Home / Fantasi / PENDEKAR KAISAR RASKAR / BAB 125 : Alamak (Part 5)

Share

BAB 125 : Alamak (Part 5)

Author: Hamfa Merman
last update Last Updated: 2025-05-21 16:10:48

Sungguh pemandangan yang begitu indah dan menawan sehingga tanpa henti memberikan aura yang begitu mengintimidasi sekali.

Whoosh…!

Dalam kabut putih tebal dengan debu-debu bertebaran tersebut, dua sosok melesat dengan cepat keluar darinya hingga tampak begitu mendebarkan karena dua sosok tersebut tidak lain adalah dua orang yang sebelumnya menyerang Natasha dan sang Sultan.

Mereka terlempar dengan begitu menyedihkannya diikuti semburan darah yang keluar dari dalam lubang hidung dan mulut mereka berdua hingga bergelinding di atas tanah tepat di sisi kanan dan kiri penjaga gerbang masuk Institut Teknologi Buyar sebelumnya yang dipaksa bertekuk lutut.

“A–apa?! Me–mengapa kalian berdua yang baru saja datang malah langsung babak belur seperti ini?! Dasar babi dungu! Cepatlah bangkit dan lawan dua orang tidak dikenal tersebut agar aku bisa segera melarikan diri terlebih dahulu! Aku bahkan belum sempat untuk bangkit sebelum kau malah dihancurkan seperti orang bodoh seperti ini!” tegas penjag
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 130 : Alamak (Part 10)

    Tatapan matanya sang penjaga gerbang benar-benar sudah seperti ikan yang sekarat sekali ketika memandang ke arah langit yang sebelumnya ditutupi jurus megah miliknya tersebut.“Jurusku, jurusku…! Tidak mungkin, ini tidak mungkin sama sekali! Mereka berdua pasti menggunakan semacam trik yang licik untuk menangkal jurusku. Sialan, kalian berdua…!” teriak sang penjaga gerbang tampak tidak bisa begitu saja menerima kenyataan.Whoosh…!Tanpa disadarinya, rekannya yang sebelumnya bersembunyi langsung tiba di sisinya tersebut untuk berusaha menyelamatkannya dari tempat dia sedang berada dan larut dalam depresi berat.“Hush…! Diam dan tenangkan dirimu! Kau ini adalah Pendekar elit sejati dari Institut Teknologi Buyar. Jangan coba-coba mempermalukan dirimu sendiri dan reputasi Institut Teknologi Buyar bahkan ketika kamu telah dikalahkan…!” tegas rekannya tersebut.Penjaga yang depresi berat tersebut begitu enggan untuk menerima fakta yang ada dengan leluasa dan hati yang terbuka lebar sebab in

  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 129 : Alamak (Part 9)

    Hana selaku pemimpin kelompok Sepuluh Mawar berusaha keras untuk terus bertarung habis-habisan melawan banyak sekali musuh-musuh yang mencoba untuk memasuki Bola Abadi tanpa henti-hentinya.Beberapa saat yang lalu, mereka semua tampak dikejutkan dengan kedatangan musuh-musuh baru yang mencoba untuk menduduki Bola Abadi mereka sehingga Harum memerintahkan mereka semua anggota kelompok Sepuluh Mawar untuk melakukan perlawanan dan menghentikan upaya para musuh.Namun, alangkah dikejutkannya mereka semua ketika harus berhadapan dengan puluhan orang yang begitu keras kepalanya tanpa rasa takut sedikit pun mencoba untuk kasuk ke dalam Bola Abadi.Beberapa di antara mereka bahkan dengan terang-terangan mencoba masuk dengan damai dan bersumpah hanya ingin membutuhkan tempat beristirahat yang mampu memulihkan kekuatan mereka.Namun, Harum tetap menolak mereka semua dan memerintahkan kepada Hana dan para anggota kelompok Sepuluh Mawar lainnya untuk menyingkirkan semua orang yang ada di sana.Pe

  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 128 : Alamak (Part 8)

    “Apakah mungkin ada pertarungan yang begitu dahsyatnya di Bola Abadi lainnya sampai-sampai mampu menghasilkan suara ledakan seperti ini?!”“Cuih…! Apa urusannya dengan kita semua, hah?! Cepat serang bocah terkutuk si Raskar itu sekali lagi!”“Benar juga, serang Raskar dan kalahkan dia!”“Serang…!”Puluhan orang dengan begitu keras kepala sempat terkejut dan termenung sebelum akhirnya memutuskan untuk fokus kembali menyerang Raskar secara langsung dan begitu terbuka bersama-sama untuk mengalahkannya.“Cuih…! Dasar orang-orang tidak tahu diuntung! Bukannya terima kasih karena sudah diterima baik-baik di dalam Bola Abadi ini malah dengan sengaja dan cepat sekali berusaha mengkhianati kami semua!” teriak Raskar yang terus menghindar satu demi satu serangan yang dilancarkan kepadanya.“Hah…! Banyak omong kosong belaka kau! Terima seranganku ini! Jurus Sabit Tunggal Fase 7! Hiyaah…!”“Hmph…! Lemah sekali…! Terima ini…!”“Huh…? Ti–tidak…! Argh…!”“Serang dia lagi! Jangan sam–, urgh! Argh…!”

  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 127 : Alamak (Part 7)

    “Tidak ada istimewanya? Heh…, tidak disangka kalau kau juga bisa berterus terang dengan kata-kata yang tidak lucu sama sekali! Bagaimana mungkin Jurus Utama Wilayah Purnama bisa dikatakan tidak istimewa? Benar-benar omong kosong!”“Ceh…! Kau ingat aku sedang bercanda, begitu? Sudah aku bilang tidak istimewa, maka itulah kebenarannya. Lebih baik kau diam saja dan tidak perlu ikut campur lagi!”“Hadeh…! Pokoknya jangan sampai berlebihan dengan membunuhnya! Aku tidak peduli caramu seperti apa, tapi itulah batasannya yang telah aku tetapkan dan kamu harus mematuhinya. Kalau tidak, kamu pasti akan menyesal!”“Menyesal? Hmph…! Aku juga tahu batasanku sendiri dan tidak perlu kau ingatkan sama sekali!”Mereka berdua kembali berdebat satu dengan yang lainnya di mana Jurus Utama Wilayah Purnama yang telah dikeluarkan oleh Natasha hanya berbentuk seperti bola kecil berwarna hitam pekat dan tidak ada warnanya sama sekali.Terlihat aneh dan tidak menawan sama sekali apalagi memberikan semacam teka

  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 126 : Alamak (Part 6)

    “Seandainya aku, Natasha Harun yang menjadi sang Sultan, maka sudah pasti semua kecoa pemberontak ini aku musnahkan semuanya!”“Kamu ini benar-benar tidak bisa dinasehati sama sekali…!”Sang Sultan dan Natasha saling berdebat lagi dan lagi yang membuat dua orang penjaga merasakan tekanan tinggi tidak berbentuk hanya dengan mendengar perdebatan mereka berdua yang sambil berjalan mendekati keduanya.“Cuih…! Apa kalian berdua berpikiran bisa mengalahkan kami berdua dengan mudah, begitu? Jangan harap sama sekali bisa melakukan hal itu dengan mudah, hmph! Kami belum kalah dan masih banyak jurus yang belum selesai kami gunakan! Lihatlah baik-baik kekuatanku ini! Jurus Sabit Harka Fase 70! Hiyaah…!”“Hei…! Tu–tunggu dahulu! Jangan gunakan Jurus Umum dengan kualitas Megah yang sekuat itu di tempat seperti ini! Cepat hentikan jurusmu itu, sekarang juga!”“Hmph…! Sudah terlambat…! Menyingkirkan dua orang ini adalah prioritas utama kita. Sebaiknya kau menepi dahulu dan biarkanlah aku menyelesaik

  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 125 : Alamak (Part 5)

    Sungguh pemandangan yang begitu indah dan menawan sehingga tanpa henti memberikan aura yang begitu mengintimidasi sekali.Whoosh…!Dalam kabut putih tebal dengan debu-debu bertebaran tersebut, dua sosok melesat dengan cepat keluar darinya hingga tampak begitu mendebarkan karena dua sosok tersebut tidak lain adalah dua orang yang sebelumnya menyerang Natasha dan sang Sultan.Mereka terlempar dengan begitu menyedihkannya diikuti semburan darah yang keluar dari dalam lubang hidung dan mulut mereka berdua hingga bergelinding di atas tanah tepat di sisi kanan dan kiri penjaga gerbang masuk Institut Teknologi Buyar sebelumnya yang dipaksa bertekuk lutut.“A–apa?! Me–mengapa kalian berdua yang baru saja datang malah langsung babak belur seperti ini?! Dasar babi dungu! Cepatlah bangkit dan lawan dua orang tidak dikenal tersebut agar aku bisa segera melarikan diri terlebih dahulu! Aku bahkan belum sempat untuk bangkit sebelum kau malah dihancurkan seperti orang bodoh seperti ini!” tegas penjag

  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 124 : Alamak (Part 4)

    Teriakannya yang menyedihkan itu terus saja dilontarkan oleh penjaga gerbang masuk Institut Teknologi Buyar dengan susah payah tanpa ada tanda-tanda berhenti yang menunjukkan betapa menderita dirinya itu.“Hmph…, diamlah!” sahut Natasha dengan sinis sambil dirinya sendiri malah ikut-ikutan melihat ke arah salah satu awan yang ada di atas sana meski terlihat cukup jauh hingga terasa tak tersentuh itu.“Hmm…, menarik sekali! Jurus yang mampu memudarkan segala macam indera deteksi sehingga sulit sekali rasanya untuk menemukan keberadaan mereka bertiga yang bersembunyi di baliknya. Namun, jurus semacam ini hanyalah trik semata di hadapan Pendekar Tingkat 10 Fase 100 seperti diriku ini!”“Tampaknya, suamiku sudah lebih dahulu menyadarinya dan jelas sekali kalau ketiga sosok di atas sana pastinya semacam kenalan masa lalunya yang cukup membuatnya berbicara akrab. Semoga ketiga orang di atas sana tidak berbicara omong kosong dan menyulitkan kami berdua juga seperti orang menyedihkan di hadap

  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 123 : Alamak (Part 3)

    Aura di sekujur tubuhnya juga memunculkan Energi Sabit yang tampak begitu membahana apabila dilihat baik-baik oleh orang-orang yang lebih lemah darinya. Sayangnya, dua sosok pasangan suami istri di hadapannya tersebut bukan merupakan orang biasa sama sekali.Dua orang yang sejatinya bisa dikatakan sebagai yang terkuat di seluruh penjuru Wilayah Sabit tanpa terkecuali siapa pun itu. Tidak ada keragu-raguan sama sekali tentang seberapa perkasanya dua orang tersebut yang sempat menggemparkan sejagat raya Wilayah Sabit beberapa waktu yang lalu.“Hah…? Dasar makhluk rendahan yang rasis sepertimu beraninya mengeluarkan kekuatan tekanan Energi Sabit di hadapan diriku ini, hah?! Apa kau pikir aku lebih lemah darimu, begitukah?!” tanya Natasha dengan begitu lantangnya dan terdengar begitu jelas.“Tu–tunggu…! Jangan coba-coba menekannya, Natasha!” tegas sang Sultan yang tahu kalau ketegangan ini akan berlanjut ke arah mana.“Hmph…! Terlambat sekali!” sahut Natasha dengan begitu tegas tidak bert

  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 122 : Alamak (Part 2)

    “Hmph…! Lihatlah ini! Sudah aku bilang, kan? Tempat ini memang benar-benar hanya kumpulan orang-orang tidak waras dan semacamnya itu saja yang akan berada di sini. Bahkan penjaga gerbangnya saja tidak tahu tata krama sedikit pun!” tegas ibunya Raskar yaitu Natasha dengan nada suaranya yang terdengar jelas sangat menyindir dan provokatif ditambah dengan sorot matanya yang terlihat sinis.Jelas sekali kalau Natasha yang sudah mempunyai pandangan negatif terkait tempat bernama Institut Teknologi Buyar ini semakin tidak bisa menghargai lagi segala macam situasi yang ada di sana ketika disuguhi dengan hidangan kasar berupa cercaan penjaga gerbang masuk Institut Teknologi Buyar tersebut.Sang Sultan hanya bisa membuka mulutnya karena tidak bisa menahan keterkejutannya sama sekali dengan apa yang baru saja didengarnya dari perkataan sang istri tercinta di sampingnya tersebut.“Hush…! Janganlah buat kata-kata yang provokatif seperti itu lagi di tempat ini, oke?! Tidak enak kalau didengar oleh

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status