Share

BERI WAKTU!

50

“Ana, kenapa kau diam saja?” Tuan Sultan bertanya kesal saat aku hanya diam memperhatikan wajahnya yang hari ini berubah-ubah. Itu menurutku.

“Lalu, saya harus jawab apa, Tuan?”

Pertanyaan bodoh! Namun, aku memang tidak tahu harus menjawab apa. Tiba-tiba dia mengajak menikah. Kapan pacarannya?

“Kau harus menjawab ‘ya'. Tidak boleh jawab 'tidak'!”

Lah, ini pemaksaan namanya.

“Kalau saya jawab tidak?” Aku ingin tahu reaksinya.

“Tidak boleh jawab tidak, harus jawab ya!”

“Tapi saya tidak mau menikah dengan Tuan!” Aku menjawab lantang.

“Kenapa?” Keningnya berkerut.

“Karena ... karena tidak ada cinta di antara kita! Kita tidak saling mencintai, kan? Bagaimana mau menikah?” Aku memberikan jawaban logis. Itu benar, bukan?

“Kalau begitu, ayo kita saling mencintai!” Ajakan yang menggelikan. Seperti mengajak bermain petak umpet.

Aku memutar bola mata.

“Tuan, mencintai itu bukan minum obat yang bisa dipaksa. Mencintai itu sebuah proses. Proses rasa yang tumbuh dengan alami. Tidak bisa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (6)
goodnovel comment avatar
enu.meypunya
masa urus sich armna saja susaaaaahhhhh amat sich.. jadi menjengkelkan bacanya
goodnovel comment avatar
enu.meypunya
mksudnya gini. sultan kan bos besar. masa ga ada pengawal. gemas gmna gitu. kek ga ada ketegasan atau apalah namanua ttg tokoh sultan ini.
goodnovel comment avatar
rahayu suwardani
siapa kah yang menarik lengan Ana ??
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status