap, antara bergabung atau tidak.

Akhirnya, Clara memutuskan untuk bergabung, sekedar menghargai Anisa sebagai tamu, dan ia istri tuan rumah. Namun yang ada, Clara seperti tersisih. Selama berbincang, Bagas dan ibu mertuanya sama sekali tidak pernah memberikan kesempatan dirinya ikut bicara.

Clara dibiarkan menjadi pendengar saja, sampai akhirnya, Clara memutuskan untuk masuk kamar dengan alasan ingin mandi karena sebentar lagi magrib.

Di kamar, Clara masih mendengar suara senda gurau Bagas dan ibu mertuanya bersama Anisa, sampai akhirnya, ia melihat Bagas mengantarkan Anisa pulang, dan ini membuat Clara tidak terima.

Ia meraih ponselnya dan menulis pesan pada Nina, asisten pribadinya sekaligus sahabatnya.

[Nin, muslimah itu boleh enggak sih, dianter pulang suami orang?]

Pesan Clara terkirim dan langsung dibaca oleh Nina.

[Maksud kamu, perempuan yang menutup dirinya dengan pakaian tertutup? Terus boleh enggak dibonceng suami orang?]

Nina tidak paham dengan isi pertanyaan Clara, hingga Clara jadi mengurungkan niatnya untuk menanyakan hal itu lebih lanjut, khawatir Nina tahu yang sedang mereka bicarakan adalah suaminya.

[Sudahlah. Aku tadi cuma iseng, aku mandi dulu]

Nina mengerutkan keningnya membaca pesan Clara yang semakin aneh. Ia melihat Clara tidak lagi online, tapi Nina tetap mengirim pesan balasan.

[Yang kita bicarakan siapa? Bagas? Dia nganter Anisa pulang? Atau dia jemput Anisa? Bagas izin sama kamu, enggak? Situasinya kritis, enggak? Misalnya Anisa lagi sakit terus Bagas cuma mau nolongin?]

Awalnya, Clara tidak mau membuka pesan dari Nina karena ia tadi sudah memberikan alasan bahwa ia ingin mandi, namun, notifikasi pesan Nina membuat ia ingin membuka pesan tersebut, hingga Clara terdiam ketika tebakan Nina lagi-lagi tepat sasaran.

"Kalo aku ngomong, Bagas nganter Anisa, apa kata Nina? Aku enggak mau Bagas buruk di mata Nina...."

Clara bicara pada dirinya sendiri, dan ia mengetik pesan balasan pada sahabatnya tersebut.

[Bukan Bagas, aku cuma nanya aja, enggak papa, enggak usah dijadikan pikiran. Aku mandi dulu, ya?]

Nina tidak percaya Clara baik-baik saja meskipun isi pesan Clara meyakinkan dirinya bahwa perempuan itu baik-baik saja.

Walaupun ia akhirnya patuh tidak lagi mengirim pesan berisi pertanyaan pada Clara, namun, Nina bertekad ingin mencari tahu, apa yang sebenarnya terjadi dengan sahabatnya tersebut.

Sementara itu, Clara bukannya langsung mandi seperti yang dikatakannya pada Nina. Perempuan itu berusaha untuk menahan diri untuk tidak menangis karena entah kenapa rasanya hatinya menjadi perih.

Mengapa Bagas tidak minta izin dirinya dulu untuk mengantarkan Anisa? Apakah suaminya itu juga menjemput Anisa lalu Anisa dibawa ke rumah mereka saat ia masih bekerja? Ini bukan yang pertama kalinya, dan ia heran mengapa hal itu kerap terulang.

Sudah sejak kapan Anisa ada di rumahnya sampai bisa masak bersama dengan ibu mertuanya?

Perasaan Clara benar-benar sangat hancur sekarang.

Ketika Clara larut dalam perasaan sesaknya, pintu kamar terbuka, dan Bagas masuk seperti tidak sedang melakukan kesalahan apapun pada istrinya.

Ini membuat Clara merasa harus mengajak Bagas bicara. Wanita itu bangkit dari atas tempat tidur mereka, dan melangkah ke arah suaminya yang melepas pakaiannya seperti ingin mandi.

"Kenapa harus kamu yang nganterin Anisa? Apa saat dia ke sini, kamu juga yang jemput dia?" tanya Clara berusaha bicara tanpa meninggikan suara dan pertanyaannya membuat Bagas memandangnya dengan tatapan mata tidak suka.

"Kenapa memangnya? Kamu keberatan dan cemburu lagi, aku mengantar jemput Anisa?"

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    PELAKOR BERKEDOK SYAR'I (END)

    Situasi di tempat itu jadi kacau, Anisa yang tidak terima dengan apa yang sudah terjadi hanya bisa histeris seperti orang gila, hingga mau tidak mau Hasnah dan ibunya berusaha menenangkannya sementara Bagas setelah menalak cerai Anisa segera keluar dari ruangan itu tidak peduli Anisa berteriak untuk mencegahnya.Pria itu benar-benar marah besar hingga untuk memandang wajah Anisa saja ia merasa sangat muak.Perasaan marah Bagas berbaur dengan perasaan bersalah Bagas pada sang mantan istri, Clara. Berbagai macam penyesalan Bagas sepertinya tidak akan cukup untuk membuat ia menebus kesalahannya pada perempuan yang ternyata tidak bersalah sama sekali tersebut.Bagas benar-benar hancur, ia membuat Clara pergi darinya padahal perempuan itu yang sangat baik untuk menjadi istrinya. "Clara, kamu di mana Sayang. Maafkan aku. Aku sangat bersalah padamu."Bagas mengucapkan kalimat itu berkali-kali dalam rasa sakit dan hancur yang sekarang menguasai perasaan dan juga hatinya.***"Bagaimana Papi

  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    DICERAIKAN BAGAS!

    Kayaknya, dia memang memprihatinkan sekarang, penampilannya biasa selalu gagah, tapi sekarang seperti tidak terurus, pelakor berkedok syar'i nya itu ternyata tidak bisa mengurus dia, beda sama Clara, saat Bagas bersama Clara, Bagas terlihat sangat terawat.Hati Nina bicara seperti itu ketika ia menatap penampilan Bagas yang terlihat lusuh. Membuat amarahnya yang tadinya meledak ledak terpaksa ditahannya."Aku benar-benar tidak tahu Clara sekarang di mana. Dia merasa Samarinda ini membuat hatinya tidak bisa untuk tidak hancur. Apa yang kamu lakukan itu sudah sangat keterlaluan, Bagas, kamu yang selingkuh tapi kamu juga yang menuduh Clara selingkuh."Nina bicara seperti itu dengan nada suara yang menurun tidak tinggi seperti tadi meskipun sebenarnya ia tetap marah pada Bagas, namun karena melihat keadaan Bagas yang sekarang, Nina jadi berusaha untuk menahan diri untuk tidak melampiaskan kemarahannya."Aku menyesal, Nina. Aku harap sebagai sahabatnya bantu aku untuk bertemu dengannya, k

  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    BAGAS TERPURUK

    Ditatap seperti itu oleh Bagas, tidak membuat Anisa jadi khawatir. Menurut Anisa, ia sekarang harusnya diperlakukan seperti raja karena sudah banyak mengorbankan diri untuk membuat mereka tetap tinggal di rumah mewah."Kamu tidak seharusnya tidak shalat, kan? Apalagi kamu berpakaian syar'i, apa kata orang?" kata Bagas dan perkataannya itu membuat Anisa melangkah mendekatinya."Terus kamu sendiri? Apa pernah shalat? Kita semua itu munafik, enggak usah saling mengkritik!""Aku shalat! Kamu yang tidak pernah!" bentak Bagas kesal dengan sikap perlawanan Anisa."Oh, kamu shalat?""Clara selalu bilang, meskipun belum sepenuhnya menjadi orang yang taat, setidaknya shalat tetap dilakukan, masalah diterima atau tidak, itu urusan belakangan, yang penting dilakukan."Telapak tangan Anisa mengepal mendengar perkataan Bagas yang menyebut Clara segala."Kamu cari dia lagi di luar?" katanya, melupakan sejenak perdebatan mereka tentang shalat. "Aku cari dia atau tidak itu bukan urusan kamu!" jawab

  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    ANISA MULAI DICURIGAI

    "Pi, perempuan yang Papi sukai sudah bercerai dari suaminya, Papi pasti berniat untuk mendapatkan dia, kan?" Telapak tangan Pak Christ mengepal mendengar apa yang dikatakan oleh sang anak. Namun, ia tidak mau terpancing karena tidak mau bertengkar dengan anaknya. "Carli, Papi mengaku salah sudah khilaf berbuat itu, tapi Papi harap, jangan benci Papi, jangan rusak dirimu sendiri, kau masih punya adik yang harus diberikan contoh baik, Papi gagal, tapi aku harap kamu tidak." "Jadi, Papi mau mengaku salah di hadapan mami?" "Berikan Papi waktu, suatu saat, Papi akan berterus terang pada ibumu, tapi tidak sekarang, dan kamu jangan seperti ini, Papi mengandalkan kamu, Carli." "Aku mau bertanya, apa saja yang sudah Papi lakukan pada Anisa?" "Kenapa kamu bertanya seperti itu?" "Papi jawab saja, apa yang pernah Papi lakukan padanya selain memasuki dia dari belakang?" ulang Carli dengan nada suara meninggi pertanda emosinya berusaha untuk ditahan. "Sudahlah. Tidak perlu dibahas

  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    SAMA-SAMA PERGI

    Namun, pria yang tidak lain adalah Sean itu tidak peduli dengan reaksi Bagas atas apa yang ia ucapkan tadi. Pria itu segera mengajak Clara beranjak dari tempat itu meninggalkan Bagas yang hanya bisa menggertakkan rahangnya karena sangat marah luar biasa.Sean membawa Clara masuk ke dalam mobilnya tanpa peduli Bagas masih tetap memperhatikannya. "Kamu tidak apa-apa?" tanya Sean melihat wajah Clara yang kelihatan pucat. "Enggak papa. Aku cuma ingin menjauh dari Bagas secepatnya."Sean mengangguk mendengar apa yang dikatakan oleh Clara. Ia segera menstater mobilnya dan mengendarai mobilnya meninggalkan tempat itu secepatnya.***Pasca perceraian yang sudah terjadi, Clara menolak ketika Sean mengajaknya untuk mengadakan jumpa pers di media agar nama baiknya kembali bersih setelah video tidak senonoh itu beredar akibat ulah Bagas. Namun, bantuan Sean yang bisa menghapus video itu di berbagai media yang sudah tersebar berkelanjutan diterima oleh Clara, dan sekarang video itu sudah tidak

  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    ANISA KEGUGURAN?

    "Mas, apa yang kamu lakukan?!" teriak Anisa sekerasnya agar ia bisa menghentikan perbuatan Pak Christ yang brutal membuka kedua pahanya.Namun, teriakan Anisa tidak dihiraukan oleh Pak Christ. Pria itu membuka celananya dengan cepat sementara satu tangannya menahan pergerakan Anisa yang ingin menutup kembali kedua pahanya karena khawatir posisi itu akan membuat Pak Christ melakukan sesuatu yang tidak ia inginkan. Namun, Pak Christ yang sudah sangat marah lantaran tidak terima Anisa menganggu sang anak semakin sulit untuk dilawan. Pria itu membabi buta tidak peduli dengan teriakan kesakitan Anisa, ia mengarahkan kejantanannya pada milik Anisa tanpa melakukan pemanasan sama sekali dan tidak peduli Anisa tidak mengizinkan ia memasukinya dari depan karena khawatir ia keguguran. "Mas! Sakit!!" teriak Anisa untuk yang kesekian ketika kejantanan Pak Christ melesak masuk ke dalam miliknya secara paksa dan itu sangat menyakitkan karena ia tidak terangsang sama sekali.Perempuan itu berusaha

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status