“Pertarungan yang sebenarnya akan segera terjadi!” batin Raskar semakin bersiap-siap untuk bentrokan yang akan jauh lebih menegangkan daripada sebelumnya.Para penguji yang melihat situasi kembali tegang di antara para peserta membuat semuanya menjadi menarik di hadapan semua penguji.“He-he-he! Perebutan posisi di Bola Abadi akan semakin sengit rasanya. Mampukah mereka yang beruntung bertahan sampai akhir?”“Beruntung? Omong kosong macam apa yang kalian bicarakan?! Jelas sekali mereka yang paling kuat yang akan bertahan sampai akhir!”“Mereka yang kuat memang terlihat menjanjikan, tetapi mereka yang jeli dan memiliki strategi yang jitu akan mampu memanfaatkan situasi dengan baik!”“Sudahlah, kalian semua tenang saja dulu! Hiburannya baru saja dimulai. Hasil akhirnya masih belum bisa ditentukan semudah itu!”Berbagai macam reaksi di antara para penguji membuat semuanya menjadi jauh lebih mencengangkan dan tentu saja semakin menarik perhatian dalang di balik semua ini yaitu kakeknya Ha
Beberapa ahli menjelaskan kalau pembuatannya terlalu sulit dan bahkan ada yang mengklaimnya sangat mustahil adanya Tekno Pusaka Tingkat Berlian khusus teleportasi semacam itu.Masing-masing ahli tersebut saling mengungkapkan berbagai macam alasan untuk menjelaskan permasalahannya dalam upaya penciptaan Tekno Pusaka khusus teleportasi di Tingkat Berlian.Ada yang menyoroti tentang bahaya dari suatu gesekan ruang yang terlalu besar hanya akan membuat bencana yang jauh lebih mengerikan.Ada juga yang mengatakan kalau ada beberapa komponen dan bahan langka bahkan sudah punah yang harus dikumpulkan sehingga membuat prosesnya menjadi lebih rumit.Ada juga yang mengatakan kalau komponen pembuatan serta teori yang memadai untuk menciptakan Tekno Pusaka Tingkat Berlian khusus teleportasi itu belum ditemukan sehingga mustahil membuatnya.Terlepas apa pun alasannya para ahli tersebut, Tekno Pusaka khusus teleportasi saat ini hanya berhenti di Tingkat Emas saja sehingga kecepatannya hanya sebatas
“Apa yang harus kita lakukan?!”“Apalagi selain menyerangnya?!”“Bagaimana bisa kita asal menyerang saja bocah terkutuk ini? Dia terlalu kuat!”“Hmph! Kuat darimananya?! Dia pasti sudah kelelahan saat ini! Tinggal menunggu waktu saja untuk menjatuhkannya!”“Baiklah, lalu apa rencanamu?”“Mudah saja, kita manfaatkan saja sisa orang di sekitar kita ini untuk sekali lagi melemahkan bocah terkutuk itu. Setelahnya, kita tunggu kesempatan langka untuk menyerangnya dengan telak!”“Kalau berhasil mengalahkannya, lalu apa yang harus kita lakukan dengan sisa orang di sini?!”“Tidak perlu khawatir. Kroco lemah seperti mereka pasti sudah kelelahan juga nantinya kalau sampai bertarung habis-habisan melawan Raskar. Kita tinggal mengalahkan mereka juga pada waktu itu!”“Hmm…. He-he-he! Sungguh rencana yang menarik!”Kedua orang yang ditatap Raskar diam-diam saling terlibat komunikasi melalui telepati yang sudah menjadi hal biasa sekaligus pengetahuan dasar para Pendekar.Raskar menduga akan rencana
Keheningan yang singkat perlahan menjadi ketegangan yang begitu sulit diekspresikan oleh kata-kata saja. Tidak ada yang bersuara dan saling mengawasi satu dengan yang lainnya.“He-he-he!” Raskar terkekeh di dalam hatinya.Situasi yang menegangkan seperti jalan buntu inilah yang diharapkan olehnya sejak awal. Semua ini akan membantu Raskar untuk kembali menenangkan dirinya sambil berusaha terus membiarkan Bola Abadi menyembuhkan dirinya secara perlahan-lahan.“Kita lihat saja! Berapa lama lagi kalian bisa bertahan?!” batin Raskar dengan tenang terus mengawasi situasi yang mencekam itu.Dua orang licik semakin tak tenang manakala situasinya semakin memburuk dengan perasaan yang tidak tenang semakin terasa mencekik leher mereka masing-masing.Tatapan dan lirikan mata semua orang yang menuju keduanya tentu saja menjadi alasan dibalik ketegangan yang kian memuncak tak terkendali itu.Di sisi lainnya, semua orang yang ada di sana juga mulai mengawasi satu dengan yang lainnya termasuk Raskar
“Hmph! Beraninya seorang Pendekar yang bertugas menguji kita malah menggunakan kesempatan ini untuk mencaci kami semua?!”“Tidak tahu malu! Benar-benar menyebalkan! Kita harus segera memastikan diri untuk menuntutnya setelah semua tes menyebalkan ini berakhir!”“Seorang Pendekar elit yang menjadi penguji pada hari ini pastilah hanya sekelompok sampah saja! Mereka semua pasti tidak berguna dan tidak ada apa-apanya sehingga terpaksa menjalankan tugas sebagai seorang penguji.”“Itu pasti jawabannya! Ada yang mengingat wajah penguji itu? Kita akan membalasnya suatu saat nanti ketika telah menjadi sosok Pendekar sejati dengan kekuatan yang pasti akan berkali-kali lipat dibandingkan penguji rendahan sebelumnya!”Tanpa mengetahui seluk-beluk yang terjadi, kelompok peserta tersebut langsung melampiaskan amarahnya dengan saling berdiskusi di dalam pikiran telepati.Semuanya tampak tak puas sama sekali ketika sosok yang baru saja dikagumi mereka malah sebenarnya tanpa ragu sedikit pun mencaci d
“Apa maksudmu? Jelas sekali kalau tes kali ini memang dirancang agar menilai kekuatan yang sesungguhnya dari para peserta ini! Kekuatan adalah tolak ukur utama dari tes kali ini. Tidak peduli seberapa licik dan seberapa baik hubungan di antara mereka sebelum tes ini, semuanya pasti akan bertarung habis-habisan juga.”“Lagi pula, kejelian mereka dalam menghadapi bahaya dan situasi di sekitar juga bagian terpenting dari menentukan ketenangan dalam pengambilan keputusan yang tepat. Hanya mereka jeli dan kuat saja yang pada akhirnya akan lolos tes ini!”Seorang penguji lainnya tampak tidak setuju dengan pendapat penguji sebelumnya. Keduanya jelas berbeda pendapat dan masing-masing menggunakan sudut pandang yang berbeda untuk memahami persaingan ketat pada tes kali ini.“Sudahlah, kalian berdua lebih baik diam dan fokus dengan tugas masing-masing! Tes masih berlangsung dan kita percayakan saja semuanya kepada para peserta yang nantinya berhasil bertahan sampai akhir!” ucap seseorang yang t
Tatapan mata yang begitu mendalam seolah-olah bisa menembus batas-batas yang sewajarnya tidak wajar begitu. Tatapan yang membuat pria tua itu langsung secara instan berubah menjadi tidak senang.“Hmm…?! Siapa yang masih dengan berani memberikan peringatan kepada diriku di tempat yang aku kuasai?! Sungguh lancang! Hmph!” gumam pria tua dengan suaranya yang serak.Selang perkataannya selesai, hempasan Energi Sabit langsung melenyapkan tatapan yang dilakukan oleh Pak Hari sebelumnya. Jelas sekali kalau pria tua tidak ragu sedikit pun untuk melawan dengan kekuatan penuh.Hal ini membuat Pak Hari terpaksa menghentikan tatapan matanya yang memang sebenarnya pada kenyataan tidak wajar sama sekali sebelumnya.“Hmph! Sungguh pria tua yang terlalu sensitif sekali! Benar-benar selalu menyebalkan seperti ini setiap kali bersamanya!” gumam Pak Hari tampak sedikit tak senang meski dirinya sadar bahwa dia sendiri yang memulai terlebih dahulu perselisihan singkat sebelumnya.“Hmph! Tikus rendahan itu
Kepercayaan dirinya hanya berlangsung sesaat sebelum semakin memudar sendiri dan lenyap dalam sekejap mata. Tatapannya yang begitu tegas melihat ke arah luar Bola Abadi dengan sekumpulan orang perlahan mendekat ke arahnya.“Hmm…! Siapa mereka semua? Tu–tunggu sebentar! M–mungkinkah mereka ingin menduduki Bola Abadi juga?! Jika benar begitu…, pertarungan sengit di antara kami akan segera dimulai!” batin Raskar dengan tegang sambil mengepalkan tangannya semakin erat.Semua orang yang berada di dalam Bola Abadi juga menyadari kalau lima belas orang yang perlahan datang mendekati mereka dengan tatapan yang sangat serius.Lima belas orang inilah yang sebelumnya sudah memutuskan untuk memasuki salah satu Bola Abadi yang kebetulan mereka memilih tempatnya Raskar berada saat ini.“Hmph…! Kita semua harus bersiap untuk bertempur sekarang juga. Kemungkinan besar, musuh kita berjumlah lima belas orang itu merupakan satu kelompok yang sama!”“Be–betul! Kita harus berhenti mencurigai satu dengan y
Sebuah konflik yang akan berkembang dan berkepanjangan sehingga sangat tidak diinginkan semua pihak yang ada di dalam Wilayah Sabit tidak peduli siapa pun itu.Tidak peduli seberapa bencinya mereka kepada orang-orang dari Wilayah Purnama, tidak ada yang ingin melukai orang-orang dari sesama pihak di Wilayah Sabit apalagi di tengah situasi yang tidak bisa dianggap remeh sedikit pun.Semua orang yang menyadari hal itu dengan baik sangat sinis dengan karakternya mantan Sultan ke-98 termasuk para bawahannya yang setia kepadanya selama ini.Hal yang lebih mengejutkan lagi adalah di antara para bawahannya sendiri juga mulai perlahan-lahan sudah tidak terlalu berminat dalam upaya meningkatkan ketegangan di antara sesama Pendekar elit sejati Wilayah Sabit.Situasi yang benar-benar rumit inilah yang membuat para penguji yang ada di atas bangunan tinggi saling berdebat satu dengan yang lainnya apalagi terkait segala macam keputusan yang telah dibuat oleh sang mantan Sultan ke-98.Dalam hal ini
“Benar sekali apa yang telah dikatakan olehnya! Wanita cantik ini pasti menggunakan metode yang curang dan tidak dibenarkan dalam aturan di dalam Bola Abadi! Kami mohon agar wanita ini harus kembali di cek statusnya!”“Saya setuju dengan hal itu! Kami semua berharap kepada para penguji yang bertanggung jawab untuk menemukan rahasia terkait metode curang yang digunakan wanita cantik itu! Harap maklumi permintaan kami semua!”“Benar itu! Kami harap agar semuanya bisa dipastikan kembali kalau tidak ada kecurangan sedikit pun di antara kami para peserta! Harap para penguji menegakkan keadilan yang seadil-adilnya!”Berbagai macam suara secara serempak juga meminta kepada para penguji untuk melakukan verifikasi khusus kepada sosok Harum Korhan yang dicurigai telah melakukan kecurangan di dalam Bola Abadi.Para penguji yang berada di atas bangunan tinggi mampu mendengar semua perkataan dan keluhan para peserta lainnya terkait kecurigaan bahwa Harum berbuat curang.“Hmph…! Apa bocah-bocah men
“Omong kosong! Bagaimana mungkin wanita itu masih jujur ketika semua kejadian sebelumnya benar-benar tidak masuk akal, hah?! Jelas sekali kalau wanita itu curang! Kita hanya perlu membuktikannya dengan cara memanggil para penguji untuk verifikasi!”“Benar juga! Wanita keji ini pastilah menyembunyikan trik curangnya dengan baik sehingga sulit terdeteksi oleh indera semua orang yang ada di sini! Kita harus melibatkan para penguji!”“Pemimpin, mohon buat keputusan segera! Masalah ini harus segera diselesaikan juga dan tidak boleh membiarkan keraguan kami semua terus menerus!”Diskusi melalui pesan telepati di antara anggota kelompok Sepuluh Mawar terus terjadi sejenak sebelum akhirnya mereka kembali meminta jawaban akhirnya dari pemimpin mereka yaitu Hana Srina.Hana Srina tetap diam dalam kesunyian yang singkat seolah-olah dirinya hanyalah patung tak bernyawa lagi yang telah tiada sejak dahulu kala. Itulah yang terjadi sehingga membuat para anggota kelompok Sepuluh Mawar juga bingung se
Hal inilah yang terus saja menghantui pikiran semua orang yang ada di sana karena hanya asumsi liar itu saja yang bisa mereka yakini di tengah situasi yang tidak masuk akal seperti ini.“Sialan! Siapa sebenarnya wanita ini?! Mengapa dia kuat sekali seakan-akan hampir mustahil untuk dikalahkan tidak peduli seberapa banyak serangan gabungan kamu?! Apa rahasianya yang sebenarnya dia pendam di balik tatapan tajamnya yang menawan itu?!”“Mungkinkah wanita ini benar-benar memiliki kekuatan yang memang mampu membuatnya bertahan selama ini?! Tidak mungkin sama sekali! Bagaimana mungkin ada kekuatan menentang hukum alam semacam itu?! Mustahil adanya kemampuan kebal di dunia ini!”Braka yang tidak habis pikir dengan semua yang baru saja terjadi ini hanya bisa terus-terusan termenung dalam gejolak batinnya yang tiada ujungnya sama sekali.Sebuah realitas kehidupan yang mau tidak mau membuat orang yang cukup jeli dan jenius seperti dirinya tidak mampu tenang sama sekali sampai menemukan jawaban y
Wanita cantik itu mengusap noda darah yang ada di bibirnya dengan santai sambil memandangi ke arah Braka dengan tatapan yang begitu tajam dan tegas mengandung segudang makna tersirat yang begitu mendominasi.“Curang? Hmph…! Tuduhan lancang tanpa bukti semacam itu tidak masuk akal sama sekali! Sekumpulan kecoa seperti kalian semua tidak layak mengetahui apa pun tentang diriku yang hebat ini!”“Kalian semua hanya perlu tahu kalau aku sangat kuat dan terlalu kuat untuk dihadapi oleh sekumpulan kecoa berisik seperti kalian semua. Lebih baik, segera menyerah saja dan tinggalkan Bola Abadi ini kalau sudah putus asa seperti ini!”Harum menjawab dengan sindiran tegas tanpa ada tanda-tanda untuk memberikan informasi yang lebih detail sehingga membuat semua orang semakin tidak senang dengan urat nadi semakin menonjol di sekitar wajahnya.Mereka semua yang berada di dalam Bola Abadi ataupun yang berada di luarnya adalah calon Pendekar elit yang begitu menjanjikan kelak di masa depan yang akan da
Harum dengan lihai mengelak, menangkis, dan dengan gesit mengatur jarak setiap kali serangan ditujukan ke arahnya. Sebagian besar berhasil ditangkis olehnya, tapi tidak sedikit pula yang mengenainya dengan telak.Anehnya, tidak ada sedikit pun dari serangkaian serangan yang mengenai dirinya dapat benar-benar melukai wanita cantik itu walau terlihat dengan jelas mengenai tubuhnya dengan keras.Sebuah pemandangan yang mengejutkan semua orang di sana termasuk Braka yang selama periode itu sudah mencoba beberapa kali menyerang Harum dan ada yang mengenai sasarannya.Meski begitu, wanita cantik itu seakan-akan tidak bergeming sedikit pun walau serangannya dan hampir semua orang di sana mengenai wanita tersebut berulang kali tanpa henti sedikit pun.Sebuah fenomena yang akan membuat siapa pun tercengang hanya dengan mendengarnya dan menyaksikannya apalagi merasakannya secara langsung di mana serangan terkuat mereka tidak mempan sedikit pun.Harum juga tidak tanggung-tanggung untuk membalas
“Terima ini dasar wanita rendahan!” teriak sekitar sepuluh orang dengan begitu gesitnya berada di atas dan melesat begitu cepat menuju ke arah Harum.Di sisi lain, beberapa puluh orang lainnya langsung bergegas menuju ke arah Harum dengan kecepatan yang tidak lambat sedikit pun. Hal ini membuat detak jantung semua orang berdetak lebih cepat daripada biasanya.Sebuah kejadian yang begitu menggetarkan jiwa dan raga semua orang yang ada di sana termasuk Braka itu sendiri. Pria itu mengepalkan tangannya dengan begitu eratnya dan benar-benar membara isi hatinya.“Sialan kau wanita keji! Tidak pernah ada sekali pun dalam hidupku seseorang menghina dan merendahkan diriku sampai sebegitunya! Aku, Braka Dirju, tidak akan pernah melupakan semua ini!”“Masa bodoh dengan rencana awalku. Aku akan melumat dirimu dengan kedua tanganku sendiri. Persiapkan dirimu dasar wanita keji rendahan yang tidak tahu malu apalagi sopan santun!”Braka membatin dengan penuh amarah. Dia langsung ikut menyerang denga
Whoosh…!Angin bertiup sepoi-sepoi memasuki Bola Abadi. Situasi di dalam Bola Abadi semakin runyam dengan begitu cepat hanya dalam hitungan detik saja manakala baku hantam yang begitu menegangkan terjadi antara Braka dan Harum.“He–hebat sekali! Sang provokator memang tidak lebih lemah sedikit pun dalam adu serangan sebelumnya! Mungkinkah wanita cantik itu tidak sekuat yang kita bayangkan?!”“Dasar bodoh! Ini masih belum apa-apa! Walaupun memang mengejutkan performa yang ditunjukkan oleh sang provokator itu, wanita cantik itu masih belum tergores sedikit pun. Boleh jadi kalau dia masih menyimpan kekuatan yang jauh lebih mengerikan di dalam tubuhnya itu!”“Hmm…. Kamu tidak salah sama sekali! Akan tetapi, setidaknya kita bisa berharap dengan adanya sosok sang provokator di sisi kita. Dia satu-satunya yang masih berdiri tegak walau sudah diserang oleh wanita cantik itu di dalam Bola Abadi ini!”“Tetap saja, kita masih harus terus meningkatkan kewaspadaan kita sebaik mungkin. Tidak mungki
Harum dengan tatapan yang semakin tegas memandang ke arah Braka dan benar-benar tersulut emosi dalam dirinya yang memendam amarahnya selama beberapa waktu itu.“Terserah siapa pun kamu, aku tidak akan segan-segan untuk menyingkirkan kalian semua tanpa terkecuali! Majulah! Kalau tidak, aku yang akan menyerangmu terlebih dahulu!” tegas Harum tiba-tiba bersuara yang memecahkan keheningan singkat sebelumnya dengan begitu cepat terlontarkan perkataannya itu.Hal itu membuat semua orang termasuk Braka menatap Harum dengan tatapan yang begitu sengitnya. Mereka semua benar-benar tersinggung sampai ke ubun-ubun kepala mendengar perkataan Harum yang begitu sombong itu.“Hmph! Dasar sombong sekali kau! Apa kau pikir mengalahkanku akan semudah mengalahkan beberapa orang sebelumnya, begitukah?! Kau lihat saja betapa kuatnya diriku ini!” tegas Braka menyahut perkataan Harum.“Betul sekali! Wanita tidak tahu sopan santun sepertimu tidak layak menjadi seorang Pendekar elit yang terhormat! Kami semua