Share

TUNTUTAN DARI SUAMI

last update Last Updated: 2024-12-30 20:36:43

Mendengar apa yang dikatakan oleh Clara, Bagas jadi kesal. Menurutnya, istrinya tersebut meributkan sesuatu yang tidak seharusnya diributkan karena baginya itu adalah hal yang wajar.

Karena itulah, Bagas langsung melepaskan pegangan tangannya seketika.

Wajahnya terlihat sekali bahwa ia kesal. Kesal karena Clara membantah apa yang dikatakannya.

"Aku, kan sudah bilang, kamu dan Anisa itu berbeda, Anisa tidak pernah keluar rumah sendirian, dia selalu ditemani, jadi cara dia menjaga diri itu tidak sama seperti cara kamu menjaga diri kamu, dia lebih rentan diganggu, Clara!"

"Lebih rentan diganggu? Kenapa? Pakaian dia tertutup, siapa yang mau ganggu perempuan dengan pakaian tertutup seperti itu? Yang ada mereka bakal segan!"

"Nah, itu masalahnya!"

"Apa?"

Bagas berbalik dan menatap istrinya setelah tadi sempat memalingkan tubuhnya tidak mau memandang sang istri lantaran terlanjur kesal.

"Itu masalahnya aku bilang, kamu sudah tahu dengan memakai pakaian tertutup, kamu tidak akan diganggu pria meskipun ada juga yang mengganggu wanita dengan pakaian tertutup tapi tidak sebanyak wanita yang diganggu karena pakaiannya terbuka!"

Bagas bicara demikian dengan nada yang tegas, dan Anisa mendengar apa yang dikatakan oleh Bagas dengan sangat jelas, dan entah kenapa, ia sangat menyukai hal itu.

Suka, karena ternyata, Bagas lebih memuji penampilannya yang tertutup dibandingkan Clara, istri Bagas sendiri dan Anisa sangat bangga mendengar hal itu diucapkan oleh Bagas.

Rasa bangga itu membuat wajahnya yang terbingkai kerudung hitam menjadi merah merona, sehingga Anisa memalingkan wajahnya ke samping tidak mau Clara dan Bagas melihat perubahan wajahnya tersebut.

Sementara itu, Clara yang mendengar apa yang diucapkan oleh Bagas mau tidak mau tergugu di tempatnya.

Jemari tangannya menggenggam erat ujung pakaiannya berusaha untuk menahan gejolak perasaannya yang membuncah karena perkataan suaminya cukup menohok hatinya.

"Yank, aku tahu, ibu kamu sangat menyukai perempuan yang berpenampilan tertutup, tapi aku sekarang masih berproses, Yank, tolong jangan menekan aku seperti ini, aku juga ingin seperti wanita muslimah pada umumnya, tapi-"

"Tapi kamu terlalu asyik dengan dunia modeling kamu itu sampai kamu jadi berat untuk menutup aurat kamu, karena dengan seperti itu, kamu bebas berdekatan dengan pria di tempat kerja, kan?!" potong Bagas, dan ia langsung ingin berlalu meninggalkan sang istri setelah mengucapkan kata-kata itu pada Clara.

Namun, gerakannya terhenti karena Clara mencekal salah satu pergelangan tangannya, lalu menarik tangan itu untuk menjauhi Anisa agar apa yang mereka perbincangkan tidak terdengar telinga perempuan tersebut.

"Terlalu asyik kamu bilang? Gas, aku kerja lagi itu juga karena kamu, pengen bantu keuangan keluarga kita, kamu kesannya nyalahin aku banget sampe kamu ngomong kayak gitu!"

"Aku tahu, tapi ada banyak pekerjaan di kota ini, yang tidak mengharuskan kamu menjadi fotomodel, aku tahu kamu dari dulu suka jadi model, tapi, sekarang itu kamu sudah menikah, kamu paham itu!"

"Masalah ini pernah kita bahas sebelumnya, kenapa sekarang kita bahas lagi?" tanya Clara sarat luka.

Rasanya ia tidak bisa mencegah air matanya untuk turun ke pipi, tapi ia tidak mau itu terjadi lantaran sekarang mereka di tempat umum.

"Aku ingin kamu bikin ibuku bangga sama kamu...."

Nada suara Bagas menurun tatkala ia mengucapkan kalimat itu pada Clara.

"Aku akan melakukannya, tapi bertahap, beri aku waktu."

"Sampai kapan? Apa kamu mau, ibuku lebih dekat dengan Anisa daripada kamu?"

"Masalahnya itu bukan ibu kamu, tapi kamu, Bagas. Aku menikah sama kamu, bukan dengan ibu kamu, bukankah kamu mencintai aku? Kita menikah karena kita saling mencintai, kan?"

"Kamu benar, tapi alangkah bahagianya kalau istri aku itu bikin ibuku juga bangga, sudahlah, Anisa sudah terlalu lama menunggu, dia tidak terbiasa ada di luar rumah seperti ini sendirian, aku anter dia pulang dulu, ya?"

Tanpa menunggu tanggapan istrinya atas keputusannya yang ingin mengantarkan Anisa, Bagas beranjak, membuat Clara menggigit bibir, ingin mencegah ia khawatir mereka ribut lagi, hingga terpaksa wanita itu membiarkan Bagas yang menghampiri Anisa setelah itu mengajak perempuan itu meninggalkan dirinya sendirian.

***

"Kamu pulang malam lagi?"

Baru saja Clara masuk ke dalam rumah memakai kunci duplikat sebuah suara terdengar dan ternyata ibu mertuanya sudah berdiri di belakangnya yang saat itu sudah menutup pintu kembali.

Lagi-lagi, ibu mertuanya memergoki Clara pulang di atas jam 10 malam seperti sebelumnya.

Entah, sudah berapa kali sang ibu mertua memergokinya atau memang sang ibu mertua sengaja menunggunya pulang untuk tahu ia pulang jam berapa, Clara juga tidak tahu, tapi yang jelas itu bukan pertanda baik.

"Iya, Ma. Kerjaan aku lagi banyak, jadi harus pulang malam."

Sang ibu mertua melipat kedua tangannya di dada setelah mendengar apa yang diucapkan oleh Clara.

Wajahnya tidak menunjukkan bahwa ia senang atau prihatin mendengar penjelasan Clara, tapi justru terlihat sinis dan tidak suka.

"Makanya, suami kamu itu banyak ditemani Anisa dibandingkan kamu, kamu pergi pagi pulang malam, fungsi kamu apa sebagai istri?"

Ini bukan yang pertama, sikap sinis ibu mertuanya saat mengucapkan kalimat tersebut di hadapan Clara.

Namun entah mengapa, rasanya tetap sama ketika mendengar ucapan itu, tetap menyesakkan dan juga sakit.

Bayangan Bagas yang sedang bersama Anisa saat di pusat perbelanjaan berkelebat di benak Clara, apakah itu yang dimaksud oleh sang ibu mertua? Bagas lebih banyak ditemani wanita lain karena kesepian ia sering pulang larut?

"Maaf, Ma. Tapi ini cuma sementara kok, aku ambil tawaran banyak juga karena Bagas sedang kesulitan keuangan, kalau bukan karena itu, aku enggak akan ambil tawaran banyak-banyak biar pulang lebih awal."

"Dengan kata lain, kamu seperti ini karena Bagas? Kamu mau cari pembelaan, sekarang ini kamu pulang malam karena Bagas, iya?"

Nada suara sang ibu mertua meninggi, hingga menggema di ruang tamu rumah mereka.

"Ma, bukan kayak gitu, maksud aku itu, aku juga enggak mau kayak begini, selain capek, rawan juga pulang malam-malam seperti sekarang, tapi aku enggak bisa berbuat banyak karena keadaan yang menuntut aku kayak gitu."

"Pintar sekali kamu mencari alasan supaya kamu tidak disalahkan, kamu itu model senior, harusnya tanpa lembur pun kamu sudah bisa dapat uang banyak! Perhatikan juga suami kamu, dong!"

Clara menarik napas panjang mendengar ucapan ibu mertuanya dan jika ia terus meladeni yang ada perdebatan mereka akan berubah menjadi sebuah pertengkaran. Clara tidak mau itu terjadi.

"Iya. Maafkan aku. Aku berjanji meskipun sibuk, aku tetap tidak melupakan tanggung jawab aku sebagai istri, Ma."

"Tanggung jawab kamu sebagai istri? Kalau sudah malam seperti ini apa yang bisa kamu lakukan untuk Bagas? Saat kamu masuk kamar, Bagas pasti juga sudah tidur, mau melakukan tanggung jawab apalagi kamu untuk Bagas?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    PELAKOR BERKEDOK SYAR'I (END)

    Situasi di tempat itu jadi kacau, Anisa yang tidak terima dengan apa yang sudah terjadi hanya bisa histeris seperti orang gila, hingga mau tidak mau Hasnah dan ibunya berusaha menenangkannya sementara Bagas setelah menalak cerai Anisa segera keluar dari ruangan itu tidak peduli Anisa berteriak untuk mencegahnya.Pria itu benar-benar marah besar hingga untuk memandang wajah Anisa saja ia merasa sangat muak.Perasaan marah Bagas berbaur dengan perasaan bersalah Bagas pada sang mantan istri, Clara. Berbagai macam penyesalan Bagas sepertinya tidak akan cukup untuk membuat ia menebus kesalahannya pada perempuan yang ternyata tidak bersalah sama sekali tersebut.Bagas benar-benar hancur, ia membuat Clara pergi darinya padahal perempuan itu yang sangat baik untuk menjadi istrinya. "Clara, kamu di mana Sayang. Maafkan aku. Aku sangat bersalah padamu."Bagas mengucapkan kalimat itu berkali-kali dalam rasa sakit dan hancur yang sekarang menguasai perasaan dan juga hatinya.***"Bagaimana Papi

  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    DICERAIKAN BAGAS!

    Kayaknya, dia memang memprihatinkan sekarang, penampilannya biasa selalu gagah, tapi sekarang seperti tidak terurus, pelakor berkedok syar'i nya itu ternyata tidak bisa mengurus dia, beda sama Clara, saat Bagas bersama Clara, Bagas terlihat sangat terawat.Hati Nina bicara seperti itu ketika ia menatap penampilan Bagas yang terlihat lusuh. Membuat amarahnya yang tadinya meledak ledak terpaksa ditahannya."Aku benar-benar tidak tahu Clara sekarang di mana. Dia merasa Samarinda ini membuat hatinya tidak bisa untuk tidak hancur. Apa yang kamu lakukan itu sudah sangat keterlaluan, Bagas, kamu yang selingkuh tapi kamu juga yang menuduh Clara selingkuh."Nina bicara seperti itu dengan nada suara yang menurun tidak tinggi seperti tadi meskipun sebenarnya ia tetap marah pada Bagas, namun karena melihat keadaan Bagas yang sekarang, Nina jadi berusaha untuk menahan diri untuk tidak melampiaskan kemarahannya."Aku menyesal, Nina. Aku harap sebagai sahabatnya bantu aku untuk bertemu dengannya, k

  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    BAGAS TERPURUK

    Ditatap seperti itu oleh Bagas, tidak membuat Anisa jadi khawatir. Menurut Anisa, ia sekarang harusnya diperlakukan seperti raja karena sudah banyak mengorbankan diri untuk membuat mereka tetap tinggal di rumah mewah."Kamu tidak seharusnya tidak shalat, kan? Apalagi kamu berpakaian syar'i, apa kata orang?" kata Bagas dan perkataannya itu membuat Anisa melangkah mendekatinya."Terus kamu sendiri? Apa pernah shalat? Kita semua itu munafik, enggak usah saling mengkritik!""Aku shalat! Kamu yang tidak pernah!" bentak Bagas kesal dengan sikap perlawanan Anisa."Oh, kamu shalat?""Clara selalu bilang, meskipun belum sepenuhnya menjadi orang yang taat, setidaknya shalat tetap dilakukan, masalah diterima atau tidak, itu urusan belakangan, yang penting dilakukan."Telapak tangan Anisa mengepal mendengar perkataan Bagas yang menyebut Clara segala."Kamu cari dia lagi di luar?" katanya, melupakan sejenak perdebatan mereka tentang shalat. "Aku cari dia atau tidak itu bukan urusan kamu!" jawab

  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    ANISA MULAI DICURIGAI

    "Pi, perempuan yang Papi sukai sudah bercerai dari suaminya, Papi pasti berniat untuk mendapatkan dia, kan?" Telapak tangan Pak Christ mengepal mendengar apa yang dikatakan oleh sang anak. Namun, ia tidak mau terpancing karena tidak mau bertengkar dengan anaknya. "Carli, Papi mengaku salah sudah khilaf berbuat itu, tapi Papi harap, jangan benci Papi, jangan rusak dirimu sendiri, kau masih punya adik yang harus diberikan contoh baik, Papi gagal, tapi aku harap kamu tidak." "Jadi, Papi mau mengaku salah di hadapan mami?" "Berikan Papi waktu, suatu saat, Papi akan berterus terang pada ibumu, tapi tidak sekarang, dan kamu jangan seperti ini, Papi mengandalkan kamu, Carli." "Aku mau bertanya, apa saja yang sudah Papi lakukan pada Anisa?" "Kenapa kamu bertanya seperti itu?" "Papi jawab saja, apa yang pernah Papi lakukan padanya selain memasuki dia dari belakang?" ulang Carli dengan nada suara meninggi pertanda emosinya berusaha untuk ditahan. "Sudahlah. Tidak perlu dibahas

  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    SAMA-SAMA PERGI

    Namun, pria yang tidak lain adalah Sean itu tidak peduli dengan reaksi Bagas atas apa yang ia ucapkan tadi. Pria itu segera mengajak Clara beranjak dari tempat itu meninggalkan Bagas yang hanya bisa menggertakkan rahangnya karena sangat marah luar biasa.Sean membawa Clara masuk ke dalam mobilnya tanpa peduli Bagas masih tetap memperhatikannya. "Kamu tidak apa-apa?" tanya Sean melihat wajah Clara yang kelihatan pucat. "Enggak papa. Aku cuma ingin menjauh dari Bagas secepatnya."Sean mengangguk mendengar apa yang dikatakan oleh Clara. Ia segera menstater mobilnya dan mengendarai mobilnya meninggalkan tempat itu secepatnya.***Pasca perceraian yang sudah terjadi, Clara menolak ketika Sean mengajaknya untuk mengadakan jumpa pers di media agar nama baiknya kembali bersih setelah video tidak senonoh itu beredar akibat ulah Bagas. Namun, bantuan Sean yang bisa menghapus video itu di berbagai media yang sudah tersebar berkelanjutan diterima oleh Clara, dan sekarang video itu sudah tidak

  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    ANISA KEGUGURAN?

    "Mas, apa yang kamu lakukan?!" teriak Anisa sekerasnya agar ia bisa menghentikan perbuatan Pak Christ yang brutal membuka kedua pahanya.Namun, teriakan Anisa tidak dihiraukan oleh Pak Christ. Pria itu membuka celananya dengan cepat sementara satu tangannya menahan pergerakan Anisa yang ingin menutup kembali kedua pahanya karena khawatir posisi itu akan membuat Pak Christ melakukan sesuatu yang tidak ia inginkan. Namun, Pak Christ yang sudah sangat marah lantaran tidak terima Anisa menganggu sang anak semakin sulit untuk dilawan. Pria itu membabi buta tidak peduli dengan teriakan kesakitan Anisa, ia mengarahkan kejantanannya pada milik Anisa tanpa melakukan pemanasan sama sekali dan tidak peduli Anisa tidak mengizinkan ia memasukinya dari depan karena khawatir ia keguguran. "Mas! Sakit!!" teriak Anisa untuk yang kesekian ketika kejantanan Pak Christ melesak masuk ke dalam miliknya secara paksa dan itu sangat menyakitkan karena ia tidak terangsang sama sekali.Perempuan itu berusaha

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status