Share

JOB ISTIMEWA

Author: Ayu Sipayung
last update Last Updated: 2024-07-06 21:58:24

"Benarkah?" tanya Sani antusias.

Flora juga sedikit kaget mendengarnya karena putra biasanya tidak pernah terlalu semangat seperti ini.

"Job apa sampe loe semangat kaya gini?" tanya Flora langsung. Dari gaya bicaranya, kita bisa tau kalau dia tidak menyukai putra. Dan, memang begitulah kenyataannya.

"Club penari kita udah terkenal banget, apalagi loe. Banyak yang suka sama gaya menari loe. Dan job yang gue maksud adalah perusahaan Paradise yang terkenal itu akan pakai club penari kita untuk mengisi acara penting mereka. Jadi gue mau loe yang akan menjadi ketuanya." ujar Putra semangat antusias.

"Loe serius!" kaget Sani menganga tidak percaya.

"Ngapain gue bohong. Gimana Flo?" tanya putra menatap Flora yang diam saja.

"Yaudah terima aja, tapi gimana dengan Reta?" tanya Flora mengingat Reta atau lebih tepatnya adalah Areta. Dia mempunyai kedudukan yang sama seperti Flora di club penari mereka.

"Gue udah bilang sama dia, tapi katanya dia mau tolak untuk job ini. Dia kebetulan ada di luar negeri bersama cowok nya." jawab Putra dengan jujur. Memang, begitulah kenyataannya.

"Yaudah gue mau." sahut Flora.

"Loe beli kebaya baru deh Flora, biar lebih kelihatan cantik." ujar Putra teringat akan kebaya yang sering Flora pakai.

"Ya makanya loe ngasi uang jangan dikit dikit dong!" kesal Flora.

"Yaudah, untuk kali ini gue kasih loe bonus biar loe bisa beli kebaya baru." ujar Putra tersenyum sembari mengeluarkan beberapa kembar uang merah.

"Gitu dong!" ujar flora tersenyum senang sembari mengambil uang itu dari tangan Putra.

"Guenya gak loe ambil?" tanya Putra.

"NAJIS!" bentak Flora.

"Awas loe kalau suka sama gue nanti. Gue gak akan suka lagi sama loe!" kesal putra karena Flora masih menolaknya.

"Sama gue mana put?" tanya Sani mengerjab polos sembari melayangkan tangannya satu.

"LOE BANYAK DUIT!" jawab Putra dan Flora serentak.

*

"Gimana San, gue udah cantik belum?" tanya Flora sembari tatapannya fokus pada cermin di depannya.

"Loe mana pernah terlihat jelek. Loe itu kaya keturunan bangsawan tau gak. Gue aja yang punya duit udah coba perawatan mahal biar bisa cantiknya kaya loe." jawab Sani cemberut. Dia kadang iri melihat kecantikan Flora. Flora benar benar sangat cantik baginya. Wajahnya dan postur tubuhnya seperti keturunan bangsawan dan yang diimpikan oleh semua kaum hawa.

"Bersyukur Sani!" sahut Flora kuat tepat di wajah Sani. Sani hanya bisa memejamkan mata sembari menutup kedua telinganya.

"Udah yuk, kita harus cepat cepat ke perusahaan Paradise, acanya udah mau mulai." ujar Flora bergegas pergi.

"Yuk!"

Mereka akhirnya berangkat menggunakan mobil Sani yang baru selesai di servis.

"Udah balik mobil loe?" tanya Flora.

"Loe lihat? Udah dong. Ayo naik!"

Sesampainya di perusahaan Paradise yang adalah perusahaan terkenal, mereka langsung turun dengan kekaguman.

"Gila, bagus banget!" kagum Flora menatap gedung tinggi dan megah yang berada di hadapannya.

"Asal loe tau Flo, bokap gue bilang ini perusahaan terkenal banget tau gak."

"Gue kayanya bisa percaya sama kata kata loe yang ini, soalnya gedungnya megah banget ya ampun."

"Maksud loe, biasanya loe gak percaya sama kata kata gue?" tanya Sani tidak terima.

"Gitu deh, rada rada enggak!" sahut Flora acuh sembari berjalan memasuki gedung perusahaan megah Paradise.

"Tungguin wey!"

"Maaf, kalian anggota dari rombongan penari?" tanya salah satu pelayan yang menghampiri mereka.

"Benar, kami hanya datang belakangan." jawab Flora. Anggota penari mereka memang lebih dulu datang ke perusahaan ini.

"Baik jika begitu, mari saya tunjukkan ruangan kalian." ujar pelayan itu sopan.

Flora mengangguk sopan sembari mengikuti langkah pelayan itu bersama Sani yang berada di belakangnya.

"Ini ruangannya. Semua rekan penari kalian sudah berada di dalam. Saya ingin mengingatkan bahwa acaranya akan dimulai dalam 10 menit lagi, jadi silahkan bersiap." jelas pelayan itu.

"Baik, terimakasih." ucap Flora.

Setelah kepergian pelayan itu, mereka berdua langsung memasuki ruangan yang ditunjukkan. Baru saja mereka masuk, mereka sudah mendapati semua rekan penari mereka tengah bersiap, bahkan ada putra juga disana.

"Kalian dari mana aja sih? Lama banget.", ujar Putra mendekati mereka.

"Kita tadi sedikit nyasar karena gedungnya sangat luas." jawab Flora. Memang tadinya mereka sedikit nyasar karena gedung ini terlalu luas sampai akhirnya pelayan tadi menghampiri mereka.

"Yaudah. Btw, loe cantik banget Flo." ucap putra genit mengedipkan satu matanya. Flora benar benar terlihat sangat cantik lebih dari biasanya. Apa karena kebayanya yang juga baru dan berwarna manis seperti Flora? Bisa jadi.

"Basi loe!" ucap Flora memutar bola matanya malas.

"CK!"

"Yaudah ayo keluar, acaranya akan dimulai sebentar lagi." ujar Putra menatap jam yang berada di tangannya.

"Yaudah tapi gue ke kamar mandi dulu." ujar Flora karena kebelet ingin membuang air kecil.

"Yaudah sana, loe tinggal belok kiri dan jalan terus, nanti ada toilet di sana." jelas putra.

"Oke."

"Mau gue temenin Flo?" tanya Sani.

"Gak usah San, loe mending siap siap aja." tolak Flora lembut.

"Yaudah deh."

Flora berjalan dengan sedikit terburu buru mengikuti petunjuk dari Putra tadi.

"Nah, ini dia!" ucapnya tersenyum puas setelah melihat toilet yang dia cari.

Flora memasuki toilet itu lalu langsung melakukan tujuannya datang ke toilet itu. Setelah selesai, Flora langsung keluar dari toilet mengingat waktunya sedikit lagi. Karena terburu buru, Flora sampai menabrak seseorang.

Bughh.

"Ahh!" kaget flora saat nyaris ingin terjatuh namun ditahan oleh sebuah tangan kekar di pinggangnya.

Flora yang tadinya memejamkan matanya karena takut mencoba membuka matanya perlahan setelah merasa tubuhnya baik baik saja.

Degg

Flora begitu kaget saat wajahnya berdekatan sekitar 5 cm dari wajah pria yang entah dia tidak tau siapa itu.

"Tampan." batinnya.

"Eum." pria itu langsung melepaskan tangannya setelah tersadar begitupun dengan Flora.

"Maaf." ucap Flora pelan.

"Lain kali berhati hatilah." ucap pria itu dengan wajah datarnya lalu langsung pergi meninggalkan Flora yang masih terdiam mematung.

"Dia sangat tampan." gumam Flora menjadi salah tingkah. Entah mengapa dia suka dengan pria yang baru saja di temui itu.

"Ha astaga, acaranya sudah akan dimulai!" sadar Flora ingat jika mereka disini sebagai penari yang mengisi acara. Dia merutuki kelambatannya.

Mereka akhirnya mengisi acara itu dengan tarian tradisional mereka yang begitu memukau para pendatang yang menjadi orang penting di acara itu. Banyak sekali sorak sorai dari mereka dan tepukan tangan yang sangat meriah. Bisa dipastikan, upaya mereka untuk memberikan tarian yang disukai oleh orang orang penting di perusahaan ini benar benar berhasil.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • PENARI ITU WANITAKU   BAGIAN TERAKHIR

    Halo semuanya...Kembali lagi dengan author yang akan melanjutkan jalan cerita "PENARI ITU WANITAKU." Baiklah, author hanya ingin memperjelas jika episode ini adalah episode penutup dari cerita ini sebelum akhirnya benar benar tamat. Maaf jika terkesan buru-buru karena author sedang merilis cerita baru. Author berharap episode terakhir ini bisa memberikan rasa puas kepada pembaca dan kesan yang baik untuk diingat. Author spil ya, jika ending cerita ini pastinya adalah happy ending karena semua masalah akan selesai pada episode terakhir ini. Tanpa berlama lama, silahkan dan nikmati pembacaannya sayang author !!!**Langit baru saja menjemput gelap serta hiasan-hiasan bintang di sekitarnya. Dibawah langit, tepatnya di sebuah gedung megah hampir seperti gedung pencakar langit yang terlihat megah dan terlihat seperti desain bangsawan, gedung itu mulai dipenuhi oleh para tamu yang tidak sembarang tamu mengingat malam ini adalah acara ulang tahun yang pertama kali diacarakan oleh seorang p

  • PENARI ITU WANITAKU   TERNYATA KAU

    Ceklek..."Selamat siang semuanya." ucap seorang wanita yang baru saja datang. Seorang wanita yang sudah mulai berkeriput namun masih terlihat sangat cantik dan anggun. Disampingnya ada seorang wanita yang jauh lebih muda. Dengan pakaian ketat dan terlihat mahal, wanita itu tersenyum di samping wanita tadi. Mereka semua sudah tau siapa kedua wanita itu. Tapi akila baru pertama kali melihat keduanya, ralat wanita yang jauh lebih tua itu pernah dia temui sekali bersama Sean karena wanita itu katanya ingin melihat putra dari sahabatnya. Tapi wanita yang bergaya model itu belum pernah dia lihat."Selamat siang nyonya, silahkan duduk!" ujar Sani berdiri bersama flora dan mempersilahkan keduanya duduk. Keduanya pun duduk bergabung bersama mereka."Jadi sudah sampai mana pembahasan kalian? Kami tidak ketinggalan kan?" tanya sookit, ya itu sookit dan di sampingnya adalah Amira. Dia mengatakannya dengan lembut, persis seperti ibu yang lembut."Kami belum membahas apapun tentang ulang tahun Vee

  • PENARI ITU WANITAKU   RAHASIA

    "Kau menyukaiku sampai terus melirikku seperti itu?" tanya Sean tanpa menatap seseorang yang berada di sampingnya, seseorang yang cukup atau bahkan dibencinya selama bertahun tahun.Pria tersebut malah mengalihkan tatapannya semakin jelas menatap pria yang mengendarai mobil itu. Mereka berdua memang hanya berdua di dalam mobil tersebut mengingat mereka memang harus bersama untuk menemui seseorang pemilik wilayah yang akan menjadi tempat mereka melakukan proyek pembangunan."Kalau benar memangnya kenapa?" tanyanya enteng, dia Sean. Entahlah, entah bagaimana sekarang pandangannya melihat seorang pria yang sangat dibencinya tapi pria itu adalah pria yang disukai oleh adiknya, alias flora. Ya, dia tentu saja tau. Melihat bagaimana perlakuan sesama mereka serta kedekatan mereka siapapun akan tau jika mereka memang saling menyukai.Veekit melirik dan mendelik menatap Sean. Mengapa dia berubah seperti ini? Veekit merasa geli melihat tingkah Sean. Dia bertingkah seolah olah tidak terjadi apa

  • PENARI ITU WANITAKU   BERSATU

    "Biar aku saja yang berbicara." ucap flora kepada Sean dan Veekit disampingnya. Mereka menatap akila yang terduduk tenang di sebuah cafe yang menghadap jalan kota, cafe dengan tingkat paling atas dan berada di udara bebas tanpa ada penutup. Angin sepoi-sepoi meniup kencang rambut akila yang sebahu itu. Karena membelaku mereka membuat mereka bertiga tidak tau naga raut wajah akila. Ya, memang mereka mengikuti arah akila yang ternyata pergi ke sebuah cafe terdekat dari perusahaan.Flora berjalan mendekati akila sementara Veekit dan Sean saling tatap dengan malas lalu ikut mendekati kedua wanita itu tapi tanpa mengeluarkan suara."Halo kak?" sapa flora tersenyum manis sembari melambaikan tangannya kepada akila yang meliriknya tanpa berekspresi."Tidak perlu membujukku flo, aku sedang ingin sendiri." sahut akila mengalihkan kembali tatapannya ke depan dengan pandangan kosong. Di depannya ada secangkir kopi yang dia tau akila memang penyuka minuman kopi, apalagi jika rasanya manis.Flora t

  • PENARI ITU WANITAKU   PUTRIKU

    "Kita ditipu." kesal Sani sembari memakan ice cream yang ada di tangannya. Flora yang juga menikmati es krim dengan tenang hanya tersenyum miring melirik Sani yang sedari tadi mengoceh tidak jelas.Memang benar, mereka ditipu. Dan mereka ditipu oleh kedua tuan besar mereka. Katanya, ada rapat mendadak penting namun nyata mereka hanya diajak untuk menemani keduanya ke sebuah pusat perbelanjaan yang katanya untuk membeli sesuatu. Kini mereka berdua ditinggal duduk di sebuah kursi di dalam pusat perbelanjaan itu atau lebih tepatnya mall, sementara keduanya entah kemana perginya."Kemana kedua manusia aneh itua? Lama sekali." ujar lagi Sani kembali. Flora menggeleng tidak habis pikir mengapa Sani saat cerewet sekali."Ada apa si dan? Loe bawel banget dari tadi." sambung flora angkat bicara dengan tenang. Sani melirik sahabat ini dengan malas dengan bibir yang dia manyunkan."Gimana gak bawel, karena mereka berdua kita gak jadi pergi deh." jawab Sani sedikit memelas."Yasudah, Minggu depa

  • PENARI ITU WANITAKU   ULAR

    Akhir pekan seperti ini, dimana para pekerja akan merilekskan pikiran dengan healing bersama orang tersayang atau sekedar menikmati waktu santai sebelum esok akan kembali bekerja, berbeda sekali dengan dua orang wanita ini."Dua tuan besar itu benar benar gila, sejak kapan bekerja di akhir pekan seperti ini? Padahal aku sudah berencana untuk pergi berjalan jalan denganmu flo. Bukankah sudah lama kita tidak jalan berdua?" ujar Sani sembari memasang anting anting di telinganya. Dia melirik flora yang sedang mempersiapkan tasnya melalui kaca cermin besar di depannya."Kau tidak perlu heran, mereka dari dulu memang aneh." sahut flora singkat. Dia tidak terlalu mau memberikan komentar panjang karena dia sudah mengenal sedikit sifat konyol dan aneh dari dua tuan besar di tempat perusahaan mereka."Ada ada saja!" kesal Sani.Di tempat lain, di sebuah mansion mewah bergaya klasik namun dengan cat yang berwarna gelap membuat mansion itu terlihat sedikit menyeramkan apalagi jika di malam hari.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status