"Apa yang terjadi padanya? Apakah ilmu inti perempuan itu tidak cocok dengan Cang Sin, sehingga ia jadi seperti ini?" gumam Dewi Lembah Seribu Obat pada dirinya sendiri.Ia segera memeriksa kembali keadaan Cang Sin hingga perempuan itu terpaksa memberikan sedikit kekuatannya untuk Cang Sin.Dewi Lembah Seribu Obat menempelkan telapak tangannya tepat di atas ubun-ubun Cang Sin. Dari telapak tangannya keluar asap putih dan asap itu masuk ke dalam tubuh Cang Sin melalui ubun-ubun laki-laki tersebut.Beberapa saat, Dewi Lembah Seribu Obat menanti reaksi tubuh Cang Sin setelah ia melakukan hal itu pada tubuh sang pendekar.Hingga kemudian, Cang Sin mulai sadar namun, Cang Sin langsung muntah darah ketika ia membuka mata. Tangannya memegang bagian bawah perutnya, wajahnya terlihat menahan rasa sakit hingga Dewi Lembah Seribu Obat berjongkok dan membantu pria itu untuk duduk dengan benar.Ditatapnya wajah Cang Sin yang berkeringat banyak. "Di mana yang sakit?" tanya sang dewi sembari terus
Telapak tangan Cang Sin mengepal mendengar apa yang dikatakan oleh Shin Min. Sebuah syarat yang paling berat dikabulkannya karena ia harus menjaga diri untuk sang kekasih di perguruan."Kalau begitu, aku tidak bisa mengabulkan semuanya."Dengan berat, Cang Sin mengatakan hal itu, hingga Shin Min tercekat di tempatnya. Ia pikir, karena situasi Cang Sin sudah seperti itu, Cang Sin akan mudah untuk dikuasai, tapi ternyata tidak sama sekali."Kau sedang butuh, Cang Sin, mengapa kau tidak berkorban untuk mendapatkan obat itu? Tidak ingin punya masa depan?"Shin Min masih mencoba untuk mempertanyakan keyakinan Cang Sin dalam membuat keputusan, apakah itu benar sesuatu yang tidak bisa diubah lagi, atau Cang Sin akan berubah pikiran setelah didesak olehnya."Aku memang butuh, tapi aku tidak mau menukarnya dengan sesuatu yang di luar nalar, jika kau memang tidak mau melakukannya, tidak masalah, aku akan mencari orang lain yang bisa menerima apa yang aku jadikan bahan pertukaran."Cang Sin mena
"Aku tidak bisa membeberkan masalah sakit yang aku derita padamu," sahut Cang Sin, dan itu membuat Shin Min menarik napas panjang mendengarnya."Kau meminta ilmu inti dariku, tapi kau tidak mau membeberkan kondisi mu, apakah itu setimpal?""Tapi, aku memberikan pertukaran buatmu!" bantah Cang Sin."Ya! Tapi tetap saja, aku khawatir kekuatan ku disalahgunakan oleh mu, Cang Sin!""Kau benar-benar berpikir bahwa aku akan bersikap demikian?""Manusia bisa berubah meskipun awalnya dia sangat bisa dipercaya."Cang Sin mengepalkan telapak tangannya, merasa sulit untuk mengatakan segalanya, tapi ucapan Shin Min membuat ia berpikir, tidak mungkin baginya untuk tidak menceritakan segalanya lantaran hak pemilik ilmu inti jika ia ingin dibantu."Aku terkena kutukan, Nona Shin Min. Kutukan itu membuat aku tidak bisa menikah, aku melanggar ketentuan di Lembah Seribu Obat, tapi aku tidak melakukannya secara sadar, aku dijebak."Cang Sin akhirnya bercerita, meskipun ia merasa berat karena mengatakan
"Bapak menitipkan surat untuk kaisar pada Kak Cung Sin?" tanya Cang Sin tidak percaya dengan apa yang didengarnya dari sang kepala desa."Benar. Saat itu, aku tidak tahu bagaimana caranya agar aku bisa memberikan surat laporan itu pada kaisar, dan Cung Sin menawarkan bantuan, jadi aku memberikan surat laporan itu padanya."Sang kepala desa menjelaskan, sehingga Cang Sin benar-benar tidak menyangka apa yang diperbuat oleh sang kakak, sudah sangat terlalu jauh. "Cang Sin, sekarang kau sudah tahu akar dari permasalahan yang terjadi, jadi, kau tidak bisa menyalahkan aku, apa yang aku lakukan karena kakakmu yang sudah tidak menepati janji, sebagai saudaranya kau pasti paham masalah itu bukan masalah yang kecil." Kini, yang bicara adalah Shin Min sehingga Cang Sin menarik napas berat. "Aku tahu. Kak Cung Sin sudah melakukan sesuatu tanpa sepengetahuan kami, masalah surat kuasa itu, dia tidak berwenang memberikannya pada siapapun karena dia belum resmi menjadi penerus ayah kami, jadi izin
Mendengar apa yang dikatakan oleh perempuan berpakaian hijau tersebut, Cang Sin mengerutkan keningnya."Apa yang sudah dilakukan oleh Kak Cung Sin pada kelompok mu? Jika apa yang dilakukannya karena perbuatan kalian yang melanggar aturan hukum negeri ini, maka kau seharusnya tidak bisa melakukan sejumlah protes."Dengan tenang, Cang Sin menanggapi ucapan perempuan berpakaian hijau di hadapannya."Cang Sin, aku tahu kau berbeda sifat dengan kakakmu itu, tapi kau harus tahu, sebagai adiknya, kau harus menasihati dia agar bertanggung jawab dengan apa yang dikatakannya pada kami beberapa waktu yang lalu.""Apa yang dikatakannya?""Cung Sin mengatakan pada kami bahwa kami boleh menduduki desa ini, desa ini juga tidak lagi menjadi penghasil pertanian yang besar seperti sebelumnya, tapi sampai hari yang ditentukan, kakakmu tidak kunjung membawakan surat kuasa itu pada kami!""Surat kuasa?"Wajah Cang Sin terlihat terkejut mendengar apa yang diucapkan oleh perempuan berpakaian serba hijau ter
"Aku mengerti kekhawatiran kalian, tapi, aku berjanji akan menjaga diri, katakan saja, di mana aku bisa menemukan mereka?"Cang Sin berusaha untuk meyakinkan ibu dan anak itu agar mereka mengatakan di mana ia bisa menemukan para pengacau tersebut. Karena Cang Sin terus mendesak, terpaksa ibu dan anak itu mengatakan lokasi di mana Cang Sin bisa menemukan para pengacau yang sudah memporak-porandakan desa mereka."Pak! Sekali lagi kukatakan padamu, jangan tergiur dengan tawaran seperti tadi, anakmu itu akan dijadikan persembahan para pengikut aliran hitam, jadi bukan untuk dibawa ke ibu kota, mulai sekarang, hal seperti ini tidak boleh terjadi lagi jika tidak ingin kau dihukum karena sudah mengorbankan anggota keluarga sendiri!"Sebelum pergi, Cang Sin sempat mengatakan hal demikian pada ayah sang gadis yang hanya ditanggapi anggukan kepala oleh laki-laki tersebut.Sementara itu, Cang Sin segera naik ke atas punggung kuda yang dibelinya di perjalanan karena berjalan kaki menyulitkan ia