Share

Bab 130

"Nggak usah repot-repot, Mbak."

"Nggak papa." Arum berjalan ke dapur. Menyiapkan pisang goreng dalam piring. Tidak lupa membuatkan kedua ayah dan anak itu minuman. Arum kembali ke ruang tamu tentunya dengan nampan yang ada di tangan.

"Silahkan diminum cantik, pisangnya dimakan ya!" pinta Arum membuat Khaila tersenyum.

"Kamu belum daftarkan dia ke sekolah?" tanya Arum pandangannya kini tertuju pada Agus yang tengah menyesap teh.

"Belum, Mbak. Belum ada uang!"

"Terus selama ini kamu ngapain saja di rumah?"

"Khaila nggak ada yang jaga, Mbak. Aku nggak enak jika harus menitipkan dia sama Mbak terus."

"Kalau kamu nggak kerja. Gimana sekolah Khaila? Gimana makan dia?"

Agus hanya diam. Bagaimanapun dia tetap saudara kandung Bayu. Bagaimanapun juga dia tetap memikirkan Khaila. Khaila anak kecil yang tidak tahu apa-apa. Dan lihat, dia tidak mau minum teh itu maupun mengambil makannya. Padahal dulu, dia sangat cerewet dan juga manja jika dengan Arum.

"Sayang, kok nggak makan?" tanya Arum. Dia
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status