PEMBALASAN ISTRI PELIT YANG SESUNGGUHNYABAB 18"Jika Agus meminta uang, apakah kamu juga tidak mau memberinya?" Kini pertanyaan tertuju padaku, membuatku mengernyitkan kening. Untuk apa Agus kembali meminta?"Gajimu sebesar ini, Mas. Selama ini? Dua belas juta? Atau kadang lebih?" Kini aku berbalik bertanya kepadanya, membuat laki-laki itu tidak lagi berkutik.****Aku bangun lebih awal seperti biasa. Menyiapkan semua dagangan lalu pergi ke warung. Tidak lupa memasak air untuk menyeduh kopi dan juga teh untuk mertua. Meskipun semalam telah terjadi huru-hara, namun kewajibanmu tetap aku jalani sebagaimana mestinya.Setelah selesai menyiapkan sarapan, aku langsung bergegas ke warung. Di sana kedua karyawan ku sudah siap. Semua kompor menyala, satu persatu menu matang siap disajikan. Tidak terasa jam menunjukan angka setengah tujuh. [Mas, sarapan sudah aku siapkan. Mulai sekarang Mas Bayu bawa bekal langsung. Sudah aku siapkan juga di meja makan.] Pesan aku kirim tidak berapa lama dua
PEMBALASAN ISTRI PELIT YANG SESUNGGUHNYABab 19Ceklek "Sini biar Ibu yang panasi makanannya. Kamu mandi saja." Ibu mengambil alih panci yang berisi sayur nangka muda. Aku pun mengikuti permintaan Ibu, jarang-jarang dia seperti ini.Astoge, ada apa ini? Apakah ini salah satu sogokan? Biar aku mau memberinya uang? Jika itu benar adanya, perlukah aku memberi Ibu uang? ***Sebaiknya aku memanfaatkan waktu ini dengan sebaik-baiknya."Iya, kalau begitu Arum mandi dulu, Bu.""Iya," jawab Ibu singkat lalu wanita tua itu sibuk di depan kompor. Aku pun melenggang pergi ke kamar. Merebahkan badan yang seakan rontok bersamaan, lelah.POV ibu Saraswati (Ibu mertua)Astaga, gaji Bayu mulai sekarang dibawa Arum? Bagaimana ini? Apa aku bisa leluasa meminta uang kepada menantuku itu. Kalian tahu sendiri kan, dia itu pelit. Bagaimana tidak, istri sudah mempunyai penghasilan masih saja minta jatah sama suami. Seharusnya Arum itu bersyukur, Bayu sudah berbaik hati memberinya uang lima ratus ribu. Sebe
PEMBALASAN ISTRI PELIT YANG SESUNGGUHNYABAB 20Kalau bukan karena uang, aku tidak sudi mengepel lantai dan juga mencuci pakaian. Meskipun menggunakan mesin cuci sekalipun. Ditambah cucian piring juga lumayan banyak.Kali ini aku harus bisa mengambil hati Arum, terpaksa.Arum tiba dirumah setelah pekerjaanku selesai, dia pasti terkejut mendapati rumah sudah dalam keadaan bersih. Aku juga memintanya beristirahat dan juga membersihkan badan. Ah, rasanya aneh jika menjadi baik seperti ini.Semoga dengan kebaikanku Arum mau memberiku uang.***POV ArumAku menggeliat diatas kasur. Mengerjapkan kedua mata lalu menatap jam yang melingkar di dinding. Jam menunjukan angka lima, Astagfirullahaladzim. Aku segera meloncat dari tempat tidur lalu gegas mandi, setelah selesai aku duduk di meja rias. Nampak benda pipih yang tergeletak diatas meja rias bergetar dan terus menyala. Jelas tertera di layar ponsel nama Mas Bayu tenggah memanggil. Segera aku mengangkatnya."Halo, Assalamualaikum." "Waal
PEMBALASAN ISTRI PELIT YANG SESUNGGUHNYABAB 21Aku mengetuk pintu, tidak berapa lama pintu pun terbuka cukup lebar. Memperlihatkan Mas Bayu yang tengah duduk disamping Ibu mertua, terkejut melihatku."Kenapa kamu kesini, Rum?" tanya lelaki yang bergelar suami itu."Harusnya yang nanya aku, Mas. Kamu ngapain disini? Bukannya setiap hari kamu pulang jam tujuh malam." ***Seketika laki-laki itu terlihat gugup. Aku segera melangkah lebih dekat. Sorot mata ibu memperlihatkan ketidaksukaannya kepadaku. Ah, pasti gara-gara uang ini. "Kebetulan kalau begitu, semua pas ada disini. Arum mau bicara sesuatu." Aku segera menjatuhkan bokongku di salah satu sofa. Duduk sendiri tanpa ada Mas Bayu disampingku. Dia terlihat lebih suka duduk di dekat Ibunya."Bicara apa sih, Mbak?" Kini suara si empunya rumah terdengar, Rani. Dia masih mengenakan baju yang ia kenakan ke kantor. Terlihat bahwa Semua orang baru saja tiba di rumah ini, belum lama. Termasuk Mas Bayu yang terlihat mengendurkan dasinya."S
PEMBALASAN ISTRI PELIT YANG SESUNGGUHNYABAB 22POV AgusGubrakAku langsung menggebrak meja, ketika tahu bahwa keuangan Mas Bayu kini diambil alih oleh Arum, istrinya. Benar saja, jika wanita itu yang berkuasa atas Mas Bayu. Aku tidak bisa lagi meminta uang dengan alasan apapun. Bagaimana tidak, Mbak Arum adalah wanita yang penuh perhitungan alias pelit. Selama ini aku meminta uang kepada Mas Bayu tanpa dia tahu. Namun entah mengapa tiba-tiba semuanya terbongkar.Ah, sial. Padahal Mas Bayu itu kakak ku yang paling baik. Saking baiknya aku memanfaatkannya untuk kepentingan diriku sendiri.Tuling[Mas, aku sudah pulang. Kamu dimana?] Rani mengirimi aku pesan. [Bentar lagi, Mas pulang. Tunggu, ya!] Aku segera menyelesaikan pekerjaanku. Agar aku bisa segera pulang. Mataku terus saja menatap layar komputer memasukan semua data ke dalam elektronik itu. Satu persatu akhirnya selesai juga jam menunjukan angka lima tepat. Akhirnya aku pulang juga ke rumah. Aku segera menghampiri istriku, Ra
PEMBALASAN ISTRI PELIT YANG SESUNGGUHNYABAB 23"Saya berjanji, Pak.""Baiklah, saya akan datang lagi Minggu depan. Ingat, jika kalian tidak segera melunasi. Kalian aku pastikan." Tangan lelaki garang itu menggerakkan ke kanan pada leher. Memberi ancaman jika aku tidak melunasinya, nyawaku akan menjadi taruhannya. *****"Mas, bagaimana ini? Dapat uang darimana kita?" Rani mengusap lenganku dengan kasar. Tingkah Rani justru membuatku semakin tertekan. Aku terus saja memperhatikan kedua lelaki itu yang kini berjalan meninggalkan kontrakan. Aku menghela napas dalam-dalam, membuangnya perlahan. Berharap ota* ku bisa kembali berpikir jernih."Mas, kamu kok malah diam saja?" Lagi-lagi ucapan wanita yang ada di sampingku ini membuatku semakin naik darah."Sudahlah, sayang. Jangan seperti ini, tingkahmu itu justru membuatku semakin pusing." Aku berjalan masuk ke dalam rumah. Menjatuhkan bokongku di sofa. Kedua tanganku saling bertautan, pikiranku melalang buana. Mencari solusi bagaimana baik
PEMBALASAN ISTRI PELIT YANG SESUNGGUHNYABAB 24Gubrak"Astagfirullahaladzim." Teriak wanita yang ada di sebelahku. Membuatku juga terkejut bukan main."Ya Allah, kenapa bisa begini?"***Ibu mertuaku terpeleset, padahal tidak ada hujan maupun air di halaman rumah. Entah mengapa wanita tua itu bisa terjengkang dan sekarang dia tersungkur di lantai. Aku dan juga salah satu tetangga itu berlari mendekat."Ibu nggak papa?" tanyaku pada Ibu. Entah mengapa wanita tua itu hanya diam saja."Mas … mas Bayu …." Aku berteriak sekencang mungkin. Agar lelaki yang ada di dalam rumah mendengar teriakan ku dan langsung keluar."Ada apa sih, Rum?" tanya Mas Bayu. Namun setelah melihat Ibu tergeletak di tanah, lelaki itu langsung berlari menghampiri kami tanpa menggunakan alas kaki terlebih dahulu."Bantu, Mas. Angkat ke dalam rumah." Aku mengikuti perintah Mas Bayu, aku membantu mengangkat wanita tua itu masuk kedalam rumah. Sedangkan kantong kresek yang tadi ikut jatuh di bawakan oleh tetanggaku tad
PEMBALASAN ISTRI PELIT YANG SESUNGGUHNYABAB 25"Kamu jaga Ibu ya, Rum?" "Aku Mas?" "Iya, kamu. Siapa lagi?"***"Jualan Arum besok gimana? Aku sudah terlanjur membeli sayuran.""Kamu kan ada Siti sama Tini. Biar mereka yang ngurus."Aku diam sejenak, mencerna ucapan Mas Bayu baru saja. Baiklah, kali ini aku akan mengalah. Bagaimanapun Ibu adalah wanita yang telah melahirkan suamiku. Jadi aku harus merawatnya seperti ibu kandungku sendiri. "Baiklah kalau begitu, biar nanti Arum hubungi Siti."Segera aku menghubungi Siti, memintanya membuka warung besok pagi tanpa aku. Dan aku berpesan padanya agar tidak berbelanja, untuk sementara aku akan libur dulu berjualan. Aku melihat jam yang ada di pergelangan tanganku. Jam menunjukan angka delapan malam, kupandangi baju piyama yang aku kenakan dan juga sandal jepit berharga sepuluhan ribu berwarna biru. Astaga, penampilanku begini amat. Karena Ibu tidak sadar, membuatku juga tidak sadar hanya mengenakan sandal jepit."Agus pulang ya, Mas.