Share

Mata kami terbelalak melihatnya!

Melihat keributan yang terjadi, para petugas pom bensin langsung melerai mereka. Mas Ilham segera dibawa menjauh dari Ibnu, Ibnu dengan wajah yang sudah babak belur, segera berdiri lalu menaiki mobilnya.

"Kamu tidak apa-apa, Nu? Bibirmu berdarah, sebaiknya kita kerumah sakit dulu" ucapku khawatir.

"Gak apa-apa! Cuma sedikit ngilu saja!," jawab Ibnu. "Perutmu masih sakit?" tanya Ibnu yang melihatku masih terus memegang perut sepertinya Ibnu lebih menghkawatirkan kondisiku dibanding luka memar di wajahnya.

"Enggak!" Aku menggelengkan kepala dengan sedikit senyuman, walau sebenarnya perutku masih sakit, tapi aku tidak mau membuat Ibnu khawatir.

Ibnu menyunggingkan bibir, tatapannya seolah tidak percaya dengan ucapanku. Dia menyalakan mesin mobilnya, lalu melaju meninggalkan pom bensin.

Dari spion mobil kulihat Mas Ilham masih dipegang oleh beberapa petugas, sepertinya dia masih sangat kesal. Terdengar umpatan yang keluar dari mulutnya.

"Nu … maaf' ya!"

"Maaf untuk apa?"

"Gara-gara aku,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status