Share

MEMBERI PERINGATAN!

Penulis: Mithavic Himura
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-01 11:56:43

"Aku istri kamu, Bagas. Harusnya, kamu izin aku dulu saat ingin mengantarkan dia!"

Mendengar apa yang diucapkan oleh Clara, Bagas tersenyum miring. Ia melangkahkan kakinya mendekati sang istri dan ia melipat kedua tangannya di dada.

"Izin? Jadi, sekarang kamu mempermasalahkan soal izin?" tanyanya dengan nada suara yang datar.

"Apa aku salah? Bukankah suami istri itu harus seperti itu?"

"Lalu, apakah kamu juga minta izin saat berpose dengan model pria teman kamu itu?"

"Astaghfirullah, Bagas, sudah aku katakan berulang kali, aku enggak pernah berpose kelewatan sama model pria, kami hanya berdiri bersisian, enggak mesra sama sekali!"

"Bagiku itu mesra! Bagi kamu yang tidak ada batasan, memang itu hal biasa, tapi aku tidak! Aku tidak suka!"

"Tapi ini sudah pernah kita bahas sebelumnya, kan, aku kembali jadi model juga untuk kamu, buat bantu kamu menopang kebutuhan kita!"

"Kamu bisa kan, terima job tanpa model pria? Bisa, kan berfoto sendirian atau sama model perempuan? Gitu aja harus diberitahu, kamu memang tidak pernah menghargai perasaanku sebagai suami!"

Setelah bicara seperti itu, Bagas berbalik dan melangkah menuju kamar mandi untuk segera mandi, tapi suara Clara menghentikan gerakannya, dan Bagas berhenti tapi tidak berpaling.

"Aku sudah bilang sama Nina, aku enggak menerima tawaran berfoto dengan model pria lagi, jadi, aku harap, kamu juga enggak terlalu dekat dengan Anisa!"

Perkataan Clara membuat Bagas membalikkan tubuhnya, dan menatap wajah Clara dengan tatapan mata tidak suka.

"Hanya melakukan satu tuntutan dariku kamu sudah bisa balik menuntut? Lagipula, apa salahnya dengan Anisa? Dia tidak seksi seperti kamu saat pemotretan, tubuhnya tertutup rapat, sopan, kenapa kamu merasa dia itu ancaman?"

"Karena aku merasa enggak nyaman sama dia, Bagas. Enggak nyaman karena ibu kamu terlalu membanggakan dia!"

"Jadi, karena itu kamu benci Anisa?"

"Aku enggak benci dia, aku cuma antisipasi, aku enggak mau dia jadi duri dalam pernikahan kita!"

"Yang jadi duri dalam pernikahan kita itu justru kamu, Clara! Kamu yang enggak bisa membuat ibuku suka sama kamu! Kalau kamu bisa membuat ibuku suka padamu, aku akan penuhi keinginan kamu, menjaga jarak dengan Anisa!"

Bagas tidak lagi memberikan kesempatan pada Clara untuk membantahnya. Ia benar-benar ke kamar mandi untuk mandi tidak peduli dengan perasaan Clara yang benar-benar merasa hancur mendengar ultimatum yang diberikan olehnya tadi.

Setelah perdebatan malam itu, Clara berusaha untuk mencari waktu agar bisa bertemu dengan Anisa.

Sebenarnya, Clara tidak terlalu tahu Anisa tinggal di mana, tapi, Clara tahu Anisa adalah seorang guru TK dan Bagas pernah memuji profesi perempuan itu mulia dibandingkan dengan profesinya sendiri yang menurut Bagas pamer tubuh.

Dari pujian Bagas, Clara pernah mendengar sekolah TK mana yang mempekerjakan Anisa. Setelah meluangkan waktu sedikit untuk mencari informasi, Clara akhirnya menemukan TK tersebut dan butuh waktu sedikit untuk bisa bertemu Anisa karena perempuan itu sedang mengajar.

Beberapa saat kemudian, Anisa menemui Clara dan mereka mengobrol di taman belakang sekolah, atas kemauan Anisa.

"Tumben, datang ke sini, Mbak?"

Setelah mengucapkan salam, Anisa melontarkan pertanyaan itu pada Clara.

Clara menjawab salam dari Anisa, dan ia menatap wajah yang terbingkai kerudung pashmina ungu itu sesaat.

Dia memang cantik. Anggun, dan sepertinya juga lembut, enggak kayak aku, yang kata Bagas jutek juga keras kepala, tapi apa aku salah, merasakan bahwa, perempuan ini adalah ancaman....

Hati Clara bicara, sambil menarik napas sesaat sebelum akhirnya ia menjawab pertanyaan Anisa.

"Ada yang ingin aku bicarakan sama kamu, dan aku minta maaf, mungkin ini kurang nyaman didengar oleh kamu."

"Ya, sudah. Ngomong aja, Mbak."

"Aku enggak suka dengan kedekatan kamu dan suamiku."

Anisa terdiam mendengar apa yang diucapkan oleh Clara, tapi Clara tidak peduli, ia tetap bertekad akan membuat Bagas dan Anisa tidak terlalu dekat karena pasti akan menjadi sesuatu yang menghancurkan baginya.

"Kenapa baru ngomong sekarang? Bukannya semenjak kalian pacaran, aku dan Mas Bagas juga sudah berteman?"

Anisa seolah tidak suka diberikan peringatan seperti itu oleh Clara hingga ia melancarkan aksi protes dan ini cukup mengejutkan Clara.

Dia ini religius, tapi saat mendengar istri sah tidak suka dengan apa yang dilakukannya, kenapa dia justru balik memperlihatkan rasa tidak sukanya itu?

Clara membatin lagi, merasa janggal dengan Anisa yang dinilainya religius.

"Karena sekarang aku merasa terganggu, Anisa. Kalau dulu aku membiarkan saja pertemanan kalian, itu karena kurasa dulu itu masih wajar."

"Memangnya sekarang aku dan Mas Bagas terlihat tidak wajar?"

"Berhenti menyebut Bagas dengan sebutan Mas!"

"Kenapa? Aku menghormati dia, wajar dong aku manggil dia dengan sebutan itu!"

Anisa semakin banyak bicara, dan Clara semakin dibuat tercengang karena hal itu.

Clara yang mengira, Anisa adalah perempuan yang tidak banyak bicara sekarang benar-benar dibuat tidak percaya karena perempuan itu banyak bicara dan pandai mengolah kata.

Membuat rasa sungkan Clara yang pada awalnya menyelimuti hati Clara karena apa yang dilakukannya dinilainya keterlaluan lantaran Anisa religius jadi musnah seketika.

"Aku istri sah, Bagas, Anisa. Aku mohon sebagai sesama wanita, tolong hargai dan mengerti perasaan aku, jika kamu ada di posisi aku, mungkin kamu juga akan melakukan hal yang sama seperti yang aku lakukan, tolong, aku tidak mau bertengkar."

Clara menurunkan suaranya, berusaha untuk menetralisir perasaan emosinya karena biar bagaimanapun, tempat yang mereka pakai untuk bicara adalah sekolah, ia harus menjaga sikap.

"Mbak Clara. Aku bilangin sekali lagi, bukan aku yang mau ke rumah kalian waktu itu, itu kemauan ibunya Bagas, terus kalau kamu juga cemburu Bagas mengantarkan aku pulang itu juga kemauan ibunya Bagas, kenapa Mbak Clara marah-marah sama aku?"

"Aku tahu, Anisa. Tapi kamu bisa menolak. Bukan mengiyakan!"

"Kamu sudah ngomong soal ini sama ibunya Bagas?"

Clara terdiam, dan Anisa tersenyum kecut.

"Kamu bicara dulu aja sama mertua kamu, baru datang ke sini buat kasih peringatan sama aku."

Setelah bicara seperti itu pada Clara, Anisa berbalik dan ingin beranjak meninggalkan Clara, namun, Clara menahannya hingga ia mengurungkan niatnya untuk meninggalkan Clara.

"Kamu paham dengan agama lebih baik daripada aku, tentunya kamu tahu hukumnya apa mengganggu pernikahan orang lain, kan?" kata Clara dengan nada suara yang terdengar dingin.

Anisa membalikkan tubuhnya hingga kini ia kembali berhadapan dengan Clara. Ia menentang tatapan mata Clara dengan sorot mata yang sama tajamnya seperti apa yang dilakukan oleh Clara.

"Memangnya apa yang sudah aku lakukan sampai kamu mengatakan aku mengganggu pernikahan kamu? Dengar, Mbak, jangan hanya fokus menyalahkan orang lain, kamu bisa intropeksi diri sendiri enggak? Sudah becus, kah kamu sebagai istri Bagas?"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    PELAKOR BERKEDOK SYAR'I (END)

    Situasi di tempat itu jadi kacau, Anisa yang tidak terima dengan apa yang sudah terjadi hanya bisa histeris seperti orang gila, hingga mau tidak mau Hasnah dan ibunya berusaha menenangkannya sementara Bagas setelah menalak cerai Anisa segera keluar dari ruangan itu tidak peduli Anisa berteriak untuk mencegahnya.Pria itu benar-benar marah besar hingga untuk memandang wajah Anisa saja ia merasa sangat muak.Perasaan marah Bagas berbaur dengan perasaan bersalah Bagas pada sang mantan istri, Clara. Berbagai macam penyesalan Bagas sepertinya tidak akan cukup untuk membuat ia menebus kesalahannya pada perempuan yang ternyata tidak bersalah sama sekali tersebut.Bagas benar-benar hancur, ia membuat Clara pergi darinya padahal perempuan itu yang sangat baik untuk menjadi istrinya. "Clara, kamu di mana Sayang. Maafkan aku. Aku sangat bersalah padamu."Bagas mengucapkan kalimat itu berkali-kali dalam rasa sakit dan hancur yang sekarang menguasai perasaan dan juga hatinya.***"Bagaimana Papi

  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    DICERAIKAN BAGAS!

    Kayaknya, dia memang memprihatinkan sekarang, penampilannya biasa selalu gagah, tapi sekarang seperti tidak terurus, pelakor berkedok syar'i nya itu ternyata tidak bisa mengurus dia, beda sama Clara, saat Bagas bersama Clara, Bagas terlihat sangat terawat.Hati Nina bicara seperti itu ketika ia menatap penampilan Bagas yang terlihat lusuh. Membuat amarahnya yang tadinya meledak ledak terpaksa ditahannya."Aku benar-benar tidak tahu Clara sekarang di mana. Dia merasa Samarinda ini membuat hatinya tidak bisa untuk tidak hancur. Apa yang kamu lakukan itu sudah sangat keterlaluan, Bagas, kamu yang selingkuh tapi kamu juga yang menuduh Clara selingkuh."Nina bicara seperti itu dengan nada suara yang menurun tidak tinggi seperti tadi meskipun sebenarnya ia tetap marah pada Bagas, namun karena melihat keadaan Bagas yang sekarang, Nina jadi berusaha untuk menahan diri untuk tidak melampiaskan kemarahannya."Aku menyesal, Nina. Aku harap sebagai sahabatnya bantu aku untuk bertemu dengannya, k

  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    BAGAS TERPURUK

    Ditatap seperti itu oleh Bagas, tidak membuat Anisa jadi khawatir. Menurut Anisa, ia sekarang harusnya diperlakukan seperti raja karena sudah banyak mengorbankan diri untuk membuat mereka tetap tinggal di rumah mewah."Kamu tidak seharusnya tidak shalat, kan? Apalagi kamu berpakaian syar'i, apa kata orang?" kata Bagas dan perkataannya itu membuat Anisa melangkah mendekatinya."Terus kamu sendiri? Apa pernah shalat? Kita semua itu munafik, enggak usah saling mengkritik!""Aku shalat! Kamu yang tidak pernah!" bentak Bagas kesal dengan sikap perlawanan Anisa."Oh, kamu shalat?""Clara selalu bilang, meskipun belum sepenuhnya menjadi orang yang taat, setidaknya shalat tetap dilakukan, masalah diterima atau tidak, itu urusan belakangan, yang penting dilakukan."Telapak tangan Anisa mengepal mendengar perkataan Bagas yang menyebut Clara segala."Kamu cari dia lagi di luar?" katanya, melupakan sejenak perdebatan mereka tentang shalat. "Aku cari dia atau tidak itu bukan urusan kamu!" jawab

  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    ANISA MULAI DICURIGAI

    "Pi, perempuan yang Papi sukai sudah bercerai dari suaminya, Papi pasti berniat untuk mendapatkan dia, kan?" Telapak tangan Pak Christ mengepal mendengar apa yang dikatakan oleh sang anak. Namun, ia tidak mau terpancing karena tidak mau bertengkar dengan anaknya. "Carli, Papi mengaku salah sudah khilaf berbuat itu, tapi Papi harap, jangan benci Papi, jangan rusak dirimu sendiri, kau masih punya adik yang harus diberikan contoh baik, Papi gagal, tapi aku harap kamu tidak." "Jadi, Papi mau mengaku salah di hadapan mami?" "Berikan Papi waktu, suatu saat, Papi akan berterus terang pada ibumu, tapi tidak sekarang, dan kamu jangan seperti ini, Papi mengandalkan kamu, Carli." "Aku mau bertanya, apa saja yang sudah Papi lakukan pada Anisa?" "Kenapa kamu bertanya seperti itu?" "Papi jawab saja, apa yang pernah Papi lakukan padanya selain memasuki dia dari belakang?" ulang Carli dengan nada suara meninggi pertanda emosinya berusaha untuk ditahan. "Sudahlah. Tidak perlu dibahas

  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    SAMA-SAMA PERGI

    Namun, pria yang tidak lain adalah Sean itu tidak peduli dengan reaksi Bagas atas apa yang ia ucapkan tadi. Pria itu segera mengajak Clara beranjak dari tempat itu meninggalkan Bagas yang hanya bisa menggertakkan rahangnya karena sangat marah luar biasa.Sean membawa Clara masuk ke dalam mobilnya tanpa peduli Bagas masih tetap memperhatikannya. "Kamu tidak apa-apa?" tanya Sean melihat wajah Clara yang kelihatan pucat. "Enggak papa. Aku cuma ingin menjauh dari Bagas secepatnya."Sean mengangguk mendengar apa yang dikatakan oleh Clara. Ia segera menstater mobilnya dan mengendarai mobilnya meninggalkan tempat itu secepatnya.***Pasca perceraian yang sudah terjadi, Clara menolak ketika Sean mengajaknya untuk mengadakan jumpa pers di media agar nama baiknya kembali bersih setelah video tidak senonoh itu beredar akibat ulah Bagas. Namun, bantuan Sean yang bisa menghapus video itu di berbagai media yang sudah tersebar berkelanjutan diterima oleh Clara, dan sekarang video itu sudah tidak

  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    ANISA KEGUGURAN?

    "Mas, apa yang kamu lakukan?!" teriak Anisa sekerasnya agar ia bisa menghentikan perbuatan Pak Christ yang brutal membuka kedua pahanya.Namun, teriakan Anisa tidak dihiraukan oleh Pak Christ. Pria itu membuka celananya dengan cepat sementara satu tangannya menahan pergerakan Anisa yang ingin menutup kembali kedua pahanya karena khawatir posisi itu akan membuat Pak Christ melakukan sesuatu yang tidak ia inginkan. Namun, Pak Christ yang sudah sangat marah lantaran tidak terima Anisa menganggu sang anak semakin sulit untuk dilawan. Pria itu membabi buta tidak peduli dengan teriakan kesakitan Anisa, ia mengarahkan kejantanannya pada milik Anisa tanpa melakukan pemanasan sama sekali dan tidak peduli Anisa tidak mengizinkan ia memasukinya dari depan karena khawatir ia keguguran. "Mas! Sakit!!" teriak Anisa untuk yang kesekian ketika kejantanan Pak Christ melesak masuk ke dalam miliknya secara paksa dan itu sangat menyakitkan karena ia tidak terangsang sama sekali.Perempuan itu berusaha

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status