Share

Bab 68: Sekte Bayangan Abadi

Author: Bang JM
last update Last Updated: 2025-07-19 08:18:19

Bab 68: Sekte Bayangan Abadi

Cahaya ungu dari celah ruang dimensi perlahan memudar, menyisakan tiga tubuh yang terguncang jatuh ke dasar lembah sunyi. Li Yuan, Yue Lian, dan Feng Qiyan berguling di atas tanah yang dipenuhi kabut keperakan. Setiap napas yang mereka ambil terasa berat, seolah ada sesuatu yang menekan dada mereka dari segala arah. Kabut itu terlalu padat—bukan sekadar uap, tapi sesuatu yang seolah hidup dan mengintai dari balik dimensi.

Li Yuan terbatuk pelan, darah segar menetes dari sudut bibirnya saat ia berlutut. “Kita... masih hidup,” katanya dengan napas berat, berusaha berdiri meski lututnya masih goyah.

Yue Lian berdiri perlahan, rambutnya basah oleh embun dingin yang menggantung di udara. “Tempat ini... berbeda.” Tatapannya menyapu sekitar: batu-batu tinggi mencuat seperti pilar pemujaan purba, dilapisi lumut hitam dan ukiran yang hampir tak bisa dibaca.

“Ini bukan daratan tengah biasa. Ini... wilayah terlarang,” bisiknya.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • PEMBALASAN DENDAM SANG DEWA DARI JURANG NAGA HITAM    Bab 70: Mata Ketiga yang Terbangun

    Bab 70: Mata Ketiga yang TerbangunMata Ketiga itu melayang di udara, menyala merah darah dengan aura yang memutar langit Dunia Bawah. Ukurannya tak besar—hanya sebesar kepala manusia—namun di dalam irisnya, terukir pola naga melingkar yang berdenyut seperti jantung purba. Pandangannya tidak hanya melihat tubuh, tapi juga menggali setiap lapisan jiwa yang tersembunyi, bahkan ke dalam mimpi yang tak pernah disadari.Cahaya dari bola mata itu memancar langsung ke dada Li Yuan, menyatu dengan simbol naga emas dan ungu yang telah tertanam di dalam tubuhnya sejak pertarungan di Pilar Dunia Ketiga. Dan begitu cahaya itu menyentuh, dunia runtuh dalam sekejap. [Integrasi Artefak Purba: Mata Ketiga Dunia Bawah.][Efek: Melihat kebenaran jiwa, menembus ilusi, membakar kebohongan.][Risiko: Ketidakseimbangan spiritual berat. Waktu penggunaan terbatas.]“AAARRRGHHH!!”Teriakan Li Yuan menggema di seluruh dataran gelap. Urat-urat di

  • PEMBALASAN DENDAM SANG DEWA DARI JURANG NAGA HITAM    Bab 69: Gerbang Dunia Bawah

    Bab 69: Gerbang Dunia Bawah Langit tak lagi bersinar. Awan hitam menggantung berat, seolah dunia menahan napas, menunggu ke mana langkah Li Yuan akan berakhir malam ini. Tak ada bintang. Tak ada rembulan. Hanya sunyi yang mendesak dari segala arah, seakan seluruh semesta tahu: malam ini bukan malam biasa. Mereka bertiga berdiri di puncak Bukit Bayangan—tempat di mana legenda dan kenyataan saling menelan. Di hadapan mereka terbentang cekungan raksasa, membentuk lubang menganga di tengah tanah merah. Asap tipis keluar dari dalamnya, membawa aroma besi, darah, dan kematian yang tidak pernah berhenti. Gerbang Dunia Bawah. Feng Qiyan menggigit bibir, jemarinya gemetar saat menyentuh janggut tipisnya. “Dulu... aku pikir ini cuma cerita pengantar tidur sekte gelap. Tapi tempat ini... bahkan cahaya pun menolak tinggal.” Yue Lian menyipitkan mata ke dalam jurang. Sorot matanya penuh pertanyaan. “Kita be

  • PEMBALASAN DENDAM SANG DEWA DARI JURANG NAGA HITAM    Bab 68: Sekte Bayangan Abadi

    Bab 68: Sekte Bayangan AbadiCahaya ungu dari celah ruang dimensi perlahan memudar, menyisakan tiga tubuh yang terguncang jatuh ke dasar lembah sunyi. Li Yuan, Yue Lian, dan Feng Qiyan berguling di atas tanah yang dipenuhi kabut keperakan. Setiap napas yang mereka ambil terasa berat, seolah ada sesuatu yang menekan dada mereka dari segala arah. Kabut itu terlalu padat—bukan sekadar uap, tapi sesuatu yang seolah hidup dan mengintai dari balik dimensi.Li Yuan terbatuk pelan, darah segar menetes dari sudut bibirnya saat ia berlutut. “Kita... masih hidup,” katanya dengan napas berat, berusaha berdiri meski lututnya masih goyah.Yue Lian berdiri perlahan, rambutnya basah oleh embun dingin yang menggantung di udara. “Tempat ini... berbeda.” Tatapannya menyapu sekitar: batu-batu tinggi mencuat seperti pilar pemujaan purba, dilapisi lumut hitam dan ukiran yang hampir tak bisa dibaca.“Ini bukan daratan tengah biasa. Ini... wilayah terlarang,” bisiknya.

  • PEMBALASAN DENDAM SANG DEWA DARI JURANG NAGA HITAM    Bab 67: Tanda Pemburuan Dimulai

    Bab 67: Tanda Pemburuan DimulaiLangit Yun Tian berguncang. Awan-awan surgawi yang biasanya tenang berubah menjadi pusaran badai petir. Di tengah gemuruh, Pilar Dunia Ketiga turun, menancap ke tubuh Li Yuan bagaikan takdir yang tak bisa ditolak.Petir menyambar tanpa jeda. Warna langit yang dulu perak bersih kini berubah kelabu gelap. Di kejauhan, terdengar bunyi terompet surgawi—suara yang hanya akan dibunyikan saat perang besar hendak dimulai.Yue Lian menarik tangan Li Yuan dengan gugup. “Kita harus pergi. Sekarang, sebelum semuanya turun ke sini!”Li Yuan tidak bergerak. Tatapannya terpaku ke pilar emas hitam yang barusan menyatu dengan tubuhnya. Kulitnya bersinar, tapi bukan cahaya ilahi—melainkan aura hitam berkilat, seperti api yang berasal dari kedalaman semesta.“Dia datang, ya?” gumam Li Yuan.Feng Qiyan muncul dari balik kabut, napasnya tercekat, wajahnya pucat seperti abu.“Bukan hanya dia!” serunya. “Seluruh

  • PEMBALASAN DENDAM SANG DEWA DARI JURANG NAGA HITAM    Bab 66: Jalan Naga

    Bab 66: Jalan Naga__'__Gerbang kelima menjulang seperti mulut waktu yang terbuka. Tak seperti gerbang sebelumnya yang membawa teror, ilusi, atau penderitaan batin, gerbang ini berdiri agung dan menggentarkan. Di permukaannya terukir lima naga kuno, masing-masing menjelma dari unsur semesta: api yang membakar langit, air yang berputar seperti pusaran samudra, tanah kokoh bagaikan gunung purba, petir menyambar dari awan gelap, dan angin yang membentuk pusaran spiral menyayat udara.Di atas lengkung gerbang itu, terukir huruf kuno berpendar merah keemasan. Bukan hanya aksara, tapi semacam mantra yang terasa menekan dada."Hanya naga sejati yang boleh melangkah."Li Yuan berdiri di ambang gerbang. Napasnya memburu, bukan karena lelah, tapi karena kegentingan yang tak bisa dijelaskan. Tubuh barunya, hasil dari berbagai ujian jiwa dan fisik sebelumnya, masih berdenyut dengan kekuatan. Tapi matanya... menyimpan keraguan yang tak bisa ia u

  • PEMBALASAN DENDAM SANG DEWA DARI JURANG NAGA HITAM    Bab 65: Jalan Kematian

    Bab 65: Jalan KematianGerbang keempat berdiri dalam keheningan yang mematikan, menjulang tinggi di antara kabut abu dan langit kelam. Tak seperti gerbang-gerbang sebelumnya yang menyambut atau memperdaya dengan cahaya dan ilusi, gerbang ini seperti mulut kematian itu sendiri—ditatah dengan ukiran tulang-belulang yang menyatu dengan daging kering, serta simbol-simbol kematian dari era kuno yang telah lama hilang dari dunia manusia.Li Yuan berdiri di hadapannya. Nafasnya membeku. Telapak tangannya gemetar, namun tanpa ragu ia mengangkatnya—yang telah dilukai sejak gerbang sebelumnya—dan menyentuh pusat gerbang.Begitu darahnya menyentuh permukaan itu, terdengar bunyi seperti tangisan ribuan arwah yang ditelan senyap. Batu gerbang berderak. Lalu, membuka perlahan. [Memasuki Jalan Kematian.][Syarat lulus: Mati... dan bangkit.]Seketika dunia di sekelilingnya berubah. Segalanya lenyap. Tanah, udara, langit—semuanya menghilang

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status