Share

Chapter. 3

Aditya tertegun, untuk sesaat dia merasa begitu marah dan terharu dengan kata-kata Sandra, perempuan ini meskipun membencinya tetapi tetap memikirkan dan mengutamakannya jika menyangkut masalah harta waris, Aditya Begitu kagum dengan ketulusan Sandra, dia perempuan yang tidak gila harta, untuk itulah pantas saja ayahnya lebih memilih hidup terus bersama Sandra, meskipun tanpa anak, karena Sandra adalah perempuan yang patut dipertahankan.

Tetapi Aditya tidak mau sedikitpun mewarisi harta mereka, dia sadar diri dia siapa, alangkah baiknya jika Sandralah yang pantas menerima semua harta dari suaminya itu.

"Tidak nyonya besar, saya tidak bisa menerima posisi ini, saya tidak bisa menjadi pewaris perusahaan kalian, anda lebih pantas menerimanya" tolak Aditya terdengar begitu tulus.

"Tidak Aditya, saya tidak menginginkan harta itu, jabatan itu, perusahaan itu semua milikmu, saya hanya ingin berada di samping suami saya hingga nafasnya berhenti, saya takut Adit, saya takut jika suami saya pergi, saya hidup sendirian, apa gunanya harta itu, apa gunanya jabatan itu" ucap nyonya Sandra dan terus memelas pada Aditya agar mau menolongnya.

"Tolonglah ayahmu dan nyonya sandra tuan muda, perusahaan akan hancur jika jatuh ke tangan orang yang salah" terdengar Yosef pun menimpali.

"Tidak akan lama Adit dan saya akan selalu mendampingimu, mengajarimu bagaimana cara memimpin perusahaan seperti ayahmu, dengan begitu saya akan tenang saat menemani ayahmu yang koma ini karena ada kamu yang melindungi perusahaan kami" ucap nyonya Sandra.

Desakan demi desakan yang dilontarkan oleh nyonya Sandra dan paman Yosef, membuat Aditya pada akhirnya menerima permintaan tolong mereka dengan satu syarat, ibunya harus selalu tinggal dengan nya dan dengan terpaksa nyonya Sandra pun menerima persyaratan yang berat itu.

"Tetapi tuan muda, kehadiran nyonya Aletta sangat membahayakan pengakuan anda sebagai seorang pewaris, sebenarnya syarat tinggal bersama itu adalah suatu keharusan agar nyonya Aletta aman jika tinggal bersama anda dan nyonya Sandra, tetapi tetap saja nyonya Sandralah yang harus menjadi wali sah anda tuan" ucap Yosef.

"Maksudnya apa paman? Aku masih belum mengerti" tanya Aditya.

"Anda tidak bisa mengakui nyonya Aletta sebagai ibu kandung anda, karena jika mereka mengetahuinya mereka akan mempermasalahkan status anda dan ibu kandung anda" jawab Yosef.

"Untuk masalah ini ….Sepertinya nyonya besar dan paman harus berunding dengan ibuku dulu" ucap Aditya, dia masih tak percaya statusnya yang anak haram ini begitu membuat rumit segala hal.

"Ibu mendukungmu nak" tiba-tiba kata-kata tersebut terucap dari seorang perempuan yang berada di balik tirai.

"I-ibu!" Seru Aditya saat melihat ibunya keluar dari balik tirai itu. "Kenapa ibu bisa ada di sini, apa mereka menculikmu juga?" Tanyanya.

Aletta ibunya berjalan mendekati Aditya dengan mata yang terlihat sangat sembab, sepertinya dia menangis dari tadi atau semenjak datang ke tempat itu, Aditya memeluk ibu terkasihnya itu lalu mencium keningnya.

"Tidak putraku, ibu dengan suka rela datang saat mereka menjemput ibu di rumah" jawab Aletta sambil memegang tangan putranya itu.

Sandra merasa begitu iri melihat pemandangan romantis ibu dan anak tersebut, karena dia tidak memiliki anak hingga dia tidak pernah merasakan pelukan dan ciuman kasih sayang yang hangat dari seseorang yang bernama anak.

Aletta menuntun putra kesayangan nya itu mendekati Sandra dan Fajar.

 

 

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ucing Ucay
semangat thor ceritamu bagus ^^
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status