Share

Bab 03 • Lelaki Gila

Lift berdenting dan pintunya pun terbuka.

Angel yang tadi sempat sibuk kembali dengan pikirannya, sudah setengah berjalan masuk ke lift. Namun kemudian, langkahnya mendadak berhenti.

Lift yang dia tunggu, rupanya tidak kosong.

Ada seorang lelaki yang tengah berdiri sambil bersandar ke dinding lift, dengan kepala yang sedikit menunduk. Sikapnya memang terkesan cuek, tapi ada sesuatu pada lelaki itu yang entah mengapa membuat Angel merasa tidak nyaman.

Apakah lebih baik kalau dia menunggu lift yang lain saja, ya?

"Apa kamu berencana menjadi hantu gepeng?"

"Apa?"

Lelaki itu perlahan mendongak dan memandangnya, membuat Angel tanpa sadar terpukau. 

Kedua mata lelaki itu memiliki warna yang berlainan. Mata kanannya berwarna hijau seperti batu emerald, sementara yang satunya lagi berwarna amber.

"Halo? Nona? Apakah kamu akan masuk atau tidak?"

Bahkan sekedar mengalihkan pandangan pun terasa sulit. Memandangi sepasang mata yang berlainan warna itu membuat Angel seolah menemukan sebuah harta karun.

Ya, Tuhan. Benar-benar mengagumkan. 

"Nona, sekedar informasi, tapi sejak tadi kamu menahan pintu lift."

Angel mengerjap. Detik berikutnya, dia terperanjat ketika lelaki itu tiba-tiba menariknya masuk, membuatnya tersandung dan terhuyung. 

"Apa yang Anda lakukan?" hardik Angel, buru-buru menjauh dari lelaki yang tadi segera menangkapnya sehingga dia tidak benar-benar terjatuh. "Lepaskan! Jangan seenaknya menyentuhku!"

"Apakah ini adalah hari sialku? Aku baru saja pulang ke apartemenku setelah sekian lama dan langsung mengalami ini semua." Lelaki itu balas menggerutu, membuat Angel melotot ke arahnya. "Lagi pula, siapa orang yang sudah dengan bodohnya hanya berdiri diam di tengah pintu lift?"

"Apakah Anda baru saja mengatakan saya bodoh?"

"Memangnya, siapa lagi? Hanya ada dua orang di sini dan karena itu jelas bukan aku, maka pastinya orang yang satu lagi kan?"

Angel menghentakkan sebelah kakinya karena kesal. Lebih menyebalkan lagi ketika lelaki itu kembali bergumam dengan suara yang bisa dengan sangat jelas didengar. 

"Bagus. Selain bodoh, dia juga pemarah. Bahkan pendengarannya pun sedikit terganggu."

"Siapa yang baru saja Anda katakan pemarah tadi?"

"Oh, entahlah. Siapa, ya? Aku juga bertanya-tanya, siapa sebenarnya yang sejak tadi marah-marah?"

Selama sejenak, Angel hanya berdiri mematung. Belum pernah dia bertemu dengan orang yang begitu menyebalkan seperti ini. Sepasang matanya pun memicing, mengamati lelaki yang berada di depannya itu. 

Tampan adalah kata pertama yang tercetus dalam kepalanya. Lelaki ini memang tidak setampan Raka, tapi yang jelas wajahnya tidak bisa untuk diabaikan begitu saja. 

"Apalagi dengan warna matanya itu." Tanpa sadar, Angel bergumam.

Dia sedikit tersentak ketika lelaki itu tiba-tiba saja mendekat dan menyejajarkan wajah mereka. Bahkan, salah satu tangannya menumpu di dinding lift di belakang Angel, seolah hendak mengurung perempuan cantik itu.

"Apa yang Anda laku—"

"Bukankah tadi kamu sedang mengamati wajahku?" Punggung Angel semakin menempel di dinding lift karena lelaki itu yang juga semakin mendekatinya. "Jadi, dengan begini seharusnya kamu bisa lebih mudah dan leluasa kan? Nah, silakan. Lihat saja wajahku sesukamu."

Sedikit lagi mungkin Angel akan benar-benar meledak. Syukurlah tepat pada saat itu denting lift kembali terdengar, disusul oleh sepasang pintu besinya yang terbuka. 

"Kali ini, saya anggap tidak ada masalah dengan kelakuan kurang ajar Anda," desis Angel, menatap tajam ke sepasang mata yang berlainan warna tersebut. "Tapi untuk lain kali, jangan harap! Sekedar Anda tahu, saya adalah salah satu pegawai CC dan saya bisa meminta bantuan ke perusahaan tempat saya bekerja untuk membereskan lelaki mesum semacam Anda!"

Kedua alis lelaki itu menaik. Namun, yang lebih menyebalkan adalah fakta bahwa lelaki itu tidak juga mundur dan malah menatap Angel dengan pandangan tertarik.

"Minggir dan biarkan saya lewat, atau Anda akan merasakan penyesalan seumur hidup!"

Sebenarnya Angel sudah berniat hendak menendang selangkangan lelaki tersebut, apabila terpaksa. Dia diam-diam menghela napas lega karena lelaki itu sama sekali tidak melawan, sewaktu dia dorong menjauh.

Angel berjalan ke area parkiran mobil dengan terburu-buru. Sesampainya di dalam mobil, perempuan itu lantas menghirup udara sebanyak yang dia bisa.

Oh, Tuhan. Betapa kacau paginya hari ini. 

Melirik ke jam tangannya, dia lantas mengeluh. Rencana untuk mampir ke kafe langganannya terpaksa harus dia batalkan. 

"Dan ini semua gara-gara lelaki gila itu," gerutunya. Memejam, sekarang Angel berusaha untuk bisa menenangkan diri. 

Menarik napas dalam-dalam, sebenarnya dalam hati Angel pun bertanya-tanya.

Siapa sebenarnya lelaki tadi? Selama nyaris delapan bulan dia tinggal di apartemen ini, rasanya Angel tidak pernah melihatnya. 

"Semisal kami pernah bertemu atau sekedar berpapasan pun, tidak mungkin kalau aku sampai lupa dengannya." Angel bergumam. "Apalagi dengan kedua matanya yang berlainan warna itu, rasanya nyaris mustahil kalau aku sampai bisa melupakannya."

Lalu, siapa sebenarnya lelaki tadi? 

Menggeleng, Angel memutuskan untuk tidak memikirkan lagi soal itu.

"Sudahlah. Toh, seumur hidup aku juga tidak sudi untuk bertemu lagi dengannya!"

***

Comments (3)
goodnovel comment avatar
Fiiz Hap
ga pernah bergaul
goodnovel comment avatar
Yeni Erna
penisirin dengan pria yg ditemui dalam lift
goodnovel comment avatar
NURUL LAILI MUFIDA
karna cintamu angel hanya untuk adam hahahaha
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status