Share

IV- AMANAH SELANJUTNYA

Setiap anugrah harus kita syukuri...

            Tak terasa sudah enam tahun berlalu. Keadaan ekononi yang di alami Rere dan Juna belum juga menemukan titik terang. Tapi Rere tetap mencoba untuk tidak putus asa. Hanya Indra yang bisa membuat Rere semangat untuk hidup, tapi Rere juga kawatir, apabila suatu saat nanti jika hamil, apa yang harus dilakukan? Kehendak Allah memang tidak bisa di hindari oleh manusia. Indra sekarang sudah mulai tumbuh menjadi anak yang lucu dan bisa menghibur hati Rere. Ocehan cerita dari mulut Indra yang terdengar saat bicara, membuat Rere marasa ada seseorang yang masih membutuhkannya.

Dalam kecemasannya Rere berkata pada Juna,” Mas, Keadaan kita sekarang masih seperti ini, bagaimana jika suatu hari nanti tiba-tiba aku hamil adiknya Indra?”

Juna menjawab,” Kalau bisa jangan dulu lah, satu aja sudah cukup”

Rere melanjutkan,” Tapi kalau cuma satu anak, kasihan nanti Indra, kalau sudah besar dan kita meninggal tidak ada yang diajak bicara bila ada masalah”.

Juna menambahkan,” Kalau kamu hamil lagi, aku kasihan, pengalaman yang sudah kemarin, kamu hamil banyak lemesnya gitu kok”

Rere menjawab,” Kalau kamu pingin satu anak, tapi aku pingin dua anak”.

Juna menjawab, ”Tidak apa-apa dua anak, tapi kalau bisa jangan sekarang ya”.

Rere menjawab sambil tertawa, ”Memangnya kantong doraemon,tinggal bilang aja hehehe”.

Juna tertawa lirih mendengar jawaban Rere. Usia Rere sendiri sudah 25 tahun, usia Juna 31 tahun. Sedangkan jarak yang ideal antara kehamilan pertama dan kedua maksimal adalah lima tahun. Akhirnya Rere hanya pasrah saja dan berniat suatu hari nanti  mau bicara sama Juna tentang alasan itu. Ditambah lagi Rere saat ini sedang tidak menggunakan kontrasepsi sama sekali. Jadi kemungkinan suatu saat Rere hamil tetap ada.

Waktu terus berganti. Rere kembali bicara pada Juna tentang rencana kehamilannya.

Sudah lebih dari satu tahun belakangan ini Rere tidak menggunakan kontrasepsi. Hal ini dia sampaikan pada Juna.  Dengan berbagai pertimbangan akhirnya Juna menyetujui bila suatu hari nanti Rere hamil untuk kedua.

Bulan terus berganti, dengan harap-harap cemas jika suatu saat nanti Rere benar-benar hamil. Apa yang harus mereka lakukan. Tapi akhirnya Rere meyakini, jika suatu saat memang dia hamil anak yang kedua, hal itu akan dia terima dengan ihlas. Dan membuat kehamilan ini sebagai anugrah di samping masalah ekonomi yang rumit.

Telah genap tujuh tahun kini usia Indra. Akhirnya hal yang itu terjadi juga, setelah usia Indra tujuh tahun dan mulai masuk sekolah dasar, Rere mengandung anak yang kedua. Hal ini membuat Rere bingung antara sedih dan bahagia. Hal itu di sampaikan pada Juna. Ternyata Juna memaklumi dan siap jika memang Rere sudah positif hamil.

Bulan –bulan pertama Rere hamil, keadaannya lemah, nafsu makan menurun, mual dan muntah di alami. Secara psikis Rere juga tegang dengan keadaan ekonomi yang kurang mendukung. Rere selalu berusaha untuk mengendalikan semua keinginannya. Dia menyadari tentang keadaan ekonomi yang sulit, maka dari itu dia berusaha untuk tidak ingin macam-macam. Bisa makan untuk hari ini sudah bersukur. Tapi dia juga sadar keadaan janin yang di kandung butuh gizi untuk peertumbuhannya. Rere tidak ingin bayinya nanti lahir kurang gizi atau dengan berat badan yang kurang.

Juna yang memahami keadaan istrinya segera memberi tahu dan menghiburnya. Juna menyarankan agar Rere tetap menjaga kondisi kesehatan dirinya dan janin yang di kandung. Juna berdo’a agar selalu di beri rizki yang dapat di gunakan untuk mencukupi kebutuhannya.

Menginjak usia kehamilan ketujuh, seperti kebiasaan di desa Rere, diadakan acara syukuran untuk kehamilan. Acara tersebut dilaksanakan dengan mengundang tetangga dan kerabat. Demikian juga dengan Rere. Hari itu mereka juga mengadakan tasyakuran atas kehamilannya. Beruntung Juna dan Rere punya sedikit uang untuk melaksanakan acara tersebut. Acara tasyakuran dilaksanakan cukup sederhana mengingat keadaan ekonomi yang masih dalam kondisi kurang bersahabat.  Acara akhirnya bisa dilaksanakan. Semua kebutuhan di siapkan.

Rere sendiri yang belanja semua keperluan untuk acara tersebut. Karena kebiasaan Rere yang tidak menggantungkan diri pada orang lain,dan selalu mandiri, maka urusan belanja bisa di lakukan sendiri. Semua kebutuhan dia atur sedemikian rupa sesuai dengan jumlah uang yang dia miliki saat itu. Juna memang telah menyerahkan sepenuhnya urursan belanja kepada Rere. Akhirnya acara dapat berjalan dengan lancar. Rere dan Juna sangat bersyukur.

            Rere seorang karyawan di kantor pemerintah.Walau statusnya masih honorer,dia tetap jalani pekerjaan tersebut sampai saat ini. Juna memang memberi ijin pada Rere untuk tetap bekerja walaupun mereka telah menikah.  Mereka saling menyadari kesibukan tugas kantor masing-masing.  

Suatu hari ada tugas dari kantor yang harus di selesaikan, tiap hari Rere sibuk dengan tugas kantor yang di bebankan kepadanya, Walau kehamilannya sudah menginjak usia ke delapan, tapi Rere tidak malas. Dia tetap sehat dan semangat setiap hari. Tak lupa dia  selalu berdo’a agar selalu di beri kekuatan dan rizky oleh Allah. Urusan kantor yang di bebankan kepadanya membuat Rere harus sibuk pulang pergi dengan perjalanan sehari sekitar dua jam. Belum lagi urusan Rumah tangga yang harus di selesaikan atau  dengan Indra yang selalu menunggu kedatangannya. Semua aktivitas itu Rere lakukan sengan senang dan ihlas. Semua dia lakukan dengan niat ibadah.

            Suatu hari ada tugas dari kator untuk Rere yang mengharuskan Rere untuk pergi ke ibu kota propinsi, untuk mengurus surat penting milik Rere sendiri yang belum punya. Untuk mendapatkan surat tersebut Rere harus mengikuti ujian yang diselenggarakan dan dinyatakan lulus dibuktikan dengan sutar keterangan yang di keluarkan oleh dinas terkait. Alasan kantor menyuruh Rere segera mengurusnya adalah, bila suatu saat surat tersebut di butuhkan,

Rere sudah siap dan surat tersebut sudah jadi, karena surat itu merupakan surat yang cukup penting untuk persaratan pekerjaannya. Rere bingung bagaimana harus ke sana. Rere tidak kuat bila harus naik kendaraan umum pasti nanti akan tambah lemah. Tapi dia tak mungkin berangkat dengan mobil kantor, tak mungkin juga dia sewa travel, karena tidak punya uang untuk sewa travel. Akhirnya Rere bicara pada Juna tentang hal itu. Juna menyadari keadaan Rere. Juna bersedia mengantar Rere ke tempat yang dituju. Sedangkan Indra sementara di tinggal bersama orang tua Rere di rumah.

            Hari yang di tentukan tiba. Rere berangkat dengan diantar Juna, mereka memutuskan untuk naik sepeda motor berdua. Berangkat sore hari dari rumah agar tidak tergesa-gesa nantinya. Sepanjang perjalanan mereka tidak banyak bicara. Kendaraan cukup padat untuk menuju kota propinsi, mereka istirahat sekali untuk sholat, setelah itu melanjutkan perjalanan lagi.

            Setelah sekitar tiga jam perjalanan, akhirnya Rere dan Juna tiba di kota propinsi. Suasana kota cukup ramai, lampu warna warni sepanjang jalan menambah maraknya suasana kota.  Waktu magrib tiba, Rere dan Juna melaksanakan sholat magrib di masjid yang terdapat di jalan yang mereka lalui.

Setelah sholat Juna berkata, ”Kita makan dulu ya”.

 Rere menyetujui dan mereka berencana untuk jalan-jalan sambil menikmati kota. Sepanjang jalan, banyak sekali warung-warung makan yang mulai buka. Banyak menu makanan pilihan yang ada. Juna bertanya pada Rere makan apa yang di inginkan. Rere akhirnya memutuskan untuk makan ikan bakar dan Juna setuju. Mereka mencari penjual makanan seperti yang diinginkan Rere. Tidak susah untuk mencari menu yang di inginkan Rere, karena sepanjang jalan banyak sekali warung makannya.

            Selesai makan mereka memutuskan untuk menikmati suasana kota.  Rere senang sekali, sejenak Rere lupa akan beban ekonomi keluarga yang sedang di alaminya. Juna juga senang bisa melihat Rere bahagia. Suasana malam dikota cukup asyik. Lampu yang warna warni berjajar ,berderet , sepanjang jalan menambah indahnya malam. Udara cukup sejuk karena sang mentari sudah kembali ke peraduannya.

Juna mengajak Rere untuk istirahat di sebuah taman kota yang indah. Di situ banyak sekali bunga – bunga yang berwana warni, lampu kota berkelap kelip, udara yang dingin sangat cocok untuk istirahat bersama keluarga. Tidak susah bagi Juna mencari taman kota atau tempat lain di kota itu. Juna memang banyak hafal tempat yang di tuju nanti. Juna pernah menghabiskan waktu cukup lama di kota ini saat dia kuliah dulu. Sambil duduk di kursi tempat istirahat yang sudah tersedia, Rere berkata,”kita nanti menginap dimana?”

Juna menjawab,”Kita cari saja nanti penginapan, kan banyak”.

“Tapi nanti saja ya,saya masih ingin di taman ini, suasananya cukup menyenangkan”.kata Rere.

Juna menyetujui keinginan Rere.

            Sambil menikmati taman kota yang penuh bunga, lampu warna warni dan kelap kelip,  udara yang sejuk, Rere berjalan menyusuri jalan kecil di taman tersebut. Ada penjual snack dan jagung bakar di taman itu. Rere kembali duduk di kursi yang sudah tersedia. Cukup lelah juga setelah seharian duduk diperjalanan dengan keadaan perut yang cukup besar di usia kehamilan delapan bulan. Rere menikmati jagung bakar yang dia beli di pedagang yang ada di taman tersebut sambil duduk di kursi yang di sediakan sebelum memutuskan untuk melanjutkan perjalanan mencari penginapan untuk istirahat.

Sebelumnya Juna bertanya alamat yang besuk dituju Rere, kemudian Rere menyerahkan secarik kertas yang ada alamatnya. Juna berpikir untuk mencari tempat penginapan yang tidak jauh dari lokasi yang di tuju besuk. Rere mengusulkan, untuk mencari alamat yang di tuju terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk mencari pengipan untuk mereka istirahat. Akhirnya Juna setuju dan segera mereka menuju kendaran yang ada ditempat parkir untuk melanjutkan perjalana menuju tempat besuk sambil mencari penginapan yang dimaksus untuk istirahat.

            Sepanjang jalan tak henti-hentinya Rere menikmati suasana kota. Setelah beberapa jam di kendaraan, akhirnya Rere dan Juna tiba di tempat yang dituju. Mereka segera memutuskan untuk mencari penginapan yang tidak jauh dari lokasi, sehingga memudahkan besuk untuk menuju tempat tersebut.  Mereka menemukan penginapan yang di rasa cukup untuk mereka istirahat. Setelah mengurus administrasi Rere dan Juna segera menuju kamr yang sudah di tunjukkan perugas. Mereka segera istirahat untuk memulihkan tenaga.

            Pagi hari, badan terasa segar Rere segera bersiap-siap untuk menuju lokasi. Mereka segera keluar dari penginapan dan menuju ke lokasi. Tapi sebelumnya Juna mengajak Rere untuk membeli sarapan mengingat Rere sedang hamil, jadi Juna selalu mengingatkan untuk tidak mengabaikan janin yang ada di kadungannya. Rere setuju, akhirnya mereka sarapan dulu sebelum menuju ke lokasi.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status