Share

III- MULAI USAHA

Di rumah ini kini Rere tinggal bersama Juna dan anak semata wayangnya, Juna mulai berpikir untuk merintis usaha sampingan untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. Hal itu di sampaikan pada Rere.

’’Aku pingin bikin usaha, kira kira usaha apa yang cocok ya,yang bisa aku lakukan setelah pulang kerja,’’ kata Juna,

Rere menjawab,’’Aku ndak tau, belum kepikiran, soale aku ndak pernah usaha apa-apa.’’

Juna menjawab sambil tertawa kecil,’’Ya, aku percaya, soalnya setelah sekolah kamu langsung menikah ’’

Sambil membaca koran yang di bawa Juna dari kantor, ternyata Juna menemukan salah satu pabrik detergen yang membutuhkan agen. Juna bermaksud untuk mengambil kesempatan tersebut. Hal itu segera di sampaikan pada Rere sambil menunjukkan berita yang ada di koran tersebut.

            Juna berencana untuk berdagang sabun mandi dan sabun detergen. Rencananya akan di jalankan setelah pulang kerja. Juna mengutarakan maksudnya kepada Rere.

“Dek, aku punya niat untuk jual sabun detergen dan sabun mandi, gimana pendapatmu?”,

Rere menjawab,”Dari mana ambil barangnya ?”

Juna menjawab,”Aku ambil langsung dari distributornya, Aku minta modalnya ya? Pertama saya tidak beli banyak dulu, kan masih promosi, lagian juga uangnya tidak ada kan?”

Rere menjawab,”Iya, memang uangnya menipis, tapi kalau memang untuk usaha ya silahkan’.

 Dengan modal pas pasan dari Rere, Juna mulai usahanya itu, Dia pergi ke distributor sabun untuk membelinya. Sabun mandi dan deterjen yang di jual Juna

tergolong baru. Belum ada yang menjual sebelumnya, jadi Juna butuh waktu yang lama untuk memasarkan barang dagangannya. Akhirnya barang yang di bawa Juna berhasil di titipkan disalah satu toko yang cukup besar. Dengan sistem saling percaya Juna menitipkan barang dagangannya di beberapa toko, sampai yang di rumah sudah tidak ada. Tiap hari Juna mengecek barang di toko laku atau tidak. Setelah berjalan tiga bulan, usaha sabun yang dia jalankan tidak ada kemajuan. Juna mencoba untuk menitipkan barang di tempat lain ,bukan berarti toko yang sebelumya dititipi tidak di tinggali. Dengan begini semakin banyak toko yang Juna titipi, untuk jual barangnya. Usahanya itu di lakukan setelah pulang kerja.

            Tiap hari keliling menitipkan barang dan mengecek barang yang sudah dititipkan ditoko, Suatu hari ada yang beli tapi tidak banyak, hanya sedikit yang laku. Padahal kebutuhan tiap hari selalu ada. Dari sebagian hasil panjualan sabun mandi dan deterjen yang laku itu, Juna berikan kepada Rere.  Rere menyimpannya dan berharap usaha Juna berjalan dan ada peningkatan.

            Tapi keadaan tidak demikian,semakin hari tidak ada barang yang laku. Tiap Juna ke toko yang dititipi barang masih utuh.  Hingga akhirnya Juna memutuskan untuk berhenti dengan usaha sabun dan deterjen itu. Sebagian sabun yang masih ada di toko di bawa pulang karena tidak laku. Ada juga yang tidak kembali karena toko yang dititipi bangkrut dan pemiliknya kabur.

            “Dek, aku mau ambil semua sisa barang yang masih di toko pasarnya tidak bagus.” kata Juna sebelum berangkat keliling.

Rere menjawab,”Lha terus gimana? uangnya tidak balik dong, belum lagi ada yang kabur pemilik tokonya”.

Juna menambahi,”Mungkin belum rejeki kita jualan sabun, aku akan cari usaha lain aja ya sekarang aku berangkat dulu ambil barang-barang yang masih ada di toko”.

Rere setuju dan Juna segera berangkat untuk mengambil sisa dagangan yang masih ada.

            Ini menjadi suatu permulaan dari usaha yang di jalankan Juna dan Rere. Tapi Juna dan Rere tidak putus asa, Tidak berhenti sampai di situ saja, Juna mencari dan mulai berpikir usaha apa lagi yang bisa Juna kerjakan setelah pulang dari kerja,untuk menambah penghasilan keluarganya.Rere dengan setia menemani dan selalu memberi support pada Juna agar tidak putus asa dan selalu berdo’a kepada allah agar di tunjukkan jalan riskinya

Usaha Pemasangan dan servis AC

            Juna memiliki empat saudara. Adik juna pernah bekerja di sebuah tempat perawatan dan pemasangan Ac.Tidak heran jika adiknya paham tentang Ac. Sang adik sekarang sudah tidak bekerja lagi di kota. Dia menganggur di rumah, adik Juna minta untuk di belikan alat sendiri agar bisa bekerja di kotanya sendiri.

            Di sini Juna berpikir dan tertarik untuk mencoba usaha ini. Dengan tujuan dan niat bekerja sama dengan adiknya yang belum kerja dan sering minta uang untuk kebutuhannya. Juna bermaksud untuk mendirikan pemasangan dan Servis Ac. Keperluan  alat akan dia belikan, tenaga kerja adiknya sendiri, Juna sebagai marketingnya. Juna minta ijin pada Rere untuk menjalankan niatnya itu dan membeli kebutuhan alat pemasangan dan servis Ac, Rere sebenarnya keberatan dengan niat Juna karena untuk beli alat tersebut butuh biaya yang tidak sedikit, tapi Juna bersikeras untuk membelinya, Rere tak bisa menolak, akhirnya  Juna membeli alat tersebut.

            Alat sudah ada, Juna mulai bekerja lagi selepas pulang kantor. Juna mulai menawarkan servis dan pemasangan Ac ke kantor-kantor atau ke sekolah atau ke toko yang terdapat ac-nya.Tapi sang adik yang bersedia menjadi tenaga pemasang tidak mau membantu untuk mencari pelanggan. Juna tak putus asa. Tiap hari dia keliling kota untuk menjalankan usahanya tersebut

            Rere selalu berdo’a untuk kelancaran usaha Juna. Tapi keadaan ekonomi mulai ada masalah. Selama menjalankan usaha ini, Juna sama sekali tak mendapatkan pelanggan. Alat yang sudah di beli nganggur tanpa ada untungnya.Sang adik tak mau tahu. Akhirnya alat yang di beli di jual kembali, tapi harganya sangat jauh dari harga awal.

            Setelah alat ac di jual juna kembali berpikir untuk mencari usaha baru.tapi belum menemukan apa yang cocok dan sesuai dengan dirinya. Saat ini pula ekonomi Rere dan juna mulai bermasalah, Gaji yang di terima juna sudah habis untk membayar angsuran yang sudah mereka pinjam ke bank.rere berusaha untuk tenang dan mendukung setiap usaha dari juna.Kini Rere sementara hanya bisa mengandalkan penghasilannya yang jauh dari kata cukup. Dari sini pula akhirnya rere mulai berfikir untk membantu juna mencari usaha sampingan yang lain. Tapi rere belum menemukan apa yang cocok dengan keahliannya

            Rere juga bingung mengatur kebutuhan hariannya. Kini mulai terasa beban hidup yang harusdi tanggung Rere dan Juna. Mereka tidak pernah mengeluh kepada orang tuanya. Apapun yang terjjadi,mereka berusaha untuk menyelesaikan sendiri.walaupun itu cukup berat. Akhirnya Rere menemukan satu usaha  jenis makanan. Rere mulai membuat kripik dari ubi yang saat itu sedang musim. Dia buat sendiri kripik dari ubi tersebut kemudian Juna yang menitipkan ke toko toko atau warung. Rere membuat kripik sepulang kerja . Kini waktu mereka lebih banyak untuk bekerja memikirkan usaha yang pas untuk mereka jalankan.

            Dengan berbekal modal seadanya Rere membeli bahan untuk di olah menjadi kripik ubi. Siang sepulang kerja Rere mulai mengolahnya sambil bermain dengan anaknya. Digoreng dan di kemasi.kemudian Juna menitipkannya ke warung atau ke toko.

            Usaha ini pun tak berjalan lama. Sekitar enam bulan usaha ini di jalankan, tapi belum mendapatkan hasil yang maksimal. Bahan yang di gunakan setelah panen kesulitan untuk membeli. Akhirnya Juna menyarankan Rere untuk berhenti membuat kripik ubi tersebut. Walau keadaan sudah semakin parah karena hutang semakin menumpuk, Rere tetap menjalani kehidupannya dengan semangat. Pemasukan sangat minim, Rere dan Juna selalu berusaha untuk menghadapi berdua. Juna selalu memberi semangat pada Rere, Mereka yakin suatu saat nanti pasti akan menemukan titik terang yang bisa menebus semua yang telah terjadi saat ini. Tapi Rere seorang wanita yang memang tidak suka bercerita tentang masalah yang dihadapinya,walaupun itu kepada Juna. Rere lebih senang memendam masalah yang di hadapi sendiri. Kesulitan masalah ekonomi yang di hadapi membuat dia bingung harus bagaimana, Hutang yang semakin banyak membuat Rere tak bisa konsentrasi dalam segala hal. Dia sering menangis sendiri, Kenapa harus terjadi begini.

            Juna sering menghibur Rere. Sedangkan Rere tak pernah mau mengeluh pada Juna, sedapat mungkin rasa bingung yang di hadapi dia rasakan sendiri.  Dia tidak tega melihat Juna yang sudah bekerja keras untuk mencari usaha tapi tak juga ada hasilnya. Apalagi jika melihat anaknya yang masih kecil. Dia sering melamun, akankan keadaan seperti ini berlangsung terus menerus tanpa ada akhirnya, Hanya air mata yang keluar jika Rere memikirkan keadaan yang saat ini di alamainya.

            Dalam kesedihan perasaan yang tidak di ungkapkan, Rere mengurangi beban hati dan perasaannya dengan menulis atau denngan bicaara sendiri sepanjang jalan sambil naik sepeda bila pulang kerja, Juna tidak tahu kalau sekarang ini Rere sedang bingung akan hutang yang telah di tanggung oleh Juna dan Rere.

            Bila sudah ngomong sendiri. Rere bisa sedikit lega perasaannya. Kebiasaan ini berlanjut, Setiap Rere merasa jengkel atau bingung dengan keadaan ekonominya, Rere sering ngomong sendiri sepanjang jalan sampai merasa lega perasaannya, baru dia pulang ke rumah

            Seperti hari itu, adik Juna datang dan pinjam uang pada Juna, alasannya untuk mencari pekerjaan di kota. Rere yang saat itu hanya punya uang pas-pasan tidak tega melihat Juna yang terpojok oleh kehadiran saudaranya.

Juna berkata pada Rere,”Dek, masih ada uang tidak? kalau ada, tolong kasih adikku, katanya mau buat saku berangkat ke kota untuk cari kerja. kalau tidak di kasih, pasti nanti semua orang rumah menyalahkan aku”.

Rere merasa kasihan melihat Juna. Akhirnya dengan berat hati Rere berkata,”Aku memang masih ada uang tapi sedikit, kalau ini saya berikan, aku besuk harus belanja bagaimana?”

Juna menjawab,”Semoga kita nanti dapat rejeki yang berlimpah, maafkan aku ya, aku dan keluargaku selalu menyusahkanmu,”

Rere hanya diam dan segera mengambil uang yang dimaksud untuk diberikan kepada Juna.

            Setelah uang diberikan Rere kembali ke belakang dan memikirkan apakah benar tindakan yang di ambilnya, Rere selalu mengalah, menuruti semua kemauan Juna dan keluarganya terutama untuk urusan ekonomi. Rere selalu mengalah padahal dia sendiri bingung harus bagaimana jika uang untuk belanja kebutuhanya sendiri saja tidak cukup. Air mata Rere meleleh.Tapi Juna tidak tahu, dihadapan Juna, Rere selalu berusaha untuk tenang, tegar dan selalu mendukung yang menjadi keinginan Juna. Dia hanya berdo’a semoga ini semua sebagai salah satu jalan ibadahnya berbakti pada suami dan keluarga. Itulah mungkin yang membuat Juna tidak memahami apa yang sebenarnya diinginkan Rere.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status